Variabel Kontrol .1 Ukuran Perusahaan

Disclosure Level = Jumlah skor disclosure yang dipenuhi Jumlah skor maksimum Semakin tinggi disclosure level yang dihasilkan perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang tersedia. Semakin luasnya informasi keuangan yang diungkapkan oleh perusahaan yang mengalami kondisi keuangan yang buruk, maka auditor akan lebih mudah dalam menemukan bukti dalam menilai kelangsungan usaha perusahaan Junaidi dan Hartono, 2010. 3.1.3 Variabel Kontrol 3.1.3.1 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara antara lain total aset, log size, nilai pasar saham, dan sebagainya. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur melalui logaritma total aset. Total aset dipilih sebagai proksi atas ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan Rahman, 2012.

3.1.3.2 Audit Lag

Audit lag didefinisikan sebagai jumlah tanggal kalender antara tanggal berakhirnya laporan keuangan tahunan 31 Desember dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan. Penundaan dalam publikasi laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor dilakukan dengan harapan bahwa perusahaan dapat memecahkan masalah keuangannya sehingga dapat menghindari opini going concern. Berdasarkan teori agensi, manajer yang bertindak sebagai agen bertanggungjawab terhadap ketepatan penyampaian laporan keuangan sehingga akan terhindar dari keterlambatan pengeluaran opini oleh auditor karena hal ini mengindikasikan terdapat adanya hal yang tidak baik dalam perusahaan sehingga akan menyebabkan penerimaan opini audit going concern Astuti, 2012

3.1.3.3 Kondisi Keuangan Perusahaan

Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan yang sesungguhnya selama periode tertentu. Altman dan McGough 1974 menemukan bahwa prediksi dengan tingkat kebangkrutan dengan menggunakan suatu modal prediksi mencapai tingkat keakuratan 82 dan menyarankan penggunaan model prediksi kebangkrutan sebagai alat bantu auditor untuk memutuskan kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Menurut Hadi dan Anggraeni 2008, model prediksi Altman merupakan prediktor terbaik diantara ketiga prediktor yang ada yaitu Altman model, Zmijewski model dan Springate model. Z’ = 0.717 Z1 +0.847 Z2 + 3.107 Z3 + 0.420 Z4 + 0.998 Z5 Keterangan: Z1 = working capital current asset-current liabilities total assets Z2 = retained earnings total assets Z3 = earnings before interest and taxes total assets Z4 = book value of equity market captotal equity book value of debt Z5 = sales total assets Nilai Z diperoleh dengan menghitung kelima rasio tersebut berdasarkan data pada neraca dan laporan labarugi dikalikan dengan koefisien masing-masing rasio kemudian dijumlakan hasilnya. Hasil perhitungan Zscore ini berupa skala rasio. Berdasarkan analisis ini apabila nilai Z dari perusahaan yang diteliti lebih kecil dari 1,80 berisiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila nilai Z berada diantara 1,81 sampai dengan 2,99 dikatakan masih memiliki resiko kebangkrutan, bila di atas nilai 2,99 atau Z 2,99 aman dari kebangkrutan. menghadapi kondisi persaingan Rahman, 2012.

3.1.3.4 Umur Perusahaan

Umur perusahaan didefinisikan sebagai jumlah tahun sejak perusahaan pertama kali berdiri. Perusahaan yang telah lama berdiri mengindikasikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk dapat bertahan sehingga perusahaan tersebut diindikasikan dapat mengatasi kesulitan keuangannya atau peluang untuk mendapatkan opini audit going concern semakin kecil Knechel dan Vanstraelen, 2007. Umur perusahaan diukur dengan menghitung jumlah tahun sejak pertama kali berdiri.

3.2 Populasi dan Sampel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pergantian Manajemen, Biaya Audit, Reputasi Audit, Opini Audit dan Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian Auditor secara sukarela (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2013)

5 93 109

Pengaruh Kualitas Audit , Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 103 81

Pengaruh Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

1 53 91

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 43 85

Analisis Pengaruh Opini Audit, Audit Report Lag dan Kantor Akuntan Publik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

18 117 88

Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Disclosure Klien, dan Opini Audit Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2007-2011)

1 17 150

Pengaruh Audit Tenure, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Disclosure terhadap Opini Audit Going Concern Perusahaan Tambang dan Agriculture yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2014

1 32 109

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN REPUTASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 0 6

PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 0 6

PENGARUH AUDIT TENURE, DISCLOSURE, REPUTASI AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT “GOING GONCERN” - Perbanas Institutional Repository

0 0 17