EC PDB
EC PDB
IE =
sumber daya alam (R). Permintaan agregat didefinisikan sebagai jumlah barang yang diminta dalam suatu perekonomian. Besarnya barang yang diminta tersebut dapat dipengaruhi variabel konsumsi (C), investasi (I), sektor pemerintah (G) serta neraca pembayaran (X-M).
Energi dalam penawaran agregat merupakan bagian dari input produksi yang dampak substitusinya satu sama lain menarik untuk dibahas. Penawaran agregat dalam sisi persediaan dari keseimbangan harga nasional dengan output,dalam hal ini digunakan Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product (GDP). Masalah substitusi, baik energi mensubstitusi non-energi ataupun sebaliknya, menjadi penting dalam menghasilkan PDB. Elastisitas substitusi adalah seberapa besar input non-energi mensubstitusi energi dalam menghasilkan PDB yang akan mempengaruhi bentuk isoquant dan tingkat kenaikan PDB.
Peran energi dalam makro ekonomi dapat ditentukan dari kerangka tersebut, namun perlu pula diperhatikan elastisitasnya dalam jangka pendek dan jangka panjang. Ketersediaan energi dalam jangka pendek masih dibatasi oleh teknologi, sehingga kemampuan substitusinya juga terbatas. Bila elastisitas substitusinya kecil, maka pengurangan inputenerginya akan memberi dampak negatif pada sistem ekonomi dan mengakibatkan tingkat PDB mengalami penurunan. Sedangkan elastisitas substitusi dalam jangka panjang dapat diperbaiki menjadi lebih besar dengan kemungkinan perubahan teknologi dan efisiensi energi, sehingga substitusi non-energi tidak akan mempengaruhi tingkat PDB.
Peningkatan substitusi erat terkait dengan tersedianya teknologi dan manajemen sisi permintaan, seperti program diversifikasi dan konservasi energi demi peningkatan efisiensi pemakaian energi. Elastisitas substitusi jangka panjang secara teoretis akan lebih besar dari jangka pendek, namun kenyataan ini bervariasi untuk tiap negara.
Sedangkan, keterkaitan antara energi dengan permintaan agregat secara umum dapat dilihat dari beberapa komponen ekonomi makro seperti penerimaan pemerintah, neraca pembayaran, investasi, dan inflasi (Purnomo Yusgiantoro, 2000). Cara menelaah apakah ada keterkaitan energi dengan perekonomian adalah melihat bukti-bukti empiris yang pernah terjadi. Krisis energi dunia pada tahun 1970-an setidaknya menunjukkan adanya keterkaitan tersebut. Dasawarsa 1970- an merupakan masa di mana terjadi penurunan pendapatan per kapita riil Amerika Serikat yang pertama sejak dasawarsa 1930-an. Pada saat yang sama terjadi stagflasi,keadaan inflasi yang selalu stagnan, tidak bisa berubah untuk menjadi lebih baik,serta tingkat pengangguran terlihat sangat tinggi. Fenomena tersebut tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, tetapi juga menyebar di hampir semua negara industri maju.
Krisis energi juga membawa dampak bagi negara- negara berkembang. Efek makro krisis energi terhadap negara maju dan berkembang sebenarnya dapat dianggap sebagai suatu siklus. Kenaikan harga minyak dunia membuat nilai ekspor negara produsen minyak (negara berkembang) terangkat naik. Karena perannya sebagai inputproduksi, maka kenaikan harga minyak dunia tersebut mengakibatkan bertambahnya biaya produksi negara pengimpor minyak. Harga barang yang diproduksi negara pengimpor minyak jelas menjadi lebih mahal. Ketika negara berkembang harus mengimpor barang-barang tersebut, yang sebagian besar barang modal, nilai impornya menjadi lebih besar.
Windfall profit penerimaan minyak menanjak drastis dan dialami negeri produsen migas, disebabkan oleh harga minyak yang mendadak melonjak. Bila sebaliknya yang terjadi, maka jelas sistem ekonomi tidak mendapatkan windfall profit tetapi collapse,penurunan mendadak, karena harga minyak merosot tajam. Minyak bumi merupakan salah satu energi yang sering berfluktuasi. Penyebabnya bukan hanya faktor fundamental pasar yang dapat berubah, tetapi juga pengaruh perkembangan Timur Tengah, politik, perang,
psikologis, dan ulah spekulan. Sebagian besar negara yang pendapatan nasionalnya tergantung ekspor migas, sering menghadapi kenyataan harga minyak meleset jauh dari harga patokan yang telah ditetapkan.
Booming ekspor, terutama minyak dan gas bumi, dapat menjadi penyebab gagalnya pembangunan. Sindrom ini dikenal sebagai Dutch Disease. Istilah ini diambil berdasarkan pengalaman pembangunan Negeri Belanda setelah tahun 1960. Pada tahun itu ditemukan cadangan sumber gas bumi yang sangat besar. Nilai ekspor yang tiba-tiba melonjak dan surplus neraca pembayaran menjadi sumber kemakmuran baru, tetapi hal demikian tidak berlangsung lama. Perekonomian Belanda perlahan-lahan mengalami krisis. Yang terjadi pada tahun 1970-an merupakan anti klimaks dari keadaan sebelumnya. Inflasi meningkat tajam, ekspor barang manufaktur turun, pertumbuhan pendapatan nasional
penggangguran terus meningkat. Kemudian terjadi boomingminyak pada tahun 1970-an dan 1980-an yang membawa dampak serupa bagi Arab Saudi, Nigeria, dan Meksiko.
Para ahli ekonomi mulai menyadari bahwa krisis ekonomi yang pernah terjadi di Negeri Belanda dapat saja menjadi fenomena umum yang disebabkan oleh kegembiraan berlebihan atas surplus yang diperoleh dari ekspor minyak dan gas bumi. Dutch Disease juga pernah dialami Indonesia. Tingginya harga minyak dunia pada dasawarsa 1970-an membuat penerimaan ekspor Indonesia dari minyak dan gas bumi meningkat tajam. Tetapi saat itu belum disadari dan disiapkan diversifikasi ekspor dari migas ke nonmigas. Yang terjadi kemudian hampir sama dengan apa yang pernah dialami Belanda.
Energi terkait dengan neraca modal nasional lewat kegiatan pengembangan dan pemanfaatan energi. Sesuai dengan karakteristiknya yang penuh risiko, padat modal, serta berteknologi tinggi, maka pengembangannya dilakukan oleh penanam modal asing atau perusahaan multinasional. Investasi asing langsung (foreign direct investment)
di Indonesia untuk minyak, gas bumi, batubara, panas bumi dan pembangkit listrik dilakukan oleh perusahaan multinasional. Itu adalah bagian dari modal swasta yang masuk (private capital inflow), besarnya relatif kecil dibandingkan dengan modal pemerintah yang masuk (government capital inflow ). Investasi pengembangan energi sekunder yang terbesar untuk sistem kelistrikan merupakan bagian dari neraca modal pemerintah yang pembiayaannya sebagian besar dari dana pinjaman dan hibah lembaga donor internasional.
Tingkat harga nasional diperoleh dari keseimbangan antara permintaan dan penawaran agregat. Perubahan pada faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan maupun penawaran agregat otomatis mengubah tingkat harga nasional. Inflasi terjadi karena tarikan permintaan (demand pull inflation) akibat kenaikan pengeluaran konsumsi (C), investasi (I), dan pemerintah (G). Inflasi dapat pula terjadi karena dorongan kenaikan biaya faktor produksi kapital (K), tenaga kerja (L) dan bahan bakar energi (E) dalam penawaran (cost push inflation ). Pengaruh keduanya terhadap kegiatan
perekonomian tampak berbeda. Demand pull inflation ditandai oleh meningkatnya output ,sedangkan cost push inflation cenderung menurunkan aktivitas ekonomi yang ditandai menurunnya output.
Sedangkan energi terkait langsung dengan inflasi, terutama karena energi sebagai faktor produksi akan memberi dampak inflasi lewat cost push inflation . Energi sebagai faktor produksi dimanfaatkan oleh konsumen akhir (end user) dalam transportasi, pembangkit listrik, industri, rumah tangga dan bentuk kegiatan komersial lainnya. Dampak terhadap inflasi lebih banyak terlihat dalam kenaikan harga energi yangdigunakan langsung oleh konsumen akhir.n
Penulis adalah Kepala Subbagian Penyiapan Rencana Kerja, Bagian Rencana dan Laporan Sekretariat Badan Geologi
Seputar Geologi
The Coordinating Committee for Geoscience Programmes in East and Southeast Asia (CCOP)
Peserta yang hadir pada saat pembukaan 47th CCOP Annual Session & 56th CCOP Steering Committee. CCOP dalam kegiatannya menyelenggarakan
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk
Annual session & Steering Committee Meeting
membahas berbagai permasalahan-permasalahan
yang dilaksanakan satu tahun sekali untuk
seputar ilmu kebumian dan berbagai aspek ilmiah
meninjau ulang perkembangan kegiatan yang telah
dan penelitian sebagai masukan bagi program-
program CCOP di masa depan. Foto bersama anggota delegasi CCOP dalam acara 47th CCOP Annual Session & 56th CCOP Steering Committee.
dilaksanakan oleh masing-maing negara anggota,
yang terdiri dari Kamboja, China, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Papua New Guinea,
Pada tahun 2010, Indonesia melalui Badan Geologi
lembaga pemerintah di negara-negara wilayah T daya, manajemen informasi kebumian, mitigasi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Programmes in East and Southeast Asia
he Coordinating Committee for Geoscience
bidang peningkatan kualitas, alih teknologi,
Philiphina, Singapura, Thailand dan Vietnam serta
mendapat kesempatan sebagai penyelenggara (CCOP)
pertukaran informasi dan jaringan antar lembaga
Timor Leste, dalam rangka menyusun rencana
demi kesinambungan pengembangan sumber
kerja tahun berikutnya.
bagi 47th Annual Session & 56th Steering yang dilaksanakan di Kota
Committee Meeting Manado, 17 - 23 Oktober 2010.
Asia Tenggara dan Asia Timur. Misinya untuk
bencana dan perlindungan lingkungan. Bidang-
Kegiatan tahun 2010 di Kota Manado ini dihadiri
memasilitasi dan mengoordinasikan pelaksanaan
bidang tersebut dibagi kedalam tiga sektor
lebih dari 100 peserta anggota serta partisipan,
Kegiatan pertemuan tahunan CCOP pada dari program-program ilmu kebumian di negara-
utama dengan berbagai program, yaitu: sumber
juga merupakan ajang pertemuan bagi negara-
kesempatan ini adalah melaporkan kegiatan di negara wilayah tersebut, guna memberi kontribusi
daya geologi (mineral, energi, air tanah), geologi
negara anggota CCOP dan negara-negara lain
bidang kebumian masing-masing negara anggota, untuk pengembangan ekonomi dan peningkatan
serta membahas kerjasama, baik yang sudah kualitas hidup di dunia, khususnya negara-negara
lingkungan (wilayah perbatasan, kebencanaan
yang bekerjasama dan menjadi donor CCOP, antara
berjalan ataupun yang akan dilaksanakan antara anggotanya. Dewasa ini CCOP bergerak dalam
geologi dan geologi lingkungan) dan informasi
lain Inggris, Norwegia, Belgia, Kanada, Finlandia,
geologi (geodata dan manajemen informasi).
Prancis, Jerman, Polandia, Australia, Rusia, Swedia,
negara anggota dan negara donor.
Belanda, Denmark dan Amerika.
Seputar Geologi
Pemberian Momento kepada pimpinan usic CCOP
Welcome Dinner yang dihadiri Ketua delegasi beberapa negara.
Salah satu kegiatan di pertemuan ini, yaitu thematic
Murdohardono, Land Subsidence in Semarang, session, mengangkat tema understanding the
merupakan pertemuan steering committee CCOP
of Sea-Level Changes on Sea-Bottom morphology
Central Java, Indonesia, Causes and Some Aspects Climatic Change in Order to Enhance Geoscientific
dengan agenda utama koordinasi mengenai
of Singkawang waters, West Kalimantan, based
to the future . Sedangkan narasumber lainnya yang Contribution to Society ang Its Environments . Tema
perencanaan negara-negara anggota CCOP yang
on Analyses of Bathymatry and Strata Box
tampil dihari pertama dan hari kedua di antaranya ini diangkat untuk menggali lebih jauh mengenai
terkait bidang ilmu kebumian yang menyangkut
Seismic Data , dan Yusep K.C mempresentasikan
dari Vietnam, Belanda, Finlandia, Malaysia perubahan iklim global yang terjadi di berbagai
isu-isu global, terutama perubahan iklim, termasuk
makalah dengan judul Proposed Indonesia Flare
penyebab dan akibatnya, sehingga dengan
Gas Reduction Program to Contribute to Climate
Thailand, Jerman.n
belahan dunia, dengan harapan kajian tersebut
kegiatan tersebut CCOP dapat menentukan
Change Mitigation.
dapat memberi manfaat, khususnya bagi negara-
(Lilies Marie dan Donny Hermana / Pranata Humas Madya negara anggota CCOP. Titik berat pertemuan pada
agenda kegiatan selanjutnya, baik secara substansi,
manajemen maupun Organisasi.
Pada hari kedua, 20 Oktober 2010, delegasi
Badan Geologi)
kesempatan ini adalah diskusi dan menampilkan
Indonesia menampilkan empat narasumber, di
Kegiatan thematic session berlangsung selama dua
antaranya Juniar P Hutagaol and Mustafa Hanafi
presentasi sebagian dari hasil penelitian yang
hari, setiap harinya menyajikan pemaparan delapan
dengan judul Preliminary Result of Seismic Survey
dilakukan oleh ahli-ahli dari berbagai negara, yang
makalah dari berbagai negara anggota CCOP
in the Gulf of Tomoni and Peleng Strait, Central
berfokus pada penelitian mengenai peningkatan
maupun negara donor CCOP. Pada hari pertama,
Sulawesi, Indonesia . Rina Zuraida dan Subaktian
kemampuan upaya-upaya adaptasi terhadap
19 Oktober 2010, delegasi Indonesia menampilkan
Lubis, Understanding Monsoon and Ocean
dampak perubahan serta meningkatkan usaha
tiga narasumber di antaranya Subaktian Lubis, yang
Circulation Dynamic in the Indonesian Region. Igan
mitigasi penurunan emisi karbon.
mempresentasikan Preliminary Result of Impacts
Sutawijaya, Impact of the 1815 Tambora Eruption
on Seasonal Current Flow of The South China Sea
to the Atmosphere from Volcanic Ash and Climatic
Kegiatan terakhir dalam rangkaian kegiatan CCOP
– Indonesian Seas Transport/exchange (Site) Cruise .
Effects . A. Djumarama Wirakusumah dan Dodid
ini adalah steering committee meeting yang
Hananto Kurnio dkk, mempresentasikan, Impact
Seputar Geologi
Symposium International
Geoscience Program Paleoclimates in Asia During the Cretaceous
Presiden IGCP 507, Yong Il Lee (kiri) dan R. Sukhyar (kanan) saat memberikan sambutan.
Pakistan, Indonesia, Mongolia, Korea, Malaysia,
dilaksanakan di Hotel Phoenix, diawali laporan
Rusia, Philipina, Korea Selatan, dan Jepang,
Ketua Panitia, A. Djumarma Wirakusumah,
dengan menyertakan para ahli serta nara sumber
dilanjutkan dengan Sambutan Presiden IGCP 507
terbaiknya. Tema yang digelar adalah Paleoclimates
Yong Il Lee, dan Sambutan sekaligus Pembukaan
In Asia During The Cretaceous , sedangkan
oleh Kepala Badan Geologi R. Sukhyar. Simposium
dari Indonesia dihadiri oleh para tenaga ahli di
dihadiri lebih dari 150 peserta.
lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta para ahli dari berbagai Perguruan
Kegiatan hari pertama menampilkan pembicara
Tinggi di Indonesia.
Kunci, yaitu HD. Tjia (Malaysia), dengan judul Tectonic of Deformed Jurassic Cretaceous Strata of
Titik berat Symposium IGCP507 adalah diskusi dan
Peninsular Malaysia , dilanjutkan dengan sebelas
presentasi sebagian hasil penelitian yang dilakukan
pembicara sumber dengan tiga sesi. Sesi 1 dengan
oleh ahli-ahli anggota IGCP dari berbagai negara,
empat pembicara, 1. Sung Kyung Hong (Korea)
yang berfokus pada penelitian mengenai flora
dengan judul: Relationship between the climate
dan fauna, perubahan iklim, lingkungan termasuk
change and pCO 2 variation during the cretaceous .
bencana geologi, aspek tektonik, serta sumber
2. Hitoshi Hasegawa (Jepang) dengan judul:
daya geologi pada jaman kapur berdasarkan
Spatio-temporal change of the desert development
A. D. Wirakusumah, sebagai Ketua Panitiamemberikan sambutan.
studi stratigrafi, paleontologi, sedimentologi,
in Asia interior during the Cretaceous to Neogene
- implication for the onset timing of the asian IGCP adalah suatu wadah hasil kerja sama
geokimia, dan isotop, terutama di wilayah Asia,
Monsoon . 3. Bajpai Sunil (India) dengan judul: UNESCO dan International Union of Geological
di seluruh dunia. Isu-isu yang menjadi fokus dalam
serta penyebabnya terhadap kepunahan flora
Late Maastrichtian Climate In Peninsular India - Sciences (IUGS) yang telah melaksanakan kegiatan
IGCP di antaranya adalah lingkungan, perubahan
dan fauna pada saat itu dan juga aspek positif,
Insights from Intertrappean Lacustrine deposits penelitian mengenai ilmu kebumian sejak tahun
iklim, serta sumber daya energi dan mineral.
yaitu potensi sumber daya mineral terutama di
of Deccan Volvanic Province . 4. Hisao Ando 1972. Sampai saat ini IGCP telah melibatkan
Indonesia, khususnya di Sumatera, Kalimantan,
(Jepang) dengan judul: Recontruction of terrestrial ahli-ahli dengan latar belakang disiplin ilmu
Indonesia melalui Badan Geologi, Kementerian
dan Papua.
paleonvironmental changes during the intervals of yang berbeda dari 150 negara dengan tujuan
Energi dan Sumber Daya Mineral, bertindak
Oceanic Anoxic Events (OAEs) from the from the pengembangan dan pertukaran pengetahuan
sebagai tuan rumah dalam suatu pertemuan antar
Kegiatan Simposium dilaksanakan selama dua hari,
Jurassic-Cretaceous lacustrine deposit in Southeast serta metode mengenai kegeologian demi
ahli kebumian yang dikemas dalam Symposium
tanggal 7 dan 8 Oktober 2010 dan dilanjutkan
IGCP. Simposium dihadiri oleh perwakilan dari
dengan acara fieldtrip ke Karangsambung dan
Mongolia.
kepentingan global dengan lebih dari 400 proyek
negara anggota IGCP-507, yaitu: China, India,
Prambanan pada 9 Oktober 2010. Simposium
Seputar Geologi
Malkani (Pakistan) dengan judul: Lithostratigraphy And Vertebrates From The Indus Basin of Pakistan.
11. H. Hasimoto (Jepang) dengan judul: Upper Cretaceous ammonite and radiolarian zonal correlation in the Izumi Group, Sw Japan, review for the integrateg biostratigraphy of the NW pacific region .
Kegiatan pada hari kedua, 8 Oktober 2010, menampilkan
Panggabean (Indonesia) dengan judul: Geology of Jurassic-Cretaceous Periods of Indonesia Region:
A Review on Rock Types and Palaogeographyc Developments . Dan dilanjutkan dengan sebelas pembicara dengan dibagi dalam tiga sesi. Sesi 1 dengan tiga pembicara, 1. Xiaoqiao WAN (China) dengan judul: Jurassic-Cretaceous Boundary And Shrimp U-Pb Age Constrain The Valanginian- Hauterivian Boundary In South Tibet . 2. Nana Suwarna (Indonesia) dengan judul: Mesozoic Sediment Characteristic In The Asai-Rawas Region Of The Southern Sumater a. 3. Hyojong Lee (Korea)
H.D. Tjia, keynote speaker.
dengan judul: Preliminary study on the regional variation of the sedimentary facies of the early
Pada sesi 2 menampilkan tiga pembicara,
pembicara 5. Maybellyn A. Zapeda (Philipina) Notulen, moderator, dan para narasumber.
Cretaceous Sindong Group, Korea: implications
for basin history .
dengan judul: Late Cretaceous Biostratigraphy And Environmental Conditions Along The
Sesi 2 hari ke 2 dengan empat pembicara, yaitu
A. Djumarma Rizal, Philippines . 6. M Sadiq Malkani (Pakistan)
Sampaloc/Capinpin-Daraitan Road Section, Tanay,
4. Rachmat Heryanto (Indonesia) dengan judul:
Sesi 3 hari kedua menampilkan 4 pembicara,
Wirakusumah, 8 Oktober 2010 pukul 16.00. dengan Judul: Pakisauridae And Balochisauridae
Characteristics And Depositional Environment On
yaitu 8. Bhakti H Harahap (Indonesia), dengan
Agenda selanjutnya berupa fieldtrip pada tanggal 9 Titanosaurian Sauropod Donisaurs From The
Jurassic-Cretaceous Rock Sequences In Meratus
judul: Tectonostratigraphy Of The Phanerozoic
Oktober pagi dengan tujuan Karang Sambung.n Non Marine Mezozoic of Pakistan . 7. K. Ishida
Mountains, South Kalimantan . 5. T. Choi (Korea)
Continental Province Succession In Southern
dengan judul: Provenance of Sindong Group In
Papua, Eastern Indonesia . 9. Dolli Rizky P.
(Jepang) dengan judul: Early Aptain Radiolarian
(Donny Hermana dan Nenen Adriyani / Pranata Humas Fauna From The nankai Group, Sw Japan:
The Cretaceous Gyeongsang Basin, Korea Based
(Indonesia) dengan judul: Study On The Heavy
On Detrital Zircon Geochronology . 6. Lucas Donny
Minerals Compositions of Quartz Sand Derived
Badan Geologi)
biochronostratigraphy and paleobiogeography .
S (Indonesia) dengan judul: Cretaceous Subduction
from Mesozoic Granitoid in Western Indonesia .
Zones in Indonesia: Paleogeography, Arc Granitoid
10. Adi Maulana (Indonesia) dengan judul: Pre-
Sesi 3 hari pertama dengan empat pembicara: 8.
Plutonism and Metallic Mineralizations . 7. Dorjmaa
Tertiary Tectonic Evolution of the South Sulawesi
Hirano, Hiromichi (Jepang) dengan judul: Taxonomic
(Korea) dengan judul: Sandtone Petrology And
Basement Rocks, Indonesia: Constrain from
Revision of Late Cretaceous Polyptychoceras Yabe,
Mudstone Geochemistry Of Late Mesozoic Rift-
Petrology and Geochemistry Data . 11. Karlo L.
1927 Based on The Ontogenetic Study . 9. Fauzie
Fill Sequence in The Khar Khultur Area, East Gobi
Queano (Philipina) dengan judul: Uppermost
Hasibuan (Indonesia) dengan judul: Cretaceous
Basin, Mongolia: Implications For Provenance And
Jurassic to Lower cretaceous radiolarian faunas
Inoceramidae (Bivalvia) from Fafanlap Formation,
Weathering. in northwestern Luzon: Implication on accretion
Misool Archipelago, Indonesia . 10. M. Sadiq
tectonics in the region .
Seputar Geologi
Peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-65
Tingkatkan Diversifikasi, Konservasi dan Hemat Energi dalam Keluarga dan Masyarakat
Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh berfoto bersama para Juara LCCEP.
Para Petugas Penyuluh Energi (PPE) saat menerima Surat Keputusan dari Menteri ESDM.
Peringatan hari hari jadi Pertambangan dan Seluruh Jajaran Manajemen dan Karyawan di
kekayaan Sumber Daya Energi dan Mineral sebagai
Energi tahun 2010 merupakan peringatan yang lingkungan Kementerian Energi dan Sumber
PT Pertamina (Persero) dan anak usaha, serta
titipan anak cucu yang harus dikelola secara arif
ketiga kalinya sejak Pemerintah mengeluarkan Daya Mineral beserta perwakilan dari perusahaan
sejumlah direksi perusahaan tambang dan Migas,
dan bijaksana, khususnya untuk kesejahteraan
Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 22 yang bergerak di sektor ESDM turut hadir dalam
dalam dan luar negeri.
Masyarakat Indonesia,” papar Darwin dalam
tahun 2008. Pada peringatan pertama di tahun memperingati hari jadi Pertambangan dan Energi
sambutannya.
2008 ditandai dengan penerbitan buku Sejarah ke-65, dengan perayaan upacara peringatan di
Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh mengatakan,
Pertambangan dan Energi, sedangkan pada halaman gedung Lemigas-Balitbang ESDM Cipulir
bahwa seperti peringatan hari-hari sejarah
Ditambahkan Darwin, “Sebagai insan Energi dan
peringatan kedua di tahun 2009 ditandai dengan Jakarta Selatan, pada Selasa, (28/09/2010).
lainnya, diharapkan untuk memahami makna dari
Sumber Daya Mineral, selalu dihadapkan dengan
peresmian Monumen Pertambangan dan Energi. Bertindak sebagai pembina upacara, Menteri ESDM
peristiwa yang diperingati hari ini untuk kemudian
berbagai tantangan dan ujian yang tidak ringan.
Tahun 2010, Kementerian Energi dan Sumber Daya Darwin Zahedy Saleh. Peringatan juga dihadiri
jadikan kekuatan bagi kita semua guna menjawab
Namun, pengalaman panjang yang diperoleh
Mineral mengusung tema “Melalui Peringatan oleh pejabat eselon I dan jajaran Manajemen di
tantangan zaman.
dalam membangun sektor ini merupakan bukti
Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-65, kita Lingkungan kementerian ESDM, Kepala BP Migas,
dan sukses kita dalam menghadapi tantangan
tingkatkan diversifikasi, konservasi dan hemat Kepala BPH Migas, Direksi PT PLN (Persero), Direksi
“Makna terdalam dari hari pertambangan dan
sektor ini yang kedepan akan semakin kompleks.“
energi adalah memperbarui tekad kita menjadikan
energi dalam keluarga dan masyarakat”. Tema energi dalam keluarga dan masyarakat”. Tema
Pada hari jadi Pertambangan dan Energi ini diluncurkan Program Petugas Penyuluh Energi (PPE) yang diharapkan akan menjadi ujung tombak pemerintah dalam memberikan pemahaman tentang penggunaan bentuk-bentuk energi di Indonesia, termasuk langkah diversifikasi dan konservasinya.
Hari sebelumnya, Senin 27 September 2010 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, menghadiri Acara Lomba Cerdas Cermat Nasional tentang Pertambangan dan Energi tingkat SLTA se Indonesia. Pada kesempatan tersebut Menteri ESDM memberikan soal rebutan tentang pertambangan dan Energi bagi finalis pada LCCPE. Kegiatan Lomba Cerdas Cermat Pertambangan dan Energi diselenggarakan di Hotel Bidakara Jakarta dengan menghadirkan 99 Peserta dari 33 Provinsi se Indonesia. Tiap peserta adalah siswa SLTA terbaik ranking 1 s/d 3 di provinsi tersebut, dan telah memiliki sertifikasi Seleksi Olimpiade Sains Nasional (OSN) tentang Kebumian.
Lomba Cerdas Cerman Nasional antar SLTA mengusung tema” Membangun Generasi untuk Masa depan Bangsa yang Sejahtera, dibagai dalam 5 region, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta Bali-NTB-Maluku dan Papua. Hasil dari Lomba Cerdas Cermat, Juara I Region Jawa, Juara II Region Sumatera, Juara III Region Sulawesi, Harapan I Region Bali-NTB-Maluku-Papua dan Harapan II Kalimantan, Kepada Juara diberikan Piala, Piagam dan Uang Pembinaan.
Lomba Karya Tulis Ilmiah Populer dengan tema Diversifikasi dan Konservasi Energi, Diskusi Panel tentang Energi Baru Terbarukan, dan Eksibisi
Energi Baru Terbarukan yang menampilkan foto dan hasil karya para pionir dan tokoh energi baru terbarukan Indonesia.
Acara lain yang diselenggarakan dalam Kesempatan hari Pertambangan dan Energi ke-65 ini, Menteri ESDM memberikan penghargaan Dharma Karya Energi Dan Sumber Daya Mineral tahun 2010 kepada 59 orang karyawan dan pensiunan PNS kementerian ESDM, yang terdiri dari 19 orang penerima penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber Daya Mineral Utama dan 40 orang penerima penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber Daya Mineral Madya.
Penghargaan K3 dan Lingkungan, serta penyiapan Penghargaan Energy Award untuk tahun 2011. Penanda tanganan Prasasti Pengelolaan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dan Peresmian Green Building yang berlokasi di Kompleks Lemigas-Balitbang ESDM serta penandatanganan kesepakatan bersama antar tiga Kementerian tentang semangat menanam pohon sebagai simbol Green Mining dan Green Energy . Kegiatan Hari Pertambangan dan Energi Tahun 2010 dihadiri pula oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta.n
(Donny Hermana dan Lilies Marie/Pranata Humas Madya Badan Geologi)
Seputar Geologi
Pelepasan Merpati (atas) dan Penanaman pohon “Green Mining & Green Energy” bersama tiga Menteri (bawah).
Seputar Geologi
Badan Geologi KESDM Menggelar Istigosah
letusan gunung api. Bencana yang terjadi belum lama ini,
di Wasior (Papua), tsunami di
Mentawai
(Sumatera
Barat), serta letusan Gunung Merapi
(Yogyakarta).
Kejadian bencana tersebut, menimbulkan
materil (harta benda) maupun korban jiwa yang jumlahnya mencapai ribuan orang.”
“Badan Geologi merupakan satu institusi Eselon I di bawah Kementerian Energi KH. Al Habib Muhammad Luthfi, di hadapan jamaah yang mengikuti kegiatan Istigosah dan Sumber Daya Mineral, memiliki banyak ahli dalam bidang ke-geologi-an yang sehari-hari bergelut dengan mitigasi dan kebencanaan geologi. Pelaksanaan kegiatan ini kita memohon pada-Nya agar mereka (para ahli) diberikan ketajaman untuk membaca tanda-tanda kebesaran Allah dengan ilmu dan kemampuan yang dimiliki, serta ikut memberikan do’a bagi saudara-saudara kita yang menjadi korban di tempat bencana, agar mereka kuat dan tabah menghadapi cobaan ini. Ilmu yang kita miliki tidak seberapa dibandingkan Pemilik ilmu itu sendiri. Untuk itu, mari kita semua berserah diri
Jamaah yang berdatangan ke Masjid Al Hidayah Geologi untuk mengikuti
KH. Al Habib Muhammad Luthfi, Kepala Badan Geologi R.Sukhyar dan Sekretaris Badan Geologi, Yun Yunus Kusumahbrata saat kegiatan Istigosah. kegiatan Istigosah Badan Geologi.
memohon ampun atas kesombongan kita, serta
memberikan petunjuk agar kita selamat,” kata Suhyar.
B adan Geologi Kementerian Energi dan Sumber
Dzikir, istigosah, dan tausiah dipimpin oleh KH.
Daya Mineral menggelar acara Istigosah dan Tausiah
Al Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, Ra’is ‘Am
Dalam Tausiahnya KH. Al Habib Muhammad Luthfi
dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1432
Jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah Nahdiyah,
hadir. Semoga hikmah dari kegiatan yang sangat
bin Yahya, memaparkan contoh-contoh yang
H. dihalaman Masjid Alhidayah, Geologi Bandung.
dimulai tepat pukul 10.00. Acara diawali dengan
bermanfaat ini didengar dan dikabulkan oleh
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, dalam
Dzikir, istigosah dan tausiah diikuti oleh pegawai di
sambutan dari Kepala Badan Geologi Dr. R.
Allah SWT agar Negeri ini senantiasa dijauhkan
sendi-sendi norma kehidupan, serta memaparkan
lingkungan Badan Geologi serta dihadiri lebih dari
Sukhyar.
dari malapetaka dan bencana yang selalu kerap
3.000 masyarakat umum, baik secara perorangan terjadi khususnya bencana-bencana geologi. n
kebesaran Allah SWT, selaku Pemilik Utama Alam
semesta ini.
berdatangan serta dari pondok-pondok pesantren
Dikatakan Kepala Badan Geologi “Akhir-akhir
(Donny Hermana / Pranata Humas Madya Badan Geologi)
di Jawa Barat, Kabupaten/Kota Bandung, yang
ini negeri kita banyak mengalami atau terkena
Kegiatan Istigosah dan Tausiah diakhiri dengan
diselenggarakan tanggal 21 Desember 2010.
bencana alam, terutama bencana geologi seperti
Dzikir bersama dan diikuti secara khidmat dan gempa bumi, tsunami, gerakan tanah (longsor) dan
penuh kekhusyuan dari semua Jamaah yang
Seputar Geologi
Lokakarya Pengembangan Kebijakan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)/Pusat Listrik Tenaga
makin menipis.
dan Isu Strategis Bidang Geologi Mikrohydro (PLTMH).
Berkembangnya teknologi, pemanfaatan air dapat
diterapkan pada bidang yang lebih luas dengan mengubah bentuk energi air menjadi energi listrik.
‘’Peran Bidang Geologi dalam Pengembangan Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari
Suatu bentuk energi yang paling fleksibel saat ini,
Kepala Badan Geologi yang diwakili oleh Ir.
untuk Pembangkitan Tenaga Listrik”
Hydropower Dodid, menyampaikan: bahwa penyelenggaraan
akan lebih memudahkan pemanfaatan energi di
dalam kehidupan.
lokakarya ini merupakan suatu usaha dalam aksi tanggap Badan Geologi terhadap isu energi,
Di Indonesia energi air telah lama berperan
khususnya untuk memberikan sumbangsih
dalam pemenuhan akan energi dalam kehidupan
pada pengembangan ketenagalistrikan dengan
masyarakatnya. Banyak pembangkit listrik tenaga
Hydropower, baik skala mikro maupun makro.
air telah didirikan, dan pembangkit berkapasitas kecil/pembangkit mikrohidro, sampai pembangkit-
Karena itu, dengan diselenggarakannya lokakarya
pembangkit berkapasitas ratusan Mega Watt.
ini diharapkan pembangkit listrik tenga air yang merupakan potensi besar di Indonesia pada
Potensi air tersebar hampir di seluruh Indonesia
saatnya dapat memberikan sumbangsih yang lebih
dan diperkirakan
mencapai 75.000 MW,
besar terhadap pemenuhan energi nasional.
sementara pemanfaatannya baru sekitar 2,5% dari potensi yang ada. Mikrohidro merupakan salah
Perkembangan harga bahan bakar fosil yang
satu energi alternatif yang dapat dikatakan cukup
semakin meningkat serta adanya tantangan
menjanjikan.
lingkungan, renewable energy menjadi primadona dalam penyediaan energi, salah satunya dengan
Maksud kegiatan seminar adalah dihasilkannya
Mikrohydro. Sementara pemerintah harus terus
suatu konsep danarah kebijakan penelitian
berupaya mensosialisasikan dan menerapkan
dan pelayanan bidang geologi dalam rangka
penggunaan sumber daya terbaharukan yang
membangun kapasitas dan ketahanan nasional
ternyata membutuhkan waktu, tenaga dan biaya
terhadap pengembangan energi terbarukandalam
yang tidak kecil, sumbangsih kita sebagai anggota
mencari energi alternatif. Tujuan seminar adalah
masyarakat adalah dengan menggunakan energi
memperoleh bahan rekomendasi dan peranan
listrik seefisien, seefektif dan sebijak mungkin.
bidang geologi untuk pembangunan kapasitas dan ketahanan nasional khususnya memberikan
Microhydro
system merupakan teknologi
pembangkit listrik tenaga air yang berskala kecil Badan
karena pembangkit tenaga listrik ini memanfaatkan Pengembangan Kebijakan dan Isu Strategis Badan
Geologi mengadakan
Lokakarya
yang tidak terbaharukan dan dari sumber daya
pembangkitan tenaga listrik dari mikrohidro
aliran sungai atau aliran irigasi sebagai sumber Geologi dengan tema “Peran Bidang Geologi dalam
yang terbarukan.Permasalahan umum adalah
dan peran geologi dalam pengembangan
tenaga untuk menggerakan turbin dan memutar Pengembangan Hidropower untuk Pembangkitan
sebagian besar sumber energi yang kita gunakan
hydropower.
generator. Jadi pada prinsipnya dimana ada Tenaga Listrik” 29 November-1 Desember 2010,
merupakan sumber yang tidak terbarukan, seperti
air mengalir dengan ketinggian minimal 2,5 m bertempat di Hotel Mercure Ancol - Jakarta.
minyak bumi, batubara.Padahal potensi sumber
Acara diawali oleh Ketua Panitia, Kepala Bagian
dengan debit 250 liter/detik, maka disitu ada Kegiatan ini dihadiri oleh 50 peserta.
energi terbarukan sangatlah besar, misalnya
Rencana dan Laporan, Ir. Oman Abdurahman,
panas matahari,air terjun,gelombang air laut, dan
MT yang menyampaikan sambutan bahwa
energi listrik.
angin.
pelaksanaan lokakarya ini merupakan tindak lanjut
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari pada dasarnya dihasilkan oleh proses yang
Energi listrik yang kita gunakan sehari-hari
dari arahan kepala Badan Geologi yang merupakan
pengembangan Pusat Listrik Tenaga Mikrohydro bersumber dari 2 hal, yaitu dari sumber daya
penugasan dari KESDM untuk mendukung
ditingkatkan–ketergantungan terhadap sumber
penyediaan energi baru terbarukan, khususnya
(PLTMH), antara lain: bebas emisi, energi yang
Seputar Geologi
Workshop Editor Jurnal Kebumian
dihasilkan dapat diperhitungkan, tidak memerlukan
informasi hidrologi dari sisi debit air dan
dam, tidak perlu membuat waduk, minim akibat
kontinuitas aliran sungai, topografi, formasi
langsung, dan pembangkitnya berumur panjang.
batuan, struktur geologi, hidrogeologi, kegempaan, geoteknik, dan pemanfaatan
Melalui lokakarya ini,
diharapkan
dapat
sumber daya air.
memperoleh bahan rekomendasi dan peranan
7. Data tersebut diperlukan untuk mendapatkan
bidang geologi untuk pembangunan kapasitas
evaluasi dari: kemudahan penggalian, daya
dan ketahanan nasional
bidangenergi,
dukung tanah/batuan dan kestabilan lereng.
khususnya memberikan kontribusinya terhadap
pengembangan pembangkitan tenaga listrik.
meningkatkan capacity building dalam bidang Geohydropower researches serta
Acara ditutup oleh Ir. Dodid, dengan menyampaikan
berkepentingan terhadap energi tenaga air.
1. Potensi PLTA/PLTM di wilayah Indonesia
9. Prioritas yang perlu dilakukan pengungkapan
sangat besar dan bersifat terbarukan.
potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
2. Tenaga air merupakan alternatif pengganti
Kegiatan diawali dengan laporan Panitia energi BBM dan Batubara.
adalah di daerah pulau-pulau kecil/terpencil/
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber
perbatasan.
Daya Mineral melaksanakan kegiatan Workshop
penyelenggara, Ir. Oman Abdurahman, M.T,
3. Secara nasional hingga saat ini peran dari
dalam laporannya menyampaikan, bahwa sejak energi tenaga air baru sebesar 1,76% dari
Editor Jurnal Kebumian pada 1-2 Desember
terbentuknya Forkom EJB pada 21 Mei 2008 total energi yang dibutuhkan, sehingga ke
2010 dengan tema “Kaji Ulang Laporan dan
merupakan forum yang mewadahi Dewan Redaksi/ depannya penyediaan dan pemanfaatan
(DME) dengan konsep pemanfaatan energi
Peta Geologi, Kebencanaan Geologi, dan Energi
Editor Jurnal Geologi Indonesia, Reviewer Jurnal energi terbarukan harus dimaksimalkan.
setempat khususnya energi terbarukan untuk
Batubara” yang merupakan bagian dari kegiatan
pemenuhan kebutuhan energi dan kegiatan
Forum Komunikasi Editor Jurnal kebumian (Forkom
Ilmu Kebumian yang berada di Kota Bandung dan
4. Prospek pemanfaatan PLTMH, yaitu: lokasi
sekitarnya, keberhasilan yang telah dicapai dari pedesaan jauh dari jangkauan listrik PLN,
yang bersifat produktif sehingga dapat
EJB). Kegiatan menampilkan enam pembicara
kegiatan Forkom EJB di antaranya: merupakan peluang bagi usaha skala kecil
meningkatkan produktivitas, kesempatan
di antaranya Dr. Rab Sukamto dan Mohammad
Telah tersusunnya Kode Etik Publikasi Editor menengah dan swasta dalam penyediaan
kerja dan kesejahteraan masyarakat.n
Syaiful, M.Sc, mengulas Peta dan Laporan Geologi,
Prof. Dr. Febri Hirnawan dan Prof. Dr. Bambang
Jurnal Kebumian
tenaga listrik.
(Lilies Marie / Pranata Humas Madya Badan Geologi)
Pratistho mengulas tentang Kebencanaan Geologi,
Peningkatan kualitas penerbitan dengan
rujukan standarisasi LIPI/DIKTI pengungkap potensi PLTA/PLTMH lebih awal
5. Badan Geologi bisa
berperan pionir
dan Prof Dr. Bukin Daulay dan Andri Hidayatman,
Sosialisasi Forkom EJB pada perguruan tinggi berupa atlas potensi PLTA/PLTM.
MBA memaparkan Energi Fosil Batubara. Kegiatan
ini dihadiri 120 orang peserta ahli kebumian di
yang memiliki program studi geologi dan
6. Untuk mengembangkan PLTMH diperlukan
ilmu kebumian lainnya. dukungan dari bidang geologi berupa
lingkungan KESDM, undangan khusus serta dari
kalangan Akademisi.
Seputar Geologi
Implementasi Permen PAN Nomor 219/M.PAN/7/2008