Produktivitas dan karakteristik daging kerbau dengan pemberian pakan yang mengandung asam lemak terproteksi
PRODUKTIVITAS DAN KARAKTERISTIK DAGING KERBAU
DENGAN PEMBERIAN PAKAN YANG MENGANDUNG
ASAM LEMAK TERPROTEKSI
YURLENI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul āProduktivitas dan
Karakteristik Daging Kerbau dengan Pemberian Pakan yang Mengandung Asam
Lemak Terproteksiā adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Yurleni
NIM D 161090061
RINGKASAN
YURLENI. Produktivitas dan Karakteristik Daging Kerbau dengan Pemberian
Pakan yang Mengandung Asam Lemak Terproteksi. Dibimbing oleh RUDY
PRIYANTO, RH EDDIE GURNADI dan KOMANG GEDE WIRYAWAN.
Daging kerbau yang dijual dipasar tradisional umumnya berasal dari
ternak yang dipotong pada umur tua, sehingga daging yang dihasilkan menjadi
keras dan liat, warna daging lebih gelap dan baunya lebih tajam. Daging seperti
ini kurang disukai oleh konsumen. Kualitas daging kerbau dapat ditingkatkan
dengan cara penggemukan. Penggemukan pada kerbau selain meningkatkan laju
pertumbuhan, juga menghasilkan karkas dan daging dengan kualitas yang lebih
baik.
Pakan penggemukan berasal dari hijauan dan konsentrat dan dapat
ditambahkan pakan suplemen. Salah satu sumber pakan suplemen adalah minyak
ikan. Minyak ikan kaya kandungan asam-asam lemak tak jenuh rantai panjang
yaitu asam lemak omega-3 seperti EPA (Eicosapentaenoic acid, C20:5(n-3)) dan
DHA (Docosahexaenoic acid, C22:6(n-3)). EPA dan DHA mempunyai fungsi
spesifik dan sangat berperan dalam pertumbuhan, mencegah berbagai penyakit
seperti penyakit jantung, kanker dan inflamasi serta berpengaruh positif terhadap
metabolisme tubuh termasuk perkembangan otak dan retina mata.
Pada pencernaan rumen, baik lemak jenuh maupun tidak jenuh mengalami
proses fermentasi dan hidrogenasi oleh mikrob rumen yang merubah semua asamasam lemak menjadi asam-asam lemak jenuh. Hal ini mengakibatkan tingginya
kandungan asam lemak jenuh pada daging ruminansia. Asam-asam lemak tidak
jenuh yang tinggi dari minyak ikan dapat dilindungi dari pencernaan rumen
melalui proses kimiawi yang disebut saponifikasi untuk membentuk garam
karboksilat sehingga menyebabkan
asam-asam lemak tidak jenuh yang
terlindungi pada pakan dapat tersimpan dalam daging.
Penelitian ini bertujuan mengkaji produktivitas dan karakteristik karkas
seta sifat-sifat daging kerbau rawa dan sapi PO yang digemukan dengan
pemberian pakan konsentrat yang mengandung asam lemak terproteksi yang
berasal dari minyak ikan Lemuru dalam bentuk campuran garam karboksilat
kering (CGKK), yang kaya kandungan asam-asam lemak tak jenuh rantai panjang
(Polyunsaturated fatty acids).
Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan : 1) Penelitian in vitro yang
bertujuan mengukur hasil fermentasi pada cairan rumen kerbau rawa dan sapi PO
yang diberi tiga perlakuan pakan yang berbeda yaitu hijauan+konsentrat sebagai
kontrol (K0), K0+CGKK (K1) dan K0+minyak ikan (K2). 2) Penelitian
penggemukan yang bertujuan mengukur respon ternak kerbau rawa dan sapi PO
yang diberi pakan konsentrat+hijauan (Non CGKK) dan pakan hijauan+
konsentrat+CGKK (CGKK) pada konsumsi dan kecernaan zat-zat makanan,
performa pertumbuhan dan konversi pakan, hasil fermentasi pakan serta profile
mikrob dalam rumen. 3) Penelitian karakteristik karkas dan sifat-sifat daging yang
bertujuan untuk mengukur karakteristik karkas dan sifat daging, pada kerbau rawa
dan sapi PO yang digemukan dengan pemberian pakan konsentrat tanpa atau
dengan suplementasi CGKK.
Hasil penelitian in vitro menunjukkan bahwa suplementasi asam lemak
terproteksi yang berasal dari minyak ikan lemuru dalam bentuk CGKK tidak
mengganggu aktifitas fermentasi dalam rumen dan meningkatkan kecernaan
bahan kering dan bahan organik. Suplementasi asam lemak terproteksi yang
berasal dari minyak ikan lemurur dalam bentuk CGKK pada penggemukan kerbau
dan sapi dapat meningkatkan konsumsi pakan, konsentrasi dan proporsi VFA
rumen. Ternak kerbau yang diberi pakan konsentrat mengandung CGKK
menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi secara nyata dibanding sapi PO, hal
ini disebabkan oleh konsumsi zat-zat makanan yang lebih tinggi, walaupun
kecernaan dan konversi pakan sama antara kerbau dan sapi.
Kerbau secara nyata mempunyai persentase karkas yang lebih rendah dan
tulang yang lebih ringan dibanding sapi, walaupun kerbau dan sapi mempunyai
berat lemak, daging dan bobot karkas yang sama. Persentase karkas yang lebih
rendah pada kerbau disebabkan karena tingginya proporsi komponen non karkas,
khususnya kepala, jeroan hijau dan jeroan merah. Kerbau memiliki sebaran otot
daging yang sama, kecuali pada otot striploin dan silverside yang tinggi pada sapi.
Daging kerbau secara signifikan lebih empuk dan warnanya lebih merah.
Suplementasi asam lemak terproteksi yang berasal dari minyak ikan lemuru dalam
bentuk CGKK pada pakan konsentrat ternak kerbau yang digemukkan
memberikan respon yang lebih baik dibanding sapi PO dalam hal peningkatan
potongon otot striploin, profil asam-asam lemak pada daging, khususnya
penurunan asam-asam lemak jenuh (saturated fatty acid/SFA), peningkatan asamasam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid/UFA) dan asam-asam lemak tak
jenuh yang mempunyai satu ikatan rangkap (monounsaturated fatty acid/MUFA),
serta meningkatkan rasio UFA/SFA. Suplementasi asam lemak terproteksi dalam
bentuk CGKK menghasilkan daging yang berbau ikan lebih kuat. Suplementasi
CGKK pada pakan penggemukkan dapat meningkatkan kandungan EPA dan
DHA pada daging dan dapat digunakan sebagai sumber pangan fungsional yang
mengandung zat bioaktif yang sangat penting untuk kesehatan.
SUMMARY
YURLENI. The Productivity and characteristics of meat from buffalo fed ration
containing protected fatty acid. Supervised by RUDY PRIYANTO, RH EDDIE
GURNADI and KOMANG GEDE WIRYAWAN.
Buffalo meat sold in traditional market generally comes from aged draft
animals. The meat is usually characterised by tough, dark in color and strong
odor, and therefore less preferred by consumers. The quality of buffalo meat may
be improved through fattening program. In the fattening program, buffalo may
exhibit a considerable increase in the growth rate, also it produces better qualities
of carcass and meat. Buffalo feed comes from forage and concentrate in which
feed supplements can be added. One of the feed supplement is fish oil since it is
rich in unsaturated fatty acids i.e. omega-3 fatty acids such as EPA
(Eicosapentaenoic acid, C20:5(n-3)) and DHA (Docosahexaenoic acid, C22:6(5-3)).
EPA and DHA have a specific function and play an important role in growth,
prevent various diseases such as heart disease, cancer and inflammation, and
positively affect the body metabolism including the brain and retina development.
In rumen digestion, both saturated and unsaturated fats undergo a process of
fermentation and hydrogenation by rumen microbes which change them into
saturated fatty acids. This can results in a high saturated fatty acid content of the
ruminant meat. The high unsaturated fatty acids of the fish oil could be protected
from rumen digestion through a chemical process known as saponification to
form a dry carboxylate salt mixture (DCM). This allows the proctected
unsaturated fatty acids of the feed to be stored in the meat.
This research aimed to examine the productivity and characteristics of the
carcass and meat of buffalo and cattle fattened on concentrate based ration
containing protected Lemuru fish oil in the form of dry carboxylate salt mixture
(DCM), which was rich in polyunsaturated fatty acids.
The study was divided into three activities : 1) The in vitro study with the
aim of examining the fermentation products from rumen fluid from buffalo and
PO cattle given three different rations, which were K0 (forage+concentrate), K1
(K0+DCM) and K2 (K0+ fish oil). 2) The buffalo and cattle fattening study with
the aims of examining the effects of swamp buffalo and PO cattle given rations
withaout DCM supplementation (forage+concentrate) and DCM supplementation
(forage+concentrate+DCM) on feed consumption, feed and nutrient digestibilities,
growth performance, feed conversion, rumen digestion and rumen microbial
profiles. 3) The characterization of carcass and meat studies with the aims of
examining the carcass productivity and meat properties of swamp buffalo and PO
cattle fattened on rations with and withaout DCM supplementation.
The in vitro results showed that the supplementation of protected Lemuru
fish oil in the form of DCM could protect the fatty acids from biohydrogenation in
the rumen, although it could not increase the activity of rumen fermentation. The
supplementation of protected Lemuru fish oil in to the ration of fattening
buffaloes and cattle could increase feed consumption, concentration and
proportion of VFA, and microbial population in the rumen. On concentrate based
ration fattening, buffalo showed significantly (P
DENGAN PEMBERIAN PAKAN YANG MENGANDUNG
ASAM LEMAK TERPROTEKSI
YURLENI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul āProduktivitas dan
Karakteristik Daging Kerbau dengan Pemberian Pakan yang Mengandung Asam
Lemak Terproteksiā adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Yurleni
NIM D 161090061
RINGKASAN
YURLENI. Produktivitas dan Karakteristik Daging Kerbau dengan Pemberian
Pakan yang Mengandung Asam Lemak Terproteksi. Dibimbing oleh RUDY
PRIYANTO, RH EDDIE GURNADI dan KOMANG GEDE WIRYAWAN.
Daging kerbau yang dijual dipasar tradisional umumnya berasal dari
ternak yang dipotong pada umur tua, sehingga daging yang dihasilkan menjadi
keras dan liat, warna daging lebih gelap dan baunya lebih tajam. Daging seperti
ini kurang disukai oleh konsumen. Kualitas daging kerbau dapat ditingkatkan
dengan cara penggemukan. Penggemukan pada kerbau selain meningkatkan laju
pertumbuhan, juga menghasilkan karkas dan daging dengan kualitas yang lebih
baik.
Pakan penggemukan berasal dari hijauan dan konsentrat dan dapat
ditambahkan pakan suplemen. Salah satu sumber pakan suplemen adalah minyak
ikan. Minyak ikan kaya kandungan asam-asam lemak tak jenuh rantai panjang
yaitu asam lemak omega-3 seperti EPA (Eicosapentaenoic acid, C20:5(n-3)) dan
DHA (Docosahexaenoic acid, C22:6(n-3)). EPA dan DHA mempunyai fungsi
spesifik dan sangat berperan dalam pertumbuhan, mencegah berbagai penyakit
seperti penyakit jantung, kanker dan inflamasi serta berpengaruh positif terhadap
metabolisme tubuh termasuk perkembangan otak dan retina mata.
Pada pencernaan rumen, baik lemak jenuh maupun tidak jenuh mengalami
proses fermentasi dan hidrogenasi oleh mikrob rumen yang merubah semua asamasam lemak menjadi asam-asam lemak jenuh. Hal ini mengakibatkan tingginya
kandungan asam lemak jenuh pada daging ruminansia. Asam-asam lemak tidak
jenuh yang tinggi dari minyak ikan dapat dilindungi dari pencernaan rumen
melalui proses kimiawi yang disebut saponifikasi untuk membentuk garam
karboksilat sehingga menyebabkan
asam-asam lemak tidak jenuh yang
terlindungi pada pakan dapat tersimpan dalam daging.
Penelitian ini bertujuan mengkaji produktivitas dan karakteristik karkas
seta sifat-sifat daging kerbau rawa dan sapi PO yang digemukan dengan
pemberian pakan konsentrat yang mengandung asam lemak terproteksi yang
berasal dari minyak ikan Lemuru dalam bentuk campuran garam karboksilat
kering (CGKK), yang kaya kandungan asam-asam lemak tak jenuh rantai panjang
(Polyunsaturated fatty acids).
Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan : 1) Penelitian in vitro yang
bertujuan mengukur hasil fermentasi pada cairan rumen kerbau rawa dan sapi PO
yang diberi tiga perlakuan pakan yang berbeda yaitu hijauan+konsentrat sebagai
kontrol (K0), K0+CGKK (K1) dan K0+minyak ikan (K2). 2) Penelitian
penggemukan yang bertujuan mengukur respon ternak kerbau rawa dan sapi PO
yang diberi pakan konsentrat+hijauan (Non CGKK) dan pakan hijauan+
konsentrat+CGKK (CGKK) pada konsumsi dan kecernaan zat-zat makanan,
performa pertumbuhan dan konversi pakan, hasil fermentasi pakan serta profile
mikrob dalam rumen. 3) Penelitian karakteristik karkas dan sifat-sifat daging yang
bertujuan untuk mengukur karakteristik karkas dan sifat daging, pada kerbau rawa
dan sapi PO yang digemukan dengan pemberian pakan konsentrat tanpa atau
dengan suplementasi CGKK.
Hasil penelitian in vitro menunjukkan bahwa suplementasi asam lemak
terproteksi yang berasal dari minyak ikan lemuru dalam bentuk CGKK tidak
mengganggu aktifitas fermentasi dalam rumen dan meningkatkan kecernaan
bahan kering dan bahan organik. Suplementasi asam lemak terproteksi yang
berasal dari minyak ikan lemurur dalam bentuk CGKK pada penggemukan kerbau
dan sapi dapat meningkatkan konsumsi pakan, konsentrasi dan proporsi VFA
rumen. Ternak kerbau yang diberi pakan konsentrat mengandung CGKK
menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi secara nyata dibanding sapi PO, hal
ini disebabkan oleh konsumsi zat-zat makanan yang lebih tinggi, walaupun
kecernaan dan konversi pakan sama antara kerbau dan sapi.
Kerbau secara nyata mempunyai persentase karkas yang lebih rendah dan
tulang yang lebih ringan dibanding sapi, walaupun kerbau dan sapi mempunyai
berat lemak, daging dan bobot karkas yang sama. Persentase karkas yang lebih
rendah pada kerbau disebabkan karena tingginya proporsi komponen non karkas,
khususnya kepala, jeroan hijau dan jeroan merah. Kerbau memiliki sebaran otot
daging yang sama, kecuali pada otot striploin dan silverside yang tinggi pada sapi.
Daging kerbau secara signifikan lebih empuk dan warnanya lebih merah.
Suplementasi asam lemak terproteksi yang berasal dari minyak ikan lemuru dalam
bentuk CGKK pada pakan konsentrat ternak kerbau yang digemukkan
memberikan respon yang lebih baik dibanding sapi PO dalam hal peningkatan
potongon otot striploin, profil asam-asam lemak pada daging, khususnya
penurunan asam-asam lemak jenuh (saturated fatty acid/SFA), peningkatan asamasam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid/UFA) dan asam-asam lemak tak
jenuh yang mempunyai satu ikatan rangkap (monounsaturated fatty acid/MUFA),
serta meningkatkan rasio UFA/SFA. Suplementasi asam lemak terproteksi dalam
bentuk CGKK menghasilkan daging yang berbau ikan lebih kuat. Suplementasi
CGKK pada pakan penggemukkan dapat meningkatkan kandungan EPA dan
DHA pada daging dan dapat digunakan sebagai sumber pangan fungsional yang
mengandung zat bioaktif yang sangat penting untuk kesehatan.
SUMMARY
YURLENI. The Productivity and characteristics of meat from buffalo fed ration
containing protected fatty acid. Supervised by RUDY PRIYANTO, RH EDDIE
GURNADI and KOMANG GEDE WIRYAWAN.
Buffalo meat sold in traditional market generally comes from aged draft
animals. The meat is usually characterised by tough, dark in color and strong
odor, and therefore less preferred by consumers. The quality of buffalo meat may
be improved through fattening program. In the fattening program, buffalo may
exhibit a considerable increase in the growth rate, also it produces better qualities
of carcass and meat. Buffalo feed comes from forage and concentrate in which
feed supplements can be added. One of the feed supplement is fish oil since it is
rich in unsaturated fatty acids i.e. omega-3 fatty acids such as EPA
(Eicosapentaenoic acid, C20:5(n-3)) and DHA (Docosahexaenoic acid, C22:6(5-3)).
EPA and DHA have a specific function and play an important role in growth,
prevent various diseases such as heart disease, cancer and inflammation, and
positively affect the body metabolism including the brain and retina development.
In rumen digestion, both saturated and unsaturated fats undergo a process of
fermentation and hydrogenation by rumen microbes which change them into
saturated fatty acids. This can results in a high saturated fatty acid content of the
ruminant meat. The high unsaturated fatty acids of the fish oil could be protected
from rumen digestion through a chemical process known as saponification to
form a dry carboxylate salt mixture (DCM). This allows the proctected
unsaturated fatty acids of the feed to be stored in the meat.
This research aimed to examine the productivity and characteristics of the
carcass and meat of buffalo and cattle fattened on concentrate based ration
containing protected Lemuru fish oil in the form of dry carboxylate salt mixture
(DCM), which was rich in polyunsaturated fatty acids.
The study was divided into three activities : 1) The in vitro study with the
aim of examining the fermentation products from rumen fluid from buffalo and
PO cattle given three different rations, which were K0 (forage+concentrate), K1
(K0+DCM) and K2 (K0+ fish oil). 2) The buffalo and cattle fattening study with
the aims of examining the effects of swamp buffalo and PO cattle given rations
withaout DCM supplementation (forage+concentrate) and DCM supplementation
(forage+concentrate+DCM) on feed consumption, feed and nutrient digestibilities,
growth performance, feed conversion, rumen digestion and rumen microbial
profiles. 3) The characterization of carcass and meat studies with the aims of
examining the carcass productivity and meat properties of swamp buffalo and PO
cattle fattened on rations with and withaout DCM supplementation.
The in vitro results showed that the supplementation of protected Lemuru
fish oil in the form of DCM could protect the fatty acids from biohydrogenation in
the rumen, although it could not increase the activity of rumen fermentation. The
supplementation of protected Lemuru fish oil in to the ration of fattening
buffaloes and cattle could increase feed consumption, concentration and
proportion of VFA, and microbial population in the rumen. On concentrate based
ration fattening, buffalo showed significantly (P