Gambaran Umum Kota Surakarta

A. Gambaran Umum Kota Surakarta

1. Keadaan Geografis

Kota Surakarta terletak pada posisi 110 0 45’ 35* Bujur Timur dan antara 7 0 36’ dan 7 0 56’ Lintang Selatan. Wilayah kota Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo” merupakan dataran rendah dengan ketinggian

92 m dari permukaan laut. Kota Surakarta secara administratif termasuk ke dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, dengan batas-batas:

Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo

Luas wilayah Kota suarakarta yang mencapai 44.04 km 2 yang terbagi dalam 5 kecamatan yang ; kecamatan Laweyan, Serengan , Pasar Kliwon , Jebres dan Banjarsari. Sebagian besar lahan dipakai sebagai tempat pemukiman sebesar 61,68%. sedangkan untuk kegiatan ekonomi juga memakan tempat yang cukup besar yaitu antara 20% dari luas lahan yang ada. Luas penggunaan lahan dikota Surakarta yaitu pertama untukperumahan/ pemukiman sebesar 2.723 Ha, jasa 427,13Ha, perusahaan sebesar 287,48 Ha, industri sebesar 101,42 Ha, Tanah kosong sebesar 53,38 Ha, Tegalan sebesar 81,96 Ha, Sawah sebesar 146,17 Ha, Luas wilayah Kota suarakarta yang mencapai 44.04 km 2 yang terbagi dalam 5 kecamatan yang ; kecamatan Laweyan, Serengan , Pasar Kliwon , Jebres dan Banjarsari. Sebagian besar lahan dipakai sebagai tempat pemukiman sebesar 61,68%. sedangkan untuk kegiatan ekonomi juga memakan tempat yang cukup besar yaitu antara 20% dari luas lahan yang ada. Luas penggunaan lahan dikota Surakarta yaitu pertama untukperumahan/ pemukiman sebesar 2.723 Ha, jasa 427,13Ha, perusahaan sebesar 287,48 Ha, industri sebesar 101,42 Ha, Tanah kosong sebesar 53,38 Ha, Tegalan sebesar 81,96 Ha, Sawah sebesar 146,17 Ha,

Secara topografis, Kota Surakarta merupakan wilayah yang beriklim tropis basah dengan suhu antara 24.9 0 C – 28.6 0 C, sedangkan kelembaban udara antara 66%-86% dengan curah hujan tinggi.

2. Keadaan Demografi

a. Pembagian Wilayah

Wilayah Kota Surakarta terbagi dalam 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Dari 5 kecamatan terbagi 51 kelurahan. Jumlah RW tercatat sebanyak 595 dan jumlah RT sebanyak 2.669. dengan jumlah KK sebesar 134.811 KK maka rata-rata KK setiap RT berkisar sebesar 50KK setiap RT.

Kota Surakarta memiliki luas 44.04 km 2 dengan jumlah penduduk sebanyak 580.849 jiwa pada tahun 2009. Hal ini tingkat kepadatan penduduk kota Surakarta pada tahun 2009 mencapai

13.189 jiwa/km 2 .

Kecamatan Tahun 2009.

Kecamatan

Luas Wilayah

(Km 2 )

Jumlah penduduk

Tingkat kepadatan/ Km 2

Pasar Kliwon

Sumber : BPS Dalam Angka 2009 Kota Surakarta

b. Jumlah penduduk

Pada tahun 2009 penduduk Kota Surakarta berjumlah 580.849 orang yang terdiri dari yang terdiri dari 286.681 penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 294.168 penduduk berjenis kelamin perempuan, dengan pertumbuhan penduduk 1.01 persen dan

tingkat kepadatan penduduk 13.189 jiwa per Km 2 .

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009

Kecamatan

Jumlah penduduk

Tingkat kepadatan/km 2 Male female

Pasar Kliwon

Sumber : BPS Dalam Angka 2009 Kota Surakarta

c. Pendidikan dan Tenaga Kerja

Sebagian besar penduduk di Kota Surakarta pada tahun 2009 memiliki tingkat pendidikan yang relatif masih rendah. Pada tahun 2009 total penduduk yang berusia 5 tahun ke atas yang tidak Sebagian besar penduduk di Kota Surakarta pada tahun 2009 memiliki tingkat pendidikan yang relatif masih rendah. Pada tahun 2009 total penduduk yang berusia 5 tahun ke atas yang tidak

Tabel 4.3 Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kota Surakarta Tahun 2009.

Jenis Pendidikan

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. S2/S3

2 DIV / Universitas

3. DIII / Sarjana Muda

4. Diploma I / II

7. Madrasah Aliyah

10. Tidak/Belum sekolah 44472 61224 105696

Jumlah 231796 261911 493707

Sumber : BPS Dalam Angka 2009 Kota Surakarta

Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang dan Yogyakarta.Mata pencaharian penduduk kota Surakarta sebagian besar terdapat pada sektor Keuangan dan Asuransi. Jumlah penduduk yang bekerja diberbagai sektor pada tahun 2009 sebanyak 246.786 jiwa dengan rician sebagai berikut : sektor pertanian 2.608 orang; pertambangan tidak ada, industri 42.065 orang; listrik, gas, dan air sebesar 700 orang; konstruksi 42.765 orang; pedagang, hotel, dan restoran 106.426 orang; angkutan dan Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang dan Yogyakarta.Mata pencaharian penduduk kota Surakarta sebagian besar terdapat pada sektor Keuangan dan Asuransi. Jumlah penduduk yang bekerja diberbagai sektor pada tahun 2009 sebanyak 246.786 jiwa dengan rician sebagai berikut : sektor pertanian 2.608 orang; pertambangan tidak ada, industri 42.065 orang; listrik, gas, dan air sebesar 700 orang; konstruksi 42.765 orang; pedagang, hotel, dan restoran 106.426 orang; angkutan dan

3. Kinerja Ekonomi

Indikator – indikator makro ekonomi yang dipertimbangkan dalam penyususnan APBD tahun 2008 antara lain PDRB, PDRB perkapita, laju pertumbuhan ekonomi, inflasi, jumlah penduduk miskin, investasi , ekspor dan impor barang dan jas yang memberikan andil dalam pembentukan PDRB. Di bwah ini dapat dilihat jumlah Pendapatan perkapita atas dasar harga konstan pada tahun 2000-2008 di kota Surakarta:

Tabel 4.4 Pendapatan Perkapita atas dasar Harga Konstan

2000-2008 Tahun Harga Konstan 2000 Pertumbuhan (%)

Adapun Pendapatan perkapita kota Surakarta atas harga konstan pada tahun 2008 sebesar RP 7.541.529.630 atau naik sebesar 4,16 dari tahun 2007 sebesar Rp 7.240.005.780. Pertumbuhan Adapun Pendapatan perkapita kota Surakarta atas harga konstan pada tahun 2008 sebesar RP 7.541.529.630 atau naik sebesar 4,16 dari tahun 2007 sebesar Rp 7.240.005.780. Pertumbuhan

Secara umum kondisi perekonomian nasional telah mengarah pada kondisi yang lebih baik, meskipun diwarnai situasi politik yang belum kondusif, adanya kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang ekonomi memberikan tanda kearah perbaikan ekonomi yang lebih baik .Pertumbuhan berdasarkan harga konstan 2000 dengan memperhatikan tingkat harga mencapai 5,69 %. Tingkat pertumbuhan ini lebih rendah dibanding tahun sebelumnya sebesar 5,82%. Pertumbuhan terbesar menurut harga konstan adalah sektor bangunan sebesar 0,5%. Dengan pertumbuhan menurut harga konstan sebesar 12,81 maka bisa disimpulkan bahwa kenaikan harga pada sektor bangunan sangat tinggi menapai dua digit, PDRB atas harga harga konstan ,tahun 2008 mencapai Rp 4.549.342,95 juta , dengan jumlah penduduk pertengah tahun sebanyak 522.935 jiwa maka pendapatan perkapita tahun 2008 mencapai Rp 8.699.633,71

Struktur ekonomi kota Surakarta sudah bergeser dari industri ke perdagangan dengan kontrinbusi sebesar 26,62% sedangkan industri 26,39%. Kedua sektor ini perlu diperhatikan keberadaannya dan perlu ditingkatkan karena merupakan faktor yang utama dalam mendukung perekonomian. Kontribusi terendah adalah sektor primer yaitu sektor pertambangan dan penggalian yang hanya 0,04% serta sektor pertanian sebesar 0,06%.Data dibawah ini menunjukkan

keuangan daerah dari tahun 2000 sampai tahun 2008. Data di bawah ini menunjukkan pertumbuhan PAD, data keuangan daerah yang menyajikan gambaran statistika perkembangan realisasi pendapatan daerah merupakan instrumen penting dalam membuat kebijakan pengelolahan keuangan daerah. Pertumbuhan PAD digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dari tahun ke tahun yang mencereminkan seberap besar kemampuan pemerintah daerah dalam menggali dan meningkatkan potensi daerahnya. Pertumbuhan PAD diitung dengan membandingkan PAD tahun yang bersangkutan dikurangi PAD tahun lalu terhadap PAD tahun yang lalu.

Tabel 4.5 Pendapatan Asli Daerah dan Pertumbuhannya

Sumber : hasil ringkasan survei atas data sekunder yang telah diolah Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah PAD Kota Surakarta dari

tahun 2000 – 2008 dimana dapat dilihat lau pertumbuhannya yang paling besar yaitu pada tahun 2001 meningkat mencapai 62,59% . terendah tanun 2004 sebesar 7,82%. PAD merupakan penerimaan

Tahun

PAD Pertumbuhan(%)