PERBEDAAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN BAYI USIA 4 - 6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

  PERBEDAAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN BAYI USIA 4 - 6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Ikvin Muttathi’in G 0008108 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011

  PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Perbedaan Pertambahan Berat Badan Bayi Usia 4 - 6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula

  Ikvin Muttathi’in, NIM : G0008108, Tahun : 2011 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

  Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari Selasa, Tanggal 20 Desember 2011

  Pembimbing Utama

  Nama : H. Rustam Siregar, dr., Sp.A NIP : 19490116 198012 1 001 (...................................)

  Pembimbing Pendamping

  Nama : Wachid Putranto, dr., Sp.PD NIP : 19720226 200501 1 001 (..................................)

  Penguji Utama

  Nama : Ismiranti Andarini, dr., Sp.A, M.Kes NIP : 19720428 201001 2 001 (..................................)

  Anggota Penguji

  Nama : Tri Yuli Pramana, dr., Sp.PD-KGEH NIP : 19620723 198911 1 001 (..................................)

  Surakarta, Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

  

Muthmainah, dr., M.Kes Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM

  NIP 19660702 199802 2 001 NIP 19510601 197903 1 002

  

PERNYATAAN

  Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Surakarta, Desember 2011 Ikvin Muttathi’in

  NIM G0008108

  

ABSTRAK

Ikvin Muttathi’in, G0008108, 2011. Perbedaan Pertambahan Berat Badan Bayi

  Usia 4 - 6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

  

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

  pertambahan berat badan bayi usia 4 - 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.

  

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik

  dengan pendekatan cross sectional, menggunakan teknik purposive sampling, dengan jumlah sampel 30 bayi berusia 4-6 bulan dari beberapa Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura dan Gatak Kabupaten Sukoharjo pada bulan Mei

  • – Juli 2011. Data pertambahan berat badan diperoleh dari pengukuran selisih berat badan sekarang dengan berat badan satu bulan yang lalu, sedangkan jenis asupan diperoleh dari wawancara yang mengacu pada lembar kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan program Statistic Products and Service Solution (SPSS) for Windows Release 17.0 menggunakan uji statistik Independent t test.

  

Hasil Penelitian: Dari total 30 jumlah sampel, 15 bayi mendapat ASI eksklusif

  dan 15 bayi mendapat susu formula. Hasil pengujian data untuk pertambahan berat badan bayi usia 4 - 6 bulan antara yang di beri ASI eksklusif dan susu formula menggunakan uji statistik Independent t test menunjukkan nilai p = 0.021 (p < 0.05), dengan mean difference -0.207 dan IK 95% adalah antara -0.379 sampai -0.033.

  

Simpulan Penelitian: Terdapat perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 4 -

6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.

  Kata kunci : pertambahan berat badan bayi, ASI eksklusif, susu formula

  ABSTRACT

Ikvin Muttathi’in, G0008108, 2011. The Difference of Weight Gain in Infants

Aged 4 - 6 Months who were Given Exclusive Breastfeeding and Infant Formula.

  Medical Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta.

  

Objectives : The purpose of the research was to know the differences of weight

  gain in infants aged 4 - 6 months who were given exclusive breastfeeding and infant formula.

  

Methods: This was an analytic observational study with cross sectional approach,

  using purposive sampling technique, a sample of 30 infants aged 4 - 6 months from some Posyandu in the region of Kartasura and Gatak Health Center, Sukoharjo in May - July 2011. Weight gain data obtained from measuring the difference between current weight to body weight a month ago, while the type of intake derived from the interviews refer to a questionnaire. Data were analyzed with the program Statistics Products and Service Solution (SPSS) for Windows Release 17.0 statistical test Independent t test.

  

Results: Of the total 30 number of samples, 15 exclusively breastfed infants and

  15 infants received formula fed. The test result data for weight gain among infant aged 4 - 6 months who was given exclusive breastfeeding and infant formula using a statistical test of the Independent t test showed the value of p = 0.021 (p < 0.05), with a mean difference -0.207 and 95% CI is between -0.379 to 0.033.

  

Conclusions: There were significant of weight gain in infants aged 4 - 6 months

who were given exclusive breastfeeding and infant formula.

  Keywords: Infant Weight Gain, Exclusive Breastfeeding, Infant Formula

  PRAKATA

  Alhamdulillaah, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, kesabaran dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul “Perbedaan Pertambahan Berat Badan Bayi Usia 4 - 6 Bulan yang Diberi Asi Eksklusif dan Susu Formula ”.

  Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM 1.

  , selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi beserta Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  3. H. Rustam Siregar, dr., Sp. A, selaku pembimbing utama yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.

  4. Wachid Putranto, dr., Sp. PD, selaku pembimbing pendamping yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.

  5. Ismiranti Andarini, dr., Sp. A, M. Kes., selaku penguji utama yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.

  6. Tri Yuli Pramana, dr., Sp. PD-KGEH, selaku anggota penguji yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.

  7. Prof. Dr. Bhisma Murti, dr., MPH, yang telah berkenan memberikan bimbingan statistik.

  8. Pihak Puskesmas yang telah membantu penelitian penulis di wilayah kerja Puskesmas Kartasura dan Gatak Kabupaten Sukoharjo.

  9. Ibu-Ibu Kader Posyandu yang telah membantu pengumpulan data skripsi.

  10. Seluruh keluarga (Bapak Anung, Ibu Sofwah, mas Mahar, dek Rizqi, dek Ibrahim, mas Perdana) yang telah memberi dukungan moral, material, serta senantiasa mendoakan untuk terselesaikannya skripsi ini.

  11. Sahabat-sahabat (Endika, Cholifatur, Titis, Dessy Tri, Iput, Intan dan lain- lain) yang telah membantu, memberikan pengertian, menemani dan menyemangati.

  12. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran di masa mendatang untuk peningkatan karya ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi semua pihak.

  Surakarta, Desember 2011

  

DAFTAR ISI

  PRAKATA ............................................................................................................ vi DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ........................................................................... 3 C.

  Tujuan Penelitian ............................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3 BAB II. LANDASAN TEORI .............................................................................

  4 A. Tinjauan Pustaka ................................................................................

  4 1. Pertambahan Berat Badan ..............................................................

  4 2. Sosial Ekonomi ...............................................................................

  6 3. ASI Eksklusif ..................................................................................

  8

  4. Susu Formula................................................................................... 12

  5. Hubungan ASI Eksklusif dan Susu Formula terhadap Pertambahan Berat Badan Bayi............................................................................... 16

  B. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 19

  C. Hipotesis ............................................................................................ 19

  BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 20 A. Jenis Penelitian............................................................................... 20

  B.

  Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 20 C. Subjek Penelitian .......................................................................... 20 D.

  Teknik Sampling .......................................................................... 21 E. Identifikasi Variabel ..................................................................... 21 F. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 21 G.

  Instrumen Penelitian ..................................................................... 22 H. Rancangan Penelitian .................................................................... 23 I. Cara Kerja .................................................................................... 23 J.

  Teknik Analisis Data ..................................................................... 24

  BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................... 25 A. Karakteristik Sampel Penelitian ...................................................... 25 B. Analisis Uji Independent t test ........................................................ 27 BAB V. PEMBAHASAN .................................................................................... 29 BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 32 A. Simpulan .......................................................................................... 32 B. Saran ................................................................................................ 32 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 33 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perkiraan Kenaikan Berat Badan Bayi Baru Lahir ................................ 6 Tabel 2. Perbandingan Kandungan Zat Gizi ASI dengan Susu Sapi ................... 15 Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Gizi ......................................... 25 Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu ....................... 26 Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 26 Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan

  Pendapatan Orangtua….. ..................... 27

  Tabel 7. Hasil Analisis Uji Independent t test ...................................................... 28

  

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Kedokteran Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Lampiran 4. Kuesioner Penelitian Lampiran 5. Data Hasil Penelitian Lampiran 6. Analisis Uji Statistik commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan alami untuk bayi. ASI eksklusif

  adalah ASI yang diberikan tanpa makanan tambahan sekurang-kurangnya sampai usia 4 bulan dan jika mungkin sampai usia 6 bulan. ASI bukan sekedar sebagai makanan melainkan juga sebagai suatu cairan yang terdiri dari sel-sel yang hidup (seperti darah). ASI mengandung sel darah putih, antibodi, hormon, faktor-faktor pertumbuhan, enzim, serta zat yang dapat membunuh bakteri dan virus (Roesli, 2005). Sedangkan susu formula merupakan makanan pengganti ASI yang mengandung nutrisi untuk bayi dan kandungan gizinya tidak melebihi wajar maksimum (Hassan, 2007; Heird, 2007).

  Pemberian ASI eksklusif dan susu formula sejak lahir pada anak akan mempengaruhi masukan zat gizi anak sehingga pertumbuhan anak juga akan berpengaruh. Pada tahun 2001, prevalensi pemberian ASI yang diberikan sampai 6 bulan di United State mencapai 32,5% (Ryan, 2002). Survei demografi Kesehatan Indonesia tahun 1997 dan 2003 menunjukkan angka pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan terus menurun.

  Tahun 1997 angka pemberian ASI eksklusif masih 49%. Sedangkan tahun 2003 menjadi 39% (Depkes, 2009). Sedangkan berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan kabupaten se-Jawa Tengah tahun 2006 menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 28,08%, terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2005 yang mencapai 27,49%. Angka ini dirasakan masih sangat rendah bila dibandingkan target pencapaian ASI eksklusif tahun 2010 sebesar 80% (Dinkes, 2006). Sebaliknya pemberian susu formula di Indonesia untuk bayi meningkat dari 10% di tahun 1997 menjadi 30% ditahun 2003 (Depkes, 2009).

  Pertumbuhan merupakan masalah perubahan besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang, dan keseimbangan metabolik (Soetjiningsih, 1995). Salah satu jenis pertumbuhan yaitu pertumbuhan massa jaringan dengan ukuran berat badan. Berat badan ini dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan tumor (Supariasa et al., 2002).

  Menurut Roesli (2002), terdapat perbedaan pertumbuhan antara bayi yang mendapat ASI dan yang mendapat susu formula. Dari berbagai penelitian, bayi yang mendapat ASI eksklusif sedikit lebih berat dibandingkan bayi yang mendapat susu formula. Namun, menurut Dewey et al. (1992), bayi yang diberi susu formula mengalami kenaikan berat badan yang cenderung cepat dibanding ASI.

  Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk meneliti perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 4 - 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.

  B. Perumusan Masalah

  Adakah perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 4 - 6 bulan yang diberi ASI ekslusif dan susu formula?

  C. Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 4

  • – 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Memperkaya pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan Anak khususnya tentang ASI eksklusif dan susu formula.

2. Manfaat Praktis a.

  Menambah informasi masyarakat mengenai perbedaan ASI eksklusif dan susu formula.

  b.

  Meningkatkan kegiatan promosi pentingnya ASI eksklusif bagi tenaga kesehatan.

  c.

  Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pertambahan Berat Badan a. Konsep Pertumbuhan Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan besar,

  jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang, dan keseimbangan metabolik (Soetjiningsih, 1995). Pada dasarnya pertumbuhan dapat dibagi dua yaitu: pertumbuhan linier dan pertumbuhan massa jaringan. Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada masa lampau dan pertumbuhan massa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran. Ukuran massa jaringan yang paling sering digunakan adalah berat badan (Supariasa et al., 2002).

  b.

  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain:

  1) Faktor internal (genetik)

  Faktor ini merupakan modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan. Yang terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. 2)

  Faktor eksternal/lingkungan a) Faktor pranatal Yang terdiri dari gizi ibu pada saat hamil, mekanis

  (trauma dan cairan ketuban yang kurang), toksin/zat kimia (zat teratogenik), endokrin (insulin, tiroid, dll), radiasi, infeksi, kelainan imunologi, anoksia embrio (terjadi akibat gangguan plasenta), dan psikologis ibu (stress).

  b) Faktor pasca natal Yang terdiri dari gizi (untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat), penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisik/kimia (cuaca, sanitasi lingkungan, keadaan rumah), psikologis, endokrin, sosio-ekonomi (pendidikan, teknologi, pekerjaan), lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan (Soetjiningsih, 1995; Supariasa et al., 2002).

  c.

  Berat Badan Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir. Pada masa bayi, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor (Supariasa et al., 2002).

  

Tabel 1. Perkiraan Kenaikan Berat Badan Bayi Baru Lahir

  Usia Kenaikan berat badan perhari 0-3 bulan 30 gram 3-6 bulan 20 gram 6-9 bulan 15 gram 9-12 bulan 12 gram 1-3 tahun 8 gram 4-6 tahun 6 gram

  (Keane, 2007) 2.

   Sosial Ekonomi

  Beberapa hal yang berperan sebagai penyebab timbulnya masalah gizi yang mempengaruhi pertumbuhan adalah faktor sosial ekonomi yang meliputi pendidikan orangtua, pekerjaan dan pendapatan, teknologi, budaya, dan lain-lain. Keterbatasan sosial ekonomi berpengaruh langsung terhadap pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan akan makanan serta berpengaruh pada praktek pemberian makanan pada bayi yang akhirnya mempengaruhi daya beli dan asupan makanan untuk memenuhi kebutuhan akan pertumbuhan (Aritonang, 1994).

  a.

  Pendapatan Orangtua Pendapatan orangtua merupakan faktor eksternal yang tersebut (Supariasa et al., 2002). Rendahnya pendapatan merupakan rintangan yang menyebabkan orang tersebut tidak mampu membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan. Sebaliknya, semakin tinggi tingkat pendapatan dalam keluarga akan menyebabkan semakin rendahnya persentase dalam pemberian ASI sehingga daya beli terhadap susu formula semakin tinggi (Rahayu, 2010).

  b.

  Tingkat Pendidikan Ibu Di Indonesia, tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku dan menghasilkan banyak perubahan, khususnya pengetahuan dibidang kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal semakin mudah menyerap informasi termasuk juga informasi kesehatan, semakin tinggi pula kesadaran untuk berperilaku hidup sehat (Notoatmodjo, 2003).

  Dalam Tirtarahardja dan La Sulo (2005), jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan kedalaman bahan pengajaran.

  Berdasarkan UU No. 2 tahun 1989, pendidikan formal di Indonesia memiliki 3 tingkat, yaitu: 1)

  Pendidikan Dasar Pendidikan ini ditempuh selama 9 tahun mencakup SD/MI/PaketA dan SLTP/MTs/PaketB.

  2) Pendidikan Menengah

  Pendidikan ini meliputi SMU/SMK dan lama pendidikan selama 3 tahun 3)

  Pendidikan Tinggi Pendidikan ini meliputi pendidikan akademik dan profesional.

  Pendidikan akademik dibagi menjadi program Sarjana (S1), Program magister (S2), dan program Doktor (S3). Untuk pendidikan professional dibagi menjadi program Diploma I, Diploma II, Diploma III, dan Diploma IV. (Mudyaharjo, 2001) 3.

   ASI Eksklusif a.

  Definisi ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja pada bayi tanpa tambahan cairan lainnya seperti susu formula, air putih, air teh, madu, dan tanpa tambahan makanan padat seperti bubur nasi, biskuit, pisang, pepaya, dan tim. Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk dalam waktu setidaknya dalam waktu 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih. ASI merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi. ASI terdiri dari berbagai komponen gizi dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama selama periode menyusui, pada akhir masa menyusui kadar lemak 4-5 kali dan kadar protein 1,5 kali lebih tinggi daripada awal menyusui (Roesli, 2005).

  b.

  Unsur Nutrisi 1)

  Karbohidrat Zat karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa yang jumlahnya akan berubah-ubah setiap hari menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Produk dari laktosa adalah galaktosa dan glukosamin. Galaktosa merupakan nutrisi vital untuk pertumbuhan jaringan otak dan juga merupakan kebutuhan nutrisi medulla spinalis, yaitu untuk pembentukan mielin (selaput pembungkus sel saraf).

  Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium, fosfor, dan magnesium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang, terutama pada masa bayi untuk proses pertumbuhan gigi dan perkembangan tulang.

  2) Protein

  Protein dalam ASI jumlahnya lebih rendah dibanding protein dalam susu buatan. Protein ASI merupakan bahan baku untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi. Hal ini disebabkan oleh kelompok protein whey (protein yang bentuknya lebih halus) di dalam ASI lebih banyak daripada protein kasein. Kelompok whey merupakan komposisi protein terbanyak yang ada dalam susu buatan adalah kelompok kasein yang kasar, bergumpal, dan sangat sukar dicerna oleh usus bayi. Perbandingan protein unsur whey dan kasein dalam ASI adalah 60:40, sedangkan di dalam susu sapi 20:80.

  3) Lemak

  Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya. Lemak ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi yang terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan akan berbeda pada 10menit kemudian. Selain jumlahnya yang mencukupi, jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang merupakan lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi dalam bentuk Omega 3, Omega 6, DHA dan arachidonid acid yang merupakan komponen penting untuk mielinisasi.

  Seluruh asan lemak dapat dibuat oleh tubuh dari protein dan karbohidrat kecuali asam linoleat. Tanpa asam linoleat, otak tidak dapat memperbaiki mielin dan dapat mengakibatkan hilangnya koordinasi, daya ingat, dan halusinasi. Asam linoleat ada di dalam ASI dengan jumlah yang cukup tinggi. Lemak ASI mudah dicerna dan diserap oleh bayi karena ASI juga mengandung enzim lipase yang mencerna trigliserida menjadi digliserida, sehingga sedikit sekali lemak yang tidak diserap oleh sistem pencernaan bayi.

  4) Mineral

  ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium di dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun jumlah kecil tidak sebesar dalam susu sapi tetapi dapat diserap secara keseluruhan dalam usus bayi. Berbeda dengan susu buatan yang jumlanya tinggi tetapi sebagian besar harus dibuang melalui sistem urinaria maupun pencernaan karena tidak dapat dicerna.

  Kadar mineral yang tidak diserap akan memperberat kerja usus bayi untuk mengeluarkan, mengganggu keseimbangan dalam usus bayi, dan meningkatkan pertumbuhan bakteri merugikan yang akan mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal sehingga bayi kembung, gelisah karena obstipasi atau gangguan metabolisme.

  5) Vitamin

  ASI mengandung vitamin yang lengkap. Vitamin cukup untuk 6 bulan sehingga tidak perlu ditambah kecuali vitamin K karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K.

  (Purwanti, 2004) c. Manfaat Pemberian ASI

  1) ASI sebagai nutrisi

  Komposisi air susu setiap mamalia berbeda dan disesuaikan dengan kebutuhan serta laju pertumbuhan masing-masing jenis spesies. Jadi, ASI sapi untuk anak sapi, ASI kuda untuk anak kuda, dan ASI manusia tentu untuk bayi manusia. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sebagai makanan tunggal yang akan mencukupi kebutuhan tumbuh bayi sampai usia 6 bulan. 2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh manusia.

  Bayi baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin dari ibunya (melalui plasenta). Namun, kadar zat ini akan cepat menurun segara setalah bayi lahir. Kehilangan ini akan segera diganti dengan pemberian ASI yang mengandung zat kekebalan yaitu kolostrum. Bayi yang diberi ASI eksklusif akan lebih sehat dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif.

  3) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan.

  Pemberian ASI eksklusif akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrient yang ideal dengan komposisi yang tepat serta sesuai dengan kebutuhan bayi. Nutrient yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit terdapat pada susu sapi, antara lain: taurin, laktosa, dan asam lemah ikatan panjang ( DHA, AA, Omega 3, dan Omega 6). 4) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang.

  Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya.

  (Roesli, 2005) 4.

   Susu Formula a.

  Definisi Susu formula adalah modifikasi dari susu sapi yang merupakan makanan pengganti ASI yang kandungan nutrisinya sudah disesuaikan oleh keperluan bayi dan dapat dibuat sendiri baik di rumah atau di rumah sakit. Susu ini kebanyakan dalam keadaan bubuk, hanya memerlukan pengenceran dengan air matang sebelum diberikan pada bayi (Hassan, 2007; Heird, 2007).

  Susu ini diberikan sejak lahir pada anak bila ada suatu sebab bayi tidak dapat memperoleh ASI, seperti: 1) Produksi ASI tidak cukup/sama sekali tidak keluar. 2) Terdapat penyakit pada ibu, seperti gagal jantung. 3) Bayi dengan kelainan metabolik bawaan. 4) Ibu sedang dirawat di rumah sakit dan dipisahkan dari bayinya. 5)

  Ibu bekerja atau berdagang yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya (Mansjoer et al., 2000).

  b.

  Macam-macam Makanan pengganti ASI di bagi menjadi dua golongan yaitu Formula Awal dan Formula Tindak Lanjut.

  1) Formula Awal

  Formula ini diberikan pada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan yang terdiri dari Formula Awal Adaptasi dan Formula Awal Lengkap.

  a) Formula awal adaptasi adalah formula yang susunan gizinya disesuaikan dengan fisiologis bayi baru lahir. Formula ini diberikan untuk bayi baru lahir sampai 6 bulan. Contoh formula ini yang beredar di Indonesia adalah Bebelac 1, Enfamil, Morinaga, SGM 0, Nan, Nutrilon Primer, dan Vitalac.

  b) Formula awal lengkap berarti susunan gizinya lengkap dan pemberiannya dapat dimulai setalah bayi dilahirkan.

  Dibandingkan dengan formula awal adaptasi, formula ini memiliki kadar protein dan mineral yang lebih tinggi.

  Keuntungan dari formula bayi ini terletak pada harganya yang lebih murah. Seperti Lactogen 1, Nestogen, SGM, dan New Camelpo. 2)

  Formula Tindak Lanjut Formula ini diberikan setelah bayi berumur 6 bulan dimana bayi telah mendapat makanan lengkap. Diantaranya: Bebelac 2,

  Benamil, Vitalac 2, Lactogen 2, Nutrima, Promil, dan SGM 2 ( Mansjoer et al., 2000).

  Tabel 2. Perbandingan Kandungan Zat Gizi ASI dengan Susu Sapi

  ASI Susu sapi Air(g)

  88

  88 Laktosa(g) 6,8

  3 Protein(g) 1,2 3,3 Lemak(g) 3,8

  3 Laktobulin 1,2 3,1 Asam linoleat(g) 8,3 1,6 Kalium(g) 55 138 Klorida(g) 43 103 Kalsium(g) 33 125 Magnesium(g)

  4

  12 Fosfor(g) 15 100 Zat besi(g) 0,15 0,1 Vitamin A

  53

  34 Vitamin D 0,03 0,06 Tiamin

  16

  42 Riboflavin 43 157 Asam nikotinat 172

  85 Asam askorbat 4,3 1,6 Taurin 40 -

5. Hubungan ASI Eksklusif dan Susu Formula terhadap Pertambahan Berat Badan Bayi 1.

  Kandungan lemak Bayi belum dapat mencerna lemak dengan baik. Untuk mencerna lemak dibutuhkan enzim lipase. ASI mengandung enzim lipase, sedangkan pada susu formula tidak mengandung enzim ini. Susu formula yang mengandung lemak tinggi tanpa adanya enzim lipase ini merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya peningkatan berat badan karena adanya penimbunan lemak (Sidi et al. , 2004).

  2. Teori menghisap pada bayi Bayi yang mendapat ASI cenderung menghisap puting susu secara aktif, dan akan berhenti menghisap jika bayi telah merasa kenyang. Sebaliknya, bayi yang mendapat susu formula yang diberikan menggunakan botol, cenderung mendapatkan tetesan- tetesan susu secara pasif dari botol dan berhenti meminum susu jika botol telah kosong. Jadi bayi yang mendapat susu formula lebih mudah mengalami peningkatan berat badan (Susilowati, 2008).

  3. Hormon Beberapa hormon dalam ASI berperan dalam pengaturan asupan makanan dan keseimbangan energi (Savino et al., 2009).

  1) Leptin

  Leptin ini berfungsi dalam regulasi metabolisme, asupan makanan, penggunaan energi, serta memilki faktor metabolik dan endokrin (Rahayu, 2007). Beberapa penelitian membuktikan bahwa ASI manusia mengandung leptin. Bayi yang mendapatkan ASI memilki kadar leptin yang lebih tinggi daripada bayi yang mendapatkan susu formula. Kadar leptin semakin menurun dengan durasi pemberian ASI (Ilcol et al., 2006; Savino et al., 2009). Dari hasil penelitian Miralles et

  a l.(2006), berat badan bayi yang menyusui selama 2 tahun

  pertama dipengaruhi oleh kadar leptin dalam ASI. Hal ini menunjukkan bahwa leptin ASI merupakan faktor penting dalam memberikan perlindungan terhadap kelebihan berat badan pada bayi.

  2) Adinopektin

  Adiponektin adalah protein spesifik terbesar dari jaringan adiposa. Hormon ini dapat mengikat asam lemak yang dihasilkan oleh jaringan adiposa dan berhubungan dengan metabolisme lipid. Hormon ini ditemukan dalam ASI (Martin

  ,2006). Kadar hormon ini menurun dengan durasi laktasi et al. (Savino et al., 2009). Konsentrasi hormon ini berbanding terbalik dengan jumlah jaringan adiposa dan meningkat terkait sensitivitas insulin (Savino et al., 2009). Bayi yang tidak mendapat ASI menjadi lebih rendah kadar adiponektin-nya, sedangkan konsentrasi plasma adiponektin yang rendah lebih cenderung mengalami peningkatan berat badan dan diabetes tipe 2 ( Stefan et al., 2002).

  3) Resistin

  Resistin disekresi oleh jaringan adiposa dan terdapat dalam ASI. Konsentrasi resistin lebih tinggi dalam serum bayi yang diberi ASI. Kadar resistin berbanding terbalik dengan berat badan bayi baru lahir. Hal ini membuktikan bahwa resistin memiliki peran dalam mengendalikan pertumbuhan janin. Selain itu juga terlibat dalam pengaturan nafsu makan dan metabolisme dalam perkembangan bayi (Savino et al., 2009).

  4) Ghrelin

  Ghrelin adalah peptida 28-asam amino yang terutama diproduksi di lambung. Menurut penelitian, konsentrasi ghrelin pada bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi daripada bayi yang mendapat ASI. Ghrelin ini merangsang asupan makanan, mengurangi pemanfaatan lemak dan pengeluaran energi. Jadi bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih cenderung mengalami obesitas (Savino et al., 2009)

B. Kerangka Pemikiran

  • Ras -
  • Penyakit kronis
  • Kelainan genetik

  • Lingkungan fisik
  • Kelainan kromosom
  • Psikologis Pertumbuhan (Pertambahan Berat Badan)

  : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak teliti

  Gambar 1. Kerangka Pemikiran C.

   Hipotesis

  Bayi usia 4 - 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif mengalami pertambahan berat badan yang lebih kecil daripada bayi yang diberi susu formula.

  Jenis kelamin

  Pemberian ASI Eksklusif

  Pemberian Susu Formula

  Pemilihan Masukan Zat Gizi

  Pekerjaan Pendidikan Ibu

  Pendapatan

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan

  menggunakan pendekatan cross sectional yaitu variabel bebas dan variabel tergantung diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Taufiqurrohman, 2008).

  B. Lokasi dan Waktu Penelitian

  Penelitian dilakukan di dua puskesmas di Kabupaten Sukoharjo, yaitu Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Gatak, dari Mei - Juli 2011.

  C. Subjek Penelitian 1.

  Kriteria Inklusi a.

  Semua bayi berusia 4 – 6 bulan yang diberi ASI eksklusif atau susu formula dengan riwayat berat badan bayi lahir normal dan kelahiran cukup bulan.

  b.

  Bayi yang memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS).

  c.

  Persetujuan dari orang tua.

2. Kriteria Eksklusi

  b.

  Bayi dengan infeksi kronis.

  c.

  Bayi yang mempunyai kelainan bawaan.

  d.

  Kelahiran prematur (<37 minggu) D.

   Teknik Sampling

  Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu pemilihan subyek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi (Taufiqurrohman, 2008). Besar sampel yang dipakai dalam penelitian ini yaitu n = 30 (rule of thumb) (Murti, 2010).

  Proporsi 15 subjek untuk bayi dengan pemberian ASI eksklusif dan 15 subjek untuk bayi dengan pemberian susu formula.

  E. Identifikasi Variabel

  1. : ASI Eksklusif dan susu formula Variabel bebas

  2. : Pertambahan berat badan bayi Variabel terikat 3.

  Variabel luar tak terkendali : Faktor genetik, jenis kelamin, dan lingkungan.

  F. Definisi Operasional Variabel 1.

  ASI Eksklusif dan susu formula

  a. Definisi : Pemberian ASI eksklusif yaitu bayi hanya tambahan cairan lain dan tanpa tambahan makanan padat sampai berusia 6 bulan (Roesli, 2005). Sedangkan pemberian susu formula yaitu pemberian cairan modifikasi dari susu sapi yang merupakan makanan pengganti ASI yang kandungan nutrisinya sudah disesuaikan oleh keperluan bayi (Heird, 2007). Pemberian ASI atau susu formula ini diberikan pada bayi baru lahir sampai umur 4-6 bulan.

  b. : 1) Pemberian ASI Eksklusif Kategori

  2) Pemberian susu formula c.

  Skala Pengukuran : Nominal 2. Pertambahan Berat Badan Bayi

  a. : Pertambahan berat badan bayi dilihat dari Definisi selisih hasil pengukuran pada saat pengambilan data dan satu bulan sebelum usia bayi pada saat pengukuran yang bisa dilihat dari KMS.

  b.

  Skala Pengukuran : Rasio Pemberian ASI Eksklusif Analisis Statistik

  Pemberian Susu Formula Kuesioner

  Pengukuran Berat Badan Bayi Bayi usia 4-6 bulan G.

   Instrumen Penelitian

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1.

  Dacin dan sarung/kotak/celana timbang untuk menimbang bayi.

  2. Kuesioner untuk wawancara pada ibu mengenai pemberian asupan gizi pada bayinya.

  3. KMS untuk melihat berat badan satu bulan sebelum pengukuran.

H. Rancangan Penelitian

  

Gambar 2. Skema Penelitian

I. Cara Kerja 1.

  Sebelum dilakukan penelitian, peneliti meminta surat ijin penelitian pada Tim Skripsi. Selanjutnya, peneliti meminta ijin kepada kepala Kesbanglinmas kabupaten Sukoharjo diteruskan ke Dinas Kesehatan kabupaten Sukoharjo sebagai tembusan ke puskesmas dimana pengambilan data berlangsung.

  2. Ketika jadwal posyandu dilaksanakan, peneliti bersama petugas puskesmas (bidan) mendatangi masing-masing posyandu diwilayah kerja puskesmas yang bersangkutan.

  3. Setiap bayi usia 4-6 bulan dilakukan pengukuran berat badan menggunakan timbangan bayi. Pengukuran dilakukan 1 kali serta mencatat berat badan bayi satu bulan sebelum pengukuran. Setelah itu, menghitung selisih berat badan bayi sekarang dan satu bulan sebelumnya.

  4. Wawancara terhadap ibu bayi yang berkunjung berdasarkan kuosioner yang telah ada mengenai pemberian masukan zat gizi pada bayi.

  5. Data yang diperoleh selanjutnya disortir sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang telah ditetapkan.

  6. Mengolah data hasil penelitian.

  J. Teknik Analisis Data

  Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik Independent t test untuk melihat ada tidaknya perbedaan pertambahan berat badan antara kelompok pemberian ASI eksklusif dengan kelompok pemberian susu formula. Data akan diolah dengan menggunakan program Statistical Product

  and Service Sollution (SPSS) 17.

BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian diperoleh dari proses pengumpulan data yang dilakukan

  pada bayi usia 4 - 6 bulan di beberapa Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura dan Gatak Kabupaten Sukoharjo pada bulan Mei

  • – Juli 2011. Data penelitian didapat secara primer dari hasil observasi oleh peneliti dengan melakukan pengukuran berat badan bayi untuk variabel pertambahan berat badan, sedangkan untuk jenis asupan diperoleh dengan cara mengisi kuesioner melalui wawancara oleh peneliti. Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 30 sampel yang memenuhi kriteria inklusi.

A. Karakteristik Sampel Penelitian 1.

  Asupan Gizi

  Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Gizi

  Asupan Gizi Frekuensi Persetase (%) ASI Eksklusif

  15

  50 Susu Formula

  15

  50 Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer 2011

  Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 30 sampel, terdapat masing-masing 15 bayi yang mendapat asupan ASI eksklusif dan susu formula.

  2. Tingkat Pendidikan Ibu

  Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu Pendidikan Ibu Pemberian Asupan Gizi Total ASI Eksklusif Susu Formula

  Dasar Menengah

  Tinggi 3 (10%) 10 (33,3%) 2 (6,7%)

  6 (20%) 6 (20%) 3 (10%) 9 (30%)

  16 (53,3%) 5 (16,7%) Sumber: Data Primer 2011

  Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 30 sampel, terdapat 9 ibu bayi dengan tingkat pendidikan dasar (30%), 16 ibu bayi dengan tingkat pendidikan menengah (53,3%), dan 5 ibu bayi dengan tingkat pendidikan tinggi (16,7%).

  3. Jenis Kelamin

  Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Pemberian Asupan Gizi Total ASI Eksklusif Susu Formula

  Laki-laki 7 ( 23,3%) 9 ( 30%) 16 ( 53,3%) Perempuan 8 ( 26,7%) 6 (20%) 14 ( 46,7%)

  Sumber: Data Primer 2011 Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 30 sampel, terdapat 16 bayi laki-laki (53,3%) dan 14 bayi perempuan (46,7%).

4. Pendapatan Orangtua

  Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendapatan Orangtua Pemberian Asupan Gizi Pendapatan

  Total Orangtua ASI Eksklusif Susu Formula

  Rp 250.000-Rp 5 (16,7 %) 2 (6,7 %) 7 (23,3%) 500.000

  Rp 500.000-Rp 4 (13,3 %) 6 (20 %) 10 (33,3 %) 1.000.000

  >Rp 1.000.000 6 (20 %) 7 (23,3 %) 13 (43,3 %) Sumber: Data Primer 2011

  Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 30 sampel, terdapat 7 orangtua bayi dengan pendapatan Rp 250.000-Rp 500.000 (23,3%), 10 orangtua bayi dengan pendapatan Rp 500.000-Rp 1.000.000 (33,3%), dan 13 orangtua bayi dengan pendapatan >Rp 1.000.000 (43,3%).

  B.

   Analisis Uji Independent t test

  Hasil pengujian data untuk pertambahan berat badan bayi usia 4-6 bulan antara yang di beri ASI eksklusif dan susu formula menggunakan uji statistik Independent t test menunjukkan nilai p = 0.021 (p < 0.05), dengan

  

mean difference -0.207 dan IK 95% adalah antara -0.379 sampai -0.033. Dapat

  diambil kesimpulan bahwa secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna pada rerata pertambahan berat badan bayi usia 4 - 6 bulan antara yang diberi

  ASI eksklusif dan susu formula, yaitu pertambahan berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif lebih kecil daripada susu formula.

  

Tabel 7. Hasil Analisis Independent t test

  Kelompok F t df p keterangan Pertambahan berat badan bayi dengan jenis asupan 4.802 -2.471 22.611 0.021 perbedaan bermakna

  Sumber: Data Primer 2011

  Gambar 3. Hasil Uji Statistik

BAB V PEMBAHASAN Hasil uji statistik dalam penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan

  yang bermakna antara jenis asupan dengan pertambahan berat badan bayi usia 4 - 6 bulan (p < 0.05). Hal itu dapat diketahui dari hasil uji statistik Independent t test.

  Pada pengujian data dengan independent t test, hasil untuk pertambahan berat badan bayi usia 4 - 6 bulan antara yang diberi ASI eksklusif dan susu formula menunjukkan nilai p = 0.021 (p < 0.05), mean difference -0.207 dan IK 95% adalah antara -0.379 sampai -0.033. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada rerata pertambahan berat badan bayi usia 4-6 bulan antara yang diberi ASI eksklusif dan susu formula, yaitu pertambahan berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif lebih kecil daripada susu formula.

  Rata-rata pertambahan berat badan bayi yang diberi susu formula menunjukkan hasil yang besar yaitu 0.667. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Butte et al. (2000), kecepatan pertambahan berat badan bayi usia 3 - 6 bulan lebih tinggi pada bayi yang diberi susu formula. Hal itu didukung oleh Dewey et al.