Kategori Kata Interferensi leksikal bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa pada JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS.

2. Interferensi Leksikal Kategori Kata Kerja

Data 20. antusias (Kalawarti III/No 110/ Juli/ 2009)

Kabeh padha antusias, raketang amung nyekel wayang sik. ‘Semua ikut antusias, walaupun hanya memegang wayang dulu.’

Interferensi pada kalimat tersebut terdapat pada kata antusias yang artinya ‘bersemangat’di dalam bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata karep banget atau mempeng yang artinya ‘bersemangat’. Berdasarkan teknik ganti maka kalimat tersebut dapat diubah menjadi:

Kabeh padha karep banget, raketang amung nyekel wayang sik.

‘Semua ikut bersemangat, walaupun hanya memegang wayang dulu.’

Kabeh padha mempeng, raketang amung nyekel wayang sik. ‘Semua ikut bersemangat, walaupun hanya memegang wayang

dulu.’ Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui penggantian kata antusias

dengan kata karep banget atau mempeng dalam kalimat diatas tetap menghasilkan kalimat yang gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat serta dapat berterima bisa berterima.

Kata antusias pada data 19 berfungsi sebagai predikat, kata antusias termasuk dalam kelas kata kerja yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

Untuk membentuk kalimat ingkar (negatif) dipergunakan kata ora ‘tidak’. Nomina + tidak + verba(kata kerja) / Nomina + ora + verba(kata kerja)

commit to user

Bila kata antusias dan mempeng di masukkan dalam rumusan di atas menjadi: Saya tidak antusias. Dalam bahasa Jawa

Aku ora mempeng. ‘Saya tidak bersemangat’

Kata antusias ‘bersemangat’ dapat didahului dengan kata tidak ‘ora’, maka kata antusias termasuk kata kerja.

3. Interferensi Leksikal Kategori Kata Sifat

Data. 21 aktif (Kalawarti III/No 145/Maret/2010)

Jagad pewayangan bisa melu aktif ngudhar kahanan lan maneka prakara urip.

‘Jagad pewayangan bisa ikut aktif membedah keadaan dan aneka perkara hidup.

Kesalahan pada kalimat diatas terletak pada penggunaan kata dari bahasa Indonesia yaitu kata aktif yang artinya ’giat’ di dalam bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata grengseng, giyat, dan mempeng . Untuk mengetahui apakah penggantian kata kerja berimbuhan cocok dapat diuji dengan teknik ganti, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Jagad pewayangan bisa melu grengseng ngudhar kahanan lan maneka prakara urip. ‘Jagad pewayangan bisa ikut giat memebedah keadaan dan aneka perkara hidup.

Jagad pewayangan bisa melu giyat ngudhar kahanan lan maneka prakara urip. ‘Jagad pewayangan bisa ikut giat memebedah keadaan dan aneka perkara hidup.

Jagad pewayangan bisa melu mempeng ngudhar kahanan lan maneka prakara urip. ‘Jagat pewayangan bisa ikut giat membedah keadaan dan aneka perkara hidup.

commit to user

Dari hasil analisis tersebut dapat dibuktikan bahwa penggantian kata aktif dengan kata grengseng, giyat, dan mempeng dalam kalimat diatas tetap menghasilkan kalimat yang gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa berterima.

Kata aktif pada data 20 berfungsi sebagai pelengkap, kata aktif masuk dalam kelas kata sifat yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

Nomina + ....... + banget (sekali), dan Nomina + luwih(lebih) + .......

Nomina + rada(agak) + ........ Nomina + ..........+ dhewe(paling), Bila kata aktif dan mempeng dimasukkan dalam rumusan diatas menjadi: Vivi aktif sekali.

Vivi lebih aktif.

Dalam bahasa Jawa menjadi:

Vivi agak aktif. Vivi paling aktif.

Vivi luwih mempeng . ‘Vivi lebih giat.’ Vivi mempeng banget. ‘Vivi giat sekali.’ Vivi rada mempeng . ‘Vivi agak giat.’ Vivi mempeng dhewe. ‘Vivi paling giat.’

Kata aktif ‘giat’ dapat didahului dengan kata lebih ‘luwih’ agak

‘rada’, paling ‘dhewe’ dan diikuti kata sekali ‘banget’, maka kata aktif termasuk kata sifat.

Data. 22 mewah (Kalawarti III/No 161/Juli/2010)

commit to user

Kunjara mewah rasane wus kaya dicepakake tumrap pejabat nagara.

‘Penjara mewah rasanya sudaah seperti disiapkan untuk pejabat negara.’

Interferensi pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata dari

bahasa Indonesia yaitu kata mewah yang artinya ‘serba indah, berlebih’ di dalam bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata sarwa elok lan becik. Untuk mengetahui apakah penggantian kata tersebut cocok dapat diuji dengan teknik ganti, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Kunjara sarwa elok lan becik rasane wus kaya dicepakake tumrap pejabat negara.

‘Penjara serba indah dan berlebih rasanya sudah seperti disediakan untup pejabat negara. ’

Dari hasil tersebut dapat dibuktikan bahwa penggantian kata mewah dengan kata sarwa elok lan becik dalam kalimat diatas tetap menghasilkan kalimat yang gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa berterima.

Kata mewah pada data 21 berfungsi sebagai pelengkap, kata mewah masuk dalam kelas kata keadaan yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

Nomina + ....... + banget(sekali), Nomina + ..........+ dhewe(paling), Nomina + luwih (lebih) + ....... Nomina + rada(agak) + ........ Bila kata mewah dimasukkan dalam rumusan diatas menjadi: Rumahnya mewah sekali.

Rumahnya paling mewah.

Rumahnya lebih mewah.

commit to user

Rumahnya agak mewah. Kata mewah ‘serba indah, berlebih’ dapat didahului dengan kata luwih

dan rada serta diikuti kata banget dan dhewe, maka kata mewah termasuk kata sifat.

Data23. Harmonis (Kalawarti III/No 140/Februari/2010)

Kahanan kuwi wus nuduhake manawa ana tatanan sing ora harmonis ing urip bebrayan antarane wong Jawa lan China.

‘Keadaan itu sudah menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak harmonis dalam kehidupan antara orang Jawa dan China.

Interferensi pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata dari

bahasa Indonesia yaitu kata harmonis yang artinya ‘selaras, serasi’ di dalam bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata laras atau cocog yang artinya ‘cocog’. Untuk mengetahui apakah penggantian kata tersebut cocok dapat diuji

dengan teknik ganti, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Kahanan kuwi wus nuduhake manawa ana tatanan sing ora laras ing urip bebrayan antarane wong Jawa lan China.

‘Keadaan itu sudah menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak cocog dalam kehidupan antara orang Jawa dan China.

Kahanan kuwi wus nuduhake manawa ana tatanan sing ora cocog ing urip bebrayan antarane wong Jawa lan China.

‘Keadaan itu sudah menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak cocog dalam kehidupan antara orang Jawa dan China.

Dari hasil analisis tersebut dapat dibuktikan bahwa penggantian kata harmonis dengan kata laras dan cocog dalam kalimat diatas tetap menghasilkan kalimat yang gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa berterima.

commit to user

Kata harmonis pada data 22 berfungsi sebagai pelengkap, kata harmonis termasuk dalam kelas kata sifat yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

Nomina + ....... + banget(sekali), Nomina + ..........+ dhewe(paling), Nomina + luwih (lebih) + ....... Nomina + rada(agak) + ........ Bila kata harmonis dimasukkan dalam rumusan di atas menjadi: Keluarganya harmonis sekali.

Keluarganya paling harmonis. Dalam bahasa Jawa menjadi: Keluarganya lebih harmonis. Keluargane agak harmonis.

Keluargane cocog banget. ‘Keluarganya cocok sekali.’ Keluargane cocog dhewe. ‘Keluarganya paling cocok.’ Keluargane luwih cocog. ‘Keluarganya lebih cocok.’ Keluargane rada cocog . ‘Keluarganya agak cocok.’

Kata harmonis ‘serasi,selaras’ dapat didahului dengan kata lebih

‘luwih’, agak ‘rada’, paling ‘dhewe’ serta diikuti kata sekali ‘banget’, maka kata harmonis termasuk kata sifat.

Data 25. Klasik (Kalawarti III/No 175/Oktober/2010)

Pameran gambar karyane para mahasiswa angkatan 2008 Jurusan Senirupa FKIP UNS Solo taun iki pancen ngangkat irah-irahan klasik. ‘Pameran gambar karya para mahasiswa angkatan 2008 Jurusan Senirupa FKIP UNS Solo tahun ini memang mengangkat judul klasik.’

Interferensi pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata dari

bahasa Indonesia yaitu kata klasik yang artinya ‘tradisional, indah’ di dalam bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata lawas yang artinya ‘asipat

commit to user commit to user

Pameran gambar karyane para mahasiswa angkatan 2008 Jurusan Senirupa FKIP UNS Solo taun iki pancen ngangkat irah-irahan lawas.

‘Pameran gambar karya para mahasiswa angkatan 2008 Jurusan Senirupa FKIP UNS Solo tahun ini memang

mengangkat judul lawas.’

Dari hasil analisis tersebut dapat dibuktikan bahwa penggantian kata klasik dengan kata lawas dalam kalimat diatas tetap menghasilkan kalimat yang gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa berterima.

Kata klasik pada data 24 berfungsi sebagai keterangan, kata klasik masuk dalam kelas kata keadaan yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

Nomina + ....... + banget(sekali), Nomina + ..........+ dhewe(paling), Nomina + luwih (lebih) + ....... Nomina + rada(agak) + ........ Bila kata klasik dan lawas dimasukkan dalam rumusan diatas menjadi: Batiknya klasik sekali.

Batiknya paling klasik. Batiknya lebih klasik.

Dalam bahasa Jawa menjadi: Batiknya agak klasik.

Bathike lawas dhewe. Bathike lawas banget. Bathike luwih lawas. Bathike rada lawas.

commit to user

Kata klasik ‘tradisional, indah’ dapat didahului dengan kata lebih ‘luwih’, agak ‘rada’, paling ‘dhewe’ dan diikuti kata sekali ‘banget’ , maka kata klasik termasuk kata sifat.

4. Interferensi Leksikal Kategori Kata Penghubung

Data.26 dan (Kalawarti III/No 100/April/2009) Isih akeh seniwati sing ngadhepi pepalang asumber cara dan daya

pikir patriarkhat.

‘Masih banyak seniwati yang menghadapi halangan yang bersumber cara dan daya pikir patriarkhat.’

Interferensi pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata dari bahasa Indonesia yaitu kata dan yang artinya ‘dan’ di dalam bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata lan. Untuk mengetahui apakah penggantian kata tersebut cocok dapat diuji dengan teknik ganti, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Isih akeh seniwati sing ngadepi pepalang asumber cara lan daya pikir patriarkhat.

‘Masih banyak seniwati yang mengahadapi halangan bersumber cara dan daya pikir patriarkhat.

Dari hasil analisis tersebut dapat dibuktikan bahwa penggantian kata dan dengan kata lan dalam kalimat diatas tetap menghasilkan kalimat yang gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa berterima.

Sesuai data yang diperoleh kelas kata nomina ternyata mempunyai frekuensi yang sangat tinggi. Nomina cenderung digunakan didalam kalimat pada rubrik JAGAD Jawa. Hal itu disebabkan adanya kebiasaan penulis dalam membuat kalimat selalu menempatkan nomina diawal kalimat yang menyatakan pola diterangkan dan menerangkan. Dengan kata lain penulis lazim

commit to user commit to user