PERANAN POS INDONESIA (Studi tentang Kantor Pos Solo dan Peranannya dalam Bidang Jasa bagi Masyarakat)

Oleh : SUSIANA YUHIDA K4407005 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

commit to user

(Studi tentang Kantor Pos Solo dan Peranannya dalam Bidang Jasa Bagi Masyarakat)

Oleh:

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

SUSIANA YUHIDA

NIM K4407005

commit to user

commit to user

commit to user

Susiana Yuhida. PERANAN POS INDONESIA (Studi tentang Perkembangan

Kantor Pos Solo dan Peranannya dalam Bidang Jasa bagi Masyarakat),

Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, November 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan: (1) perkembangan Pos Indonesia. (2) peran pemerintah dalam perkembangan Pos Indonesia. (3) peran Kantor Pos Solo dalam bidang jasa bagi masyarakat.

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Sample yang digunakan bersifat purposive sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Untuk menguji keabsahan data penulis menggunakan trianggulasi sumber data dan trianggulasi metode. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisa kualitatif dan analisa interaktif.

Berdasarkan pada hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan: (1) Kantor Pos pertama didirikan di Jakarta oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746. Pos Indonesia telah mengalami berbagai perkembangan sejak masa kolonial, masa kemerdekaan hingga sekarang. Perkembangan Pos disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang kian komplek seiring dengan kemajuan teknologi yang tak terbatas. Pada tanggal 20 Juni 1995 Pos menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero). (2) peran pemerintah bagi perkembangan Pos Indonesia antara lain, berperan dalam pembuatan Undang-undang tentang pos yang mengatur tentang pembinaan pos, penyelenggaraan pos, ketentuan pidana serta ketentuan-ketentuan lain yang mengandung pemberian sangsi pidana. Untuk mendukung pelayanan universal Pos Indonesia, sejak tahun 2003 pemerintah memberikan kompensasi dalam penyelenggaraan PSO (Public Service Obligation), dengan memberikan dana kompensasi pada kantor pos cabang luar kota yang secara ekonomis sudah tidak mungkin beroperasi, namun masih diperlukan masyarakat dengan tarif yang terjangkau. (3) layanan publik Kantor Pos Solo meliputi layanan jasa komunikasi, layanan jasa pengiriman barang dan layanan jasa keuangan. Layanan publik Kantor Pos Solo menjangkau hingga wilayah terluar Indonesia yang tak terjangkau oleh sinyal teknologi dan alat transportasi canggih. Pos Indonesia hadir sebagai sarana perekat ikatan ke-Indonesiaan yang kian renggang dan pudar. Jasa layanan Pos Indonesia mampu menjadi perekat hubungan antar-masyarakat di antaranya dengan cara menampilkan perangko kebudayaan, penggerak perekonomian masyarakat, alat komunikasi untuk keselarasan politik dan persatuan nasional, perantara efektif hubungan dengan berbagai institusi dan alat pertahanan/kedaulatan Negara.

commit to user

Susiana Yuhida. THE ROLE OF INDONESIAN POST (Research about the Role of Solo Post Office as a Public Services), Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta, November 2011.

The purpose of this research was to describe: (1) development of Pos Indonesia. (2) the role of government in the development of Pos Indonesia. (3) the role Solo Post Office as a public services.

This research is a qualitative descriptive research. The samples used in research are purposive sampling. Meanwhile, the technique of collecting data is done by interview, observation, and document analysis. To test the data validity, the writer is using data source triangulation and triangulation method. The analyzing techniques in this research are using qualitative and interactive analyzing method.

Based on the results of this research can be concluded: (1) The first Post Office was built in Jakarta by the General Governor GW Baron van Imhoff on August 26, 1746. Pos Indonesia has a various developments since the colonial period, independence period until now. The Postal developments adjusted to the complicated growing of society needs as the unlimited technological progress. On June 20, 1995 The Post became a Limited Liability Company under the name of PT Pos Indonesia (Persero). (2) the roles of government for the development of Pos Indonesia are play a role in making postal law on regulating the guidance postal, the postal administration, the criminal provisions and other regulatory provisions that contain the provision of criminal sanctions. To support universal service of Pos Indonesia, since 2003 the government give a compensation in the implementation of PSO (Public Service Obligation), by giving a compensation fund to the suburban branch post office that economically was impossible to operate, but still needed by public with affordable cost. (3) public service Post Office Solo includes the communication services, freight services and financial services. Public Service Post Office Solo reach up to the outermost regions of Indonesia that is not covered by the signal of advanced technologies and transportations. Pos Indonesia is present as a medium to strengthen the unity of Indonesia is increasingly loose and faded. Pos Indonesia services are able to strengthen between-public relations, with featuring the culture stamp, public economy mover, communication tools for political harmony and national unity, effective intermediary to connect with various institutions and defense tool / The Sovereignty.

commit to user

“Sejarah adalah pedoman untuk membangun masa depan” (Mr. Sjafrudin Prawiranegara)

” Kesuksesan yang diraih dengan usaha dan cucuran keringat akan lebih membanggakan dan akan selalu megingatkan kita agar tidak lupa diri ketika berada di atas. ” (Penulis)

commit to user

Skripsi ini, penulis persembahkan kepada :  Bapak dan Ibu tercinta, atas semua doa, kasih sayang, bimbingan dan pengorbanan

yang terus mengalir untukku.  Adikku Ajis dan Enjen tersayang, kelucuan dan keceriaan kalian membuatku selalu

bersemangat.  Adi, teman terdekatku yang selalu setia menemani dan memberiku motivasi.  Sahabat-sahabatku; Bety, Iis, Nora, Ayu, Tisa, Sinta, Perdana, Lambang, Margi.  Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan

2007  Almamater

commit to user

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasihNya sehingga penulisan skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hambatan dan rintangan yang penulis hadapi dalam penyelesaian penulisan skripsi ini telah hilang berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan pengarahan dan ijin atas penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Leo Agung S., M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Djono, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Wakil Kepala Kantor Pos Solo dan Manajer Sumber Daya Manusia Kantor Pos

Solo, yang telah memberikan ijin dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, November 2011

Penulis

commit to user

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................

F. Validitas Data .......................................................................

G. Teknis Analisis Data ............................................................

H. Prosedur Penelitian ...............................................................

39 BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Perkembangan Pos Indonesia ................................................

1. Perkembangan Pos pada Masa Penjajahan ....................

2. Perkembangan Pos pada Masa Kemerdekaan .................

3. Perkembangan Kantor Pos Solo ......................................

B. Peran Pemerintah dalam Perkembangan Pos Indonesia........

C. Kantor Pos Solo ....................................................................

1. Lokasi dan Pelayanan Kantor Pos Solo ..........................

2. Visi Misi, Tugas Tujuan dan Logo Pos Indonesia .........

3. Struktur Organisasi Kantor Pos Solo ..............................

4. Produk Kantor Pos Solo .................................................. 65

5. Sistem Operasi ................................................................ 69

D. Peran Kantor Pos Solo dalam Bidang Jasa bagi Masya- rakat Solo....................................................................

1. Kantor Pos Solo sebagai Media komunikasi Jasa bagi masyarakat ......................................................................

2. Kantor Pos Solo sebagai Media Layanan Jasa Bagi Masyarakat .....................................................................

3. Perkembangan Kantor Pos Solo sebagai Media Layanan Jasa Keuangan bagi Masyarakat ......................

83 BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ...........................................................................

B. Implikasi ................................................................................

C. Saran ......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

commit to user

Skema 1 : Kerangka Berfikir.......................................................................

Skema 2 : Analisis Data Menurut Milles & Huberman ..............................

Skema 3 : Prosedur Penelitian ....................................................................

commit to user

Tabel 1 : Jadwal Penelitian ........................................................................

Tabel 2 : Perkembangan Pos Indonesia ......................................................

Gambar 1 : Logo Pos Indonesia ..................................................................

Tabel 3 : Daftar pelanggan Korporat Kantor Pos Solo ...............................

commit to user

Lampiran 1 : Foto dokumentasi ..............................................................

Lampiran 2 : Blanko Pelayanan Kantor pos Solo ................................... 102 Lampiran 3 : Daftar Informan ................................................................. 106 Lampiran 4 : Pedoman Wawancara ........................................................ 108 Lampiran 5 : Hasil Wawancara ............................................................... 113 Lampiran 6 : Surat Keputusan Dekan tentang Izin Menyusun Skripsi ... 126 Lampiran 7 : Surat Permohonan tentang Izin Menyususn Skripsi ........ 127 Lampiran 8 : Surat Permohonan Ijin Research ....................................... 128

commit to user

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan dari kemerdekaan adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai masyarakat yang demikian, maka perombakan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional menjadi keharusan. Selain mendirikan perusahaan-perusahaan negara, upaya mewujudkan ekonomi nasional juga dilakukan dengan mengambil alih perusahaan-perusahaan asing yang memiliki usaha terkait kepentingan umum. Salah satu kepentingan umum yang diambil alih dalam rangka mewujudkan kedaulatan politik ialah jawatan Pos Telegram dan Telekomunikasi (PTT) (Bondan Kanuyoso. 2001: 35).

Terbukanya masyarakat desa untuk perhubungan perniagaan dengan kota secara luas, dirasakan perlu adanya hubungan yang tetap dan langsung antara kedua masyarakat tersebut secara timbal balik. Untuk keperluan ini, maka segala usaha dilakukan Jawatan Pos Telegram dan Telekomunikasi (PTT) sejalan dengan perkembangan zaman yang ada. Sejak kemerdekaan, pendidikan rakyat tumbuh dengan pesatnya, menambah dan memperbesar kesadaran masyarakat dalam mempergunakan badan-badan pemerintahan khususnya badan pelayanan publik yang diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat. Demikian halnya dengan Jawatan Pos Telegram dan Telekomunikasi (PTT) yang sebagian besar dinas- dinas yang diselenggrakannya pada dasarnya ditujukan untuk melayani publik, tidak luput dari pengaruh ini, sehingga mau tidak mau untuk dapat melayani publik, sebaik-baiknya lalu lintas dan perhubungan pos perlu diperluas dan dibangun. Dan memang usaha pengluasan dan pembangunan Jawatan Pos Telegram dan Telekomunikasi (PTT) diselenggrakan sedapat-dapatnya untuk bisa memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. 1980 : 12).

Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar umat manusia. Tanpa adanya komunikasi masyarakat tidak akan pernah berubah dan masyarakat modern seperti saat ini tidak akan pernaha ada. Pos telah menandai peradaban

commit to user commit to user

Pembangunan di bidang Pos dan telekomunikasi diarahkan oleh negara sebagai salah satu upaya mendukung peningkatan pembangunan nasional dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Semakin lancar arus surat, barang dan jasa, maka semakin luas pula jangkauan jasa ke penjuru tanah air maupun ke negara lain. Salah satu lembaga yang ditunjukan oleh pemerintah untuk bergerak di bidang pengangkutan adalah PT Pos Indonesia (persero), yang pembinaan, penyelenggaraan, pengelolaan, dan pengawasannya diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1984 tentang Pos. Pengaturan ini bertujuan agar sesuai dengan perkembangan kehidupan rakyat dan bangsa Indonesia serta lebih berhasil guna dan berdaya guna, agar jasa pengangkutan pos dapat dimanfatkan oleh seluruh masyarakat di Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan pos yang diselenggarakan oleh negara demi kepentingan umum.

Kantor Pos dibangun pemerintah sebagai sarana layanan komunikasi dan informasi yang diselenggarakan lembaga industri jasa pos, yaitu: PT Pos Indonesia mempunyai jaringan di seluruh tanah air, dan membuka isolasi daerah terpencil. Jangkauan layanan pos yang hampir menyentuh 24.000 titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan

42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Pos Indonesia merupakan BUMN dengan jejaring terluas di Indonesia memiliki 3.792 Kantor Pos dan 1.811 Mobil Pos yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Saat ini terdapat 4.006 Kantor Pos dan Mobil Pos yang sudah dilengkapi dengan teknologi secara On-Line, sehingga satu sama lainnya terhubung secara real time . Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara solid dan terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat (http://surabayawebs.com/index.php/2011/07/27/menjelang-265-tahun-pos- indonesia-melayani-bangsa-dan-negara/).

commit to user commit to user

Posisi PT Pos Indonesia sesungguhnya punya keleluasaan dalam pengembangan dan inovasi layanannya. Sebagai perusahaan tujuan utamanya tetap mengejar keuntungan, namun tetap memegang norma yang berangkat dari posisi PT Pos Indonesia sebagi BUMN. Dengan melakukan restrukturisasi, diharapkan akan mampu mengubah paradigma, menjadi perusahaan yang kompetitif dengan menggali daya saing perusahaan untuk menghadapi persaingan global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi bagi industri jasa pos berdampak terhadap penurunan jasa pengiriman surat, namun pada sisi lain dapat menjadi pendukung pengembangan industri jasa pos karena penggunaan teknologi informasi mendorong terjadinya efisiensi, memperbaiki kualitas layanan jasa pos sehingga dapat meningkatkan produktivitas (Sri Wahyuningsih, 2009:130).

Semakin dinamisnya perkembangan masyarakat menimbulkan terciptanya iklim persaingan. Adanya persaingan harga yang kompetetif dengan perusahaan jasa lain yang menyerupai pos menuntut Pos Indonesia untuk memiliki kinerja yang lebih baik lagi supaya dapat mempertahankan konsumen pengguna jasa pos. Pos Indonesia juga dituntut untuk memberikan pilihan yang beragam dalam upaya menarik minat pengguna jasa Pos. Hal inilah yang kemudian memunculkan berbagai macam produk pos. Sebelumnya prioritas pelayanan Pos Indonesia pada bisnis intinya seperti, pengiriman surat, wesel pos, filateli, paket barang. Perkembangan teknologi yang tak terbatas berdampak pada kegiatan pelayanan Pos Indonesia. Terlebih karena dampak ponsel yang sanggup menggantikan peran surat menyurat dengan keunggulan telepon dan SMS nya. Masyarakat pada

commit to user commit to user

Pos merupakan layanan perhubungan komunikasi yang pertama dan tertua di Indonesia. Pos Indonesia menjadi satu-satunya layanan publik yang mampu menjangkau hingga wilayah terluar Indonesia yang tak terjangkau oleh sinyal teknologi dan alat transportasi canggih. Pos Indonesia hadir sebagai sarana perekat ikatan ke-Indonesiaan yang kian renggang dan pudar. Cakupan bisnis, layanan, dan keunggulan kompetensi yang dimiliki, maka peran Pos Indonesia sangat strategis. Jasa layanan Pos Indonesia mampu menjadi perekat hubungan antar-masyarakat di antaranya dengan cara menampilkan prangko kebudayaan, penggerak perekonomian masyarakat, alat komunikasi untuk keselarasan politik dan persatuan nasional, perantara efektif hubungan dengan berbagai institusi dan alat pertahanan/kedaulatan Negara.

Kantor Pos Solo dipilih oleh penulis sebagai obyek yang diteliti karena pada dasarnya kota Surakarta merupakan kota yang berpotensi menjadi kota besar. Hal ini terlihat pada perkembangan dan pertumbuhan kota yang maksimal dan berkelanjutan. Pembangunan di bidang ekonomi terlihat mencolok, namun dinamis tanpa meninggalkan kultur budaya yang telah melekat sejak lama sebagai fondasi yang kokoh. Perkembangan Kantor Pos Solo itu sendiri merupakan bagian dari perkembangan dan pertumbuhan kota Surakarta yang terus berkelanjutan. Sebuah kota akan menjadi penting bilamana memiliki kelengkapan layanan publik, seperti halnya kota Surakarta yang kian tumbuh dan berpotensi menjadi kota besar karena didukung ketersediaan layanan publik dan salah satunya layanan publik Kantor Pos Solo. Kantor Pos Solo sebagai perusahaan yang

commit to user commit to user

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah ini berguna untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain:

1. Bagaimana perkembangan Pos Indonesia ?

2. Bagaimana peran pemerintah dalam perkembangan Pos Indonesia ?

3. Bagaimana peran Kantor Pos Solo dalam bidang jasa bagi masyarakat ?

C. Tujuan Penelitian

Dengan perumusan masalah tersebut dapat diketahui tujuan yang akan dicapai dari penelitian, yaitu untuk memeperoleh jawaban atas masalah yang telah dirumuskan. Adapun tujuan penelitian tersebut adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan Pos Indonesia.

2. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam perkembangan Pos Indonesia.

3. Untuk mengetahui peran Kantor Pos Solo dalam bidang jasa bagi masyarakat.

D. Manfaat

Manfaat penelitian yang diharapakan adalah manfaat penelitian secara teoritis dan manfaat penelitian secara praktis.

1.Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan menambah wawasan, pengalaman, referensi dan pengetahuan bagi pengembangan ilmu- ilmu sosial.

commit to user commit to user

2.Manfaat Praktis

a. Memberi sumbangan penelitian lebih lanjut bagi masyarakat Surakarta pada umumnya dan pelajar serta mahasiswa pada khususnya.

b. Memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar sarjana Kependidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

c. Memberikan gambaran mengenai Kantor Pos Solo kepada pembaca.

commit to user

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kantor Pos

a. Pengertian Kantor Pos

Kata pos berasal dari bahasa latin positus yang berarti menempatkan, yang dimaksud disini adalah menempatkan sesuatu (surat/orang) atau tempat-tempat tertentu di mana ditempat tersebut diletakkan kuda sebagai pengangkut (Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13, 1994). Pengertian pos menurut Purwosutjipto (1995 : 83) adalah lembaga umum yang bertugas mengurus pengantaran dan pengangkutan surat-surat, termasuk barang-barang kecil yang dibungkus dan disebut paket. Kantor adalah tempat di mana kegiatan sesuatu usaha dilaksanakan tetapi harus dengan pengertian bahwa usaha yang dimaksud kegiatan menangani informasi, proses menangani informasi mulai dari menerima, mengumpulkan, mengolah, menyimpan hingga menyalurkan (Pelajaran Pengetahuan Perkantoran Jilid II, 1981) .

Kantor Pos adalah fasilitas fisik tidak bergerak, untuk melayani penerimaan, pengumpulan, penyortiran, transmisi, dan pengantaran surat dan paket pos” (http;//id.wikipedia.org/wiki/kantorpos). Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005: 503) bahwa “ Kantor Pos adalah kantor yang mengurus pengiriman surat, paket, dan sebagainya dengan pos”. Pengertian PT Pos Indonesia menurut Undang-Undang No. 6 tahun 1984 tentang pos merupakan badan usaha milik negara yang diberi wewenang secara luas menyelenggarakan jasa perposan nasional yang bertugas menerima membawa dan atau menyampaikan surat, warkatpos, kartu pos dan pelayanan postel lainnya dengan memungut biaya (Djakaria, 1996 : 3).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kantor pos adalah lembaga umum untuk melayani penerimaan, pengumpulan, penyortiran, transmisi, dan pengiriman surat, warkatpos, kartu pos dan pelayanan postel lainnya melalui pos dengan memungut biaya. Kantor pos juga melayani

commit to user commit to user

b. Kelembagaan Kantor Pos

Berdasarkan Beijing Postal Strategy, yang merupakan hasil keputusan strategi kongres UPU ( Universal Postal Union ) penanganan penyelenggaraan pos terkait dengan keberadaan tiga lembaga yang berhak menanganinya, yaitu pemerintah, administrasi pos, dan perhimpunan pos regional. Kewenangan lembaga-lembaga tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pemerintah Disesuaikan dengan kondisi situasional setiap negara, yang identik dengan pemerintah yang bersangkutan, departemen yang membidangi setiap pembina atau badan pemerintah yang memiliki kewenangan atas penyelenggaraan pos nasional.

2) Administrasi Pos Suatu lembaga yang diberi tanggung jawab oleh suatu negara untuk memenuhi kewajiban dalam berhubungan dengan jaringan internasional.

3) Perhimpunan Pos Regonal Suatu forum lembaga kerjasama pos regional yang beranggotakan sejumlah administrasi pos pada suatu kawasan tertentu (Sri, tt : 15).

c. Penyelenggaraan Pos

Penyelenggaraan pelayanan pos ini dibedakan antara kantor pos sebagai BUMN dan kantor pos sebagai BUMS yang mempunyai kewenangan dan tugas masing-masing.

1) Kantor pos sebagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Kantor pos sebagai BUMN harus dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan dengan penggunaan teknologi tinggi sehingga

commit to user

pihak baik kantor pos maupun pelanggan adalah informasi, baik itu berwujud maupun secara virtual yang menyangkut ruang dan waktu bernilai tinggi. Untuk itu dalam era globalisasi yang memanfaatkan informasi ini, teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan perusahaan pemberian jasa berbasis informasi yang memungkinkan perusahaan dapat mengembangkan data pos sebagai bentuk layanan yang dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan serta menjadi sumber pendapatan baru bagi perusahaan. Adapun tugas PT. Pos Indonesia sebagai BUMN adalah: melaksanakan misi bisnis dengan menyediakan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, baik dipasar dalam negeri maupun pasar luar internasional serta memupuk keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.

2) Kantor pos sebagai BUMS (Badan Usaha Milik Swasta) Kantor pos sebagai BUMS pada dasarnya hampir sama dengan fungsi kantor pos sebagai BUMN hanya bedanya lebih melihat kepada keuntungan yang diterima oleh perusahaan, sebagai peningkatan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) maka ijin penyelenggaran jasa titipan diklasifilkasikan sebagai berikut : Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi menetapkan ijin Intra Kota dan ijin agen, selain itu juga diperlukan masa laku ijin penyelenggaraan jasa titipan (http://www.postel.go.id/utama.aspx?MenuID=4&MenuItem=1).

Kantor Pos Solo merupakan Kantor pos BUMN, sedangkan Kantor Pos BUMS ialah perusahaan jasa titipan swasta yang melakukan bisnis yang sama seperti Pos Indonesia. Munculnya berbagai perusahaan jasa titipan swasta yang menyerupai pos telah menimbulkan persaingan dengan Pos Indonesia. Agar Pos Indonesia tetap bertahan di masyarakat, Pos Indonesia harus mengikuti perkembangan teknologi dan mengembangkan layanannya.

2. Kebijakan Pemerintah

a. Pengertian Kebijakan Pemerintah

Secara etimologis pemerintah berasal dari kata perintah. Menurut Poerwadarminto (1990: 775) kata pemerintah mempunyai arti perintah perkataan

commit to user commit to user

Samuel Edward Finer yang dikutip oleh S. Pamudji (1982: 5) menyatakan

istilah “goverment” paling sedikit mempunyai empat arti yaitu: menunjukkan kegiatan atau proses memerintah yaitu melaksanakan kontrol atas pihak lain (the activity or the process of governing) ; menunjukkan masalah-masalah (hal ikhwal) negara dalam mana kegiatan atau proses dijumpai (states of affairs); menunjukkan orang-orang (maksudnya pejabat-pejabat) yang dibebani tugas-tugas untuk memerintah (people charged with the duty of governing); menunjukkan cara, metode atau sistem dimana suatu masyarakat tertentu diperintah (the manner, method or system by which a particular society is governed) .

Setiap pemerintahan akan membuat kebijkan untuk mencapai tujuan. Menurut Mirriam Budiarjo (1982: 12) bahwa kebijaksanaan (policy) adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik dalam usaha-usaha memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu. Kebijaksanaan memiliki makna yang hampir sama dengan kebijakan. Kebijakan dan keputusan merupakan bagian penting dari sistem politik suatu negara.

Menurut Dror yang dikutip oleh Miriam Budiarjo dan Tri Nuke Pudjiastuti (1996;229), “kajian tentang kebijakan akan menyangkut pemahaman terhadap

pembuatan dan penyempurnaan suatu kebijakan. Lingkup studi kebijakan sangat luas dari sebab-sebab diterapkan suatu kebijakan yang meliputi isi kebijakan, luas dari sebab-sebab diterapkan suatu kebijakan yang meliputi isi kebijakan, proses pelaksanaan kebij akan serta dampak suatu kebijakan”. Kebijakan juga mengandung komponen tindakan, yakni hal yang dilakukan pemerintah kepada pihak lain untuk menghasilkan orientasi, memenuhi peran atau mencapai dan mempertahankan tujuan tertentu (Holsti, 1988:158)

Berpijak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pemerintah adalah serangkaian kegiatan yang dibuat oleh suatu lembaga negara

commit to user commit to user

b. Penentu Kebijakan

Aktor-aktor atau pemeran dalam proses pembuatan kebijakan dapat dibagi ke dalam berbagai pemeran resmi dalam proses pembuatan kebijakan yang meliputi: badan-badan administrasi (agen-agen pemerintah atau birokrasi), presiden (eksekutif), lembaga legislatif dan lembaga yudikatif. Menurut Budi Winarno (2002:85) aktor-aktor perumusan kebijakan antara lain:

1) Badan-badan Administrasi (agen-agen pemerintah) Badan-badan administrasi dianggap sebagai badan pelaksana telah diakui secara umum dalam ilmu politik mengenai pemerintahan di suatu negara.

2) Presiden (eksekutif) Presiden sebagai kepala eksekutif mempunyai peran penting dalam perumusan kebijakan. Keterlibatan presiden dalam perumusan kebijakan dapat dilihat dalam komisi-komisi presidential, maupun dalam rapat-rapat kabinet.

3) Lembaga Yudikatif Lembaga yudikatif mempunyai kekuasaan yang cukup besar untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui pengujian kembali suatu undang- undang dan peraturan. Tinjauan yudisial merupakan kekuasaan pengadilan untuk menentukan tindakan-tindakan yang diambil oleh eksekutif maupun legislatif sesuai konstitusi. Keputusan yang bertentangan dengan konstitusi negara, maka badan yudikatif berhak membatalkan atau menyatakan tidak sah peraturan tersebut.

4) Lembaga legislatif Lembaga legislatif (DPR) bersama-sama dengan pihak eksekutif (presiden dan para pembantu presiden) memegang peran yang cukup krusial di dalam

commit to user commit to user

c. Kebijakan Pemerintah Indonesia terhadap Kantor Pos

UUD 1945 merupakan landasan konstitusional Negara Republik Indonesia. Konstitusi merupakan hukum dasar pedoman dalam penyelenggaraan pemerintah, yang terdiri dari Undang-Undang Dasar (konstitusi tertulis) dan konvensi (konstitusi tidak tertulis). Pembukaan UUD 1945 dalam alinea keempat disebutkan tujuan Negara adalah : “...Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia…”

Amanat yang tersirat dalam UUD 1945 tersebut salah satunya adalah membangun perekonomian negara khususnya dalam usaha memajukan kesejahteraan umum. Pasca kemerdekaan RI bahwa persoalan kesejahteraan, perbaikan keadaan dan penciptaan struktur ekonomi nasional harus segera diatasi untuk kepentingan perekonomian nasional.

Berdasarkan UUD 1945 tersebut, pemerintah menerapkan perekonomian yang sesuai dengan kepentingan rakyat atau hajat hidup orang banyak. Pemikiran membangun suatu perekonomian nasional, dengan mendasarkan pada : “Cabang- cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakya t” (pasal 33 UUD 1945 ayat 2 dan 3).

Kebijakan ekonomi pemerintah pasca kemerdekaan, misalnya dengan mengambilalih perusahaan pemerintah dengan swasta asing (Belanda). Pada tahun 1960 berlakulah Peraturan Pemerintah, pengganti U.U. No. 19/1960 tentang Perusahaan Negara yang mengatur keseragaman di dalam cara menyusun, menguasai serta bentuk hukum Perusahaan Negara pada waktu itu, mengatur ketentuan-ketentuan mengenai penampungan perusahaan-perusahaan asing yang diambilalih, serta perusahaan-peerusahaan lain yang ada yang dibentuk berdasarkan I.B.W ataupun I.C.W Jawatan P.T.T (Pos Telegrap dan Telepon )

commit to user

Undang-Undang No. 19 Prp tahun 1960 yang dimaksud di atas, maka pada tanggal 21 Desember 1961 dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah No.240 Tahun 1961 tentang pendirian Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi, disingkat P.N. Postel. Peraturan pemerintah itu mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1962. Sejak saat itu berubahlah status Jawatan pada Jawatan P.T.T. (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. 1980 : 13). Tahun 1965 Perusahaan Negara Pos dan Telekomunkasi dipecah menjadi dua, yaitu:

1) Perusahaan Negara Pos dan Giro, berdasar PP No. 29 tahun 1965

2) Perusahaan Negara Telekomunikasi, berdasar PP No. 30 tahun 1965. Berdasarkan hal tersebut Perusahaan Negara pos dan Giro statusnya berubah menjadi Perum pos dan Giro, dengan PP No. 9 Tahun 1978. Kemudian dengan dasar PP No.5 tahun 1995 pada tanggal 27 Februari 1995, Perum Pos dan Giro diubah lagi menjadi PT Pos Indonesia Persero (http://www.posindonesia .co.id/profile.php?id=2).

Kebijakan pemerintah terhadap PTT (Pos Telegrap dan Telepon) pasca kemerdekaan telah menyebabkan perubahan kepemilikan Kantor Pos sebagai perusahaan negara. Sejak perubahan status dari Perum Pos dan Giro diubah menjadi PT Pos Indonesia (Persero) itulah, perkembangan Pos Indonesia seperti anak panah yang dilepas dari busurnya segalanya bergerak amat cepat. Bukan saja pengembangan produk yang layanan yang terkait langsung dengan bisnis intinya, tetapi juga ekspansi ke berbagai bidang usaha lainnya.

3. Perusahaan Negara

a. Pengertian Perusahaan Negara

Perusahaan adalah sebuah organisasi atau lembaga yang mengubah keahlian dan material (sumber ekonomi) menjadi barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhan para pembeli serta diterapkan akan memperoleh laba bagi para pemilik usaha tersebut (Irawan dan Basu Swastha, 1992:5). Heidirachman yang dikutip oleh Lestariningsih dan Suryatmojo (1996:2) memberikan definisi perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisasi dan dijalankan untuk

commit to user commit to user

Faisal Afif (1994:1) menjelaskan tentang perusahaan dilihat dari sudut pandang ekonomi diartikan sebagai suatu komunikasi alat-alat produksi dengan tujuan untuk mewujudkan sebagian dari pemuas kebutuhan masyarakat. Hal ini disebut sebagai satuan tekhnis ekonomi karena menyangkut sekumpulan alat-alat produksi material (dapat diamati secara fisik), dan disebut ekonomi karena kombinasi tersebut terjadi secara rasional (dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomis). Dengan istilah lain, perusahaan dalam arti ekonomis dapat diartikan sebagai suatu organisasi dengan segala usaha untuk mencapai suatu tujuan yang diusakan agar memperoleh perimbangan yang paling menguntungkan (optimal) antara biaya dan pendapatan atau cost dan sale, serta antara usaha dan hasilnya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan perusahaan adalah suatu organisasi yang mengolah sumber ekonomi menjadi barang dan jasa untuk memenuhi sebagian kebutuhan masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang sebesar- besarnya dari proses produksi yang dilakukan.

Setelah diuraikan mengenai pengertian perusahaan, selanjutnya

dikemukakan pengertian negara. Negara menurut Miriam Budiarjo adalah agen (alat) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan- hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat (1982 : 38). Selanjutnya pengertian negara menurut Roger H. Soltau yang dikutip oleh Miriam Budiarjo (1982 : 39) negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan- persoalan bersama, atas nama masyarakat. Robert M. Maclever yang dikutip Miriam Budiarjo (1982 : 40) menyatakan negara adalah asosiasi yang

commit to user commit to user

Perusahaan negara menurut Undang-Undang No. 19 Prp.Tahun 1960 ialah semua perusahaan dalam bentuk apapun yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayanaan Republik Indonesia, baik yang terjadi karena pemisahan dari kekayaaan negara maupun yang terjadi berdasarkan Undang-Undang No. 86 tahun 1958 (C. S. T. Kansil 1995 : 102).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian perusahaan negara adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis badan usaha milik negara yang bersifat tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan dan laba. Perusahaan negara merupakan kesatuan produksi dalam arti yang luas meliputi perusahaan yang memberi jasa, menyelenggarakan kesejahteraan umum dan memupuk pendapatan baik dalam bidang industri dan pertambangan maupun perdagangan. Perusahaan negara bertujuan untuk turut membangun ekonomi nasional menuju masyarakat yang adil dan makmur, material dan spiritual.

b. Bentuk Perusahaan Negara

Bentuk Perusahaan Negara; antara lain Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan (Persero). Ketiga bentuk perusahaan negara ditentukan dengan wadah hukum yang berbeda-beda agar pengaturan selanjutnya baik mengenai susunan organisasi, personalia hubungan pertanggungjawaban dapat dilakukan lebih sempurna. Seperti yang dikemukakan Pariata westra (2002 : 85-90) bentuk Perusahaaan Negara terbagi menjadi 3 bentuk sebagai berikut: 1). Perusahaan Jawatan (Perjan)

Menurut Undang-undang Nomor 9 tahun 1969 Perjan adalah Perusahaan Negara yang didirikan dan diatur dengan ketentuan-ketentuan yang termasuk dalam Indische Bedrijven Wet (IBW, Stbl. 1927 :419 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Stbl. 1936 No. 445, Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1954 dan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1955) dan ICW sepanjang

commit to user

Tahun 1967 Perjan dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Menteri atau Direktur Jenderal, berkedudukan serendah-rendahnya setingkat dengan Direktorat. Perjan melakukan tugas-tugas perusahaan sekaligus tugas pemerintah yang tercermin dalam APBN. Biaya eksploitasi ditutup dengan pendapatan jawatan dan tarif ditetapkan oleh menteri yang bersangkutan bersama- sama dengan Menteri Keuangan. Oleh karena modal perjan merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan maka hasil-hasil perusahaan harus tampak dalam APBN.

Pegawai Perjan adalah pegawai negeri yang penghasilannya disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Makna usaha adalah pelayanan masyarakat (public service) sehingga setiap subsidi yang diberikan kepada masyarakat selalu diketahui dan dicatat. Barang atau jasa yang dihasilkan oleh Perjan merupakan kewajiban pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat karena barang dan jasa itu besar dan penting artinya bagi kehidupan masyarakat banyak. Bidang usahanya merupakan monopoli pemerintah dan tidak menarik swasta, karena usahanya mempunyai rate of return yang kecil sedangkan investasi dan resikonya besar. 2). Perusahaan Umum ( Perum)

Menurut Inpres No. 17 Th. 1967 dipimpin oleh direksi yang bertanggung jawab kepada menteri yang bersangkutan. Dalam hal Perum Otorita, Direksi Perusahaan tersebut menjalankan tugas pemerintahan, dan pelaksanaan pimpinan perusahaan diserahkan kepada General Manager. Perusahaan dapat dituntut dan menuntut, dan hubungan hukumnya diatur secara hubungan hukum perdata. Perum bertugas melayani kepentingan umum dan sekaligus untuk memupuk keuntungan dan bergerak dibidang yang oleh pemerintah dianggap vital. Perum pada umumnya menjalankan tugas pemerintahan. Dalam hal perum dibebani tugas pemerintahan di departemen yang bersangkutan, tidak ada lagi unit organisasi yang menjalankan tugas pemerintahan yang telah diserahkan kepada perum tersebut.

commit to user

yang dipisahkan. Modal perusahaan tidak terbagi atas saham-saham. Perum tidak diperkenankan mempunyai anak perusahaan atau menyertakan kekayaannya dalam permodalan perusahaan lain. Perusahaan mempunyai nama dan kekayaan sendiri serta mempunyai kebebasan untuk mengadakan perjanjian, kontrak- kontrak dan mengadakan hubungan dengan perusahaan lainnya, kecuali dalam hal penyertaan modal. Secara finansial perusahaan harus dapat berdiri sendiri dan jika politik pemerintah menetapkan tarif dan harga untuk golongan konsumen tertentu lebih rendah dari tarif dan harga menurut yang berlaku pada Perum, maka pemerintah memberikan subsidi untuk pemakaian jasa-jasa oleh golongan konsumen tersebut. Status dan penghasilan pegawai Perum diatur tersendiri dengan Peraturan Pemerintah diluar ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi pegawai negeri. Direktur diangkat dan diberhentikan oleh direksi atas persetujuan menteri. 3). Perusahaan Perseroan (Persero)

Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 jo. P.P. No. 24 Th. 1972, Persero adalah Perusahaan Negara dalam bentuk Perseroan Terbatas seperti diatur menurut ketentuan-ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), Stbl. 1847: 23 sebagaimana yang telah beberapa kali diubah dan ditambah, yang saham-sahamnya baik sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh negara. Menurut Inpres No. 17 Th. 1967 perusahaan mempunyai status badan hukum perdata berbentuk Perseroan Terbatas, sehingga hubungan usahanya diatur menurut hukum perdata. Persero dipimpin oleh direksi dibawah pengawasan dengan Komisaris yang masing-masing bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham. Persero melakukan kegiatan perusahaan yang bisa dilajukan oleh swasta dan bukan semata-mata menjadi tugas pemerintah. Menteri keuangan mewakili negara selaku pemegang saham yang dibantu oleh Direktorat Pembinaan Badan Usaha Negara dalam menyelenggarakan penata usahaan BUMN. Pengesahan laporan tahunan Persero dilakukan oleh rapat pemegang saham. Direktorat Akuntan Negara dapat mengadakan pemerikasaan (audit) dan mengeluarkan laporan akuntan.

commit to user commit to user

Pegawai Persero berstatus sebagai pegawai perusahaan swasta biasa. Hubungan kerja antara pegawai dan perusahaan diatur dalam kontrak kerja dengan pemilik Persero. Gaji dan pensiun pegawai ditetapkan dalam kontrak kerja berdasarkan persetujuan kolektif. Barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan bukan merupakan kewajiban negara untuk menghasilkannya bidang usahanya harus dapat memberikan keuntungan finansial kepada negara baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Persero pada prinsipnya tidak diberi hak monopoli atau perlakuan khusus lainnya oleh pemerintah (Pariata Westra, 2002: 85-90).

4. JASA

a. Pengertian Jasa

Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak (Philip Kotler dalam Husein Umar, 2003: 2). Menurut Farida Jasfer (2005: 15) jasa merupakan pelayanan dari seseorang kepada orang lain, baik yang dapat dilihat, yang hanya bisa dirasakan sampai kepada fasilitas-fasilitas pendukung yang harus tersedia dalam penjualan jasa dan benda-benda lainnya.

Menurut Lupiyoadi (2001: 5) jasa merupakan semua aktifitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti kenyamanan,hiburan, kesenangan atau

commit to user commit to user

b. Karakteristik Jasa

Karakteristik jasa menurut Lovelock dan Gummesson (dalam Tjiptono, 2004:22) yaitu :

1. Tidak berwujud (intangibility) Jasa bersifat intangibility, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Sehingga seorang konsumen jasa tidak dapat menilai hasil dari sebuah jasa sebelum ia mengalami atau mengkonsumsinya sendiri.

2. Variabel (Heterogenity/ Variability) Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.

3. Tidak Terpisahkan (Inseparability) Barang umumnya diproduksi terlebih dahulu, kemudian dijual baru dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

4. Tidak Tahan lama (Perishability) Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan untuk pemakaian ulang di waktu datang, dijual kembali atau dikembalikan.

c. Klasifikasi jasa

Jasa dapat diklasifikasikan berdasar beragam kriteria. Menurut Kotler (1997:84) jasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Jasa dapat dibedakan apakah berbasis peralatan (pencuci mobil otomatis, mesin penjual) atau berbasis orang (mencuci jendela, jasa akuntansi). Jasa berbasis orang dapat dibedakan dari segi penyedianya, yaitu pekerja tidak terlatih, terlatih, atau profesional.

commit to user commit to user

3. Jasa berbeda dalam hal memenuhi kebutuhan perorangan (jasa personal) atau kebutuhan bisnis (jasa bisnis). Dokter akan menetapkan harga yang berbeda untuk pasien perorangan dan para karyawan dari perusahaan yang telah membayarkan di muka program kesehatan mereka.

4. Penyedia jasa berbeda dalam tujuannya (laba atau nirlaba) dan kepemilikan (swasta atau masyarakat). Misalnya : rumah sakit swasta, dan rumah sakit yayasan amal swasta. Menurut Crish Manning dan Tadjuddin (1996 : 13) jasa dapat

diklasifikasikan sebagai berikut;

1. Sektor Informal Merupakan layanan jasa berskala kecil yang dari segi produksi secara ekonomis tidak begitu menguntungkan, kesempatan kerja yang kurang terorganisir dan jarang terjangkau oleh aturan-atura hukum contohnya; seperti pengemudi becak, buruh pengangkut, semir sepatu.

2. Sektor Formal Merupakan layanan jasa yang secara resmi tercatat dalam statistik

perekonomian dan syarat-syarat bekerja dilindungi secara hukum, contohnya; jasa perbankan, asuransi, layanan jasa Kantor Pos.

d. Jasa-Jasa Kantor Pos

1). Jasa Komunikasi Kantor Pos menyediakan layanan jasa komunikasi yaitu berupa pengiriman surat. Kantor pos sebagai penyelenggara layanan jasa komunikasi bagi masyarakat terus berusaha meningkatkan layanannya. Pos meningkatkan lagi layanan jasa komunikasinya dengan Suratpos kilat khusus, pos expres, suratpos tercatat. Suratpos Kilat Khusus merupakan sarana pengiriman dokumen dan barang domestic yang cepat dengan jaringan terluas. Pos Expres layanan pengiriman dokumen penting, surat dan barang berharga secara lebih cepat, dijamin tepat waktu, aman dan terlacak dengan mengedepankan akurasi pengiriman berbasis teknologi informasi, mengutamakan solusi dan pelayanan

commit to user commit to user

Pos Indonesia dituntut untuk memberikan pilihan yang beragam dalam upaya menarik minat pengguna jasa pos. Hal inilah yang kemudian memunculkan berbagai macam produk pos. Pengiriman barang terbagi dalam dua kategori yaitu, pengiriman barang dalam partai besar dan pengiriman barang dalam partai kecil (ritel). Untuk pengiriman barang dalam partai besar, Kantor Pos Solo menyediakan layanan jasa logistic, yang terbagi menjadi layanan cutomized dan layanan kargo. Customized yaitu layanan pengiriman barang dengan spesifikasi dan harga sesuai dengan permintaan/kesepakatan. Layanan Kargo bisa berupa layanan pengiriman barang dari gudang pengirim langsung ke gudang penerima.

Untuk pengiriman barang dalam partai kecil (ritel) Kantor Pos Solo menyediakan layanan paketpos standar dan paketpos kilat khusus. Paketpos standar adalah layanan hemat untuk pengiriman barang dalam negeri. Paketpos kilat khusus adalah layanan prioritas pengiriman barang untuk kota tujuan tertentu di Indonesia. Garansi waktu tempuh kiriman dan ganti rugi jika terjadi keterlambatan. Sedangkan untuk pengiriman barang ke luar negeri, di setiap Kantor Pos tersedia layanan paketpos luar negeri. 3). Jasa keuangan