Hasil Penelitian
A. Hasil Penelitian
1. Diskripsi Obyek Penelitian
a Keadaan Wilayah Desa Moro, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan terletak di sebelah Utara wilayah Kecamatan Sekaran dengan perbatasan:
a Sebelah Utara : Desa Sekaran, Kecamatan Sekaran.
b Sebelah Selatan
: Desa Karang, Kecamatan Sekaran.
c Sebelah Timur : Desa Porodeso, Kecamatan Sekaran.
d Sebelah Barat : Desa Sekaran, Kecamatan Sekaran. Desa Moro adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan yang memiliki luas wilayah kurang lebih 93 hektare. Potensi Umum Desa Moro dilihat dari topografinya termasuk desa dataran rendah tepi pantai atau pesisir dan sebagian lain termasuk bantaran sungai serta menurut letaknya termasuk desa kawasan perkantoran dan rawan banjir.
Desa ini memiliki tingkat kemiringan tanah kurang dari 8% sehingga kondisi lahan datar. Struktur tanah aluvial 100% hidrologi kedalaman air tanah rata-rata lebih dari 10 meter dari permukaan tanah. Desa Moro beriklim tropis dengan curah hujan sedang desa ini memiliki dua musim yaitu musim kemarau pada bulan Mei sampai dengan bulan September dan musim hujan pada bulan Oktober sampai bulan April, dengan suhu rata-rata harian 36°C.
Perbedaan curah hujan antara musim kemarau dan musim penghujan Desa Moro adalah pada saat musim kemarau sedikit turun hujan atau tidak turun hujan bahkan sering terjadi kemarau panjang sehingga pada musim kemarau lahan persawahan menggunakan sistem irigasi teknis untuk mengairi sawah-sawah.
Musim penghujan banyak turun air hujan bahkan terkadang sampai menimbulkan banjir. Pada saat musim hujan sungai atau rawa di desa ini terdapat ikan-ikan yang hidup di sungai atau rawa secara alami tanpa dibudidaya atau di beri bibit oleh masyarakat. Sehingga secara otomatis ikan itu ada tanpa campur Musim penghujan banyak turun air hujan bahkan terkadang sampai menimbulkan banjir. Pada saat musim hujan sungai atau rawa di desa ini terdapat ikan-ikan yang hidup di sungai atau rawa secara alami tanpa dibudidaya atau di beri bibit oleh masyarakat. Sehingga secara otomatis ikan itu ada tanpa campur
Orbitasi Desa Moro jarak Desa Moro ke ibu kota kecamatan sekitar 2 km, jarak Desa Moro ke ibu kota kabupaten/kota sekitar 23 km, dan jarak Desa Moro ke ibu kota provinsi sekitar 60 km.
Desa Moro termasuk desa yang memiliki masyarakat yang tergolong masyarakat yang heterogen yang dapat dilihat antara lain dalam hal tingkat pendidikan, mata pencaharian, keadaan sosial dan ekonomi masyarakatnya, dan sebagainya.
b Keadaan Penduduk Usia penduduk dari jumlah yang produktif maupun yang tidak produktif mempengaruhi kualitas maupun kuantitas pengelolaan usaha desa. Karena penduduk merupakan faktor sumber daya manusia yang merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan hasil dari pengelolaan usaha desa yang merupakan sumber dari pendapatan desa yang dapat memperlancar pembangunan maupun memperlancar melaksanakan pemerintahan desa. Jumlah penduduk yang kurang atau tidak produktif akan tergantung kepada penduduk denganusia yang produktif. Dengan kata lain yang dapat melakukan pengelolaan usaha desa adalah masyarakat dengan usia yang produktif saja selain kepala desa yang diwakili perangkatnya sebagai pemerintah. Kerena di dalam pengelolaan usaha desa juga diperlukan peran serta dari masyarakat, misalnya sebagai peserta lelang.
Jumlah penduduk Desa Moro dilihat menurut usia adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Menurut Umur
1. Usia 0-15 Tahun
174 Jiwa
2. Usia 16-55 Tahun
446 Jiwa
3. Usia > 56 Tahun
417 Jiwa
Jumlah Penduduk Total
1037 Jiwa
Jumlah Kepala Keluarga
256 Kepala Keluarga
Sumber: Instrumen Pendataan Profil Desa 2011
Angka-angka yang tampak pada tabel di atas dapat diketahui keadaan penduduk Desa Moro adalah sebagai berikut:
a Kelompok usia muda (0-14) dianggap sebagai kelompok usia non produktif,
sehingga merupakan beban ketergantungan bagi usia produktif.
b Kelompok usia produktif (15-59) dianggap sebagai kelompok produktif yang
menanggung beban dari kelompok penduduk usia non produktif.
c Kelompok usia 60 tahun keatas dianggap sebagai usia non produktif sehingga merupakan beban ketergantungan bagi kelompok penduduk usia produktif. Desa dalam menjalankan penyelenggaraan pembangunan agar tercapai suatu tujuan yang hendak dicapai dengan baik yaitu mencakup berdaya guna dan berhasil guna serta dapat berjalan lancar maka suatu kualitas sumber daya manusia atau masyarakat adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberkasilan serta kelancaran tercapainya tujuan tersebut. Sehingga diperlukan suatu sumber daya manusia yang berkualitas yang tidak lepas dari faktor intelektual dan faktor keterampilan sehingga peranan pendidikan dan pembelajaran maupun pembinaan dianggap sangatlah penting dan perlu dilaksanakan di dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau potensi masyarakat di desa tersebut.
Kualitas sumber daya manusia Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan dapat dilihat dari paparan tabel mengenai tingkat pendidikan formal maupun informal masyarakatnya. Tingkat Pendidikan Penduduk sebagai berikut:
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Desa Moro dengan Kriteria Penggolongan Menurut Usia dan Pendidikan
Pendidikan Formal 1. Usia 3-6 tahun belum masuk TK
14 orang
2. Usia 3-6 tahun sedang TK/Play group
22 orang
3. Usia 7-18 tahun sedang sekolah
218 orang
4. Usia 18-56 tahun tidak tamat SD
65 orang
5. Tamat SD/sederajat
18 orang
6. Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTP
28 orang
7. Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA
4 orang
8. Tamat SMP/sederajat
87 orang
9. Tamat SMA/sederajat
70 orang
10. Tamat D-2
4 orang
11. Tamat D-3
30 orang
12. Tamat S-1
15 orang
13. Tamat S-2
3 orang
Pendidikan Informal 1. Usia 3-6 tahun sedang TK/Playgroup
22 orang
2. Usia 7-18 tahun sedang sekolah
106 orang
3. Usia 18-56 tahun tidak tamat SD
106 orang
4. Tamat SD/sederajat
28 orang
5. Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTP
28 orang
6. Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA
5orang
7. Tamat SMP/sederajat
87 orang
8. Tamat SMA/sederajat
70 orang
Sumber: Instrumen Pendataan Profil Desa 2011
Gambaran umum kondisi sosial masyarakat di Desa Moro adalah berkewarganegaraan Indonesia dan keseluruhan penduduknya beragama Islam serta etnis yang berada di wilayah tersebut adalah keseluruhan etnis Jawa.
Penduduk Desa Moro sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani baik yang sebagai petani maupun sebagai buruh tani dan beberapa Penduduk Desa Moro sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani baik yang sebagai petani maupun sebagai buruh tani dan beberapa
Tabel 3.3 Struktur Jumlah Penduduk Desa Moro Menurut Jenis Mata
Pencaharian
No. Jenis Mata Pencaharian
2. Buruh tani
25 orang
3. Tenaga kerja
9 orang
4. Pegawai Negeri Sipil/TNI
16 orang
5. Pensiunan PNS/TNI/POLRI
3 orang
6. Karyawan Perusahaan Swasta
7 orang
7. Dosen Swasta
3 orang
8. Guru Swasta
11. Tukang Becak
3 orang
12. Tukang Ojek
5 orang
13. Tukang Cukur
1 orang
14. Tukang Batu/Kayu
6 orang
15. Tidak memiliki mata pencaharian tetap
60 orang
Sumber: Instrumen Pendataan Profil Desa 2011
Keadaan sosial dan ekonomi masyarakat Desa Moro yang dapat dilihat antara lain dengan paparan keadaan tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan jumlah penduduk usia produktif dan non produktif masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan penduduk Desa Moro yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia yang kemudian menjadi faktor penentu keberhasilan serta kelancaran pembangunan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan. Kesejahteraan penduduk juga merupakan salah satu dampak keberhasilan dari pembangunan maupun pelaksanaan fungsi pemerintah yang salah satunya yang dapat disebabkan dari faktor sumber pendapatan desa yang berasal dari usaha desa. Keadaan penduduk Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan dapat dilihat dari tabel tingkat kesejahteraan penduduk yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Jumlah Kepala Keluarga Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten
Lamongan Menurut Tingkat Kesejahteraan.
No.
Uraian
Jumlah Kepala Keluarga (KK)
1. Penduduk Prasejahtera 1
44 KK
2. Penduduk Sejahtera1
100 KK
3. Penduduk Sejahtera 2
75 KK
4. Penduduk Sejahtera 3
37 KK
Sumber: Profil Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten
Lamongan Tahun 2012 Lamongan Tahun 2012
Keadaan pertanahan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan jika digolongkan menurut penggunaannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Keadaan Pertanahan Desa Moro Menurut Jenis Tanah
JENIS TANAH
LUAS
KETERANGAN TANAH SAWAH
Sawah irigasi ½ teknis
48 Ha
Subur TANAH KERING
TANAH BASAH Tanah rawa
38 Ha
Sedang TANAH PERKEBUNAN
TANAH FASILITAS UMUM Tanah bengkok (kas desa)
3 Ha
Sawah desa (kas desa)
0,5 Ha
Lapangan olah raga
0,2 Ha
Perkantoran pemerintah
0,3 Ha
Tempat pemakaman
1 Ha
Bangunan sekolah
Usaha perikanan
10 Ha
TANAH HUTAN
Sumber: Instrumen Pendataan Profil Desa 2011
Potensi sumber daya alam sebagai salah satu fektor untuk meningkatkan pendapatan desa salah satunya dapat digunakan untuk usaha desa. Potensi sumber daya alam Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan antara lain adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6 Uraian Hasil Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan
Uraian
Rincian Jumlah Keterangan dimiliki
Hasil
PERTANIAN jual ke konsumen, pasar, dan tengkulak
Pemilik lahan
2 ton/ha
Tanaman pangan Kacang Kedelai
38 ha
0,7 ton/ha
Buah Mangga
0,5 ha
1 ton/ha
PERKEBUNAN
KEHUTANAN
PETERNAKAN Jual ke konsumen, pasar hewan, tengkulak, dan pengecer
Sapi
10 ekor
Ayam Kampung
semula 4 ekor Kelinci
PERIKANAN Tambak
12 ha
0,7 ton/th
alat produksi budidaya dan alat tangkap ikan laut dan payau
Rawa 38 ha/m 2 alat produksi budidaya dan alat tangkap ikan air tawar
Sungai
21 ha/m 2
Jala
3 ha/m 2
Bandeng
0,7 ton/th
Jual ke konsumen, pasar hewan, tengkulak, dan pengecer
Mas
0,5 ton/th
Mujair
0,5 ton/th
Gabus
0,3 ton/th
Sumber: Instrumen Pendataan Profil Desa 2011 Sumber: Instrumen Pendataan Profil Desa 2011
e Sarana dan Prasarana Pemerintahan desa di dalam menjalankan serta melaksanakan pembangunan dan dalam mengelola perekonomian diperlukan sarana dan prasarana yang terkait. Karena sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang penting di dalam mencapai suatu keberhasilan dari tujuan pelaksanaan pemerintahan desa. Tanpa sarana dan prasarana yang memadai maka suatu pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik. Sehingga sarana dan prasarana dianggap faktor penting. Sarana dan prasarana Desa Moro dapat dikatakan sudah cukup memadai setidaknya sarana dan prasarana utama atau penting sudah memadahi. Sarana dan prasarana Desa Moro dapat dilihat di dalam uraian pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.7 Sarana dan Prasarana Pemerintahan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan
No. Uraian
Jumlah
Status
Sarana dan prasarana transportasi
Jalan konblok/semen/beton
1300 km
2. Jalan aspal
1 km
3. Jembatan beton
1 unit
4. Truk umum
Sarana dan prasarana komunikasi dan
1. Warnet
Ada
2. Pengguna Telkom
50 orang
3. Pengguna GSM
150 orang
4. Televisi keluarga
125 unit
Prasarana air bersih dan sanitasi 1. Sumur bor
25 unit
2. Sumur gali
17 unit
Penampung Air Hujan (PAH)
5. Jamban keluarga
125 KK
Prasarana dan kondisi irigasi 1. Saluran primer
1600 m
2. Saluran sekunder
2000 m
Rusak: 1200
3. Pintu pembagi air
10 unit
Prasarana dan sarana pemerintahan 1. Balai desa
Ada
Rumah dinas kepala desa
Ada
3. Kendaraan dinas
Ada
Inventaris dan alat tulis
Lembaga Kemasyarakatan
Ada
Peribadatan 1. Masjid
1 unit
Olah raga 1. Lapangan sepak bola 1 unit 2. Meja tenis meja
1 unit
3. Lapangan voli
1 unit
Kesehatan 1. Posyandu
5. Kader Kesehatan
3 orang
Pendidikan 1. Gedung SD/sederajat 1 unit
Sewa
2. Gedung TK
Lembaga pendidikan agama
1 unit
Sewa
Lain-lain 1. Listrik PLN
225 SR
2. Genset pribadi
1 unit
3. Kayu bakar
15 keluarga
Sumber: Instrumen Pendataan Profil Desa 2011
f Susunan Organisasi Susunan organisasi pemerintah desa penting diketahui karena susunan organisasi pemerintah desa terdiri dari tokoh-tokoh desa yang berperan langsung di dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan di desa tersebut. Susunan organisasi pemerintah desa penting untuk diperhatikan berkaitan dengan tugas maupun fungsi masing-masing baguan atau unsur yang merupakan salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan di dalam menjalankan pemerintahan desa. Susunan organisasi pemerintahan desa merupakan susunan organisasi yang f Susunan Organisasi Susunan organisasi pemerintah desa penting diketahui karena susunan organisasi pemerintah desa terdiri dari tokoh-tokoh desa yang berperan langsung di dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan di desa tersebut. Susunan organisasi pemerintah desa penting untuk diperhatikan berkaitan dengan tugas maupun fungsi masing-masing baguan atau unsur yang merupakan salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan di dalam menjalankan pemerintahan desa. Susunan organisasi pemerintahan desa merupakan susunan organisasi yang
Pemerintah desa dipimpin oleh kepala desa. Kepala desa dibantu oleh sekretaris desa dan perangkat desa. Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintahan Desa bahwa penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat mengakomodasi aspirasi warga masyarakat yang diartikulasi dan diagregasi maksudnya adalah aspirasi warga masyarakat yang disampaikan dan dipadukan atau disampaikan melalui badan pemusyawaratan desa, pemerintahan desa ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan, program, dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan kebutuhan warga masyarakat.
Kewenangan serta tugas dan tanggung jawab kepala desa Moro secara umum mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa, kepala desa memiliki tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Kepala desa berkedudukan sebagai pemimpin masyarakat desa dan pimpinan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala desa memiliki tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, di dalam melaksanakan tugas tersebut kepala desa memiliki wewenang, sebagai berikut:
1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa;
3. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa;
4. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai Anggara Pendapatan dan Belanja Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa;
5. Membina kehidupan Masyarakat Desa;
6. Membina perekonomian desa;
7. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;
8. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengedilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
9. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kewajiban kepala desa dalam melaksanakan tugas dan wewenang, sebagai berikut:
1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
3. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
4. Melaksanakan kehidupan demokrasi;
5. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme;
6. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintah desa;
7. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan;
8. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik;
9. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa;
10. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa;
11. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;
13. Membina, menganyomi, dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat;
14. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan desa;
15. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup;
Laporan di atas dapat digunakan oleh Kepala Daerah sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan sebagai bahan pembinaan lebih lanjut.
Kewajiban lain, yaitu:
1. Memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Kepala Daerah melalui Camat satu kali dalam satu tahun,
2. Memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada Badan Permusyawaratan Desa satu kali dalam satu tahun dalam musyawarah Badan Permusyawaratan Desa,
3. Serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat berupa selebaran yang ditempelkan pada papan pengumuman atau diinformasikan secara lisan dalam berbagai pertemuan masyarakat desa, radio komunitas atau media lainnya.
Kepala desa yang akan berakhir masa jabatannya, selambat-lambatnya empat bulan sebelum berakhir masa jabatannya, memiliki kewajiban untuk menyampaikan Laporan Akhir masa jabatan kepada Kepala Daerah Melalui Camat dan kepada Badan Permusyawaratan Desa. Kepala desa memimpin penyelenggaraan Pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa.
Uraian di atas tugas, kewenangan serta tanggung jawab kepala desa dalam mengelola pemerintahannya yang di dalam pengelolaannya, sumber-sumber keuangan merupakan salah satu faktor penting di dalam pengelolaan atau pelaksanaan pemerintahan dalam menjalankan pemerintahan desa agar di dalam menjalankan pemerintahan desa dapat terwujud tujuan yang telah diinginkan serta pelaksanaan pemerintakan serta pembangunan dapat berjalan dengan lancar.
tercantum di dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 18 Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa yaitu kepala desa dan perangkat desa diberikan penghasilan sesuai dengan kemampuan keuangan desa, yang terdiri dari pengasilan tetap setiap bulan dan tunjangan.
Penghasilan tetap terdiri dari tanah bengkok atau tanah ganjaran dan atau penghasilan lainnya yang ditetapkan di dalam anggaran pendapatan dan belanja desa. Besarnya penghasilan tetap diatur secara adil berdasarkan beban tugas dan tanggung jawab yang dimiliki, paling sedikit sama dengan Upah Minimum Regional Daerah. Apabila penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa besarnya belum memnuhi upah mnimum regional daerah maka diberikan tambahan penghasilan tetap. Penghasilan tetap dan tambahan ditetapkan setiap tahun dalam anggaran pendapatan dan belanja desa sesuai dengan kemampuan keuangan desa.
Tunjangan bagi kepala desa yang dimaksud yaitu tunjangan kesehatan, tunjangan kecelakaan, tunjangan kematian serta tunjangan purna bhakti. Tunjangan kesehatan yaitu tunjangan yang diberikan untuk membiayai pemeliharaan kesehatan kepala desa dan perangkat desa. Tunjangan kecelakaan adalah tunjangan yang diberikan untuk membiayai pengobatan, perawatan, rehabilitasi kesehatan kepala desa dan perangkat desa apabila mengalami kecelakaan di dalam dan sewaktu menjalankan tugas sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya dalam kurun waktu tertentu. Tunjangan kematian adalah tunjangan yang diberikan kepada ahli waris yang berhak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila kepala desa atau perangkat desa meninggal dunia di dalam atau sewatu menjalankan tugasnya. Tunjangan purna bhakti adalah tunjangan yang diberikan kepada kepala desa dan perangkat desa yang telah habis masa jabatannya.
Penghasilan selain penghasilan yang telah diuraikan di atas, kepala desa dan perangkat desa mendapatkan uang jasa upah pungut pajak daerah dan pajak bumi dan bangunan juga uang saksi dalam perikatan serta penghasilan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
perangkat desa disediakan biaya operasional atau kegiatan sesuai dengan kemampuan keuangan desa. Kepala desa serta perangkatnya yaitu sekretaris desa diisi oleh pegawai negeri sipil yang menerima penghasilan sebagai pegawai negeri sipil serta dibebaskan dari jabatan organiknya tanpa kehilangan statusnya sebagai pegawai negeri sipil. Selain menjabat sebagai kepala desa dan sekretaris desa, pegawai negeri yang bersangkutan dapat dinaikkan pangkatnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala desa dan sekretaris desa yang berasal dari pegawai negeri sipil yang berhenti dari jabatannya dikembalikan kepada instansi induknya.
Kepala desa dan perangkat desa yang berhenti dengan hormat atau atas permintaan sendiri dari jabatannya diberikan penghargaan dan tunjangan purna bhakti sesuai dengan kemampuan keuangan desa. Kepala desa dan perangkatnya yang diberhentikan sementara dari jabatannya oleh pejabat yang berwenang, tidak berhak mendapatkan penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan, uang jasa, uang saksi, penghasilan lainnya maupun biaya operasional atau kegiatan. Pengelolaan setiap tahun tentang besarnya penghasilan kepala desa dan perangkat desa ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja desa.
Tanah bengkok atau tanah ganjaran sebelum berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 18 Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa, tetap berfungsi sebagai tanah bengkok atau tanah ganjaran dan merupakan penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa yang ditetapkan di dalam anggaran pendapatan dan belanja desa.
Organisasi pemerintahan desa sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi Dan Tatakerja Pemerintahan Desa. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan republik indonesia.
pemerintah desa dan badan pemusyawaratan desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintah desa dalah kepala desa dan perangkat desa sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan desa. Perangkat desa adalah unsur pemerintah desa yang terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya.
Badan pemusyawaratan desa adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
Lembaga kemasyarakatan desa adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat.
Anggaran pendapatan dan belanja desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintah desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan badan pemusyawaratan desa yang ditetapkan dengan peraturan desa.
Peraturan desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh badan pemusyawaratan desa bersama kepala desa. Dusun adalah bagian dari wilayah kerja Desa.
Tujuan penyusunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa adalah dalam rangka kelancaran penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelayanan kepada masyarakat agar lebih berdaya guna dan berhasil guna untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan harus menjamin terlaksananya otonomi desa di dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sesuai dengan tugas dan wewenang yang dimiliki.
Susunan struktur organisasi pemerintahan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan sebagai berikut:
a Pemerintahan desa terdiri atas pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa.
b Pemerintah desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa.
1) Sekretaris desa merupakan pimpinan sekretariat desa yang merupakan
unsur staf di dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
2) Perangkat desa lainnya adalah unsur pemerintah desa yang terdiri atas:
a) Sekretariat desa (1) Urusan umum (2) Urusan keuangan
b) Pelaksana teknis lapangan (1) Seksi pemerintahan (2) Seksi ekonomi dan pembangunan (3) Seksi kesejahteraan masyarakat (4) Seksi ketentraman dan ketertiban (5) Seksi pemberdayaan perempuan.
c) Unsur kewilayahan terdiri dari kepala-kepala dusun yang membantu kepala desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa di setiap bagian dari wilayah kerja desa.
Susunan organisasi pemerintahan desa dalam peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi Dan Tatakerja Pemerintahan Desa:
1. Pemerintahan Desa terdiri atas Pemerintah Desa dan Badan Pemusyawaratan Desa. Keduanya memiliki kedudukan yang sama di dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
2. Badan Pemusyawaratan desa adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Keanggotaannya terdiri dari wakil penduduk desa yang bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang dilaksanakan dengan cara musyawarah dan mufakat dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.
3. Pemerintah Desa terdiri dari: (1) Kepala Desa merupakan unsur pemerintahan desa yang memimpin
penyelenggaraan pemerintah desa penyelenggaraan pemerintah desa
4. Perangkat Desa terdiri atas (1) Sekretaris Desa adalah pimpinan Sekretariat Desa yang merupakan unsur staf di dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Sekretaris desa memiliki tugas membantu kepala desa dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian teknis dan penyusunan program serta pengurusan administrasi umum yang meliputi ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, kepustakaan, kehumasan, protokol, dan rumah tangga serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
(2) Perangkat Desa lainnya adalah unsur pemerintah desa yang terdiri
atas:
a. Sekretariat Desa merupakan unsur staf di dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan tugas sekretaris desa, masing masing dipimpin oleh Kepala Urusan yang bertanggung jawab kepada kepala desa melalui sekretaris desa, terdiri atas:
a) Urusan Umum Memiliki tugas membantu Sekretaris desa dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan urusan ketatausahaan, kepegawaian, kepustakaan, kehumasan, protokol, dan rumah tanggga, serta tugas lain yang diberikan sekretaris desa.
b) Urusan Keuangan Meiliki tugas membantu sekretaris desa dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan urusan administrasi keuangan, serta tugas lain yang diberikan sekretaris desa.
dalam penyelenggaraan pemerintahan dippimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Desa, terdiri atas:
a) Seksi Pemerintahan Membantu kepala desa dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan rumah tangga desa di bidang pemerintahan. Misalnya, produk hukum, kependudukan catatan sipil, tenaga kerja dan transmigrasi, pertanahan.
b) Seksi Ekonomi dan Pembangunan Mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan urusan rumah tangga desa di bidang perekonomian dan pembangunan. Misalnya, industri, perbankan, pertanian, perikanan, pekerjaan umum.
c) Seksi Kesejahteraan Masyarakat Mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan urusan rumah tangga desa di bidang kesejahteraan masyarakat. Misalnya, pendidikan, pemuda, kesehatan, soaial, keagamaan, perijinan dan pelayanan umum di bidang kesejahteraan masyarakat.
d) Seksi Ketentraman dan Ketertiban Mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan urusan rumah tangga desa di bidang ketentraman dan ketertiban. Misalnya, pembinaan, penegakan, perlindungan.
e) Seksi Pemberdayaan Perempuan Mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan urusan rumah tangga desa di bidang pemberdayaan perempuan. Misalnya, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana, kesetaraan martabat, kedudukan, keadilan gender, e) Seksi Pemberdayaan Perempuan Mempunyai tugas membantu kepala desa dalam pelaksanaan urusan rumah tangga desa di bidang pemberdayaan perempuan. Misalnya, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana, kesetaraan martabat, kedudukan, keadilan gender,
c. Unsur Kewilayahan
Merupakan unsur yang membantu Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa di setiap bagian dari wilayah kerja desa, terdiri dari Kepala Dusun-Kepala Dusun. Kepala Dusun memimpin Dusun berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala desa. Tugas kepala dusun membantu kepala desa dalam melaksanakan urusan rumah tangga desa di dusun, yang memiliki fungsi Pengurusan dan pelaksanaan kegiatan Pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta ketentraman dan ketertiban di masing-masing dusun.
5. Jumlah perangkat desa yang merupakan unsur pelaksana teknis lapangan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan desa serta kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat.
6. Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa ditetapkan dengan peraturan desa.
Pemerintah desa dan badan pemusyawaratan desa adalah unsur penyelenggara pemerintahan desa yang memiliki kedudukan dama dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala desa dan badan pemusyawaratan desa menerapkan prisip sinkronisasi dan koordinasi atas segala kegiatan Pemerintahan Desa. Lembaga Kemasyarakatan Desa pembentukannya ditetapkan dengan peraturan desa memiliki tugas membantu pemerintah desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat desa. Pembinaan serta pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa dilaksanakan oleh kepala daerah dan camat.
Susunan organisasi atau struktur organisasi pemerintahan desa di desa Moro diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi Dan Tatakerja Pemerintahan Desa.
Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa Moro dapat diuraikan dengan bagan sebagai berikut:
Sumber: Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi Dan Tatakerja Pemerintahan Desa
Bagan 3.1 Susunan Organisasi
Susunan organisasi pemerintah desa Desa Moro, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan adalah Sebagai berikut:
Tabel. 3.8 Pemegang Jabatan Kepala Desa dan Perangkat Desa Moro
Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan
Tingkat Pendidikan
1. H. Pudjiana
Kepala Desa
SLTA
2. Budi
Sekretaris Desa
SLTA
3. Irawan
Kaur Umum
SLTA
4. Rubini
Kasi Pemerintah
SLTA
5. Subiyanto
Kasi Ekbang
SLTA
6. M. Subhan
Kasi Kesra
S1
Sumber: Instrumen Pendataan Profil Desa 2011
Susunan organisasi pemerintah desa Desa Moro, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:
KEPALA DESA
UNSUR STAF
Keterangan: ----
: garis fungsi koordinasi
___
: garis fungsi komando
UNSUR PELAKSANA UNSUR WILAYAH
BPD
BPD
KEPALA DESA
SEKRETARIS DESA
KAUR KEUANGAN
KAUR UMUM
KS PEMERINTAHAN
KS TANTIB
KS EKBANG
KS KESOS
KEPALA DUSUN
Sumber: Profil Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan 2012 Bagan 3.2 Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Moro
2. Kewenangan Kepala Desa dalam Pengelolaan Usaha Desa
Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 17 Tahun 2006 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa, sumber pendapatan desa terdiri dari:
1) Pendapatan asli desa
a. Hasil usaha desa Hasil usaha yang diurus dan dikelola oleh pemerintah desa, antara lain: (1) Badan Usaha Milik Desa (2) Pengelolaan lumbung desa (3) Perkreditan atau unit ekonomi desa atau usaha ekonomi produktif (4) Peternakan (5) Pertanian (6) Perkebunan (7) Pengelolaan pasar desa (8) Perikanan (9) Tembatan perahu (10) Pengelolaan tempat rekreasi (11) Pertokoan
(13) Pengelolaan sumber air (14) Pengelolaan lapangan olah raga (15) Pengelolaan gedung atau bangunan (16) Pengelolaan tempat pemancingan (17) Persewaan kursi dan terop (18) Lain-lain hasil usaha yang sah.
b. Hasil kekayaan desa Kekayaan desa merupakan segala kekayaan yang dimiliki oleh desa yang diurus dan dikelola oleh pemerintah desa sebagai sumber pendapatan bagi desa, antara lain:
1) Tanah kas desa
a) Tanah bengkok/tanah ganjaran/percaton
Pengelolaan tanah bengkok untuk kepala desa dan perangkat Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9 Daftar Tanah Kas Desa Moro Kecamatan Sekara Kabupaten Lamongan
Luas (M 2 ) Status
1. Tanah kas
H. Pudjiana
Kepala Desa
5.905 Ganjaran
2. Tanah kas H. Pudjiana
Kepala Desa
5.023 Ganjaran
3. Tanah kas Budi
Sekretaris Desa
3.583 Ganjaran
4. Tanah kas Irawan
Kaur Umum
2.240 Ganjaran
5. Tanah kas Kaur pembangunan
1.898 Ganjaran
6. Tanah kas Kaur pembangunan
2.213 Ganjaran
7. Tanah kas Kaur keuangan
2.237 Ganjaran
8. Tanah kas
Kepala Dusun
2.342 Ganjaran
9. Tanah kas
11. Tanah wedusan
- Sumber: Buku ricik objek/subjek PBB 2006, surat pemberitahuan pajak
terutang PBB 2012 ,dan LC
b) Tanah kas desa lainnya (1) Tanah titisoro
Tanah milik desa yang hasilnya digunakan untuk membantu masyarakat yang terkena musibah, fakir miskin, mendirikan sekolah, tempat ibadah, dan lain yang sejenisnya.
(2) Tanah pangonan
Tanah milik desa yang dipergunakan oleh warga desa yang bersangkutan untuk menggembalakan ternaknya.
(3) Tanah sengkeran
Tanah milik desa yang hasilnya dipergunakan antara lain untuk bersih desa, perawatan punden (semacam cikal bakal pendiri desa), dan untuk upacara yang sifatnya ritual.
(4) Tanah guron
Tanah milik desa yang hasilnya dipergunakan sebagai tambahan penghasilan guru yang bertugas di desa.
(5) Tanah cawisan
Tanah milik desa yang hasilnya digunakan untuk dana operasional (taktis) kepala desa dalam melaksanakan tugasnya yang bersifat insidentil.
(6) Tanah suguh dayoh
Tanah milik desa yang hasilnya digunakan untuk membiayai tamu-tamu dinas yang berkunjung ke desa.
(7) Tanah intilan
Tanah milik desa yang dipergunakan untuk tambahan penghasilan seluruh aparat pemerintah desa.
(8) Tanah makam atau kuburan (8) Tanah makam atau kuburan
Tanah milik desa yang dipergunakan untuk kegiatan oleg raga dan sebagainya
(10) Tanah desa lainnya
2) Pasar desa
3) Bangunan desa
4) Pasar hewan
5) Tambatan perahu
6) Pelelangan ikan yang dikelola desa
7) Hasil usaha milik desa
8) Lain-lain kekayaan milik desa yaitu kali dan atau telaga dan atau rawa milik desa, gedung dan atau bangunan dan atau lapangan olah raga, kantor dan balai desa, gedung pertemuan, barang inventaris desa (antara lain: meja, kursi, almari, alat-alat pertanian, komputer, pompa air, alat transportasi, dan sebagainya), jalan-jalan desa, pohon dan tanaman milik desa, kutan desa dan kekayaan lain milik desa yang sah. Kekayaan desa diurus dan dikelola oleh pemerintah desa sebagai sumber pendapatan bagi desa. Tiap-tiap kekayaan desa dimana tata cara pengurusan serta pengelolaannya ditetapkan dengan peraturan desa.
c. Hasil swadaya dan partisipasi Hasil dari usaha dan keikutsertaan masyarakat yang secara sadar dan inisiatif sendiri untuk berperan serta dalam pelaksanaan pembangunan baik dalam bentuk uang, tenaga dan atau natura sebagai bentuk iuran untuk pembangunan desa.
d. Hasil gotong royong Hasil dari usaha dan keikut sertaan masyarakat yang secara sukarela dan bersama-sama memberikan uang, tenaga dan atau natura karena adat d. Hasil gotong royong Hasil dari usaha dan keikut sertaan masyarakat yang secara sukarela dan bersama-sama memberikan uang, tenaga dan atau natura karena adat
e. Lain-lain pendapatan asli desa yang sah
2) Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah. Sumber pendapatan daerah yang berada di desa baik pajak maupun retribusi yang sudah dipungut oleh pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah tidak dibenarkan pungutan tambahan oleh pemerintah desa. Pungutan retribusi dan pajak lainnya yang telah dipungut oleh desa tidak dibenarkan dipungut dan diambil alih oleh pemerintah, pemerintah provinsi, dan penerintah daerah.
3) Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh daerah. Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah maupun bagian dana perimbangan dilaksanakan menurut ketentuan yang berlaku yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 4 Tahun 2006 tentang Alokasi Dana Desa.
4) Bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah.
5) Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. Pemberian hibah dan sumbangan dari pihak ketiga tidak dapat mengurangi kewajiban- kewajiban pihak penyumbang kepada desa. Sumbangan yang berbentuk barang baika barang yang bergerak maupun barang yang tidak bergerak dicatat sebagai barang inventaris kekayaan milik desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumbangan yang berbentuk uang disalurkan melalui kas desa yang pengelolaannya ditetapkan di dalam anggaran pendapatan dan belanja desa.
Selain itu, sumber pendapatan desa juga dapat berupa pinjaman desa yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pinjaman dana atas persetujuan badan permusyawaratan desa yang bersumber dari pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah desa, bank pemerintah, bank pemerintah provinsi dan pemerintah daerah, bank swasta, maupun sumber-sumber lainnya yang sah (pinjaman kepada perseorangan atau kelompok orang pemilik dana). Pelaksanaan pinjaman dana tersebut harus diperhitungkan secara ekonomis, efektif, dan efisien berdasarkan Selain itu, sumber pendapatan desa juga dapat berupa pinjaman desa yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pinjaman dana atas persetujuan badan permusyawaratan desa yang bersumber dari pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah desa, bank pemerintah, bank pemerintah provinsi dan pemerintah daerah, bank swasta, maupun sumber-sumber lainnya yang sah (pinjaman kepada perseorangan atau kelompok orang pemilik dana). Pelaksanaan pinjaman dana tersebut harus diperhitungkan secara ekonomis, efektif, dan efisien berdasarkan
1) Pengelolaan peningkatan pendapatan asli desa
2) Membiayai usaha desa yang dapat meningkatkan pendapatan asli desa
3) Menambah atau menyertakan modal pemerintah desa kepada badan usaha milik desa dan atau usaha-usaha lain milik desa.
Pinjaman dana tidak dapat digunakan untuk membiayai biaya operasional atau rutin pemerintah desa. Penggunaan dan pengelolaan pinjaman desa diuraikan di dalam anggaran pendapatan dan belanja desa.pelaksanaan pinjaman dana harus memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditetapkan di dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jenis pendapatan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan meliputi sebagai berikut:
1) Penerimaan hasil usaha desa
2) Penerimaan hasil kekayaan desa
3) Penerimaan hasi swadaya dan partisipasi
4) Penerimaan hasil gotong royong
5) Penerimaan lain-lain pendapatan asli desa yang sah
6) Penerimaan bagi hasil pajak dan retribusi daerah
7) Penerimaan bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh daerah
8) Penerimaan hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
Hasil usaha desa merupakan hasil dari usaha yang diurus dan dikelola oleh Pemerintah Desa, sedangkan tata cara pengelolaan dan pengurusan usaha desa ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Seluruh jenis pendapatan harus disalurkan melalui kas desa yang pengelolaannya ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja desa. Pengurusan dan pengelolaan sumber pendapatan dan kekayaan desa dilakukan oleh pemerintah desa yang diatur dan ditetapkan dalam peraturan desa. Pemerintah
desa memiliki kewajiban untuk mempertahankan dan
mengembangkan sumber pendapatan yang telah dimiliki dan menggali sumber- mengembangkan sumber pendapatan yang telah dimiliki dan menggali sumber-
1) Penyerahan dilakukan atas persetujuan badan permusyawaratan desa
2) Desa memperoleh kompensasi dari sumber pendapatan dan kekayaan desa sejenis
3) Mendapatkan ijin tertulis dari kepala daerah. Pemakaian kekayaan desa oleh pihak lain harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Mendapatkan ijin tertulis dari kepala desa setelah mendapat persetujuan dari badan permusyawaratan desa.
2) Desa memperoleh konstribusi berupa hasil sewa atau uang pemakaian secara wajar sebagai pendapatan desa.
Tanah-tanah kas desa yang merupakan kekayaan desa dilarang untuk diserahkan kepada pihak lain kecuali diperlukan untuk kepentingan pembangunan. Penyerahan kepada pihak lain harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Ada persetujuan bersama antara kepala desa dengan badan permusyawaratan desa
2) Pemerintah desa memperoleh tanah pengganti seluas dan senilai secara ekonomis dengan tanah yang dilepaskan atau berupa sejumlah uang seharga pembelian tanah yang lain yangg senilai dengan tanah yang dilepaskan.
3) Mendapatkan ijin tertulis dari kepala daerah. Desa yang berubah statusnya menjadi kelurahan, seluruh sumber pendapatan dan kekayaan desa dinyatakan sebagai sumber pendapatan dan kekayaan yang dikuasai oleh pemerintah daerah. Hasil pengurusan dan pengelolaan sumber pendapatan dan kekayaan menjadi pendapatan yang 3) Mendapatkan ijin tertulis dari kepala daerah. Desa yang berubah statusnya menjadi kelurahan, seluruh sumber pendapatan dan kekayaan desa dinyatakan sebagai sumber pendapatan dan kekayaan yang dikuasai oleh pemerintah daerah. Hasil pengurusan dan pengelolaan sumber pendapatan dan kekayaan menjadi pendapatan yang
1) Menambah atau memperluas sumber pendapatan dan kekayaan desa melalui pengadaan atau pembelian
2) Menerima hibah atau pemberian dari pihak lain yang tidak mengikat
3) Mengalih fungsi kekayaan desa dengan mengajukan ijin kepada kepala daerah setelah mendapat persetujuan dari badan permusyawaratan desa.
4) Mendapat bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah.
Hal-hal yang menyangkut pengembangan sumber pendapatan dan kekayaan desa ditetapkan dengan peraturan desa. Penyewaan tanah kas desa yang dikelola langsung oleh pemerintah desa hanya dapat dilakukan selama satu tahun disertai dengan perjanjian tertulis dengan pihak penyewa dan dapat diperpanjang setiap tahun. Penyewaan tanah kas desa yang melebihi jangka waktu yang telah ditentukan dan apabila terjadi suatu hal yang menyebabkan tanah kas desa tersebut harus diterik oleh kepala desa berdasarkan musyawarah antara pihak pengelola dengan kepala desa atau perangkat desa terkait. Maksudnya masing- masing pihak harus mengedepankan asas normatif yang disesuaikan dengan kondisi pada saat tanah kas desa tersebut harus ditarik kembali dalam waktu yang tidak terlalu lama, misalkan waktu panen maka penarikan kembali dilakukan setelah dipanen. Bagi desa yang tidak memiliki kekayaan desa berupa tanah bengkok sepanjang mengenai pengelolaan sumber pendapatan desa diatur oleh kepala desa.
Pembinaan terhadap pengelolaan sumber-sumber pendapatan dan kekayaan desa dilakukan oleh pemerintah daerah. Pertanggungjawabannya yaitu pengawasan terhadap pengurusan dan pengelolaan sumber pendapatan dan kekayaan desa dilakukan oleh badan permusyawaratan desa setempat dan atau kepala daerah atau pejabat lain yang ditunjuk. Penggunaan hasil sumber pendapatan dan kekayaan desa ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja
pertanggungjawaban kepada badan permuayawaratan desa paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. Pertanggungjawaban penggunaan sumber pendapatan dan kekayaan desa oleh kepala desa kepada kepala daerah melalui camat setempat paling lambat empat bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. Apabila terjadi perubahan status desa menjadi kelurahan maka tanah kas desa dan sejenisnya yang semula merupakan sumber pendapatan desa berubah statusnya menjadi aset pemerintah daerah yang pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah daerah melalui anggaran penerimaan dan belanja daerah yang diperuntukkan bagi kepentingan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan dengan tetap memperhatikan keseimbangan antara desa dan atau kelurahan lainnya yang ada di daerah. Semua peraturan desa yang berkaitan dengan sumber pendapatan dan kekayaan desa wajib mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya dengan peraturan daerah.
Peran kepala desa di dalam pengelolaan usaha desa dapat dilihat dari uraian sebelumnya mengenai kepala desa salah satunya mengenai tugas kepala desa berkaitan dengan memberdayakan masyarakat serta membina perekonomian desa salah satunya dengan mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang merupakan salah satu wujud tujuan dari suatu penyelenggaraan pemerintahan desa serta membina perekonomian desa. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan mengelola usaha desa dengan pengelolaan sumber daya alam serta pemberdayakan masyarakat yang ada pada desa tersebut. Hasil dari usaha desa tersebut merupakan salah satu sumber pendapatan desa yang kemudian dapat digunakan sebagai sektor keuangan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan tingkat keberhasilan suatu penyelenggaraan pemerintahan desa serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut.
Usaha desa termasuk salah satu sumber keuangan desa menurut pasal 212 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan Usaha desa termasuk salah satu sumber keuangan desa menurut pasal 212 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
Pasal 68 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
72 Tahun 2005 tentang Desa bahwa pendapatan asli desa terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah.
Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 17 Tahun 2006 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa bahwa hasil usaha desa merupakan salah satu dari pendapatan asli desa yang merupakan salah satu dari sumber pendapatan desa yang merupakan sumber keuangan desa. Penerimaan hasil usaha desa merupakan salah satu dari jenis pendapatan desa. Hasil usaha desa merupakan hasil dari usaha yang diurus dan dikelola oleh Pemerintah Desa. Usaha desa dimana tata cara pengelolaan dan pengurusannya ditetapkan dengan peraturan desa. Seluruh jenis pendapatan termasuk hasil usaha desa harus disalurkan melalui kas desa yang pengelolaannya ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja desa.
Peraturan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Nomor 1 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa bahwa yang dimaksud penerimaan anggaran pendapatan dan belanja desa yaitu bagian penerimaan terdiri atas pos-pos, salah satunya yaitu pendapatan asli desa yang di dalam lampirannya menyebutkan hasil usaha desa termasuk di dalam pos pendapatan asli desa dimana hasil usaha desa meliputi:
a Usaha lelang telaga dan kali desa
b Usaha lelang dan kali rawa
c Usaha lelang lamtoro tepi jalan raya
d Tanah wedusan
e Usaha lelang kali perbatasan Moro-Karang
Usaha desa yang telah diuraukan diusahakan atau dikelola oleh Desa Moro dengan cara dilelang. Lelang menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah penjualan di hadapan orang banyak dengan tawaran yang atas-mengatasi dan dipimpin oleh pejabat lelang. Masing-masing wilayah lelang dilelang dengan kisaran harga yang berbeda-beda. Kisaran harga lelang tergantung dari harga patokan yang telah ditetapkan dan tercantum di dalam peraturan desa yaitu Peraturan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Nomor 4 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelelangan. Lelang yang termasuk daerah perairan yaitu telaga, kali, kali perbatasan serta rawa yang dimaksud adalah lelang mengenai ikannya yang ada di dalamnya yang di hasilkan oleh masing-masing wilayah lelang yang telah ditetapkan. Karena ikan yang berada di dalam masing-masing wilayah lelang berberda-beda maka yang dilelang adalah tempat dimana ikan tersebut berada atau disebut dengan wilayah lelang. Wilayah lelang yang termasuk wilayah perbatasan yaitu wilayah lelang pembatasan kali antara Desa Moro dan Desa Karang cara pelelangannya dilakukan secara bergiliran masing-masing desa yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali. Lelang Lamtoro dilakukan dengan melelang pohonnya yang kemudian diambil hasilnya yaitu ranting dan buahnya sehingga yang diambil adalah hasilnya bukan pohonnya. Kemudian mengenai tanah wedusan tanah tersebut dilelang kemudian yang diambil hasilnya adalah yang diambil hasil dari pembayaran sewa ketika tanah tersebut dipakai untuk pengadaan acara, misalnya dugunakan sebagai sedekah bumi begitu pula tanah desa.
Setiap pengadaan pelelangan adanya peserta yang terdaftar harus memenuhi persyaratan dan ketentuan menjadi peserta lelang, ketentuan pesyaratan peserta lelang adalah sebagai berikut:
1. Peserta lelang adalah warga masyarakat Desa Moro
2. Peserta lelang yang termasuk warga Desa Moro tersebut harus sudah berumur minimal 17 (tujuh belas) tahun atau sudah menikah san berkatu tanda penduduk atau beridentitas lainnya.
Lamongan adalah di balai desa Moro kecamatan Sekaran kabupaten Lamongan dengan wilayah lelang yang telah ditetapkan.
Pelelangan dilaksanakan dengan disertai harga patokan lelang yaitu harga minimal pelelangan wilayah atau tempat lelang. Ketentuan harga minimal pelelangan adalah sebagai berikut:
1. Harga minimal wilayah lelang yaitu harga awal wilayah lelang yang ditawarkan pemerintah desa kepada peserta lelang. Besar harga awal adalah sebagai berikut:
a Besar harga awal atau harga minimal wilayah lelang telaga dan kali desa yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah sebesar Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
b Besar harga awal atau harga minimal wilayah lelang kali rawa desa yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah sebesar Rp 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah).
c Besar harga awal atau harga minimal wilayah lelang lamtoro pinggir jalan raya desa yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah sebesar Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah)
d Besar harga awal atau harga minimal wilayah lelang Tanah Wedusan yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah Rp 400.000,00 (empat ratus ribu rupiah).
e Besar harga awal atau harga minimal wilayah lelang kali perbatasan Desa Moro-Karang yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah Rp 1.300.000,00 (satu juta tiga ratus ribu rupiah).
f Besar harga awal atau harga minimal wilayah lelang Tanah desa yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
2. Harga maksimal wilayah lelang yaitu harga akhir wilayah lelang yang ditawarkan pemerintah desa kepada peserta lelang. Besar harga akhir adalah sebagai berikut: 2. Harga maksimal wilayah lelang yaitu harga akhir wilayah lelang yang ditawarkan pemerintah desa kepada peserta lelang. Besar harga akhir adalah sebagai berikut:
b Besar harga akhir atau harga maksimal wilayah lelang kali rawa desa yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah sebesar Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
c Besar harga akhir atau harga maksimal wilayah lelang lamtoro pinggir jalan raya desa yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah sebesar Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)
d Besar harga akhir atau harga maksimal wilayah lelang Tanah Wedusan yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah Rp 400.000,00 (empat ratus ribu rupiah).
e Besar harga akhir atau harga maksimal wilayah lelang kali perbatasan Desa Moro-Karang yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah Rp 1.300.000,00 (satu juta tiga ratus ribu rupiah).
f Besar harga akhir atau harga maksimal wilayah lelang Tanah desa yang ditawarkan oleh pemerintah desa adalah Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
Ketentuan penawaran dan pemenang lelang di Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut:
1. Peserta lelang yang telah didaftar secara resmi berhak menawar harga lelang.
2. Selang waktu antara penawar yang satu dengan penawar yang lainnya waktu maksimal adalah 3 (tiga) menit.
3. Selisih harga penawaran yang satu dengan lainnya adalah:
a Telaga dan Kali Desa Rp 3.300.000,00 (tiga juta tiga ratus ribu rupiah).
b Kali Rawa 3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
c Lamtoro Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
d Tanah Wedusan 400.000,00 (empat ratus ribu rupiah).
e Kali Perbatasan Desa Moro-Karang Rp 1.300.000,00 (satu juta tiga ratus ribu rupiah).
f Tanah Desa Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
ditentukan.
5. Pelelangan dilakukan secara terbuka dan atau terbatas dengan harga maksimal yang telah ditentukan.
6. Pemenang lelang adalah penawaran tertinggi atau sama dengan batasan maksimal pada saat detik-detik terakhir jika sudah tidak ada penawaran lain oleh peserta lelang yang lain.
7. Jika ada lebih dari satu penawar lelang yang mencapai harga maksimal atau harga akhir, maka pemenang lelang ditentukan melalui undian.
8. Penawaran tertinggi yang kurang dari harga maksimal atau akhir lelang pada saat detik-detik terakhir tidak ada penawaran lain dari peserta lelang yang lain maka dapat dinyatakan sebagai pemenang lelang.
9. Jika pada saat detik-detik terakhir terjadi kesamaan baik harga maupun waktu penawaran maka pemenang lelang ditentukan melalui undian.
Ketentuan batas wilayah lelang di Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10 Batas Lokasi Lelang
1. Telaga Kali Desa
Porodeso Sekaran
Widang
2. Kali Rawa
Sekaran
Karang/pintu air
3. Lamtoro
Sekaran
Pintu air
4. Tanah wedusan
M Mukaim
Kali perbatasan Moro-Karang
Karang
Moro
6. Tanah Desa
Sungai
SDN
Sudekno Suyamto
Sumber: Peraturan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Nomor
4 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelelangan
Setelah memenangkan lelang pemenang lelang memiliki hak mengambil ikan yang berada di tempat lelang yang bersangkutan, ketentuan batas waktu pengambilan ikan adalah pengambilan ikan dimulai pada bulan Agustus sampai Setelah memenangkan lelang pemenang lelang memiliki hak mengambil ikan yang berada di tempat lelang yang bersangkutan, ketentuan batas waktu pengambilan ikan adalah pengambilan ikan dimulai pada bulan Agustus sampai
1. Memberi umpan atau makanan ikan atau fotas
2. Membendung batas-batas wilayah lelang di luar batas waktu pengambilan ikan.
Peserta lelang yang menjadi pemenang lelang memilki kewajiban untuk membayar harga lelang yang telah ditetapkan. Ketentuan pembayaran harga lelang adalah sebagai berikut:
1. Pada saat penandatanganan, waktu pembayaran maksimal satu minggu setelah lelang sebesar 50% dari harga lelang.
2. Pada saat pengambilan membayar sisa pembayaran sebesar 50% dari harga lelang.
Ketentuan bagi pemenang lelang yang melanggar ketentuan mengenai batas wilayah lelang, bulan pengambilan ikan, larangan maka dikenakan denda sebesar 10% dari nilai harga lelang. Sebelum dan atau sesudah batas pengambilan ikan petani berhak menggunakan air yang berada di lokasi lelang.
Pemenang lelang di Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11 Pemenang Lelang Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten
Lamongan Tahun 2012
No.
Nama
Lokasi Lelang
Harga
1. Bejo Wardoyo
Kali/Sungai dan Telaga
Rp 3.300.000,00
2. Muslik
Kali/Sungai Rawa Rp 3.000.000,00
3. Jasmari
Kali Perbatasan Moro-Karang
Rp 1.300.000,00
4. Budi
Sawah Kas Desa
Rp 2.000.000,00
5. Sutambak
Sawah Kas Desa
Rp 1.750.000,00
6. H. Toha
Sawah Wedusan
Rp 250.000,00 Sumber: Lembar Peraturan Desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten
Lamongan Nomor 4 Tahun 2012 tentang Tata CaraPelelangan
Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Badan usaha milik desa tersebut dapat melakukan pinjaman sesuai peraturan perundang- undangan.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa pada pasal 213 ayat (1) menyebutkan desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa, ayat (2) badan usaha milik desa berpedoman pada peraturan perundang-undangan, ayat (3) badan usaha milik desa dapat melakukan pinjaman sesuai peraturan perundang-undangan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dalam pasal 78 bahwa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan Desa, Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa. Pemerintah desa membentuk badan usaha milik desa dengan peraturan desa berpedoman pada peraturan daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 20 Tahun 2006 bahwa dalam pasal 3 ayat (1) yaitu pemerintah desa dapat mendirikan badan usaha milik desa. desa Moro Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan belum dibentuk suatu badan usaha milik desa.
Pemerintah desa dalam hal ini kepala desa beserta perangkatnya dalam melaksanakan kewenangannya diantaranya tugas dan tanggung jawab serta kewajibannya dalam pelaksanaan pengelolaan sumber keuangan desa terkait dengan usaha desa yang dilakukan dengan cara lelang. Hal pengelolaannya walaupun sudah dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan dilakukan dengan baik tetap saja ada kesulitan-kesulitan atau hambatan yang terjadi yang dihadapi oleh kepala desa beserta perangkatnya dalam pengelolaan sumber pendapatan keuangan desa terkait dengan usaha desa. hambatan yang dialami antara lain dari segi pembayaran yaitu adanya keterlambatan pembayaran dari pemenang lelang. Selain keterlambatan pembayaran dari pemenang lelang juga terdapat hambatan yaitu dalam hal kriminalitas yaitu pencurian ikan. Kemudian kesulitan lain yaitu mengenai hal diluar dugaan yaitu faktor cuaca.
Hal kesulitan-kesulitan atau hambatan yang dialami oleh pemerintah desa dalam mengelola usaha desa tentu saja pemerintah desa tidak hanya tinggal diam sehingga masalah-masalah tersebut dapat diatasi setidaknya mengurangi bahkan mengilangkan masalah yang dihadapi sehingga pengelolaan dapat dilakukan dengan lancar maka pemerintah desa mengambil solusi yaitu dalam hal keterlambatan pembayaran masyarakat diberikan penjelasan. Kemudian mengenai masalah kriminal dapat dilakukan dengan penjagaan. Hal mengatasi faktor cuaca dapat diatasi dengan pembuatan tanggul.