antara lain: kesusastraan, film, arsitektur, musik, sandiwara, kebudayaan, interaksi sosial, psikologi, dan media masa.
2.4.2. Studi Semiotik Sastra
Pada prinsipnya, bahasa dan sastra merupakan dua unsure yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Keduanya saling member dan menerima, sebagaimana yang
diungkapkan Aftaruddin 1990:9 bahwa sastra suatu seni yang hidup bersama bahasa. Tanpa bahasa, sastra tak mungkin ada. Melalui bahasa ia dapat mewujudkan dirinya berupa sastra lisan
maupun tertulis. Disatu pihak, sastra merupakan salah satu bentuk pengungkapan bahasa, dilain pihak biasa akan lebih terasa hidup berkat sentuhan estesis unsure-unsur sastra.
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan dalam kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra pada prinsipnya
adalah karya imajinatif sebagai refleksi dari realitas kehidupan manusia dalam lingkungan tertentu dan merupakan bentuk pengungkapan bahasa yang bersifat artistik.
Sastra memiliki karakter dan konvensi sendiri yang membedakannya dengan bentuk- bentuk pengungkapan non sastra. Genre sastra yang sudah dikenal secara umum meliputi
beragam bentuk puisi, prosa, dan karya-karya drama. Dalam perkembangan sastra modern, jenis dan ragam sastra lebih bervariasi lagi. Disamping itu, ada bentuk sastra yang bukan karya seni
kreatif-imajinatif yaitu sastra sebagai bidang ilmu. Sebagai bidang keilmuan, bentuk-bentuk sastra yang lazim dikenal meliputi teori sastra,
kritik sastra, sejarah sastra, dan studi sastra bandingan. Dengan demikian, sastra sesungguhnya berada diantara ilmu dan seni. Dalam pengertian ini, sastra menjadi objek pembelajaran
Universitas Sumatera Utara
disekolah. Sastra kreatif merupakan objek telaah, sedangkan ilmu sastra berperan sebagai pendukung atau sarana untuk memahami karya-karya sastra kreatif tersebut.
Dalam karya sastra, arti bahasa ditentukan oleh konvensi sastra atau disesuaikan dengan konvensi sastra. Tentu saja karya sastra, karena bahannya bahasa yang sudah mempunyai sistem
dan konvensi itu, tidaklah dapat lepas sama sekali dari sistem bahasa dan artinya. Sastra mempunyai konvensi sendiri didampingi konvensi bahasa.
Makna sastra ditentukan oleh konvensi sastra atau tambahan itu. Jadi, dalam sastra arti bahasa tidak lepas sama sekali dari arti bahasanya. Dalam sastra bahasa itu mendapat arti
tambahan atau konotasinya. Dikemukakan Preminger dalam Pradopo 2001:73 bahwa penerangan semiotik itu memandang objek-objek sebagai parole laku tuturan dari suatu langue
bahasa : sistem linguistik yang mendasari “tata bahasanya” harus dianalisis. Penelitian harus menyendirikan satuan-satuan minimal yang digunakan oleh sistem tersebut, peneliti harus
menentukan kontras-kontras diantara satuan-satuan yang menghasilkan arti hubungan-hubungan paradigmatik dan aturan kombinasi yang memungkinkan satuan-satuan tersebut untuk
dikelompokan bersama-sama sebagai pembentuk-pembentuk struktur yang lebih luas hubungan- hubungan sigmatik.
Dikatakan selanjutnya oleh Preminger dalam Pradopo 2001:73 bahwa penerangan semiotik itu memandang bahwa studi semiotik sastra adalah usaha untuk menganalisis sebuah
sistem tanda-tanda. Oleh karena itu penelitian harus menetukan konvensi-konvensi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Karya sastra merupakan sebuah sistem yang
mempunyai konvensi-konvensi sendiri. Dalam sastra ada jenis-jenis sastra genre dan ragam- ragam. Jenis sastra prosa dan puisi, prosa mempunyai ragam : cerpen, novel, roman ragam
Universitas Sumatera Utara
utama. Genre puisi mempunyai ragam : puisi lirik, syair, pantun, sonata, balada, dan sebagainya. Setiap ragam itu merupakan sistem yang mempunyai konvensi-konvensi sendiri.
Dalam menganalisis karya sastra, peneliti harus menganalisis tand aitu dan menentukan konvensi apa yang memungkinkan tanda-tanda atau struktur tanda dalam rangka sastra itu
mempunyai makna. Sebagai salah satu bentuk karya sastra, komik merupakan sebuah genre yang dapat mencerminkan adanya psikologi. Komik diartikan sebagai cerita bergambar yang bersifat
fiksi. Ciri khas komik adalah kemampuan untuk menyampaikan permasalahan yang kompleks dan mengkreasikan sebuah dunia nyata dalam bentuk gambar.
Universitas Sumatera Utara
BAB III ANALISIS KONDISI PSIKOLOGI TOKOH MITSURU ABE
3.1. Sinopsis Cerita