Dukungan Nasional

Dukungan Nasional

Sebelumnya sudah disinggung mengenai staf gabungan, rupanya ini adalah cara Vatikan dalam memobilisasi dukungan nasional. Selain staf gabungan kongres Amerika Serikat yang melakukan penelitian mengenai kunjungan Paus ke Kuba, Vatikan melibatkan pemain kunci kongres yaitu Roger Noriega dan Marc Thiessen dari the Senate Foreign Relations Committee serta Caleb McCarry dari the House International Relations Committee yang semuanya dari

partai republikan, partai yang memegang kendali kongres saat itu. 93 Mereka menjadi saksi mata bahwa kunjungan tersebut menunjukkan arah yang positif, seperti yang mereka laporkan

misalnya mereka melihat tepuk tangan meriah untuk Paus tetapi tidak satupun untuk Castro sebagai wujud sikap menentang masyarakat. Betancourt juga menilai bahwa temuan-temuan staf kongres baik melalui observasi ataupun kajian tidak hanya membuat mereka mempertimbangkan perubahan dalam kebijakan Helms-Burton, tetapi juga memunculkan ide-ide tambahan mengenai bantuan kemanusiaan di kongres. Dengan melibatkan staf kongres Amerika Serikat, Vatikan memberikan gambaran nyata tentang potensi perubahan di Kuba.

Dalam perkembangannya, Vatikan melihat bahwa tidak cukup menempatkan anggota senat sebagai observer maka Vatikan mulai untuk mengorganisasikan staff legislatif kongres Amerika Serikat untuk tak sekadar mengunjungi Kuba tetapi juga melakukan kunjungan pencarian fakta(fact-finding). Di tahun 1999, delegasi staf kongres yang mengunjungi Kuba meliputi Maxine Waters and Barbara Lee perwakilan California, Sheila Jackson Lee perwakilan Texas, Julia Carson perwakilan Indiana, Gregory Meeks perwakilan New York, Earl Hilliard

perwakilan Alabama. 94 Ini adalah upaya diplomasi untuk menjembatani(building bridge) antara Kuba dan Amerika Serikat, jika mediasi pada umumnya hanya mempertemukan lembaga

eksekutif kedua negara(presiden, menteri luar negeri), maka Vatikan melalui perpanjangan tangannya di Kuba mempertemukan lembaga legislatif dengan mengorganisir kunjungan fact- finding. Sehingga kita bisa mengerti bagaimana kemudian ide-ide meringankan sanksi terhadap Kuba bisa muncul di kongres.

91 National Council of Churches. Background Information on Cuba’s Protestant Churches Compiled by the (U.S.) National Council of Churches. Diakses dari

<http://www.ncccusa.org/news/cuba/protestant.html> pada tanggal 25 September 2014

92 Washington Office on Latin America(WOLA). 2012. WOLA Background Series on Religion in Cuba. Diakses dari<http://www.wola.org/commentary/wola_background_series_on_religion_in_cuba> pada tanggal 25 September

2014 93 Ernesto Betancourt. Op Cit. Hal 376

94 CNN. 1998. Castro Meets U.S. Legislators Visiting Cuba. Diakses dari < http://www.latinamericanstudies.org/us- cuba/black-caucus.htm> pada tanggal 20 oktober 2013

Dalam konteks dukungan internasional, Vatikan dikaitkan dengan statusnya sebagai observer. General Assembly PBB telah menekan Amerika Serikat untuk mengakhiri sanksinya terhadap Kuba. Setidaknya di tahun 1998 General Assembly telah merujuk pada kunjungan Paus sebagai salah satu dasar untuk mengajukan draft mengakhiri sanksi Amerika Serikat terhadap Kuba. 95 General Assembly memberikan penekanan pada penilaian Paus atas sanksi tersebut

yang secara moral tidak bisa diterima dan akibat dari kunjungan tersebut yaitu dilepaskannya tawanan politik di Kuba sebagai dasar diakhirinya sanksi ini. 96

Vatikan memilih untuk menjadi observer untuk mempertahankan netralitasnya. 97 Statusnya sebagai observer memang tidak memberikan Vatikan hak untuk voting, tetapi 157

negara setuju untuk mengakhiri sanksi, dua menolak(Israel dan Amerika Serikat), dan tujuh negara abstain. Memang hal ini tidak cukup memadai untuk menunjukkan mobilisasi dukungan internasional dalam arti aktif. Namun dicantumkannya kunjungan Paus dalam draft voting yang dilakukan di General Assembly sudah mengandaikan pentingnya momen tersebut untuk menjustifikasi dukungan atas “ide diakhirinya sanksi Amerika Serikat terhadap Kuba.”

Kesimpulan: Sanksi ekonomi Amerika Serikat terhadap Kuba dalam perspektif Vatikan dilihat sebagai tindakan negara yang harmfull bagi masyarakat Kuba. Sanksi tersebut berkepanjangan dan menyebabkan dampak buruk bagi masyarakat Kuba dalam berbagai aspek dan tidak mencapai tujuannya yaitu demokratisasi di Kuba. Hal tersebut diperparah dengan politik isolasi yang menutup Kuba dari dalam dan dari luar. Kebebasan masyarakat Kubapun kian sempit, khususnya kebebasan beragama yang dalam pandangan Vatikan direpresentasikan dengan hubungan Gereja dan Negara yang buruk. Oleh karena itu mengakhiri konflik ini adalah sebuah urgensi bagi Vatikan, sehingga melalui diplomasi yang telah dibuktikan sukses, hubungan Amerika Serikat dan Kuba diharapkan membaik dan berimplikasi positif terhadap perkembangan masyarakat Kuba dari aspek kebutuhan hidupnya secara fisik dan terhadap perkembangan relasi Gereja dan negara di Kuba.

Diplomasi Vatikan dalam mendorong Amerika Serikat melonggarkan sanksinya terhadap Kuba dilakukan dengan mengartikulasikan pengaruhnya yang mapan dan menyerap terhadap kesadaran pemerintahan Amerika Serikat atas aspek agama, reputasinya sebagai peacemaker yang diakui dan sejalan dengan pemerintah Amerika Serikat yang membuatnya dipilih menjadi mediator, kemampuan menciptakan engagement dilakukan melalui pendekatan baru yang berpotensi mendamaikan hubungan kedua negara, dan kemampuannya memobilisasi dukungan dalam proses pelonggaran sanksi tersebut. Dalam pembahasan juga ditemukan bahwa atribut yang berkontribusi paling besar adalah pengaruh Vatikan dalam kesadaran Amerika Serikat melalui code switching yang diartikulasikan dalam kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Kuba, karena dapat diresap hingga level kebijakan yaitu munculnya rekomendasi-rekomendasi kebijakan kepada kongres yang didapat dari evaluasi kunjungan tersebut. Kemudian atribut yang cukup signifikan adalah kemampuan engagement Vatikan, yang diartikulasikan dengan menawarkan pendekatan baru terhadap Amerika Serikat melalui kerjasama untuk transisi

95 PBB. 1998. Assembly Urges States to Repeal or Invalidate Laws with Extraterritorial Effect on Sovereignity, Free Trade, Navigation of Other States: Adopts Resolution on Need to End United States Embargo on Cuba, Voting 157

in Favour, 2 Against (Israel, United States), with 12 Abstentions. UN Press Release. Diakses dari < http://www.un.org/press/en/1998/19981014.ga9479.html> pada tanggal 06 November 2014

96 Ibid 97 Catholics for Choice. 2013. The Catholic Church at the United Nations: Church or State?, Washington, DC. Hal 96 Ibid 97 Catholics for Choice. 2013. The Catholic Church at the United Nations: Church or State?, Washington, DC. Hal