METODE PENELITIAN

3. Siklus II

Pada siklus kedua ini mengambil sub materi reaksi kimia, selanjutnya disebut tindakan II.

a. Perencanaan tindakan II Materi yang akan disampaikan pada tindakan II adalah reaksi kimia dengan topik:

1) Reaksi-reaksi kimia yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari;

2) Ciri-ciri yang terjadi pada reaksi kimia. Tujuan pembelajaran pada tindakan II adalah:

1) Siswa diharapkan dapat mengetahui reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari;

2) Siswa diharapkan dapat mengidentifikasi ciri-ciri yang terjadi dalam reaksi kimia. Sebelum melaksanakan pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu dilaksanakan, antara lain:

1) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);

2) Guru menyusun petunjuk praktikum/kerja;

3) Guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum.

b. Pelaksanaan tindakan II

1) Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, siswa mengingat kembali pengetahuan awal (prakonsepsi) tentang reaksi kimia yang dibimbing oleh guru. Dengan mengeksplorasi benda konkret secara langsung dari pengalamannya yang telah diperoleh sebelumnya. Siswa diajak menyelesaikan masalah tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Siswa memahami penjelasan guru tentang langkah-langkah eksperimen;

b) Guru membagi tugas eksperimen secara kelompok, yang berdasarkan dari hasil evaluasi siklus I; b) Guru membagi tugas eksperimen secara kelompok, yang berdasarkan dari hasil evaluasi siklus I;

d) Siswa menganalisis hasil eksperimen cirri-ciri yang terjadi pada reaksi kimia dan mendiskusikannya serta mempresentasikan hasil eksperimen tersebut;

e) Siswa mengecek ulang hasil eksperimennya masing-masing dan memperbaiki eksperimen yang salah dan menyimpulkannya.

2) Guru memberikan pemantapan pemahaman siswa melalui tugas/latihan/bahan diskusi.

3) Guru memberikan evaluasi akhir tindakan II.

4) Selanjutnya untuk kegiatan observasi dan refleksi pada siklus II akan mengikuti kegiatan observasi dan refleksi pada siklus I. Tahap-tahap penelitian yang telah diuraikan di atas dapat dipersingkat menggunakan alur tindakan pada gambar 3.

E. Populasi, Sampel, danTeknik Pengambilan Sampel

Pengertian populasi adalah keseluruhan kelompok subjek penelitian. 36 Adapun yang dimaksud sebagai populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VII semester I SMPI al-Azhar 14 Semarang tahun ajaran 2008/2009.

Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. 37 Pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan teknik cluster sampling, yaitu secara acak dipilih satu kelas sebagai sampel. Menurut Jamesh Mc. Millan and Sally Schumacher menegaskan definisi random sampling sebagai berikut:

“Cluster sampling is the technique where the researcher identifies convenient, naturally occurring group units, such as neighborhoods,

36 Bruce W Tuckman, Conducting Educational Research, (London: Harcourt Brace Jovanovich, 1972), 2 nd , hlm. 107. 37 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.

schools, districts, or regions, not individual subjects, and then

randomly selects some of these units for the stud y” Sehingga didapatkan kelas VII-A sebagai sampel dari penelitian ini.

Adapun dasar pemikiran dari random sampling adalah bahwa semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dimasukkan

sebagai anggota sampel. 39 Sebenarnya tidak ada ketetapan mutlak berapa persen suatu sampel harus diambil dari populasi. Tidak ada ketetapan yang

mutlak itu, sehingga tidak perlu menimbulkan keragu-raguan pada seorang peneliti. Suatu hal yang justru perlu diperhatikan adalah keadaan

homogenitas populasi. 40 Homogenitas populasi ini diambil berdasarkan nilai USBN (Ujian Sekolah Bestandart Nasional) dari siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data diambil dari siswa , teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan

data yang melalui dokumen-dokumen. 41 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data siswa dan data nilai kimia ulangan siswa pada

materi pembelajaran sebelumnya yang menjadi populasi.

2. Metode Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. 42 Tes yang digunakan untuk memperoleh data yaitu pre test maupun tes

38 Jamesh Mc. Millan and Sally Schumacher, Research in Education; A Conceptual Introduction, (London: Longman, 2001), hlm. 173

39 Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA., Metodologi Research; Jilid 3, (Yogyakarta: Andi, 2004). hlm. 336.

40 Ibid., Jilid 1, hlm. 81. 41 Amirul Hadi dan Haryanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka

Setia, 2005), hlm. 110. 42 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., 1998, Cet. 11, hlm. 150.

pada setiap akhir tindakan untuk memperoleh data tentang pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Tes ini untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasilnya digunakan sebagai acuan untuk melihat kemajuan siswa dalam mengikuti pembelajaran, serta untuk menganalisis dan merefleksi tindakan selanjutnya. Hasil pekerjaan siswa dianalisis untuk menentukan letak kesulitan dalam penyelesaian soal materi.

3. Metode Observasi Metode observasi adalah metode yang digunakan melalui pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek

dengan menggunakan keseluruhan alat indera. 43 Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru. Observasi ini

bertujuan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan perencanaan dan mengetahui sejauh mana tindakan dapat menghasilkan perubahan yang dikehendaki. Observasi dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan lembar observasi. Alat yang digunakan dalam mengadakan observasi dalam penelitian ini adalah daftar cek (checklist). Daftar cek merupakan bentuk skala yang berisi sejumlah pernyataan singkat yang harus direspon dengan dibubuhkan tanda cek

(√). 44 Penggunaan daftar cek sangat luas bisa untuk mengukur pendapat, persepsi, kegiatan, kebiasaan, pengalaman, juga untuk

mengidentifikasi sesuatu. Pada daftar cek semua gejala yang akan atau mungkin akan muncul pada suatu subyek yang menjadi obyek suatu penelitian, didaftar secermat mungkin sesuai dengan masalah yang

diteliti, juga disediakan kolom cek yang digunakan selama observasi. 45 Berdasarkan butir (item) yang ada pada daftar cek, bila suatu gejala

43 Ibid., hlm. 149 44 Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidkan, (Bandung : Program

Pasca Sarjana UPI kerjasama dengan Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 228 45 Drs. H. Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan; Prosedur dan Strategi, (Bandung : Pasca Sarjana UPI kerjasama dengan Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 228 45 Drs. H. Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan; Prosedur dan Strategi, (Bandung :

4. Metode Angket Metode angket sering digunakan untuk mengumpulkan data. Angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpul data. Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka angket harus melalui prosedur. Prosedur yang harus dilalui, sebagai berikut:

a. merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan angket;

b. mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran angket;

c. menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal;

d. menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya. 46

G. Metode Penyusunan Instrumen

1. Penyusunan Instrumen Pengajaran Penyusunan instrumen pengukuran dapat dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut:

a. menentukan materi (materi dalam penelitian ini adalah pengajaran kimia materi pembelajaran reaksi kimia);

b. menentukan alokasi waktu (waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal adalah 80 menit);

c. menentukan bentuk tes (bentuk soal berupa soal-soal obyektif yang berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban);

46 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., 2006, Cet. 13, hlm. 225 46 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., 2006, Cet. 13, hlm. 225

e. membuat perangkat tes, yaitu dengan menulis butir soal dengan lingkup dan jenjang yang disesuaikan dengan kisi-kisi yang telah dibuat, menulis petunjuk.pedoman mengerjakan soal, serta membuat kunci jawaban;

f. mengujicobakan instrumen; dan

g. menganalisis hasil uji coba, dalam hal validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

2. Analisis Uji Instrumen Perangkat tes yang sudah tersusun rapi, kemudian diujicobakan kepada siswa yang sudah mendapatkan pengajaran materi pembelajaran reaksi kimia. Adapun analisis yang digunakan dalam pengujian instrumen ini meliputi validitas, realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

a. Validitas Validitas adalah suatu ukuran menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah tes atau soal dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kevalidan soal adalah teknik

Korelasi Product Moment. 47

Keterangan : r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua

variabel yang dikorelasikan.

Untuk mengetahui apakah butir soal yang digunakan valid digunakan kriteria:

Perangkat tes valid jika r xy ≥r tabel

Berdasarkan uji coba soal dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment diperoleh masing-masing soal pada taraf

47 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 47 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

I dan II ternyata hasil hitungan tiap soal menunjukkan angka lebih besar dari r tabel , sehingga dengan demikian seluruh soal adalah valid. (hasil hitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10)

b. Realibilitas Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian realibilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes.

Rumus yang digunakan adalah KR-20. 48

Keterangan : r 11 = realibilitas tes secara keseluruhan N

= banyaknya responden M

= rata-rata skor total

k = banyaknya butir soal

V t = varian total

Kemudian r 11 dikontruksikan ke tabel r-produk momen dengan taraf kepercayaan 5%, jika r 11 >r tabel maka instrumen reliabel. Berdasarkan perhitungan diperoleh r 11 = 0,8244 dengan taraf kepercayaan 5% dan N = 30 diperoleh r tabel = 0,6692, dapat diketahui bahwa dari 10 soal dan 20 soal pada siklus I dan II

48 Ibid., hlm. 100.

ternyata hasil hitungan tiap soal menunjukkan angka lebih besar dari r tabel , sehingga dengan demikian seluruh soal adalah reliabel. (hasil hitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10).

c. Tingkat kesukaran Ditinjau dari tingkat kesukaran, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk memecahkannya, sedangkan soal yang telalu sukar dapat menyebabkan siswa cepat putus asa dan tidak mau mencoba lagi karena itu di luar kemampuan mereka. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index).Di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran diberi simbol P. singkatan dari

proporsi. 49 Rumus mencari proporsi sebagai berikut :

B P  JS

Keterangan : P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria : 0,00 – 0,10 = sangat sukar 0,11 – 0,30 = sukar 0,31 – 0,70 = sedang 0,71 – 0,90 = mudah > 0,90

= sangat mudah Berdasarkan uji coba 10 soal untuk siklus I didapatkan soal-soal yang mudah dan sedang. Soal dengan kategori mudah hanya pada soal nomor 10, dan soal dengan kategori sedang yaitu nomor 1, 2,

3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Sedangkan pada uji coba 20 soal untuk siklus

49 Ibid., hlm. 207.

II didapatkan soal-soal yang mudah dan sedang. Soal dengan kategori mudah pada soal nomor 5 , 9, dan 12, sedangkan soal dengan kategori sedang yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 13,

14, 15,16, 17, 18, 19 dan 20. (hasil hitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10).

d. Daya pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). 50 Rumus mencari datya pembeda (nilai D) sebagai berikut:

Keterangan : J = jumlah peserta tes

J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah

B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar soal itu dengan benar

B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar soal itu dengan benar Kriteria : 0,00 – 0,20 = jelek 0,21 – 0,40 = cukup 0,41 – 0,70 = baik 0,71 – 1,00 = baik sekali nilai negatif = tidak baik Berdasarkan uji coba 10 soal untuk siklus I didapatkan soal-soal yang cukup dan baik. Soal dengan kategori cukup yaitu soal nomor

2, 3, 4, 5, dan 6, sedangkan soal dengan kategori baik yaitu nomor

1, 7, 8, 9, dan 10. Dan pada uji coba 20 soal untuk siklus II

50 Ibid., hlm. 211.

didapatkan soal-soal yang cukup ,baik dan baik sekali. Soal dengan kategori cukup yaitu soal nomor 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 16, 18 dan

20, soal dengan kategori baik yaitu nomor 1, 4, 8, 12, 13, 15, 17 dan 19, sedangkan soal dengan kategori baik sekali yaitu pada nomor 14. (hasil hitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10).

H. Analisa Data

1. Uji Homogenitas Sebelum dilakukan penelitian, populasi harus dalam keadaan homogen agar dalam pengambilan sampel dapat digunakan teknik random sampling. Data yang digunakan untuk uji ini adalah nilai USBN (Ujian Sekolah Bestandart Nasional) dari siswa yang digunakan sebagai tes masuk SMPI al-Azhar 14 Semarang. Uji ini dilakukan uji Bartlett dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan : S 2 = varians gabungan dari semua populasi

= varians masing-masing kelompok

2 Kriteria pengujian, jika X 2 hitung ≤X tabel dengan dk = k – 1 dan peluang (1- 51 α) maka sampel dalam keadaan homogen.

Berdasarkan perhitungan diperoleh X 2

= 3,6053 dengan taraf kepercayaan 5% dan dk = (k 2 – 1) = 3 diperoleh X

hitung

tabel = 7,8147. Dari

2 hasil hitungan ternyata menunjukkan X 2 hitung <X tabel , sehingga dengan demikian bahwa populasi dalam keadaan homogen. (hasil hitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2).

2. Kelulusan Klasikal

51 Prof. DR. Sudjana, Metode Statistika, (Bandung : Tarsito, 2002), hlm. 263.

Persentase kelulusan siswa secara klasikal dihitung dengan rumus :

 siswa yang menguasai konsep  70 % Kelulusan klasikal 

 seluruh siswa

3. Data Observasi Aktivitas Siswa Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa selama pembelajaran sebagai berikut:  menghitung jumlah tanda cek untuk masing-masing siswa;  menentukan kategori keaktifan siswa dengan parameter yang telah

ditentukan;  menghitung rata-rata skor keaktifan siswa; dan  menghitung tingkat keaktifan secara klasikal.

Untuk mengetahui hasil persentase tiap aktivitas yang diperoleh siswa diukur melalui rumus sebagai berikut :

 faktorial

Keterangan : ∑ faktorial = jumlah skor tiap aktivitas

N = jumlah skor maksimal seluruh aktivitas Keterangan : Rendah =1 Sedang

52 Maulida Hayati, 2007, /artikel online/, Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas I SMP Negeri 1 Danau Panggang Melalui Kuis Numbered-Head-Together,

= sangat kurang

40%-55% = kurang 56%-65% = sedang 66%-79% = tinggi 80%-100%= sangat tinggi

4. Data Observasi Kinerja Guru Langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian kinerja adalah sebagai berikut:

 identifikasi semua aspek penting;  tuliskan semua kemampuan khusus yang diperlukan;  usahakan kemampuan yang akan dinilai dapat teramati dan tidak

terlalu banyak;  urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang

akan diamati;  penilaian kinerja dapat menggunakan instrumen daftar cek (checklist) atau skala rentang (rating scale). 53 Data kinerja guru dianalisis dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: n = jumlah skor empiris N = jumlah skor ideal Kriteria penilaian: Baik

I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini sebagai berikut:

53 Masnur Muslich, KTSP; Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual, (Jakarta: 53 Masnur Muslich, KTSP; Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual, (Jakarta:

b. keaktifan siswa klasikal dalam mengikuti pembelajaran sekurang- kurangnya 66%.

Ide awal

Temuan dan analisis fakta

SIKLUS I Tindakan I

 Perencanaan tindakan  Pelaksanaan tindakan

 Observasi tindakan  Refleksi tindakan

Apakah tujuan tercapai ?

Sudah (penelitian sudah

dapat dihentikan)

Belum