3
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pencemaran Perairan
Pencemaran  perairan  merupakan  peristiwa  masuknya  senyawa-senyawa  yang dihasilkan  dari  kegiatan  manusia  ke  lingkungan  perairan,  sehingga  menyebabkan
perubahan yang buruk terhadap kekhasan fisik, kimia, biologis, dan estetika Miller dan  Connell  1995.    Perairan  Waduk  Cirata  diduga  telah  tercemar  oleh  limbah
anorganik terutama logam-logam berat yang dibuang oleh industri-industri yang ada di  sepanjang  Sungai  Citarum  dan  limbah  organik  yang  berasal  dari  kegiatan
domestik, pertanian, dan perikanan.  Sumber pencemar utama yang diakibatkan oleh limbah organik di waduk tersebut berasal dari kegiatan perikanan di karamba jaring
apung KJA Garno 1999.  Beban limbah KJA yang  berasal dari pakan dan feses yang  dihasilkan  merupakan  limbah  yang  kaya  akan  nutrien  dan  bahan  organik.
Pakan ikan yang kaya akan N dan P hanya 15-30 yang akan diretensikan ke dalam daging dan sisanya terbuang serta mengendap di  lingkungan perairan Krisanti dan
Imran 2006. Komponen  limbah  organik  secara  normal  tersusun  dari  ikatan-ikatan  karbon,
hidrogen,  oksigen,  dan  terkadang  bersama-sama  dengan  nitrogen.    Bahan-bahan organik  ini  selanjutnya  akan  didekomposisi  oleh  bakteri  dekomposer.    Hasil
dekomposisi  ini  adalah  unsur-unsur  hara  yang  bisa  dimanfaatkan  oleh  organisme autotrof  seperti  tanaman  air  maupun  fitoplankton.    Namun  apabila  unsur  hara
tersebut  tersedia  dalam  jumlah  yang  berlebihan,  sedangkan  oksigen  tidak  tersedia dalam  jumlah  yang  cukup,  maka  akan  terjadi  eutrofikasi  dan  pencemaran  perairan
Metcalf  dan  Eddy  2004.    Proses  penyuburan  perairan  ditunjukan  dengan perkembangbiakan  yang  tinggi
dari  alga  dan  tanaman  akuatik,  yang  kemudian berakumulasi dalam badan air dengan jumlah yang berlebihan.  Akumulasi ini dapat
menghasilkan  perubahan-perubahan  yang  merusak  kualitas  air  dan  populasi  biota akuatik  serta  mengganggu  pemanfaatan  sumberdaya  perairan  Ryding  dan  Rast
1989. Parameter  yang  umumnya  digunakan  untuk  mengetahui  tingkat  pencemaran
pada limbah organik, diantaranya adalah chemical oxygen demand COD, biological oxygen  demand  BOD,  nitrogen  total,  amonia-nitrogen,  klorida,  alkalinitas,  dan
4 padatan  total  Carr  dan  Neary  2006.    COD  merupakan  parameter  yang  mampu
menggambarkan  dengan  baik  jumlah  total  oksigen  yang  dibutuhkan  untuk mengoksidasi  bahan  organik  secara  kimia,  baik  bahan  organik  yang  dapat
didegradasi  menjadi  CO
2
dan  H
2
O  secara  biologis  maupun  yang  sukar  didegradasi secara biologis Boyd 1982.
COD  diukur  dengan  mengkonversi  semua  bahan  organik  pada  air  contoh menjadi  karbondioksida  dan  air  melalui  proses  oksidasi  dengan  melibatkan
potassium  dikromat  dan  asam  sulfat.    Sumber  dari  bahan  organik  ini  biasanya berasal  dari  alam  maupun  aktivitas  rumah  tangga  dan  industri.    Perairan  yang
memiliki  nilai  COD  tinggi  tidak  diinginkan  bagi  kepentingan  perikanan  dan pertanian.  Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar pada umumnya kurang dari
20 mgL, sedangkan pada perairan yang tercemar dapat lebih dari 200 mgL Boyd 1982.    Secara  umum  penentuan  kriteria  tingkat  pencemaran  berdasarkan  parameter
COD di perairan menurut PP No. 82 tahun 2001 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria tingkat pencemaran perairan berdasarkan nilai COD
Parameter Belum
Tercemar Tercemar
Ringan Tercemar
Sedang Tercemar
Berat Kadar COD mgL
≤25 25-50
50-100 100
2.2. Bioremediasi