41
Prosedur : Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, ditambah 10 ml
KOH 0.5 N dalam alkohol dan kemudian dipanaskan di atas penangas air dengan menggunakan pendingin tegak selama kurang lebih 1 jam. Setelah itu, sampel didinginkan dan ditambah indikator phenoptalein
serta dititrasi dengan HCl 0.5 N. Pengerjaan blanko menggunakan 70 ml alkohol netral untuk menggantikan sampel. Prosedur yang dilakukan sama seperti pengerjaan sampel.
Kadar Fraksi Tak Tersabunkan a b
N 0.0561
0.258 Bobot Sampel g
100 Keterangan :
a = volume HCl untuk sampel ml b = volume HCl untuk blanko ml
N = Normalitas HCl N 56.1 = bobot molekul larutan KOH
258 = rata-rata bilangan penyabunan
d. Kadar Bagian Tak Larut dalam Alkohol SNI 06 – 3532 – 1994
Prinsip : Pengukuran bagian yang tidak larut dalam alkohol berdasarkan sifat kepolarannya. Bahan-bahan yang
tidak larut alkohol dapat berasal dari minyak atau bahan baku lainnya. Prosedur :
Sebanyak 5 gram sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 200 ml, kemudian ditambah 10 ml etil alkohol 95 dan diuapkan di atas penangas air sampai kering. Perlakuan tersebut dilakukan sebanyak 3
kali. Sampel kemudian dilarutkan dalam 100 ml alkohol netral, kemudian disaring dengan menggunakan penghisap vakum melalui krus Gooch atau krus kaca masir yang telah dilapisi kertas saring. Kertas
saring yang digunakan telah diketahui bobotnya. Selama pengerjaan, krus harus ditutup dengan kaca arloji. Residu yang tertahan oleh kertas saring dibilas dengan alkohol netral. Kertas saring kemudian
dikeringkan pada suhu 105
o
C sampai bobotnya konstan dan setelah itu ditimbang. Kadar Bagian Tak Larut dalam Alkohol
Bobot Residu g Bobot Sampel g
100
e. Kadar Alkali Bebas Dihitung sebagai NaOH SNI 06 – 3532 – 1994
Prinsip : Pengukuran NaOH yang tidak bereaksi dengan asam lemak membentuk sabun. NaOH yang tersisa
direaksikan dengan BaCl lalu direaksikan dengan H
2
SO
4
. Reaksi :
NaOH 2 BaOH
+ BaCl + H
2
SO
4
BaOH Ba
2
SO
4
+ NaCl + 2H
2
O
42
Prosedur : Sampel sebanyak 50 gram dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer, ditambah ± 150 ml etanol dan
sedikit batu didih, kemudian dipanaskan. Setelah sampel larut, ke dalam Erlenmeyer ditambahkan 10 ml Barium klorida panas BaCl
2
20 dan indikator phenoptalein. Labu diputar agar pencampuran terjadi secara sempurna. Sampel kemudian dititrasi dengan H
2
SO
4
1 N sampai warna merah jambu hilang. Kadar Alkali Bebas
3.1 Volume H
+
SO
7
ml Bobot Sampel g
f. pH SNI 06 – 4075 – 1996
Prinsip : Pengukuran derajat keasaman sabun dengan pH meter.
Prosedur : Timbang sampel sebanyak ± 1 gram, kemudian dimasukkan ke dalam tabung film. Pipetkan ± 9 ml
aquades ke dalamnya dan kocok secukupnya. Pengukuran pH menggunakan pH meter, sebelum dilakukan pengukuran terlebih dahulu pH meter dikalibrasi dengan larutan buffer pH 4 dan 9. Selanjutnya elektroda
dibersihkan menggunakan air bebas CO
2
dengan pH antara 6.5 sampai 7. Elektroda yang telah dibersihkan kemudian dicelupkan ke dalam contoh pada suhu 25
o
C. Nilai pH dibaca pada pH meter setelah angka stabil dan dicatat. Apabila dari dua kali pengukuran terbaca mempunyai selisih lebih dari 0.2 maka harus
dilakukan pengukuran termasuk kalibrasi.
g. Kekerasan