Bakteri Patogen Aktivitas komponen antibakteri mikroalga porphyridium cruentum terhadap berbagai jenis bakteri patogen

5

2.2 Bakteri Patogen

Bakteri patogen merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, dan juga pada tumbuhan Pelczar dan Chan 2005. Beberapa jenis bakteri patogen yang umum menjadi penyebab masalah kesehatan manusia, yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Bacillus subtilis, Bacillus cereus , dan Escherichia coli. 2.2.1 Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram-positif penyebab infeksi membentuk nanah dan bersifat toksik bagi manusia. Hal ini menyebabkan berbagai masalah pada kulit seperti bisul, hordeolum, bahkan masalah serius seperti pneumonia, mastitis, meningitis, dan infeksi saluran kemih. S. aureus merupakan penyebab utama infeksi di rumah sakit nosokomial yang berasal dari infeksi luka bedah dan infeksi yang terkait dengan perangkat medis yang digunakan. S. aureus penyebab keracunan makanan dengan melepaskan enterotoksin pada makanan dan menimbulkan efek yang disebut toxic shock syndrome Todar 2011. Enterotoksin yang bersifat tahan panas ini dikeluarkan pada bahan pangan yang terkontaminasi S. aureus. Makanan yang mengandung toksin apabila masuk pencernaan manusia akan menimbulkan efek muntah-muntah, mual, dan diare setelah 1-6 jam Madigan et al. 2009. Pertumbuhan bakteri ini dalam makanan dapat terjadi jika makanan disimpan pada suhu ruang dalam waktu yang lama Salyers dan Whitt 1994. Rahayu 1999 menyatakan bahwa S. aureus merupakan mikroflora normal pada permukaan tubuh, rambut, mulut, dan tenggorokan. Bakteri S. aureus yang mencemari makanan terjadi akibat kurangnya tingkat higienis dalam penanganan pangan. 2.2.2 Staphylococcus epidermidis Staphylococcus epidermidis berada pada kulit dan membran mukosa manusia. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi kulit dengan menyerang dan merusak jaringan kulit Belk dan Maier 2010. Bakteri S. epidermidis merupakan bakteri Gram-positif, bersifat non motil, tidak berspora, bersifat anaerob fakultatif. Bakteri ini merupakan mikroflora normal yang terdapat pada tubuh manusia yang terdapat pada bagian kulit kepala, dahi, pipi, auditori kanal eksternal, daun telinga, 6 aksila, perineum, lengan, kaki, dan jaringan di antara jari kaki. S. epidermidis memiliki adhesin yang terkait dengan patogenesis penyebab infeksi kulit Wilson 2005. 2.2.3 Bacillus subtilis Bacillus subtilis merupakan bakteri Gram-positif, uniseluler yang berbentuk batang dan hidup secara aerob. Bakteri ini membentuk tipe khusus saat dorman yang disebut endospora. Endospora terbentuk dari sel vegetatif sebagai respon terhadap lingkungan yang ekstrim. B. subtilis tumbuh pada makanan dengan pH lebih dari 4 dengan kondisi aerob. Hal yang sering terjadi yaitu terbentuknya lendir pada makanan Todar 2011. 2.2.4 Bacillus cereus Bacillus cereus merupakan bakteri Gram-positif, membentuk spora, bersifat aerobik atau anaerobik fakultatif. Penyebaran B. cereus sangat luas termasuk makanan yang menyebabkan keracunan makanan. Keracunan makanan yang diakibatkan B. cereus menyebabkan efek diare dan muntah. Terdapat dua tipe efek keracunan makanan akibat B. cereus yaitu, tipe penyebab diare dengan periode inkubasi selama 8-16 jam, dan tipe penyebab efek muntah dengan periode inkubasi selama 1-5 jam Shinagawa 1990. 2.2.5 Escherichia coli Escherichia coli hidup dalam saluran pencernaan manusia dan organisme lainnya. Penyakit pada manusia akibat E. coli terjadi ketika adanya kontaminasi dari air yang digunakan. Infeksi E. coli juga dapat terjadi karena memakan makanan yang belum matang, kontaminasi pada daging, maupun pada susu yang belum dipasturisasi Belk dan Maier 2010. E. coli merupakan bakteri Gram-negatif dengan bentuk batang yang pendek. Bakteri ini merupakan bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit diare, infeksi saluran kemih, dan juga infeksi saluran pencernaan. Penyakit saluran pencernaan usus disebabkan oleh bakteri E.coli yang terdiri dari beragam tipe yaitu enterotoxigenic E. coli ETEC, enteropathogenic E. coli EPEC, enteroinvasive E. coli EIEC, enterohemorrhagic E. coli EHEC, dan enteroaggregative E. coli EAEC Todar 2011. 7 ETEC menyebabkan diare, demam ringan, keram perut, dan mual. ETEC membutuhkan waktu 8-44 jam untuk menyebabkan gejala tersebut, dan gejala ini berlangsung selama 3-19 hari. EPEC menimbulkan gejala diare, demam, muntah, dan keram perut. EPEC membutuhkan waktu selama 17-72 jam untuk menimbulkan gejala penyakit, dan gejala tersebut berlangsung selama 6 jam hingga 3 hari. EIEC menyebabkan diare berlebih atau disentri, meriang, sakit kepala, nyeri otot, dan keram perut. Waktu yang diperlukan EIEC untuk menginvasi adalah 8-24 jam, dan menyebabkan efek gejala penyakit berhari-hari hingga mingguan. EHEC menyebabkan diare disertai darah, muntah, bahkan hingga kematian. EHEC menggunakan waktu selama 3-9 hari sehingga menimbulkan gejala penyakit, dan gejala berlangsung 2-9 hari. EAEC menyebabkan diare disertai lendir dimana biasanya tidak disertai darah maupun demam. Penyakit akibat EAEC ini umumnya terjadi pada negara berkembang Percival et al. 2004.

2.3 Antibakteri