Selain itu karakteristik laju pertumbuhan tiap jenis juga dapat menentukan komposisinya dalam komunitas karang. Dimana karang yang memiliki laju
pertumbuhan lebih cepat akan lebih mendominasi komunitasnya. Umumnya karang genus Acropora memiliki laju pertumbuhan lebih tinggi dibanding jenis
lain. Dari data pertumbuhan transplansi karang di Pulau Seribu laju terhadap 14 genus karang, umumnya pertumbuhan genus Acropora memiliki laju
pertumbuhan tertinggi yaitu berkisar antara 4,28 – 5,71 mmbln Acropora aspera BTNKpS, 2006.
1. Cahaya Matahari
Penetrasi cahaya matahari yang berhubungan dengan kedalaman perairan ini akan membatasi pertumbuhan karang pada daerah yang dangkal dan hal ini
yang menjadi dasar pembentukan zonasi karang. Umumnya intensitas cahaya berkurang drastis mulai kedalaman 3-5 m. Pengurangan cahaya ini dapat
menurunkan luas tutupan karang dimana komunitas karang menjadi lebih kecil dan terpisah-pisah serta dan ditandai dengan berkurangnya karang bercabang Van
Woesik, 1994. Menurut Chappell 1980 dalam Supriharyono 2000, terdapat kecenderungan bahwa pengaruh pertumbuhan karang terhadap ketersediaan
cahaya adalah semakin banyak cahaya yang masuk, maka rasio permukaan karang dengan volume karang akan semakin turun. Sehingga kenaikan intensitas cahaya
ini akan merubah dominasi kelompok karang dari bentuk tabulate ke bentuk globose massif atau sub-masif atau bercabang, demikian juga sebaliknya.
2. Pergerakan Air Laut Hydrodynamics
Pergerakan air laut berperan dalam memberi oksigen, nutrien dan plankton, juga dapat untuk membersihkan partikel sedimen yang menempel pada karang.
Tidak adanya gelombang atau arus, memungkinkan terjadinya pengendapan sedimen di tubuh karang dan masukan air segar yang kaya oksigen dan nutrien jadi
berkurang Nybakken, 1992. Perbedaan tekanan akibat arus, gelombang terhadap dinding-dinding dasar laut dapat menyebabkan terjadinya distribusi jenis karang.
Pada suatu lokasi, gelombang laut dapat secara kontinyu menghempas karang, sebaliknya ada daerah yang pergerakan perairannya cukup tenang sehingga terdapat
17
pengaruh sedimentasi, nutrient perairan, plankton dan larva Rogers, 1990. Ada kecenderungan bahwa semakin besar tekanan hidrodinamis atau energi pergerakan
air laut, maka bentuk karang akan lebih mengarah ke bentuk masif atau encrusting. Berdasarkan penelitian Supriharyono tahun 1987 di Jawa Tengah, terdapat
perbedaan bentuk karang Porites lutea, dari berbentuk masif di Teluk Penyu, Cilacap yang perairannya relatif tenang menjadi berbentuk encrusting di Jepara
yang perairannya kuat Supriharyono, 2000. Pergerakan air ini juga membantu sirkulasi di perairan karang, umumnya pada daerah yang memiliki sirkulasi perairan
yang baik, jenis Acropora akan mendominasi Veron, 2000.
3. Sedimentasi