Jaringan Kerja Nework Planning Metode PERT

5

3. Proyek Pelayanan Manajemen 4. Proyek Penelitian dan Pengembangan

5. Proyek Kapital

Dalam Pelaksanaanya Proyek mempunyai tiga sasaran utama yang menjadi parameter keberhasilan suatu Proyek yakni:

1. Jadwal

Jadwal Adalah salah satu faktor penentu apakah proyek yang sedang dilaksanakan berhasil. Dalam hal ini jadwal mengandung nilai waktu yang dibatasi oleh selesainya pekerjaan yang telah disepakati. Penjadwalan adalah hal yang penting dalam menyusun rencana pelaksanaan sebuah proyek karena penjadwalan merupakan salah satu alat untuk mengawasi kinerja produksi sebuah proyek. 2. Biaya Setiap perencanaan pembuatan sebuah proyek harus memiliki anggaran biaya. Anggara biaya diperkirakan berdasarkan ongkos produksi baik biaya materiil maupun tenaga kerja dan harus membuat cadangan biaya atau biaya untuk kegiatan-kegiatan yang tidak terduga seperti biaya yang timbul akibat keterlambatan produksi. Keberhasilan proyek juga ditentukan oleh biaya minimum yang dalam pelaksaaannya tidak melebihi anggaran 3. Mutu Hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan criteria yang telah disepakati. Memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksdu, sebgai contoh proyek pembangunan gedung sekolah maka criteria yang harus dipenuhi adalah gedung sekolah harus bisa dipakai dalam kurun waktu yang telah ditentukan dalam perencanaan.

2.2 Jaringan Kerja Nework Planning

Manfaat utama dari pembuatan jaringan kerja adalah : a. Dapat membuat perencanaan secara terperinci karena dengan menggunakan network planning kita harus membuat logika ketergantungan yang memaksa kita memperhitungkan setiap kegiatan sebelumnya. Dengan membuat Universitas Sumatera Utara 6 perkiraan ini maka kita dapat mengetahui kendala-kendala yang mungkin akan timbul dan dapat mengambil tindakan antisipasi sebelum kendala itu terjadi. b. Dalam network planning kita akan mengetahui waktu penyelesaian yang kritis dan yang mana yang tidak, sehingga kita mengetahui bagaimana melakukan pembagian usaha untuk mendapatkan waktu optimum.

2.3 Metode PERT

Pada prosedur penjadualan dengan metode CPM diasumsikan bahwa durasi suatu kegiatan proyek dianggap telah diketahui secara pasti. Dalam kenyataannya prosedur penjadualan melalui proses yang dinamakan estimasi estimasi durasi maupun estimasi biaya. Ciri utama dari estimasi adalah mengandung unsur ketidakpastian. Hal ini sesuai dengan karakteristik proyek konstruksi yaitu tingkat resiko yang tinggi terhadap setiap perubahan yang terjadi. Cara yang formal untuk memasukkan ketidakpastian pada penjadualan adalah dengan menganalisis penjadualannya secara probalistik, dalam hal ini dapat digunakan PERT scheduling Ervianto,2004 PERT Program Evaluation Review Techique dikembangkan sejak tahun 1958 oleh US Navy dalam proyek pengembangan Polaris Missile System. Teknik ini mampu mereduksi waktu selama dua tahun dalam pengembangan sistem senjata tersebut dan sejak itu mulai digunakan secara luas PERT memakai pendekatan yang menganggap bahwa kurun waktu kegiatan tergantung pada banyak faktor dan variasi, sehingga lebih baik perkiraan diberi rentang range, yaitu memakai tiga angka estimasi. PERT juga memperkenalkan parameter lain yang mencoba ‟mengukur‟ ketidakpastian tersebut secara kuantitatif seperti ‟deviasi standar‟ dan ‟varians‟. Dengan demikian, metode ini memiliki cara yang spesifik untuk menghadapi ketikdakpastian yang memang hampir selalu terjadi pada kenyataannya dan mengakomodasikannya adalah bentuk perhitungan. PERT lebih berorientasi ke terjadinya peristiwa event oriented sedangkan CPM condong ke orientasi kegiatan activity oriented. Soeharto, 1999 Universitas Sumatera Utara 7 Dalam metode PERT, diketahui ada tiga buah estimasi durasi setiap kegiatan, sedangkan dalam CPM hanya diperoleh satu estimasi durasi. Ketiga estimasi durasi tersebut adalah: - a = kurun waktu optimistik optimistic duration time Merupakan waktu tersingkat untuk menyelesaikan kegiatan bila segala sesuatu berjalan mulus. Waktu demikian diungguli hanya sekali dalam seratus kali bila kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama. - m = kurun waktu paling mungkin most likely time Merupakan kurun waktu paling sering terjadi dibandingkan dengan yang lain bila kegiatan dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama. - b = kurun waktu pesimistik pessimistic duration time Merupakan waktu yang paling lama untuk menyelesaikan kegiatan, yaitu bila segala sesuatunya serba tidak baik. Waktu demikian dilampaui hanya sekali dalam seratus kali, bila kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama.

2.3.1 Teori Probabilitas

Seperti telah disebutkan diatas bahwa tujuan menggunakan tiga angka estimasi adalah untuk memberikan rentang yang lebih besar dalam melakukan estimasi kurun waktu kegiatan dibanding satu angka determistik. Pada dasarnya teori probabilitas dimaksudkan untuk mengkaji dan mengukur ketidakpastian uncertainty serta mencoba menjelaskan secara kuantitatif. 1. Kurva distribusi dan variabel a,b, dan m Dari kurva distribusi dapat dijelaskan arti dari a,b, dan m. Kurun waktu yang dihasilkan puncak kurva adalah m, yaitu kurun waktu yang paling banyak terjadi atau juga disebut the most likely time. Adapun angka a dan b terletak hampir diujung kiri dan kanan dari kurva distribusi, yang memandai batas lebar rentang waktu kegiatan. Kurva distribusi kegiatan seperti diatas pada umumnya berbentuk asimetris dan disebut kurva beta seperti terlihat dalam gambar 2.1 Universitas Sumatera Utara 8 Gambar 2.1 Kurva distribusi asimetris beta dengan a, m, dan b Soeharto, 1999 2. Kurva Distribusi dan Kurun Waktu yang Diharapkan te Setelah menentukan estimasi angka-angka a,m, dan b maka tindakan selanjutnya adalah merumuskan hubungan ketiga angka tersebut menjadi satu angka yang disebut te atau kurun waktu yang diharapkan expected duration time. Angka te adalah angka rata – rata kalau kegiatan tersebut dikerjakan berulang – ulang dalam jumlah yang besar. Dalam menentukan te dipakai asumsi bahwa kemungkinan terjadinya peristiwa optimistik a dan pesimistik b adalah sama. Sedangkan jumlah kemungkinan terjadinya peristiwa paling mungkin m adalah 4 kali lebih besar dari kedua peristiwa di atas Soeharto, 1999. Sehingga bila ditulis dengan rumus adalah sebagai berikut: Kurun waktu kegiatan yang diharapkan : Te = a + 4m + b 16. 3. Estimasi Angka – angka a, b, dan m Mengingat besarnya pengaruh angka – angka a, b, dan m dalam metode PERT maka perlu diperhatikan beberapa hal dalam estimasi angka tersebut diantaranya: - Estimator perlu mengetahui fungsi dari a, b, dan m dalam hubungannya dengan perhitungan dan pengaruhnya terhadap metode PERT secara keseluruhan. Bila tidak dikhawatirkan akan mengambil angka estimasi kurun waktu yang tidak sesuai atau tidak membawakan pengertian yang dimaksud. Universitas Sumatera Utara 9 - Dalam proses estimasi angka a, b, dan m bagi masing – masing kegiatan jangan sampai dipengaruhi atau dihubungkan dengan target waktu penyelesaian proyek. - Bila tersedia data pengalaman masa lalu historical record maka data itu dapat digunakan untuk bahan pembanding. Jadi perlu digaris bawahi bahwa estimasi a, b, dan m hendaknya bersifat berdiri sendiri, artinya bebas dari pertimbangan – pertimbangan pengaruhnya terhadap komponen kegiatan yang lain, ataupun terhadap jadwal proyek secara keseluruhan. Karena bila ini terjadi akan mengurangi faedah metode PERT yang menggunakan unsur probability dalam merencanakan kurun waktu kegiatan. 4. Identifikasi jalur Kritis dan Slack Dengan menggunakan konsep te dan angka-angka waktu paling awal peristiwa terjadi the earliest time of occurance – TE, dan waktu paling akhir peristiwa terjadi the latest time of occurance – TL, maka identifikasi kegiatan kritis, jalur kritis dan slack dapat dikerjakan seperti halnya pada CPM Soeharto, 1999 5. Deviasi Standar kegiatan dan Varians kegiatan Estimasi kurun waktu kegiatan metode PERT memakai rentang waktu dan bukan satu kurun waktu yang relatif mudah dibayangkan. Rentang waktu ini menandai derajat ketidakpastian yang berkaitan dengan estimasi kurun waktu kegiatan. Berapa besarnya ketidakpastian ini tergantung pada besarnya angka yang diperkirakan untuk a dan b. Pada PERT parameter yang menjelaskan masalah ini dikenal sebagai Deviasi Standar atau Varians. Berdasarkan ilmu statistik, angka deviasi standar sebesar 16 dari rentang distribusi b-a atau bial ditulis dengan rumus menjadi sebagai berikut :  Deviasi Standar Kegiatan S = 16 b-a  Varians Kegiatan Vte = S 2 = { 16 b-a } 2 Universitas Sumatera Utara 10 6. Deviasi Standar kegiatan dan Varians Peristiwa VTE Titik waktu terjadinya peristiwa event time menurut J. Moder 1983 berdasarkan teori ”central limit theorem” maka kurva distribusi peristiwa atau kejadian event time distribution curve bersifat simetris disebut Kurva Distribusi Normal. Kurva ini berbentuk genta seperti terlihat dalam gambar 2.2 \\\ Gambar 2.2 Kurva distribusi untuk peristiwakejadian disebut kurva distribusi normal dan berbentuk genta Soeharto, 1999 Sifat – sifat kurva distribusi normal adalah sebagai berikut:  Seluas 68 area di bawah kurva terletak dalam rentang 2S  Seluas 95 area di bawah kurva terletak dalam rentang 4S  Seluas 99,7 area di bawah kurva terletak dalam rentang 6S 7. Target Jadwal Penyelesaian TD Pada penyelenggaraan proyek sering dijumpai sejumlah tonggak kemajuan milestone dengan masing-masing target atau tanggal penyelesaian yang telah ditentukan. Pimpinan proyek atau pemilik acapkali menginginkan suatu analisis untuk mengetahui kemungkinan kepastian mencapai target jadwal tersebut. Hubungan antara waktu yang diharapkan TE dengan target Td pada metode PERT dinyatakan dengan z dan dirumuskan sebagai berikut: Deviasi z = S TE d T  Universitas Sumatera Utara 11

2.4 Metode CPM