Suhu Permukaan Laut SPL di Perairan Indramayu

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Suhu Permukaan Laut SPL di Perairan Indramayu

Citra pada tanggal 26 Juni 2005 yang ditampilkan pada Gambar 8 memperlihatkan bahwa distribusi SPL berkisar antara 23,10-29 ºC dengan suhu dominan 27,55 ºC. Suhu terendah berada jauh dari pantai dan suhu rata-rata perairan 26,80 ºC tersebar merata di sepanjang Pesisir Subang dan perairan lepas pantai Indramayu. Adapun sepanjang Pesisir Indramayu di mulai dari Tanjung Indramayu sampai kearah selatan didominasi suhu yang lebih tinggi yaitu berkisar 27,10-28 ºC. Suhu tertinggi yakni 29,10 ºC berada di sebagian kecil Pesisir Bungko. Pada citra tanggal 26 Juni ini terjadi penutupan awan di sebelah barat Pesisir Indramayu, yakni Eretan dan Kandanghaur. Selain itu, penutupan awan juga terjadi di utara lepas pantai. Penutupan awan ini menyebabkan kisaran nilai dan pola sebaran suhu permukaan laut dibawahnya tidak dapat diketahui. Hal ini disebabkan sensor AVHRR yang bekerja pada panjang gelombang sinar tampak dan infra merah tidak dapat menembus awan. Pada tanggal 27 Juni 2005 Gambar 9 citra memperlihatkan adanya penutupan awan sepanjang Pesisir Indramayu mulai dari barat yakni Ujunggebang, Eretan, Kandanghaur,Tanjung Sentigi dan Tanjung Indramayu serta wilayah pesisir selatan yaitu, Balongan, Lombang, Juntinyuat, Dadap dan Bungko. Penutupan awan ini mengakibatkan berkurangnya intensitas penyinaran matahari baik terhadap daratan maupun lautan, sehingga akan mempengaruhi nilai suhu. Suhu akan menjadi lebih rendah atau dengan kata lain cenderung lebih dingin. Suhu rata-rata perairan Indramayu pada tanggal 27 Juni 2005 adalah 25,46 ºC, merupakan suhu rata-rata terendah dalam bulan Juni 2005. Sedangkan suhu yang mendominasi yaitu 27,69 ºC dan suhu permukan laut berada pada kisaran 20 ºC-31ºC. Sedangkan suhu tertinggi 32 ºC berada dekat dengan pantai. Suhu dominan sebesar 29,69 ºC tersebar merata di sepanjang pesisir sampai lepas pantai. Gambar 8 Citra SPL tanggal 26 Juni 2005. Gambar 9 Citra SPL tanggal 27 Juni 2005. Citra pada bulan Juli 2005 berjumlah 6 citra, masing-masing mewakili untuk tanggal 1, 3, 10, 18, 19 dan 31. Citra tanggal 1 Juli 2005 Gambar 10 memperlihatkan pola sebaran suhu perairan yang panas. Suhu perairan berkisar antara 28,10-32 ºC dengan suhu rata-rata 29,72 ºC. Suhu terendah 28,10 ºC berada jauh dari pantai, hal ini terjadi karena berkurangnya pengaruh daratan sehingga suhu cenderung lebih dingin. Sedangkan suhu tertinggi 32 ºC berada dekat dengan pantai. Suhu dominan sebesar 29,69 ºC tersebar merata di sepanjang pesisir sampai lepas pantai. Demikian juga dengan citra tanggal 3 Juli 2005 Gambar 11 menunjukkan sebaran SPL yang panas. Hal ini terlihat dengan tingginya kisaran suhu perairan yaitu antara 30,10-33 ºC dengan suhu rata-rata 31,58 ºC. Suhu dominan pada tanggal 3 Juli 2005 adalah 32,04 ºC. Pada tanggal 10 Juli 2005 citra SPL Gambar 12 memperlihatkan adanya penutupan awan. Penutupan awan terjadi secara acak dengan penyebaran yang merata dan didominasi di sepanjang Pesisir Indramayu. Namun demikian suhu perairan cenderung panas dengan kisaran suhu 32,10-33 ºC dengan suhu dominan 32,03 ºC dan suhu rata-rata 32,72 ºC. Lautan maupun daratan keduanya dipanasi oleh sinar matahari melalui suatu proses yang dinamakan insolation. Awan mengakibatkan insolation berkurang karena awan menyerap dan menyebarkan sinar-sinar yang datang. Daerah tropis adalah daerah yang mempunyai nilai kelembapan udara humidity yang tinggi yang mengakibatkan daerah ini mempunyai lapisan awan yang lebih tebal daripada daerah subtropis. Air mempunyai daya muat panas yang jauh lebih tinggi daripada daratan. Akibatnya untuk menaikkan suhu sebesar 1ºC air akan membutuhkan panas yang lebih besar daripada yang dibutuhkan daratan dalam jumlah massa yang sama. Daratan tidak mempunyai kapasitas yang sama seperti air dalam kemampuannya menyimpan panas, akibatnya daratan lebih cepat bereaksi untuk menjadi panas ketika menerima radiasi matahari daripada lautan Hutabarat dan Evans, 1984 . Hal inilah yang menyebabkan suhu permukaan laut di sekitar pesisir cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan suhu permukaan di laut lepas. Penutupan awan juga menyebabkan kisaran nilai dan pola sebaran suhu permukaan laut dibawahnya tidak dapat diketahui. Hal ini disebabkan sensor AVHRR yang bekerja pada panjang gelombang sinar tampak dan infra merah tidak dapat menembus awan. Sensor AVHRR merupakan salah satu sensor yang tergolong sensor pasif yang menggunakan sistem optik dengan kelemahan tidak dapat mengamati obyek yang tertutup awan LAPAN, 2003 . Gambar 10 Citra SPL tanggal 1 Juli 2005. Gambar 11 Citra SPL tanggal 3 Juli 2005. Gambar 12 Citra SPL tanggal 10 Juli 2005. Sebaran SPL pada tanggal 18 Juli 2005 Gambar 13 memperlihatkan kisaran suhu antara 25-31ºC. Suhu permukaan laut yang dominan adalah 29,20 ºC tersebar di sepanjang pesisir dengan suhu rata-rata 28,68ºC. Suhu terendah yakni 25ºC berada jauh di lepas pantai. Hal ini terjadi karena ada penutupan awan serta jarak yang jauh dari daratan. Awan mengakibatkan insolation atau penyinaran matahari terhadap obyek di bumi termasuk lautan berkurang, karena awan menyerap dan menyebarkan sinar-sinar yang datang. Daratan tidak mempunyai kapasitas yang sama seperti air dalam kemampuannya menyimpan panas, akibatnya daratan lebih cepat bereaksi untuk menjadi panas ketika menerima radiasi matahari daripada lautan Hutabarat dan Evans, 1984. Hal inilah yang menyebabkan suhu permukaan laut di sekitar pesisir cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan suhu permukaan di laut lepas. Pada tanggal 18 Juli 2005 sepanjang pesisir Indramayu tertutup awan. Gambar 13 Citra SPL 18 Juli 2005. Sebaran suhu permukaan laut pada tanggal 19 Juli 2005 Gambar 14 memperlihatkan pola sebaran suhu yang panas. Hal ini ditunjukkan dengan SPL yang berkisar 30,10-33 ºC dengan suhu dominan 30,47 ºC. Suhu rata-rata 30,90 ºC tersebar merata di sepanjang pesisir sampai lepas pantai. Citra menunjukkan cuaca pada tanggal 19 Juli 2005 ini cerah dengan hanya sedikit penutupan awan atau awan tipis di sekitar Tanjung Sentigi sampai Tanjung Indramayu. Hal ini yang menyebabkan tingginya nilai suhu permukaan laut di Perairan Indramayu. Gambar 14 Citra SPL 19 Juli 200 Tampilan citra pada tanggal 31 Juli 2005 Gambar 15 memperlihatkan kisaran suhu antara 28-31 ºC. Penutupan awan terjadi di sebelah barat Pesisir Indramayu meliputi Eretan, Kandanghaur, Tanjung Sentigi sampai Tanjung Indramayu. Awan juga menutupi sedikit perairan sebelah barat Perairan Indramayu. Penutupan awan ini mengakibatkan kisaran suhu tanggal 31 Juli lebih rendah dari hari sebelumnya, tanggal 19 Juli 2005. Suhu dominan pada tanggal 31 Juli 2005 yaitu, 29,13 ºC yang tersebar merata di seluruh Perairan Indramayu. Sedangkan suhu rata-rata 29,36 ºC tersebar di sebagian besar pesisir timur Indramayu dan di sebelah barat lepas pantai Perairan Indramayu. Suhu rata-rata tertinggi selama bulan Juli 2005 adalah 32,73 ºC yaitu terjadi pada tanggal 10 Juli 2005, sedangkan suhu rata-rata terendah adalah 25 ºC pada tanggal 18 Juli 2005. Adapun kisara SPL selama bulan Juli 2005 yaitu berada pada kisaran 25-33 ºC. Citra pada bulan Agustus 2005 berjumlah 9 citra, masing - masing mewakili untuk tanggal 9, 10, 11, 12, 14, 15, 19, 23 dan 29. Citra tanggal 9 Agustus 2005 Gambar 16 menunjukkan sebaran suhu permukaan laut yang dingin. Suhu berkisar antara 24,10-27 ºC dengan suhu dominan 25,68ºC dan suhu rata-rata 25,20 ºC. Suhu perairan di sekitar pesisir cenderung lebih rendah mulai dari barat yakni Ujunggebang, Eretan, Kandanghaur, Tanjung Sentigi dan Tanjung Indramayu serta wilayah pesisir selatan yaitu, Balonga, Lombang, Juntinyuat, Dadap dan Bungko. Diantara penyebab rendahnya suhu adalah adanya penutupan awan. Penutupan awan mengakibatkan berkurangnya intensitas penyinaran matahari baik terhadap daratan maupun lautan, sehingga akan mempengaruhi nilai suhu. Suhu akan menjadi lebih rendah atau dengan kata lain cenderung lebih dingin. Berbeda halnya dengan suhu perairan yang tidak mendapat pengaruh awan cenderung lebih hangat, sekalipun suhu di lepas pantai cenderung menurun kembali. Penutupan awan juga menyebabkan kisaran nilai dan pola sebaran suhu permukaan laut dibawahnya tidak dapat diketahui. Hal ini disebabkan sensor AVHRR yang bekerja pada panjang gelombang sinar tampak dan infra merah tidak dapat menembus awan. Sensor AVHRR merupakan salah satu sensor yang tergolong sensor pasif yang menggunakan sistem optik dengan kelemahan tidak dapat mengamati obyek yang tertutup awan LAPAN, 2003 . Gambar 15 Citra SPL 31 Juli 2005. Gambar 16 Citra SPL 9 Agustus 2005. Sebaran suhu permukaan laut pada tanggal 10 Agustus 2005 Gambar 17 memperlihatkan distribusi SPL yang lebih hangat dibandingkan tanggal 9 Agustus 2005. Suhu berkisar antara 26,10 ºC-30 ºC dengan suhu rata-rata 27,50 ºC. Suhu dominan 27,53ºC tersebar di sebagian besar wilayah Perairan Indramayu dan sebagian kecil wilayah pesisir. Suhu terendah 26,10 ºC berada jauh di lepas pantai dan sedikit di sekitar pesisir yang tertutup awan. Gambar 17 Citra SPL 10 Agustus 2005. Suhu permukaan laut dominan pada tanggal 11 Agustus 2005 Gambar 18 adalah 29,17 C. Suhu dominan ini terlihat tersebar merata di seluruh perairan mulai dari sekitar pesisir hingga laut lepas. Namun, suhu dominan ini lebih banyak di lepas pantai dan sedikit di wilayah pesisir meliputi Dadap dan Juntinyuat. Selanjutnya, wilayah pesisir didominasi oleh suhu yang berkisar 28,10-29 ºC. Suhu ini lebih rendah dibandingkan suhu di lepas pantai disebabkan adanya penutupan awan di sepanjang pesisir. Selain itu, penutupan awan juga terjadi di sebagian lepas pantai yang menyebabkan suhu perairan sekitarnya lebih dingin dibandingkan wilayah perairan yang tidak berawan. Adapun Perairan Indramayu secara keseluruhan pada tanggal 11 Agustus 2005 memiliki kisaran suhu 28,10-31 ºC dengan suhu rata-rata 29,15 ºC. Citra pada tanggal 12 Agustus 2005 Gambar 19 memperlihatkan sebaran suhu permukaan laut yang lebih hangat dibandingkan hari sebelumnya, yakni 11 Agustus 2005. Hal ini dikarenakan penutupan awan yang lebih sedikit. Suhu Perairan Indramayu berkisar antara 29,10-32 ºC dengan suhu rata-rata perairan 30,12 ºC dan suhu dominan 30,17 ºC. Pada tanggal 14 Agustus 2005 citra Gambar 20 memperlihatkan sebaran SPL yang cenderung homogen dengan kisaran suhu antara 28,10-29 ºC di seluruh Perairan Indramayu. Suhu dominan adalah 28,48 ºC dengan suhu rata-rata 28,50 ºC. Pada citra terlihat adanya penutupan awan yang merata di sepanjang pesisir mulai dari ujunggebang, Eretan, Kandanghaur, Tanjung Sentigi, Tanjung Indramayu. Begitu juga di wilayah selatan awan menutupi pesisir Balongan, Lombang, Juntinyuat, Dadap dan Bungko. Hal ini menyebabkan suhu permukaan laut pada tanggal 14 Agustus 2005 menunjukkan nilai suhu yang lebuh rendah dibandingkan hari-hari sebelumnya yakni tanggal 11 dan 12 Agustus 2005. Gambar 18 Citra SPL 11 Agustus 2005. Gambar 19 Citra SPL 12 Agustus 2005. Gambar 20 Citra SPL 14 Agustus 2005. Sebaran SPL tanggal 15 Agustus 2005 Gambar 21 memperlihatkan sebaran SPL dominan 29,70 ºC. Suhu dominan ini tersebar merata di seluruh Perairan Indramayu bahkan terlihat homogen, hanya di bagian selatan Perairan Indramayu mulai terlihat suhu yang lebih tinggi. Kisaran suhu untuk Perairan Indramayu tanggal 15 Agustus 2005 adalah 29,10-31 ºC dengan suhu rata-rata 29,70 ºC. Demikian juga dengan citra tanggal 19 Agustus 2005 Gambar 22 memperlihatkan kisaran suhu perairan yang tidak berbeda jauh dengan citra tanggal 15 Agustus yakni 28,10-32 ºC. Penutupan awan pada tanggal 19 Agustus lebih sedikit jika dibandingkan dengan tanggal 15 Agustus 2005. Hal ini yang menyebabkan suhu perairan lebih tinggi yaitu dari 30ºC menjadi 32ºC. Suhu dominan perairan yaitu 29,25 ºC tersebar merata di seluruh perairan dengan suhu rata-rata 29,28 ºC. Gambar 21 Citra SPL 15 Agustus 2005. Gambar 22 Citra SPL 19 Agustus 2005. Citra pada tanggal 23 Agustus 2005 Gambar 23 memperlihatkan suhu permukaan laut berkisar antara 27,10-31 ºC. Suhu terendah 27,10 ºC berada di selatan perairan dan sifatnya lokal hanya sedikit sekali perairan dengan suhu rendah ini, sedangkan suhu tertinggi 31 ºC tersebar secara acak di sebelah utara perairan. Citra juga menunjukkan adanya penutupan awan yang terpusat yakni di sebelah barat pesisir yaitu tepatnya sebelah barat Tanjung Indramayu dan di sebagian utara perairan. Suhu rata-rata perairan adalah 28,95 ºC dengan suhu dominan 28,94 ºC. Suhu dominan ini tersebar secara acak di bagian utara lepas pantai dan mendominasi wilayah selatan lepas pantai. Gambar 23 Citra SPL 23 Agustus 2005. Sebaran suhu permukaan laut pada tanggal 29 Agustus 2005 Gambar 24 terlihat lebih panas yaitu berkisar antara 28,10-32 ºC. Suhu tertinggi 32 ºC berada di lepas pantai dan bersifat lokal, dengan kata lain hanya sedikit sekali perairan dengan suhu tertinggi ini. Suhu terendah berada di perairan bagian selatan dengan posisi dekat dengan penutupan awan. Awan terlihat menutupi perairan secara vertikal dari utara ke selatan Perairan Indramayu. Penutupan awan ini menyebabkan kisaran nilai dan pola sebaran suhu permukaan laut dibawahnya tidak dapat diketahui. Suhu dominan perairan pada tanggal 29 Agustus 2005 adalah 30,32 ºC tersebar memusat di bagian utara lepas pantai dengan suhu rata- rata 30,34 ºC. Wilayah perairan selatan Indramayu didominasi suhu yang berkisar antara 29,10-30 ºC. Gambar 24 Citra SPL 29 Agustus 2005.

4.2 Hasil Tangkapan Ikan Tenggiri

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Fisik Permukaan Laut terhadap Hasil Tangkapan Ikan Tongkol di Perairan Pelabuhan Ratu

0 7 148

Pengaruh Waktu, Suhu Permukaan Laut dan Kecerahan Perairan Terhadap Hasil Tangkapan Pole and line di Perairan Laut Sawu - Nusa Tenggara Timur

6 59 320

Analisis hasil tangkapan dan pola musim penangkapan ikan tenggiri (Scomberomorus spp.) di perairan laut Jawa bagian barat berdasarkan hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Muara Angke Jakarta Utara

0 6 103

Hubungan Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-A terhadap Hasil Tangkapan Ikan Cakalang (Kasuwonus pelamis, Linne) di Perairan Bagian Timur Sulawesi Tenggara

0 11 16

Penentuan Daerah Penangkapan Ikan Tongkol Berdasarkan Pendekatan Suhu Permukaan Laut dan Hasil Tangkapan di Perairan Binuangeun, Banten.

8 81 77

Eksplorasi Daerah Penangkapan Ikan Cakalang Melalui Analisis Suhu Permukaan Laut dan Hasil Tangkapan di Perairan Teluk Palabuhanratu

0 4 10

Variabilitas konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut dari citra satelit MODIS serta hubungannya dengan hasil tangkapan ikan pelagis di perairan Laut Jawa

4 8 197

Pengaruh Waktu, Suhu Permukaan Laut dan Kecerahan Perairan Terhadap Hasil Tangkapan Pole and line di Perairan Laut Sawu Nusa Tenggara Timur

0 6 155

Analisis hasil tangkapan pukat ikan kaitannya dengan kandungan klorofil a dan suhu permukaan laut di Perairan Tapanuli Tengah

13 40 118

PENDUGAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TENGGIRI BERDASARKAN DISTRIBUSI SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL-a DI PERAIRAN BANGKA

0 0 12