46, 57, 36, 31, sedangkan usia kurang dari 20 tahun menggunakan indeks 6 gigi Maxilla : 16, 11, 26 ; Mandibula : 46, 31, 36 Marya,
2011. Penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas CPITN sebesar 58, spesifitas 80,6, nilai duga positif 87, dan nilai duga negatif 43,9
Bassani, et al., 2006.
Gambar 4 . FDI Dental Numbering System Scheid Weiss, 2012
2.2.7 Pengaruh Penyakit Periodontal Terhadap Persalinan Preterm
Penyakit periodontal, infeksi oral kronis bakteri gram negatif, dapat menyebabkan gangguan kronik melalui endotoksin dan sitokin, yang
menginisiasi serta mengeksaserbasi aterogenesis dan trombogenesis. Kemungkinan besar akan terjadi gangguan yang serupa pada plasenta
ibu hamil dengan penyakit periodontal yang nantinya akan menyebabkan kelainan di akhir masa kehamilan. Bakteri pada ibu hamil
yang mengalami penyakit periodontal, akan berkembang 10.000 kali lebih banyak Kumar et al., 2013.
Infeksi periodontal akan memproduksi endotoksin LPS yang dapat masuk dan ikut dalam peredaran darah. Endotoksin LPS akan
mengikuti sirkulasi maternalfetal melewati barier plasenta. Hal ini mengakibatkan endotoksin LPS berada pada desidua plasenta dan
disekresi ke dalam cairan amnion Budayasa, 2012.
Bakteri menyerang ruang koriodesidual dengan mengeluarkan eksotoksin dan endotoksin. Toksin tersebut mengkativasi membran
janin dan desidua yang membentuk berbagai macam sitokin, termasuk Tumor Necrosis Factor α TNF-α, interleukin-1α IL-1 α, IL-1β, IL-6,
dan G-CSF Parihar et al., 2015. Sitokin akan menstimulasi produksi prostaglandin dari bahan asam arakidonat dengan bantuan enzim siklo-
oksigenase Budayasa, 2012.
Sitokin, eksotoksin, dan endotoksin akan menstimulasi sintesis prostaglandin yang kemudian menginisiasi kemotaksis, aktivasi, serta
infiltrasi neutrofil. Neutrifil ini akan mensintesis dan melepaskan metalloprotease. Prostaglandin akan menginisiasi kontraksi uterin
sedangkan metalloprotease menyerang membran korioamnion dan mengakibatkan ruptur. Metalloprotease juga mengubah kolagen di
serviks Parihar et al., 2015.
Dehidrogenase prostaglandin pada jaringan korion yang terbentuk di amnion, mencegah mereka untuk mencapai miometrium dan
menyebabkan kontraksi. Infeksi korion menurunkan aktivitas dari dehidrogenase, menyebabkan peningkatan jumlah prostaglandin yang
mencapai miometrium Parihar et al., 2015.
Beberapa keadaan lain yang berperan untuk menginisiasi terjadinya persalinan adalah oksitosin dan peregangan uterus. Selain melalui
mekanisme prostaglandin, persalinan preterm juga di induksi oleh beberapa kondisi ibu seperti plasenta previa, solusio plasenta, kelainan
medis ibu, polihidramnion, hamil kembar, dan kelainan kongenital fatal Budayasa, 2012.
2.3 Kerangka Teori
Gambar 5. Kerangka Teori Penelitian Budayasa, 2012; Kumar et al., 2013;
Parihar et al., 2015
Faktor Risiko Persalinan Preterm
Kondisi Ibu Kondisi Lainnya
Kondisi Janin dan Plasenta
7. Inkompetensi serviks 8. Diabetes melitus
9. Riwayat persalinan
pretermabortus berulang 10. Pemakaian obat narkotik
11. Perokok berat 12. Kelainan imunologikelainan
uterus 1. Penyakit periodontal
2. Penyakit berat pada ibu 3. Preeklampsia
4. Infeksi saluran
kemihgenitalintrauterin 5. Penyakit infeksi dengan
demam 6. Kelainan bentuk
uterusserviks
Desidua Amnion
Sitokin ↑Prostaglandin
Pematangan Serviks Kontraksi Uterus
Persalinan Preterm
Inflamasi Endotoksin
Bakteri Patogen