Analisis SWOT dalam menentukan Strategi Pemasaran Produk Olahan Susu pada PT. Putra Indo Mandiri Sejahtera

(1)

ANALISIS SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN SUSU

PADA

PT. PUTRA INDO MANDIRI SEJAHTERA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakuktas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh : RIMA SWITHA

110907072

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh: Nama : Rima Switha

NIM : 110907072

Program Studi : Ilmu Adiministrasi Niaga/ Bisnis

Judul Skripsi : Analisis SWOT dalam menentukan Strategi Pemasaran Produk Olahan Susu pada PT. Putra Indo Mandiri Sejahtera.

Medan, Juni 2015

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Drs. Posma Lumban Raja, M.Si Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A.

NIDN : 0116116903 NIP : 195908161986011001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Prof. Dr. Badaruddin, M. Si NIP : 196805251992031002


(3)

ABSTRAK

ANALISIS SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN SUSU

PADA PT. PUTRA INDO MANDIRI SEJAHTERA Nama : Rima Switha

NIM : 110907072

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Posma Lumban Raja, M.Si

PT. Putra Indo Mandiri Sejahtera (PT. PIMS) perlu mengenali dan memahami diri perusahaannya untuk siap menghadapi serta memenangkan persaingan dengan kompetitor. Penentuan strategi tersebut dapat dilakukan dengan analisis SWOT untuk mengetahui apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta peluang dan ancaman yang harus dihadapi perusahaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memecahkan yang menjadi rumusan masalah, yaitu : menganalisis faktor – faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi perusahaan, serta menentukan strategi pemasaran pada PT. PIMS dengan menggunakan analisis SWOT.

Penelitian ini dilakukan di PT. Putra Indo Mandiri Sejahtera, Berastagi, dengan metode penelitian deskriptif dengan paradigm penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan hasil dari observasi, studi dokumentasi serta wawancara dengan informan penelitian, yaitu manajer, karyawan dan konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis IFAS, EFAS, dan Matriks SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gundaling Farm dapat melaksanakan strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT yaitu, 1) mempertahankan dan meningkatkan mutu produk, 2) memperluas wilayah distribusi, 3) menambha variasi produk, 4) mempertahankan Gundaling Farm sebagai tujuan agrowisata, 5) membangun hubungan baik antara pemimpin dan karyawan, 6) memberi pelatihan kepada karyawan, 7) meningkatkan produksi produk, 8) meningkatkan promosi, 9) mempertahankan harga produk, 10) membuat inovasi produk, 11) membuat fitur menarik bagi pengunjung, 12) meningkatkan kualitas karyawan, 13) membangun hubungan baik dengan konsumen, 14) meningkatkan produksi susu sapi.


(4)

ABSTRACT

SWOT ANALYSIS IN DETERMINING THE MARKETING STRATEGY OF DAIRY PRODUCTS

AT PT. INDO PUTRA MANDIRI SEJAHTERA Name : Rima Switha

NIM : 110907072

Departement : Science of Business Adminitration Faculty : Science of Social and Political Advisor :Drs. Posma Lumban Raja, M.Si

PT. Indo Putra Mandiri Sejahtera (PT. PIMS) need to recognize and understand themselves to be ready to face as well as his company won the competition with a competitor. The determination of these strategies can be done with a SWOT analysis to determine what the strengths and weaknesses of the company, as well as the opportunities and threats that must be faced by the company.

The aim of this study is to solve the problem formulation, namely: analyzing factors - factors that are strengths, weaknesses, opportunities, and threats for the company, as well as determining the marketing strategy at PT. PIMS using SWOT analysis.

This research was conducted at PT. Indo Putra Mandiri Sejahtera, Berastagi, with descriptive research method with qualitative research paradigm. Data in this study were obtained from the primary data and the results of observation, documentation studies and interviews with informants research, namely managers, employees and consumers. This research was conducted by using the method of analysis of IFAS, EFAS, and SWOT Matrix.

The results showed that Gundaling Farm can implement a strategy that results from the SWOT analysis, namely, 1) maintaining and improving the quality of products, 2) expand the distribution area, 3) menambha variety of products, 4) maintain Gundaling Farm as agro-tourism destination, 5) build good relations between leaders and employees, 6) provide training to employees, 7) increases the production of products, 8) improve the promotion, 9) maintain product prices, 10) making product innovation, 11) makes an attractive feature for visitors, 12) to improve the quality of employees, 13 ) to build good relationships with consumers, 14) to increase milk production.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih-Nya dan berkat-Nya yang melimpah, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN SUSU PADA PT. PUTRA INDO MANDIRI SEJAHTERA”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari tanpa adanya dukungan, petunjuk, bimbingan dari berbagai pihak, penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan sebagaimana yang telah diharapkan, maka tidaklah berlebihan jika dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak , selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. DR. Marlon Sihombing, MA., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Posma Lumban Raja, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran, masukan, dan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.

4. Pihak PT. Putra Indo Mandiri Sejahtera, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian, khususnya


(6)

kepada Bapak Ir. Iwanta Keliat dan Desy Sitepu yang telah memberikan data – data yang diperlukan.

5. Seluruh staf Jurusan Administrasi Bisnis, khususnya Ibu Siswati Saragi, S.Sos, M.SP., dan Bapak A.Farid, yang telah memberikan informasi mengenai syarat dan prosedur dalam melakukan semua kegiatan perkuliahan.

6. Kedua orangtua penulis, Bapak Natanael Munthe dan Ibu Ernawati Bangun, S.Pd., yang telah memberikan doa dan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis.

7. Keluarga penulis lainnya, Kak Tua, Kak tengah, Abang, Ibe, Karo, Bik Uda, Kak Evi, Petra, dan Vivi Karina, serta segenap sanak saudara yang telah memberikan semangat dan kasih yang sangat besar kepada penulis selama penulisan skripsi.

8. Sahabat dan teman penulis yang bersedia berbagi, memberikan dukungan, dorongan, dan bantuan kepada penulis selama perkuliahan di Ilmu Administrasi Bisnis kelas B : Dwi Lana Putri, Titik Dwi Yunita, Suci Arsyifa, Erick Ramadhan, Rafita Sari, Agustina Mulia. 9. Teman kelompok kecil, ex-Godelava : Putri Eka Sari, Lisnawati

Panggabean, Meriati Hutabarat, dan terkhusus Kakak Rohani Sarah R.A Gultom, S.Ikom., untuk pengalaman dan pemahaman akan Kristus, serta doa yang diberikan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

10.Adrian Leonard Sinulingga, SE., untuk kasih, kesabaran, bantuan, dukungan, dan doa yang diberikan selama pembuatan skripsi ini.


(7)

Dan masih banyak lagi pihak yang membantu dan mendukung penulis dalam pengerjaan skripsi ini, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu. Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, penulis ucapkan terimakasih banyak.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2015


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Pernyataan ……… i

Pengesahan ……… ii

Abstrak ……….. iii

Abstract ………. iv

Kata Pengantar ………. v

Daftar Isi ……… vii

Daftar Tabel ……….. x

Daftar Gambar ……… xi

Daftar Lampiran ……… xii

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2 Rumusan Masalah ………. 6

1.3 Tujuan Penelitian ……… 6

1.4 Manfaat Penelitian ………. 7

Bab II Kerangka Teori 2.1 Deskripsi Teori ……….. 8

2.1.1 Strategi ……….. 8

2.1.1.1 Pengertian Strategi ……….. 8

2.1.1.2 Konsep Strategi ……… 9


(9)

2.1.2 Pemasaran ……… 12

2.1.2.1 Pengertian Pemasaran ……… 12

2.1.2.2 Unsur-Unsur Utama Pemasaran …. 15 2.1.2.3 Konsep Pemasaran ………. 17

2.1.3 Strategi Pemasaran ……….. 18

2.1.4 Pengertian Analisis SWOT ………. 21

2.2 Peneliti Terdahulu ………... 23

Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Bentuk Penelitian ………. 25

3.2 Lokasi Penelitian ………. 25

3.3. Informan Penelitian ………. 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ………. 26

3.5 Teknik Analisis Data ……….. 27

3.5.1 Model Analisis SWOT atau TOWS …….. 27

3.5.2 Matriks IFAS ………. 28

3.5.3 Matriks EFAS ……… 28

. 3.5.4 Matriks SWOT atau TOWS ……….. 29

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ……… 31

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT PIMS ….. 31

4.1.2 Visi dan Misi PT PIMS ………. 33


(10)

4.1.4 Produk ……… 36

4.1.5 Permodalan ……… 40

4.1.6 Pemasaran Produk ………. 41

4.2 Penyajian Data ……… 42

4.3 Analisis Data ……….. 42

4.3.1 Identifikasi Lingkungan Perusahaan ……. 42

4.3.2 Analisis SWOT ………. 56

4.3.3 Matriks IFAS ……… 63

4.3.4 Matriks EFAS ……….. 64

4.3.5 Matriks SWOT ………. 65

Bab V Kesimpulan dan Sara 5.1 Kesimpulan ……… 71

5.2 Saran ……….. 73


(11)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Halaman

1.1 Perah dan Produksi Susu Sapi PT. PIMS Tahun 2014 ……. 5

2.1 Peneliti Terdahulu ……… 23

3.1 Matriks IFAS ……… 28

3.2 Matriks EFAS ………... 29

3.3 Matriks SWOT ……… 30

4.1 Hasil Penjualan Olahan Susu Sapi PT. PIMS Tahun 2014 41 4.2 Nama Produk Gundaling Farm dan Nomor Izin edar oleh BPOM ……… 46

4.3 Daftar Harga Jual Produk Gundaling Farm ………... 47

4.4 Daftar Nama Agen Penjualan Produk ………. 48

4.5 Rata – rata kenaikan harga gula per 10 juni 2015 ………. 52

4.6 Matriks IFAS ……….. 63

4.7 Matriks EFAS ………. 64


(12)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman


(13)

Daftar Lampiran

No. Judul Halaman

1 Foto ……… 76


(14)

ABSTRAK

ANALISIS SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN SUSU

PADA PT. PUTRA INDO MANDIRI SEJAHTERA Nama : Rima Switha

NIM : 110907072

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Posma Lumban Raja, M.Si

PT. Putra Indo Mandiri Sejahtera (PT. PIMS) perlu mengenali dan memahami diri perusahaannya untuk siap menghadapi serta memenangkan persaingan dengan kompetitor. Penentuan strategi tersebut dapat dilakukan dengan analisis SWOT untuk mengetahui apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta peluang dan ancaman yang harus dihadapi perusahaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memecahkan yang menjadi rumusan masalah, yaitu : menganalisis faktor – faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi perusahaan, serta menentukan strategi pemasaran pada PT. PIMS dengan menggunakan analisis SWOT.

Penelitian ini dilakukan di PT. Putra Indo Mandiri Sejahtera, Berastagi, dengan metode penelitian deskriptif dengan paradigm penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan hasil dari observasi, studi dokumentasi serta wawancara dengan informan penelitian, yaitu manajer, karyawan dan konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis IFAS, EFAS, dan Matriks SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gundaling Farm dapat melaksanakan strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT yaitu, 1) mempertahankan dan meningkatkan mutu produk, 2) memperluas wilayah distribusi, 3) menambha variasi produk, 4) mempertahankan Gundaling Farm sebagai tujuan agrowisata, 5) membangun hubungan baik antara pemimpin dan karyawan, 6) memberi pelatihan kepada karyawan, 7) meningkatkan produksi produk, 8) meningkatkan promosi, 9) mempertahankan harga produk, 10) membuat inovasi produk, 11) membuat fitur menarik bagi pengunjung, 12) meningkatkan kualitas karyawan, 13) membangun hubungan baik dengan konsumen, 14) meningkatkan produksi susu sapi.


(15)

ABSTRACT

SWOT ANALYSIS IN DETERMINING THE MARKETING STRATEGY OF DAIRY PRODUCTS

AT PT. INDO PUTRA MANDIRI SEJAHTERA Name : Rima Switha

NIM : 110907072

Departement : Science of Business Adminitration Faculty : Science of Social and Political Advisor :Drs. Posma Lumban Raja, M.Si

PT. Indo Putra Mandiri Sejahtera (PT. PIMS) need to recognize and understand themselves to be ready to face as well as his company won the competition with a competitor. The determination of these strategies can be done with a SWOT analysis to determine what the strengths and weaknesses of the company, as well as the opportunities and threats that must be faced by the company.

The aim of this study is to solve the problem formulation, namely: analyzing factors - factors that are strengths, weaknesses, opportunities, and threats for the company, as well as determining the marketing strategy at PT. PIMS using SWOT analysis.

This research was conducted at PT. Indo Putra Mandiri Sejahtera, Berastagi, with descriptive research method with qualitative research paradigm. Data in this study were obtained from the primary data and the results of observation, documentation studies and interviews with informants research, namely managers, employees and consumers. This research was conducted by using the method of analysis of IFAS, EFAS, and SWOT Matrix.

The results showed that Gundaling Farm can implement a strategy that results from the SWOT analysis, namely, 1) maintaining and improving the quality of products, 2) expand the distribution area, 3) menambha variety of products, 4) maintain Gundaling Farm as agro-tourism destination, 5) build good relations between leaders and employees, 6) provide training to employees, 7) increases the production of products, 8) improve the promotion, 9) maintain product prices, 10) making product innovation, 11) makes an attractive feature for visitors, 12) to improve the quality of employees, 13 ) to build good relationships with consumers, 14) to increase milk production.


(16)

Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan bisnis di Indonesia yang kompetitif memaksa pelaku usaha untuk lebih memperhatikan dan mampu memprediksi perubahan lingkungan bisnis yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan. Semua perusahaan besar maupun kecil menginginkan agar seluruh kegiatan usahanya berjalan dengan lancar guna terciptanya kondisi usaha yang stabil dan dinamis, sehingga tujuan perusahaan untuk memperoleh laba, mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasarnya dapat tercapai. Salah satu langkah yang harus ditempuh perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut adalah meningkatkan kegiatan pemasaran.

Dasar dari bisnis adalah pemasaran (Irawan, dkk, 1996). Istilah pemasaran

(marketing) didefinisikan oleh Asosiasi Pemasaran Amerika sebagai pelaksanaan

dari kegiatan dunia usaha yang mengarahkan arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen atau pemakai (Vernon dan John, 1996). Setiap aktifitas pemasaran dapat terjadi apabila ada pasarnya yang hanya terbentuk jika ada pembeli, penjual, produk atau jasa, harga yang disepakati, dan ada suatu pertukaran. Dan tujuan dari setiap jenis usaha adalah konsumen.

Dalam usaha untuk memperoleh laba, perusahaan harus menjalankan konsep pemasaran berorientasi kepada konsumen. “Pemasaran adalah semua kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya melalui proses pertukaran” (Irawan dan Faried Wijaya, 1996).” Menjadi hal


(17)

penting bagi pemasar untuk menciptakan produk apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga dapat menumbuhkan permintaan akan produk tersebut. Dengan demikian, produsen seolah dipaksa untuk mengikuti dan menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen untuk tetap mempertahankan pasar yang telah dimilikinya. Dalam bukunya, Vernon dan John (1996) mendifinisikan pemasaran sebagai kegiatan pemilihan produk, penjualan, penentuan harga, promosi, hingga saluran distribusi, dan distribusi fisik. Dari seluruh rangkaian kegiatan pemasaran tersebut, jelas bahwa pemasaran bukan merupakan sebuah kegiatan yang mudah untuk dilakukan karena berhubungan dengan mengidentifikasi produk apa yang dibutuhkan masyarakat. Untuk itu diperlukan perencanaan yang sangat matang bagi perusahaan mulai dari tahap penentuan produk apa yang akan diciptakan hingga menentukan strategi pemasaran.

Persaingan terus meningkat sepanjang waktu. Diantaranya disebabkan oleh pesaing yang semakin bertambah, volume produk yang beredar dipasar semakin meningkat, dan juga perkembangan teknologi. Pesaing itu adalah perusahaan – perusahaan yang memuaskan kebutuhan pelanggan yang sama. Produsen harus mampu mengidentifikasi para pesaing utamanya dan harus mengetahui dengan pasti kekuatan dan kelemahan perusahaannya. Keadaan ini menciptakan kompetisi diantara produsen untuk memenangkan dan menjadi pemimpin pasar. Dengan adanya persaingan tersebut, maka strategi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dimiliki perusahaan. Setiap bisnis harus merancang strategi untuk mencapai tujuannya (Kotler 2007 : 68). Dalam hal ini, perusahaan dituntut untuk cermat dalam mengamati, mengantisipasi dan


(18)

menganalisa reaksi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan internal (kekuatan dan kelemahan) untuk menciptakan strategi pemasaran yang tepat dalam memasarkan produknya. Kesalahan dalam mengambil keputusan bisnis dapat menyebabkan perusahaan kalah dengan kompetitor.

Pendekatan dalam merumuskan strategi pemasaran yang tepat dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan internal dalam mengantisipasi peluang dan ancaman eksternal adalah melalui analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,

Oppurtunities, dan Threats) yang dicetuskan oleh Albert Humprey.

Melalui analisis SWOT, perusahaan dapat mengembangkan sasaran spesifik untuk suatu periode perencanaan (Kotler dan Keller, 2007). Sasaran yang ingin dicapai dari sebagian unit bisnis adalah laba, pertumbuhan penjualan, peningkatan pangsa pasar, dan inovasi serta reputasi. Pencapaian tersebut dilakukan dengan menggunakan strategi yang telah dirancang dan dikembangkan perusahaan dalam membangun pasarnya.

Kekuatan dan kelemahan sebuah perusahaan dapat berubah setiap waktu karena jaman yang juga terus berubah. Karena itu, evaluasi terhadap kekuatan dan kelemahan harus dilakukan secara periodik untuk melihat posisi perusahaan tersebut dibanding pesaing. Apakah sebagai pemimpin pasar, penantang pasar, ataupun pengikut pasar. Keberhasilan perusahaan dalam memenangkan pasar bukan hanya terletak pada kekuatan pada aspek tertentu yang dimiliki perusahaan tersebut melainkan kecermatan pemasar dalam memanfaatkan dan meraih peluang sesuai dengan kekuatan yang dimilikinya, ataupun dengan mempetimbangkan peluang yang lebih baik dengan memanfaatkan kekuatan tertentu.


(19)

PT. Putra Indo Mandiri Sejahtra (PIMS) yang berlokasi di Desa Jaranguda, Berastagi, Sumatera Utara, merupakan unit bisnis yang bergerak dalam bidang peternakan sapi perah dan pengolahan susu sapi perah melalui proses pasteurisasi. Produk olahan susu yang dihasilkan perusahaan ini terdiri dari beberapa variasi produk, seperti : susu murni, susu rasa dan yoghurt. Berdasarkan data Direktori Perusahaan Industri di Sumatera Utara (www.kemenperin.go.id), perusahaan yang juga dikenal dengan sebutan Gundaling Farm ini merupakan satu – satunya produsen susu pasteurisasi di Berastagi dan bahkan di Sumatera Utara.

Kegiatan bisnis oleh perusahaan ini berorientasi kepada penjualan yang dilakukan dengan menyebar produknya ke outlet yang dipercaya di wilayah Berastagi dan Medan. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tingkat produksi olahan dan penjualan produk tersebut adalah bahan baku utama, yaitu volume hasil pemerahan susu sapi.

Tabel 1.1

Perah dan Produksi Susu Sapi PT. PIMS Tahun 2014 Total

Pemerahan Susu (Liter)

Hasil Produksi / Olahan Susu Sapi Dalam bentuk kemasan Susu Murni 500mL Susu Murni 1Liter Susu Rasa Cup 180mL (Coklat, Strawberry, dan Mocca) Susu Rasa 1 Liter Yoghurt (Liter)

Januari 15633 7618 105 9716 1481 700

Februari 15381 10632 25 12090 1210 500

Maret 17114 15510 45 5479 1329 0

April 14993 11878 55 12314 1848 0

Mei 16503 9580 120 11244 2881 1000

Juni 15415 8680 170 14165 3595 400

Juli 15280 7791 175 12080 3324 1300

Agustus 17073 7049 275 9792 3242 1900

September 16141 8298 65 12624 2817 1300

Oktober 16389 8087 40 11953 1915 1300

November 14166 8928 59 9777 3087 400


(20)

Berdasarkan data pada Tabel 1.1, rata – rata produksi susu yang akan digunakan sebagai bahan baku ada sebanyak 500 liter per hari. Jumlah sapi yang dimiliki PT. PIMS saat ini sebanyak 230 ekor sapi perah. Namun hanya 64 ekor sapi yang siap diperah. Menurut Tatan Sudrajat selaku ahli perah di Gundaling

Farm (2015), produksi susu sapi perah setiap ekor saat ini mengalami penurunan.

Satu ekor sapi hanya mampu menghasilkan susu dengan rata – rata 10 hingga 12 Liter per hari, dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya yang mampu menghasilkan 15 hingga 16 Liter per hari. Dengan demikian, Gundaling Farm memproduksi produk olahan berdasarkan stok yang tersedia dan bergantung kepada pemesanan dari agen.

Menganalisa aspek yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dari perusahaan ini dapat menjadi landasan perusahaan dalam mengenali dirinya, memanfaatkan peluang, dan meminimalkan ataupun menghindari ancaman yang akan terjadi dalam seluruh kegiatan pemasaran produk. Penentuan strategi pemasaran ini adalah penting untuk menciptakan ataupun mempertahankan kualitas produk yang menjadi keinginan dan kebutuhan konsumen.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran pada PT. Putra Indo Mandiri Sejahtera (PIMS), Berastagi”


(21)

1.2 Rumusan Masalah

Dalam kompetisi bisnis yang kian meningkat dibutuhkan “taktik” dalam menghadapi kompetitor untuk mempertahankan bahkan memenangkan persaingan. Walaupun dalam kenyataannya PIMS merupakan produsen susu pasteurisasi satu – satunya diwilayah Berastagi – Sumatera Utara, penentuan strategi pemasaran bagi perusahaan merupakan suatu keharusan untuk persiapan dalam menghadapi persaingan dengan kompetitor yang kehadirannya tidak terduga. Perusahaan harus mampu “mencari” dan “menjemput” konsumennya dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada. Untuk itu perusahaan juga harus mengetahui dan mengenali lingkungan eksternal dan internal perusahaan.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apa yang menjadi kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman bagi PT. PIMS dalam mengembangkan perusahaannya?

2. Bagaimana menentukan strategi pemasaran PT. PIMS dengan analisis SWOT?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis faktor - faktor yang menjadi kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman bagi PT. PIMS dalam mengembangkan perusahaannya.

2. Menentukan strategi pemasaran pada PT. PIMS dengan menggunakan analisis SWOT.


(22)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dan sebagai bahan evaluasi bagi perusahaan dalam menentukan strategi pemasaran.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi serta pengetahuan bagi siapa saja yang ingin menggunakan analisis SWOT sebagai penentu strategi pemasaran dalam penelitiannya.


(23)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Strategi

2.1.1.1 Pengertian Strategi

Pimpinan suatu organisasi, setiap hari berusaha mencari kesesuaian antara kekuatan internal perusahaan dan kekuatan eksternal (peluang dan ancaman) suatu pasar. Kegiatannya meliputi pengamatan persaingan, peraturan, tingkat inflasi, siklus bisnis, keinginan dan harapan konsumen, serta faktor – faktor lain yang dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman. Dalam hal ini, seorang pemimpin organisasi perlu menentukan “taktik” permainan sebuah perusahaan dalam memenangkan persaingan.

Strategi merupakan rumusan perencanaan tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan lintas – fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapi tujuannya ( Fred R. David 2009). Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing. Secara umum, pengertian strategi merupakan proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana tujuan tersebut dapat tercapai. Pengertian strategi menurut Chandler (1962) yang dialih bahasakan oleh Freddy Rangkuti yaitu : strategi merupakan alat untuk mencapai


(24)

tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya (2014 : 3). Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. itu.

2.1.1.2 Konsep Strategi

Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep lain yag berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep – konsep tersebut adalah sebagai berikut :

a. Distinctive competence

Suatu perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing dipandang sebagai perusahaan yang memiliki

“Distinctive Competence”. Konsep ini menjelaskan kemampuan spesifik

suatu organisasi. Menurut Day dan Wensley (1988) dalam buku Freddy Rangkuti (2014), identifikasi distinctive competence dalam suatu organisasi meliputi keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumber daya. Dua faktor tersebut dapat menyebabkan perusahaan tersebut dapat lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Keahlian sumber daya manusia yang tinggi muncul dari kemampuan membentuk fungsi khusus yang lebih efektif dibandingkan dengan pesaing. Dengan memiliki kemampuan melakukan riset pemasaran yang lebih baik, perusahaan dapat mengetahui secara tepat semua keinginan konsumen sehingga dapat menyusun strategi pemasaran yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Semua kekuatan tersebut dapat diciptakan melalui penggunaan seluruh


(25)

potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan, seperti peralatan dan proses produksi yang canggih, penggunaan saluran distribusi cukup luas, penggunaan sumber bahan baku yang tinggi kualitasnya, dan penciptaan

brand image yang positif. Semua itu merupakan keunggulan –

keunggulan yang dapat diciptakan untuk memperoleh keuntungan dari pasar dan mengalahkan pesaing.

b. Competitive Advantage

Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar. Menurut Porter, ada tiga strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing, yaitu : Cost leadership, Diferensiasi, dan Fokus. Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibanding dengan pesaingnya jika dia dapat memberikan harga jual yang lebih murah daripada harga yang diberikan oleh pesaingnya dengan nilai/kualitas produk yang sama. Harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh perusahaan karena memanfaatkan skala ekonmis, efisiensi produksi, penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku, dan sebagainya.


(26)

2.1.1.3 Tipe Strategi

Strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis.

a. Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakuakan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.

b. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan, kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya.

c. Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi – fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi – strategi yang berhubungan dengan keuangan.


(27)

2.1.2 Pemasaran

2.1.2.1 Pengertian Pemasaran

Keberhasilan keuangan sering tergantung pada kemampuan pemasaran. Operasi keuangan, akunting, fungsi bisnis lainnya sesungguhnya tidak berarti kalau tidak ada permintaan akan produk dan jasa sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba. Dengan kata lain, kegiatan pemasaran merupakan proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba dan merupakan suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi, dan mendistribusikan barang – barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan pemasaran.

Pemasaran yang terampil adalah tujuan yang tidak pernah berhenti dikejar (Kotler dan Keller, 2007). Program pemasaran dimulai dengan sebuah ide tentang produk baru, dan tidak berhenti sampai keinginan konsumen benar – benar terpuaskan. Pemasaran juga merupakan proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produkyang bernilai kepada pihak lain. Menurut definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual produk. Produsen harus melakukan identifikasi dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan menciptakan produk yang diharapkan konsumen. Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisia, pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa.


(28)

Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial (Freddy Rangkuti 2014). Oleh karena itu, masing – masing individu ataupun kelompok memiliki kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.

Ada tujuh fungsi pemasaran (function of marketing) pokok : (1) analisis konsumen, (2) penjualan produk/jasa, (3) perencanaan produk dan jasa, (4) penetapan harga, (5) distribusi, (6) riset pemasaran, (7) analis peluang. Memahami fungsi – fungsi ini membantu para penyusun strategi mengidentifikasi serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan pemasaran (Fred R. David 2009).

1. Analisis konsumen adalah pengamatan dan evaluasi kebutuhan, hasrat, dan keinginan konsumen, yang melibatkan pengadaan survey konsumen, penganalisisan informasi konsumen, pengevaluasian strategi posisi pasar, pengembangan profil konsumen, dan penentuan strategi segmentasi pasar yang optimal. Pembeli, penjual, distributor, tenaga penjualan, manajer, penjual grosir, peritel, pemasok, dan kreditor semuanya dapat berpartisipasi dalam proses pengumpulan informasi untuk mengidentifikasi secara tepat keinginan dan kebutuhan konsumen.

2. Penjualan Produk/jasa

Penerapan strategi yang berhasil umumnya bergantung pada kemampuan sebuah organisasi untuk menjual produk atau jasa tertentu. Penjualan meliputi banyak aktivitas pemasarn, seperti iklan,


(29)

promosi, penjualan, publisitas, penjualan perorangan, manajemen tenaga penjualan, hubungan konsumen, dan hubungan dealer.

3. Perencanaan produk dan jasa

Perencanaan produk dan jasa meliputi berbagai aktivitas seperti uji pemasaran, pemosisian produk dan merk, pemanfaatan garansi, pengemasan, penentuan pilihan produk, fitur produk, gaya produk, kualitas produk, dan penyediaan layanan konsumen. Perencanaan produk dan jasa terutama penting jika sebuah perusahaan melakukan pengembangan atau diversifikasi produk. Salah satu teknik perencanaan produk dan jasa yang terefektif adalah uji pemasaran yang memungkinkan sebuah organisasi untuk menguji rencana – rencana pemasaran alternatif dan meramalkan penjualan produk baru. Uji pemasaran memungkinkan organisasi untuk menghindari kerugian substansial dengan menunjukkan produk yang lemah serta pendekatan pemasaran yang tidak efektif sebelum produksi skala besar dimulai. 4. Penetapan harga

Lima pemangku kepentingan mempengaruhi keputusan penetapan harga (pricing) : konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan pesaing. Para penyusun strategi harus melihat harga baik dari perspektif jangka pendek maupun jangka panjang, karena pesaing dapat menyalin perubahan harga dengan relatif mudah


(30)

5. Distribusi

Distribusi mencakup penggudangan, saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat ritel, wilayah penjualan, tingkat dan lokasi persediaan, kurir transportasi, penjualan grosir, dan ritel.

6. Riset pemasaran

Riset pemasaran adalah pengumpulan, pencatatan, dan penganalisisan data yang sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan pemasaran barang dan jasa. Riset pemasaran dapat mengungkapkan kekuatan dan kelemahan yang penting, dan periset pemasaran menggunakan berbagai skala, instrument, prosedur, konsep, dan teknik untuk mengumpulkan informasi

7. Analisis peluang

Analisis peluang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat, dan risiko yang terkait dengan keputusan pemasaran.

2.1.2.2 Unsur-Unsur Utama Pemasaran

Menurut Freddy Rangkuti (2014), unsur utama pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama, yaitu :

a. Unsur Strategi Persaingan • Segmentasi pasar

Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing – masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk, dan bauran pemasaran tersendiri. Segmentasi


(31)

pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok pembeli yang memiliki kebutuhan, karakterisrik, atau perilaku berbeda.

Targeting

Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen

pasar yang akan dimasuki. • Positioning

Positioning adalah penetapan posisi pasar. Tujuan positioning ini

adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keinggulan bersaing produk yang ada dipasar kedalam benak konsumen. b. Unsur Taktik Pemasaran

Terdapat dua unsur taktik pemasaran, yaitu :

Diferensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi

pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain.

• Bauran Pemasaran, yang berkaitan dengan kegiatan – kegiatan mengenai produk, harga, promosi, dan tempat.

c. Unsur Nilai Pemasaran

Nilai pemasaran dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

Brand atau merek, yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau


(32)

Service atau pelayanan, yaitu nilai yang berkaitan dengan

pemberian jasa pelayanan kepada konsumen. Kualitas pelayanan kepada konsumen ini perlu terus menerus ditingkatkan.

• Proses, yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam proses memuaskan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung

2.1.2.3 Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah memahami dan menanggapi apa yang diinginkan pasar dengan menemukan produk yang tepat bagi pelanggan ataupun calon pembeli. Berbeda dengan konsep penjualan yang menjual produk tanpa mengetahui keinginan pasar. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih (Kotler dan Keller 2007). Konsep pemasaran inti adalah menciptakan produk/jasa yang bernilai dan berkualitas sesuai keinginan, kebutuhan, dan permintaan konsumen sehingga terjadi pertukatan dan transaksi antara produsen dan konsumen.


(33)

2.1.3 Strategi Pemasaran

Satu unsur penting dalam proses pemasaran adalah rencana dan strategi pemasaran kreatif yang dapat memandu kegiatan pemasaran. Strategi adalah suatu rencana permainan untuk mencapainya (Kotler dan Keller 2007). Pengembangan strategi pemasaran yang tepat sepanjang waktu membutuhkan campuran antara disiplin dan fleksibilitas. Perusahaan harus setia dalam menerapkan strategi, tetapi harus juga menemukan cara – cara baru untuk terus memperbaikinya. Strategi pemasaran juga menuntut pemahaman yang jelas bagaimana pemasaran bekerja. Perusahaan harus mengetahui apa yang harus dibuat dan pasar akan membeli produk tersebut dengan jumlah yang cukup banyak sehingga perusahaan menghasilkan laba. Perusahaan level bisnis akan bersaing dengan 3 elemen bisnis, yakni sumberdaya, aktivitas, dan produk (M. Taufiq Amir 2011). Sebuah perusahaan dapat unggul bila ketiga hal ini memberikan sebuah “tawaran nilai (value proposition)” yang penting bagi konsumen, dan perusahaan dapat berbeda atau menonjol dibandingkan pesaing industri yang sama. Dalam hal ini, aktivitas perusahaan sangat menentukan dalam memenangi persaingan untuk menghasilkan nilai sebuah produk yang ditawarkan.

Bagian dari penentuan strategi pemasaran adalah adanya perencanaan. Perencanaan adalah penyusunan rangkaian tindakan secara berurut untuk mencapai tujuan secara menyeluruh, mulai dari pemilihan dan penentuan cara yang akan ditempuh, serta usaha yang dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi – kondisi internal dan


(34)

eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Untuk itu, perusahaan perlu memiliki banyak informasi mengenai lingkungan eksternal dan internal perusahaan untuk dapat menyusun dan mengambil langkah yang tepat.

Persaingan perusahaan adalah perlombaan untuk memahirkan kompetensi serta untuk memperoleh posisi pasar dan pengaruh pasar (Freddy Rangkuti 2014). Dalam menghadapi persaingannya, setiap perusahaan membutuhkan strategi untuk mencapai tujuannya yaitu memenangkan pasar. Strategi pemasaran bertujuan untuk meningkatkan kinerja melalui penggunaan substrategi seperti segmentasi, positioning, dan targeting, peningkatan layanan purna jual, rancangan penyerahan khusus, dan pengembangan segmen pasar yang baru (M. Taufiq Amir 2012). Langkah yang dilalui dengan strategi STP tersebut adalah mengidentifikasi dan mengembangkan profil setiap segmen, membuat ukuran daya tarik pasar, dan membuat positioning untuk segmen pasar.

Penentuan strategi tersebut dilakukan melalui proses analisis, perumusan, implementasi, dan evaluasi strategi – strategi itu. Proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus, menganalisis situasi untuk mengetahui isu yang sedang terjadi, dam memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah.

Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor – faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan serta pengembangan visi dan misi perusahaan.


(35)

Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan cepat sehingga melahirkan berbagai peluang dan ancaman baik dari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yang senantiasa berubah. Konsekuensi perubahan faktor eksternal tersebut juga mengakibatkan perubahan faktor internal perusahaan, seperti perubahan terhadap kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki perusahaan. Isu – isu perumusan strategi mencakup penentuan bisnis yang akan dimasuki, bisnis apa yang akan dijalankan, bagaimana mengalokasikan sumberdaya, perlukan ekspansi dilakukan, perlukan merger atau penggabungan usaha, dan bagaimana menghindari pengambilalihan yang merugikan. Keputusan perumusan strategi mendorong suatu organisasi untuk komit pada produk, pasar, sumberdaya, dan teknologi.

Implementasi adalah sejumlah total aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan sebuah perencanaan strategis. Implementasi strategi merupakan proses berbagai strategi dan kebijakan yang berubah menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Implementasi atau penerapan strategi merupakan aspek kritis yang difokuskan pada rangkaian aktivitas bagaimana perusahaan mengelola program, menerjemahkan program, serta menciptakan berbagai prosedur dan aturan untuk memastikan proses penerapan. Untuk memulai proses implementasi, para perencana strategic perlu mempertanyakan hal mengenai siapa yang akan menjalankan perencanaan strategis, apa yang harus dilakukan mencapai arah yang telah ditentukan, dan bagaimana orang yang terlibat bisa bekerja dengan sukses.


(36)

Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis. Manajer harus tahu kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan dengan baik. Tiga aktivitas penilaian atau evaluasi strategi yang mendasar adalah (1) peninjauan ulang faktor – faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini, (2) pengukuran kinerja, dan (3) pengambilan langkah krektif. Penilaian strategi dilakukan karena apa yang berhasil saat ini belum tentu berhasil dimasa yang akan datang. Maka dari itu, ketika melaksanakan strategi, perusahaan perlu menelusuri hasilnya dan memantau perkembangan baru. Proses penilaian strategi memastikan bahwa perusahaan sedang mencapai apa yang telah ditetapkan untuk dicapai. Proses evaluasi membandingkan kinerja dengan hasil yang diinginkan dan memberikan umpan balik yang diperlukan bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi hasil – hasil yang diperoleh dan mengambil tindakan perbaikan bila diperlukan.

2.1.4 Pengertian Analisis SWOT

Kegiatan analisis merupakan proses yang paling penting dalam memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus dan mengetahui isu yang terjadi untuk memutuskan tindakan yang akan dilakukan dalam pemecahan masalah. Proses analisis dapat dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap perusahaan dan memanfaatkannya untuk perumusan strategi.

SWOT adalah singkatan untuk Strengths atau kekuatan, Weaknesses atau kelemahan, Oppurtunities atau peluang, dan Threats atau ancaman.


(37)

Teori analisis SWOT merupakan teknik ataupun alat untuk merumuskan strategi dan kebijakan bagi perusahaan dengan melakukan pemantauan terhadap lingkungan pemasaran internal dan eksternal. Menurut Kotler dan Keller (2007), evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman disebut Analisis SWOT. Hasil dari analisis lingkungan internal adalah daftar atas kelemahan dan kekuatan perusahaan. Mengidentifikasi serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasional dalm wilayah – wilayah fungsional suatu bisnis merupakan sebuah aktivitas manajemen strategis yang esensial. Organisasi berjuang untuk menjalankan strategi yang mampu menngandakan kekuatan internal sekaligus meniadakan kelemahan. Faktor – faktor internal dapat ditentukan dengan sejumlah cara, termasuk menghitung rasio, mengukur kinerja, dan membandingkan dengan pencapaian masalalu dan rata – rata industri. Sedangkan hasil dari analisis lingkungan eksternal adalah daftar atas peluang dan ancaman. Peluang dan ancaman eksternal menunjukkan pada berbagai trend an kejadian ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan hidup, politik, hokum, pemerintah, teknologi, dan kompetitif yang dapat secara signifikan menguntungkan atau merugikan suatu organisasi dimasa yang akan datang. Sebagian besar peluang dan ancaman berada diluar kendali suatu organisasi.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Freddy Rangkuti (2014). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.


(38)

Proses analisis ini akan menghasilkan perbandingan antara lingkungan internal dan eksternal.

2.2Peneliti Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu

No Peneliti Tahun Judul Hasil Penelitian

1 Muhammad

Reza Yusa 2011

Analisis strategi pengembangan usaha pada E-COFARM, Kampus IPB

darmaga Bogor

Dari analisis SWOT yang dilakukan terdapat beberapa strategi alternatif yang bisa diterapkan, yaitu :

mempertahankan mutu produk, memperluas wilayah distribusi,

memanfaatkan skim kredit dalam meningkatkan kapasitas usaha, memperbaiki kemasan produk, meningkatkan kualitas SDM, dan pengelolaan keuangan perusahaan.

2 Sri Yati

Prawitasari 2010

Analisis SWOT Sebagai Dasar Perumusan Strategi Pemasaran Berdaya Saing

Analisis faktor eksternal ditentukan dengan menilai besar peluang serta ancaman yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor yang

mempengaruhinya antaralain pengaruh kebijakan pemerintah, perluasan pasar, produk pengganti, kemampuan perusahaan untuk menjalin kerjasama, kondisi

perekonomian, serta persaingan.

3 Nur Afrilita

T. 2013

Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Sepeda Motor Pada Pt. Samekarindo Indah

PT. Samekarindo Indah memiliki kekuatan

diantanya adalah merupakan main dealer produk Suzuki


(39)

Di Samarinda se- Kaltim, berpengalaman dalam bisnis jasa penjualan sepeda motor Suzuki, harga produk bersaing, memiliki produk unggulan, dan memiliki lokasi outlet yang strategis.

5 Choirunnisak 2012

Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pemasaran Produk Tabungan Pada Bmi

Cabang Pembantu Magelang

Strategi pemasaran

khususnya pemasaran produk tabungan yang diterapkan oleh BMI Cabang Pembantu Magelang meliputi beberapa strategi, yakni strategi jemput bola, membangun jaringan, memberikan servise excellent, dan memberikan fasilitas yang memuaskan untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasan nasabah, sehingga nasabah yang ada tidak akan lari dari bank.

6 Hanna

Nuariputri 2010

Analisis SWOT Terhadap Penetapan Strategi Pemasaran Pada Pt. Kusumahadi Santosa Di Karanganyar (Studi Pada Divisi Pemasaran I Lokal)

Berdasarkan analisis SWOT, diketahui bahwa PT. Kusumahadi Santosa berada pada posisi Strength

– Opportunity (SO), dimana

PT. Kusumahadi Santosa berada pada tahap Growth

Strategy (Tahap

Pertumbuhan ) dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif (Descriptive Research) dengan Paradigma Penelitian Kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subjek berupa individu, organisasional, industry atau perspektif yang lain.

Penelitian deskriptif membantu peneliti untuk menjelaskan karakteristik subjek yang diteliti, mengkaji berbagai aspek dalam fenomena tertentu, dan menawarkan ide masalah untuk pengujian atau penelitian lanjutannya (Sekaran, 2003).

Paradigma Penelitian Kualitatif merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci.

3.2 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah PT. Putra Indo Mandiri Sejahtera (PIMS), Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2015.


(41)

3.3 Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti membutuhkan kontribusi dari banyak informan untuk memperoleh data yang valid. Informan penelitian terdiri dari beberapa macam yaitu informan kunci, informan utama dan informan tambahan. Informan kunci adalah informan yang memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam melakukan penelitian. Informan utama adalah informan yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.

Pengumpulan data pada penelitian ini, Peneliti menggunakan informan kunci yaitu Pemilik Perusahaan, manajer dan juga karyawan yang mempunyai pengetahuan mendalam mengenai perusahaan tersebut. Dan informan utama yaitu karyawan dan pembeli. Dalam penelitian ini, karyawan dapat menjalankan dua fungsi, yaitu sebagai Informan Kunci dan Informan Utama.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer. Data primer merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung antara pengumpul data dan sumber data. Oleh sebab itu, untuk mendapat data yang akurat, maka pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode:

1. Wawancara

Wawancara merupakan proses untuk memperoleh informasi dengan cara melakukan tanya jawab dengan informan atau pihak-pihak yang terkait. Pada penelitian ini pihak – pihak tersebut adalah manajer dan staf perusahaan, serta konsumen ataupun agen produk PT. PIMS.


(42)

2. Observasi

Observasi merupakan proses pengumpulan data dimana peneliti memeriksa kegiatan-kegiatan suatu subyek atau sifat suatu bahan tanpa berusaha mendapatkan tanggapan dari siapapun.

3. Studi Dokumentasi

Dengan mengumpulkan data dan informasi dari buku – buku, jurnal, internet, dan skripsi yang berkaitan dengan penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data yaitu proses yang berkaitan dengan pengujian data menggunakan teknis statistik tertentu, dimana hasil dari pengujian tersebut digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah Analisis SWOT yang membandingkan antara faktor eksternal perusahaan yaitu peluang dan ancaman serta faktor internal perusahaan yaitu kekuatan dan kelemahan (Freddy Rangkuti 2014)

3.5.1 Model Analisis SWOT atau TOWS

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Faktor internal dimasukkan kedalam matriks yang disebut matriks faktor strategi internal atau IFAS (Internal strategic Factors Analysis Summary). Faktor eksternal dimasukkan kedalam matriks yang disebut matriks faktor strategi eksternal (External strategic Factor Analysis Summary).


(43)

Data internal perusahaan dapat diperoleh didalam perusahaan itu sendiri, seperti : Laporan keuangan (Neraca, Laba – Rugi, Cash-Flow, Struktur pendanaan), Laporan kegiatan SDM (Jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalama, gaji, turn-over), Laporan kegiatan operasional, laporan kegiatan pemasaran. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan, seperti : Analisis pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas, analisis pemasok, analisis pemerintah, dan analisis kelompok kepentingan tertentu.

3.5.2 Matriks IFAS

Proses identifikasi kekuatan internal memberikan kesempatan lebih luas bagi para partisipan untuk memahami bagaimana pekerjaan, departemen, dan divisi mereka dapat berfungsi secara tepat. Setelah faktor – faktor strategi internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS disusun untuk merumuskan faktor – faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength and Weakness perusahaan.

Tabel 3.1 Matriks IFAS

Faktor – faktor Strategi Internal

Bobot Rating Bobot x Rating Komentar KEKUATAN : Jumlah KELEMAHAN : Jumlah X X X X X X X X TOTAL

Sumber : Freddy Rangkuti (2014)

3.5.3 Matriks EFAS

Mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang dan ancaman eksternal memampukan organisasi untuk mengembangkan suatu misi yang jelas, merancang strategi guna mencapai tujuan jangka panjang, dan mengembangkan berbagai


(44)

kebijakan untuk meraih tujuan tahunan. Sebelum strategi diterapkan, perencanaan strategi harus menganalisis lingkungan eksternal untuk mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan ancaman. Setelah itu dapat dibuat matriks faktor strategi eksternal. Matriks EFAS memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintah, hokum, teknologi, dan kompetitif.

Tabel 3.2 Matriks EFAS

Faktor – faktor Strategi Eksternal

Bobot Rating Bobot x Rating Komentar PELUANG : Jumlah ANCAMAN : Jumlah X X X X X X X X TOTAL

Sumber : Freddy Rangkuti (2014)

3.5.4 Matriks SWOT atau TOWS

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam perumusan strategi dengan menggunakan Matriks SWOT atau Matriks TOWS. Matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor – faktor strategis perusahaan dan sebagai alat pencocokan yang dapat membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi: SO (kekuatan – peluang), strategi WO (kelemahan – peluang), strategi ST (kekuatan – ancaman), dan strategi WT (kelemahan – ancaman). Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatandan kelemahan yang


(45)

dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis. Tabel 3.3 Matriks SWOT IFAS EFAS Strengths (S)

Tentukan 5 – 10 faktor – faktor kekuatan internal

Weaknesses (W)

Tentukan 5 – 10 kekuatan internal

Opportunities (O)

Tentukan 5 – 10 faktor peluang eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Threats (T)

Tentukan 5 – 10 faktor ancaman eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman Sumber : Freddy Rangkuti (2014)

a. Strategy SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar – besarnya.

b. Strategy ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman

c. Strategy WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

d. Strategy WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.


(46)

Bab IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. PIMS

Perusahaan ini dirintis sejak tahun 2006 dengan nama PT. Putra Indo Jaya Mandiri yang telah berganti nama menjadi PT. Putra Indo Mandiri Sejahtera pada tahun 2007. Perusahaan yang lebih dikenal dengan Gundaling Farm ini berada di daerah Desa Jaranguda, Berastagi, yang tepatnya beralamat di Jalan Djamin Ginting No.5 Peceren, Berastagi, Kab. Karo, Sumatera Utara. Lokasi perusahaan ini terletak dijalur alternatif Medan – Berastagi dan menjadi satu tujuan wisata bagi pengunjung yang datang ke Berastagi.

Berdirinya perusahaan ini dilatar belakangi oleh adanya ide dan cita – cita Bapak Simon K. Lee (pemilik perusahaan) dengan rekannya Bapak Ir. Petrus Sitepu, Ph.D., untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat Karo secara umum dan bagi keluarga pemilik secara khusus. Berbekal pengalaman dibidang peternakan terpadu oleh Bapak Petrus Sitepu serta dukungan dana dari Bapak Simon K. Lee, pada tahun 2006 dibangun model percontohan pertanian terpadu atau Integrated Farming System, sebagai wujud dari cita – cita tersebut, dengan pemimpin perusahaan pada saat itu adalah Bapak Petrus Sitepu.

Gundaling Farm saat ini menjalankan usaha dibidang pengolahan susu sapi melalui proses pasteurisasi. Sumber bahan baku susu didapat dari peternakan sapi perah yang dikelola sendiri oleh perusahaan. Pada awal


(47)

berdirinya perusahaan ini, Gundaling Farm hanya memiliki sekitar 69 ekor sapi perah yang dikirim dari daerah Jawa, Sukabumi, ke Berastagi, namun hanya 20 ekor sapi yang siap diperah. Dengan potensi tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, jumlah sapi perah dari hasil pengembang biakan hingga saat ini berkisar 230 ekor sapi beserta pedet (anak sapi). Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan para pelaksana perencanaan atas pemilihan lokasi perusahaan ini. Yang terutama adalah faktor sumber daya alam, yaitu sapi perah hanya cocok dengan daerah yang bersuhu dingin ataupun daerah pegunungan. Selain itu, lokasi didirikan jauh dari lingkungan penduduk disebabkan faktor limbah cair dan limbah padat dari sapi yang dapat mengganggu kenyamanan penduduk.

Pada awal produksi, Gundaling Farm dan produk olahannya belum begitu dikenal masyarakat. Hanya masyarakat di daerah Berastagi saja yang mengetahui keberadaan perusahaan dan produk olahan tersebut. Untuk itu, dalam usaha memperkenalkan dan memasarkan produknya di daerah sekitar perusahaan, Gundaling Farm menggunakan sistem penjualan langsung, yakni dengan menjual produknya langsung kepada konsumen tanpa perantara. Penjualan produk olahan susu tersebut dilakukan dengan berkeliling menggunakan mobil box di daerah Berastagi dan desa – desa sekitarnya.

Seiring berjalannya waktu, kinerja perusahaan semakin meningkat dan mampu menghasilkan produk olahan susu sapi perah menjadi beberapa variasi produk, seperti : susu murni, susu rasa dan yoghurt. Produk olahan itu dikemas dengan ukuran yang bervariasi, diantaranya kemasan plastic 500mL, cup 180mL dan botol 1L (liter). Tidak hanya peternakan sapi perah,


(48)

perusahaan juga memiliki peternakan sapi potong. Ini merupakan bagian dari pengembangan bisnis ataupun usaha perusahaan.

Saat ini perusahaan menggunakan sistem penjualan langsung dengan menjual produknya langsung kepada pembeli (pengunjung) dan juga dengan mendistribusikan produknya kepada agen – agen yang telah melakukan kerja sama dengan perusahaan (pemilik) di wilayah Medan dan Berastagi.

4.1.2 Visi dan Misi PT. PIMS

Perusahaan ini berdiri dengan visi : menjadi perusahaan penghasil susu pasteurisasi yang terbaik di Sumatera Utara dengan senantiasa mengutamakan kesehatan dan kepuasan konsumen.

Misi Gundaling Farm adalah menjalankan usaha yang dilandasi dengan kepekaan yang tinggi untuk senantiasa berorientasi kepada pasar atau konsumen, dan kepekaan serta kepedulian untuk senantiasa memperhatikan lingkungan yang dilakukan secara optimal.

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi suatu perusahaan menggambarkan hubungan tanggung jawab dan wewenangan yang ada dalam suatu perusahaan dalam rangka mencapai suatu tujuan. Perusahaan sebagai organisasi membutuhkan adanya suatu pengaturan dan pengalokasian pekerjaan diantara personil dalam perusahaan agar tujuan perusahaan dapat dicapai dengan baik yang dapat digambarkan melalui sebuah struktur organisasi.


(49)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. Putra Indo Mandiri Sejahtera

Berikut ini merupakan uraian tugas dari struktur organisasi :

1. Pemilik

Pemilik usaha memiliki peran dan pengaruh penting bagi kemajuan dan perkembangan perusahaan. Bapak Simon K. Lee sebagai pemilik yang dibantu oleh saudaranya Bapak Darmadi (Pemimpin perusahaan saat ini) memiliki tugas untuk memimpin dan mengelola perusahaan, menyediakan modal, serta menentukan kebijakan untuk mencapai tujuan perusahaan.

2. Pemimpin Perusahaan

Bapak Darmadi sebagai pemimpin perusahaan memiliki tugas mengkoordinasi seluruh kegiatan yang ada dilingkungan perusahaan, baik peternakan, produksi/pengolahan dan juga administrasi. Bapak

Pemilik

Pemimpin

Processing Farm

Administration

Potong

Pemerahan Anggota


(50)

Darmadi juga terlibat langsung dalam pengawasan pemberian pakan ternak, pembersihan kandang, pengumpulan kompos (limbah ternak), dll. Pemimpin perusahaan juga memiliki tugas dalam pengadaan bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi/pengolahan susu sapi, seperti : pasta, gula, cup, botol, sealcup, dan lainnya. Alat dan bahan ini dibeli dari dalam ataupun luarnegeri. Dalam hal pemesanan, pembayaran dan pengirimannya, pemimpin perusahaan dibantu oleh rekan bisnis perusahaan. Tugas pemimpin perusahaan yang lainnya adalah dengan memeriksa keuangan perusahaan, baik pengeluaran dan pemasukan.

3. Administrasi

Karyawan perusahaan dibidang administrasi berjumlah 3 orang dengan satu diantaranya dipilih sebagai koordinator. Tugas pokok karyawan dibidang administrasi adalah mengerjakan seluruh tugas administrasi, seperti pencatatan, surat jalan, invoice, dan pembukuan. Gundaling Farm tidak memiliki departemen pemasaran dan HRD (human resource development) untuk perekrutan tenaga kerja. Oleh karena itu, koordinator bidang administrasi memiliki tugas dan tanggung jawab lebih, yaitu melakukan penjualan langsung dan mengatur pendistribusian barang kepada agen – agen yang ada di sekitar Medan dan Berastagi, serta melakukan seleksi dan pemilihan tenaga kerja.


(51)

4. Farm Coordinator

Pengawasan dibidang peternakan dilakukan oleh satu koordinator, Bapak Tatan Sudrajat, yang telah dipilih perusahaan sejak awal berdirinya perusahaan. Koordinator dan anggota dibidang perah memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengatur dan mengelola unit kerja sapi perah, meliputi pemeliharaan, pengembangan, perawatan, pemberian pakan, pembersihan kandang, dan pemerahan sesuai dengan teknik dan standar yang baku digunakan pada peternakan sapi. Koordinator dan anggota melakukan pengawasan efektivitas pelaksanaan tugas.

5. Processing

Unit processing merupakan bagian pengolahan susu sapi menjadi produk susu murni, susu rasa, dan yoghurt. Tugas koordinator dan setiap anggota dibidang ini adalah mengolah susu yang telah diperah melalui proses pasteurisasi, serta melakukan pengemasan produk sesuai dengan ukuran kemasan. Karyawan pada unit ini memiliki tanggung jawab untuk menjaga kebersihan dan mutu produk.

4.1.4 Produk

Gundaling Farm saat ini menjual produk olahan susu sapi perah jenis FH (friesien holstien). Produksi susu tersebut diolah menjadi beberapa variasi produk, yaitu susu murni, susu rasa dan yoghurt yang dikemas dengan menggunakan plastik, cup dan botol. Setiap produk olahan yang dihasilkan perusahaan ini diolah melalui proses pasteurisasi. Pasteurisasi adalah proses


(52)

mengolah susu murni dengan perlakuan panas yang diberikan pada bahan baku dengan suhu dibawah titik didih yang bertujuan untuk membunuh bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia, memperpanjang daya simpan dan menimbulkan citarasa yang baik (M. Reza 2011). Teknik ini digunakan untuk mengawetkan bahan pangan seperti susu. Beberapa keunggulan dari susu pasteurisasi ini adalah meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh, mengurangi tekanan darah, mencegah osteoporosis, mencegah kanker usus, membantu proses pertukaran zat dalam tubuh, dan sebagai sumber vitamin, lemak dan protein. Bahan pangan yang diolah melalui proses pasteurisasi hanya dapat bertahan 1 sampai 2 hari dalam suhu kamar, dan dapat bertahan selama 1 minggu dalam suhu rendah.

Sebagai perusahaan pengolahan susu yang sedang berkembang, Gundaling Farm berusaha menjaga mutu produknya dengan memperhatikan kegiatan usahanya, mulai dari pemerahan hingga kegiatan pengolahan yang sangat berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan. Sebelum dilakukan pengolahan pada susu sapi, cara pemerahan dan penanganan pasca pemerahan merupakan faktor yang sangat penting dalam menjaga kualitas dan mutu produk. Pemerahan susu sapi Gundaling Farm dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin dan dilakukan sesuai dengan standard ataupun aturan pemerahan. Sesuai dengan kebijakan perusahaan, pemerahan dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pukul 05.30 wib dan 16.30 wib dengan prosedur pemerahan sebagai berikut :

a) Memutar musik lembut sebelum sapi berjalan dari kandang ke tempat pemerahan


(53)

b) Sampai ditempat pemerahan, ambing susu dibersihkan menggunakan kain bersih

c) Sebelum dimasukkan alat pemerahan pada ambing, ambing susu di

stripping untuk mengeluarkan susu pertama agar kuman disekitar ambing

tidak masuk ke dalam alat pemerah

d) Pemerahan dilakukan dengan mesin pemerah lebih kurang 8 – 9 menit e) Setelah selesai pemerahan, volume susu yang ada dalam tabung

penampungan dicatat sebelum dialirkan ke cooling tank (<50c).

Coolingtank merupakan tempat susu diendapkan atau didiamkan selama

beberapa jam sebelum diolah.

f) Setelah selesai pemerahan mesin, ambing susu diperah secara manual untuk mebuang sisa susu yang tertinggal di ambing, kemudian putting dibersihkan

g) Tabung dibersihkan melalui proses pencucian selama 90 menit. 30 menit pertama tabung dibersihkan dengan air dingin, 30 menit kemudian dibersihkan dengan air panas suhu 800C yang telah dicampur soda api kurang dari 1 ons, dan 30 menit terakhir dibersihkan dengan air dingin.

Mulai dari pemerahan hingga penanganan pasca pemerahan tidak dilakukan secara manual melainkan dengan menggunakan mesin. Rataan produksi susu sapi perah pada peternakan Gundaling Farm adalah sekitar 500L per harinya. Dari total tersebut tidak seluruhnya digunakan untuk diolah. Sebagian diberikan kepada pedet (anak sapi) untuk dikonsumsi.


(54)

1) Susu Murni Pasteurisasi

Seluruh susu segar yang sudah diperah, diolah melalui proses pasteurisasi hingga menjadi produk susu murni. Produk ini tidak memiliki campuran zat apapun dalam pembuatannya melainkan hanya dengan proses pasteurisasi. Produk susu murni dari perusahaan ini dikemas dalam kemasan plastic bantal berukuran 500mL yang sudah distandarisasi. Pengemasan susu murni pasteurisasi dilakukan dengan mesin packing/mesin pengemasan.

2) Susu Rasa

Susu rasa merupakan susu murni yang telah ditambahkan gula dan pasta. Produk ini dijual dengan kemasan cup 180mL dan tersedia juga dalam kemasan botol 1L. Susu rasa memiliki tiga varian rasa, yaitu : Rasa cokkat, strawberry dan Mocca. Cara pengemasan bahan pangan merupakan hal yang penting dalam menarik perhatian dan kepercayaan konsumen. Berbeda dengan pengemasan pada produk susu murni, pengemasan jenis produk ini ke dalam kemasan cup dan botol masih dilakukan secara manual.

3) Yoghurt

Yoghurt adalah bahan pangan hasil fermentasi susu oleh bakteri asam laktat yang menghasilkan bentuk menyerupai pudding. Yoghurt mengandung kalori, protein, karbohidrat, dan kalsium yang lebih tinggi dari susu segar dengan kandungan lemak yang lebih rendah. Produk ini dijual dengan kemasan cup 180mL dan kemasan botol 1L. Yoghurt memiliki varian rasa : vanilla, strawberry, blueberry, dan mangga. Pengemasan yoghurt ke dalam kemasan cup dan botol juga dilakukan secara manual.


(55)

Selain cara pengemasan produk, cara penyimpanan bahan pangan selama proses pengolahan dan pada tingkat penjualan merupakan hal yang utama dalam menentukan keamanan dan mutu produk. Untuk menambah daya tahan produk, susu yang telah diolah harus segera disimpan dalam mesin pendingin atau

cool room bersuhu 40c. Dalam menjaga kualitas produk jualannya, Gundaling Farm menyediakan es batu bagi pembeli atau pengunjung yang tidak ingin langsung mengkonsumsi produk susu olahan ini.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk susu oleh konsumen. Diantaranya media massa dan sumber informasi tentang produk tersebut (Yunita 2012). Media adalah alat yang cukup efektif dalam mempengaruhi konsumen dalam menentukan konsumsinya terhadap suatu makanan. Selain Koran dan televisi, perusahaan dapat menjalin kerja sama dengan tenaga kesehatan untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat serta memberikan informasi kepada konsumen tentang manfaat dan kebaikan produk tersebut. Kegiatan ini dapat mempengaruhi tingkat pembelian konsumen terhadap produk perusahaan.

4.1.5 Permodalan

Modal merupakan bagian penting dari suatu usaha. Modal awal pendirian PT. Putra Indo Mandiri Sejahtera merupakan dana pribadi dari pemilik perusahaan, Bapak Simon K. Lee, yang juga memiliki perusahaan bidang pertambangan batu bara di Kalimantan. Modal tersebut berupa investasi peternakan sapi perah jenis FH beserta dengan gedung dan area perusahaan. Berkembangnya peternakan sapi perah dan memberikan


(56)

keuntungan, perusahaan melakukan pengembangan usaha pengolahan susu sapi. Pengolahan susu tersebut dilakukan dengan dukungan teknologi mesin pengolahan susu.

4.1.6 Pemasaran Produk

Sistem pemasaran produk dilakukan dengan memenuhi pesanan dari agen – agen di daerah Berastagi dan Medan. Konsumen utama dari perusahaan ini adalah setiap agen mereka. Pendistribusian biasanya dilakukan 4x dalam seminggu.

Dari sistem penjualan yang dilakukan perusahaan ini, berikut dapat dilihat tingkat penjualan produk olahan susu sapi pada tahun 2014.

Tabel 4.1

Hasil Penjualan Olahan Susu Sapi PT. PIMS Tahun 2014

Sumber : Data Primer diolah

Penjualan terendah terjadi pada bulan Februari dan Juni. Jika dibandingkan dengan hasil produksi dan pengolahan produk pada Tabel 1.1,

NamaBulan HasilPenjualan

Januari 58.523.000

Februari 1.577.000

Maret 70.433.500

April 70.362.500

Mei 72.261.000

Juni 2.880.000

Juli 74.247.000

Agustus 61.651.000

September 69.651.500

Oktober 61.268.500

November 53.428.000


(57)

perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar pada bulan tersebut. Ini menandakan bahwa permintaan untuk susu dan olahannya tidak selalu mengalami peningkatan. Selain usaha meningkatkan produksi susu, tantangan lain yang harus dihadapi perusahaan adalah dengan meningkatkan kegiatan pemasaran dan dengan memperluas wilayah pemasaran.

4.2Penyajian Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan dari hasil wawancara kepada Informan Kunci dan Informan Utama. Informan Kunci yang terlibat dalam pengumpulan data ini difokuskan kepada pihak perusahaan yang mengetahui, berwenang dan memahami secara keseluruhan mengenai seluk beluk serta perkembangan perusahaan, seperti manajer ataupun konsultan. Dan Informan Utamanya adalah pekerja (3 orang yang merupakan koordinator unit) dan pengunjung/pembeli produk olahan susu tersebut (3 orang).

4.3Analisis Data

4.3.1 Identifikasi Lingkungan Perusahaan

Menganalisis lingkungan usaha bertujuan untuk memantau lingkungan usaha. Lingkungan perusahaan mencakup semua faktor, baik faktor internal maupun eksternal perusahaan yang dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan yang diinginkan. Dalam hal ini data yang terkumpul, disusun dan dianalisis untuk kemudian dilakukan pemecahan atas masalah yang diselidiki sehingga memberikan informasi mengenai masalah tersebut.


(58)

A. Analisis Lingkungan Internal Perusahaan

Lingkungan internal merupakan aspek yang ada di dalam perusahaan. Analisis lingkungan internal merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan Gundaling Farm. Aspek internal yang dikaji adalah manajemen, pemasaran, produksi, teknologi, sarana/prasaranan, dan sumber daya manusia.

a. Manajemen

Perusahaan yang baik dapat diciptakan melalui fungsi manajemen yang dijalankan dengan baik pula. Aspek manajemen yang dikaji meliputi perencanaan, pengorganisasian, budaya/iklim kerja, dan pengendalian.

1) Perencanaan

Visi dan misi perusahaan merupakan gambaran perencanaan jangka panjang sebagai wujud dari cita – cita, harapan dan tujuan perusahaan dimasa yang akan datang. Secara umum, Gundaling Farm belum melakukan perencanaan sebagaimana harusnya. Hal ini terlihat dari belum adanya perencanaan usaha yang tersusun jelas dan tertulis untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam perencanaan produk, perusahaan menetapkan kuantitas produk yang diproduksi berdasarkan stok produk yang tersedia. Pada pendistribusian produk, manajer dan sekaligus pemimpin perusahaan melakukan perencanaan yang meliputi penetapan agen dan sistem pendistribusiannya. Dan perencanaan harga dilakukan dengan menetapkan harga produk sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan.


(59)

2) Pengorganisasian

Organisasi yang baik dapat menciptakan suasana kerja perusahaan yang baik. Gundaling Farm dibagi ke dalam tiga unit kerja, yaitu : Administrasi dan keuangan, peternakan, dan produksi/processing.

Gundaling Farm belum memiliki pengelolaan yang kompeten dalam menangani usaha dan menyebabkan fungsi pengorganisasian belum berjalan dengan baik. Tidak adanya rapat rutin untuk mengevaluasi hasil kerja menyebabkan karyawan kurang memahami target yang harus dicapai perusahaan dalam waktu yang akan datang. Baik itu dibidang produksi ataupun dibagian ternak. Pembagian kerja pada setiap unit belum terorganisasi dengan baik dikarenakan Gundaling Farm belum membentuk struktur organisasi dengan jelas dan belum memiliki beberapa unit/divisi penting yang dibutuhkan untuk keberlangsungan perusahaan ini, seperti : divisi pemasaran, HRD, dan juga distribusi.

Setiap koordinator unit bertanggung jawab membuat laporan kerja untuk dilaporkan kepada pemimpin perusahaan. Koordinator unit sapi perah membuat laporan seperti laporan kelahiran anak sapi, jumlah sapi, dan pemberian pakan. Pengelolaan keuangan seperti pembayaran upah karyawan dan pengadaan bahan baku dilakukan oleh koordinator unit administrasi dan keuangan dibawah pengawasan pemimpin perusahaan.


(60)

3) Budaya/Iklim kerja

Budaya atau iklim kerja perusahaan merupakan harapan dan kebiasaan orang – orang yang ada dalam perusahaan tersebut yang pada umumnya dipertahankan perusahaan. Budaya atau iklim kerja di Gundaling Farm cenderung kaku. Hal ini terlihat dari komunikasi antara pekerja dengan pemimpin perusahaan. Pekerja masih memiliki perasaaan takut atau segan dalam menyampaikan sesuatu kepada pemimpin terkait masalah pekerjaan ataupun saran untuk perkembanga perusahaan. Begitu juga pemimpin perusahaan yang cenderung tidak mau mempertimbangkan masukan dari karyawan. Perusahaan kurang menyadari pentingnya hubungan antara manajer level tinggi hingga level tingkat rendah.

4) Pengendalian

Pengendalian yang dilakukan Gundaling Farm berfokus kepada pengendalian bahan baku dan pengolahan. Pengendalian bahan baku dilakukan untuk menjaga keberlangsungan produksi produk olahan. Dan pengendalian pengolahan dilakukan untuk menjaga mutu serta kualitas produk olahan.

b. Pemasaran

Aspek dikaji melalui pendekatan bauran pemasaran dengan menganalisis produk, harga, distribusi, dan promosi.

1) Produk

Berdasarkan undang – undang No. 7 Tahun 1998 tentang pangan, label suatu produk harus memuat sekurang – kurangnya keterangan mengenai nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih, nama dan alamat pihak yang memproduksi, keterangan halal, serta tanggal/bulan/tahun kadaluarsa.


(61)

Dari segi kemasan produk, Gundaling Farm telah mencantumkan nama produk dan nama perusahaan selaku produsen, keterangan halal oleh MUI, serta

dilengkapi izin edar dari BPOM. Berdasarkan data dari

Gundaling Farm yang telah memiliki izin edar BPOM yaitu :

Tabel 4.2

Nama Produk Gundaling Farm dan Nomor Izin edar oleh BPOM

Nama Produk Kode Izin edar

Yoghurt Rasa Blueberry MD 201502006295

Yoghurt Rasa Stroberi MD 201502004295

Yoghurt Rasa Vanila MD 201502005295

Susu Rasa Cokelat MD 200802003295

Susu Rasa Stroberi MD 200102002295

Susu Rasa Moka MD 200802001295

Sumber :

Dalam kemasan produk ini tidak tercantum waktu kadaluarsa. Sesuai dengan pengertian dan cara pengolahannya, produk olahan ini memiliki daya tahan tidak lebih atau kurang dari seminggu.

2) Harga

Harga dapat menghasilkan penerimaan bagi perusahaan. Penetapan harga yang dilakukan perusahaan ini memperhitungkan biaya produksi dan menambahkan jumlah tertentu untuk mendapatkan laba yang dikehendaki untuk produk tersebut. Berikut ini merupakan harga jual produk Gundaling Farm.


(62)

Tabel 4.3

Daftar Harga Jual Produk Gundaling Farm

Nama Barang Jumlah Harga (Rp) @

SM 500 Ml Susu Murni

Plastik500mL 6.000 Susu Rasa

CHOCOLATE Cup 180mL 4.000 STRAWBERRY Cup 180mL 4.000

MOCCA Cup 180mL 4.000

CHOCOLATE Liter 20.000

STRAWBERY Liter 20.000

MOCCA Liter 20.000

Yoghurt

VANILA Cup 180mL 5.000

STRAWBERRY Cup 180mL 5.000 BLUEBERRY Cup 180mL 6.000

MANGGA Cup 5.000

VANILA Liter 22.000

STRAWBERRY Liter 22.000

BLUEBERRY Liter 32.000

MANGGA Liter 27.000

Es Batu/Foam

Sumber : Data Primer 2015

3) Distribusi

Kegiatan distribusi merupakan kegiatan penyaluran, pengiriman dan penyampaian barang yang akan dipasarkan kepada konsumen melalui agen yang telah ditetapkan perusahaan. Dalam pendistribusiannya, perusahaan melakukan dua cara pejualan, yaitu penjualan secara langsung kepada konsumen ditempat usaha dan penjualan oleh agen. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan dalam pendistribusian ini adalah sopir mobil box yang mengantarkan produk kepada agen sesuai dengan orderan mereka.


(1)

sebelumnya, yaitu satu ekor sapi mampu menghasilkan 15L susu er harinya.

7. Kira – kira apa yang menjadi penyebab turunnya produksi susu sapi pak?  Faktor penyebabnya kesehatan sapi itu menurun. Bisa saja faktor

makanan, air minum sapi ataupun kbersihan kandang sapi.

8. Kiat apa yang telah dilakukan perusahaan untuk meningkatkan produksi susu sapi itu kembali pak?

 Belum ada keputusan dari pemimpin perusahaan untuk melakukan hal tersebut.

9. Menurut bapak, apa yang menjadi kendala dalam pekerjaan bapak?  Menurut saya kurangnya SDM yang menangani pakan ternak,

kandang, komps, dan pemerahan. Sehingga menyebabkan pekerjaan dan koordinasi kurang efektif.

10. Menurut bapak, apa kelemahan perusahaan ini?

 Tidak adanya rapat rutin untuk melakukan pembahasan mengenai target yang ingin dicapai demi perkembangan perusahaan. Dan juga perusahaan belum memiliki struktur organisasi yang jelas.

11. Menurut bapak, bagaimana seharusnya perusahaan bertindak untuk mengembangkan usahanya?

 Dengan mengganti sapi yang tidak produktif dengan sapi yang baru. perusahaan dapat meningkatkan produksi susu sapi, emingkatkan susu olahannya dan melakukan kegiatan pemasaran dengan menjemput marketnya sendiri. Perusahaan dapat memanfaatkan penjualan limbah


(2)

sapi sebagai keuntungan tambahan ataupun sebagai penutup kerugian apabila terjadi kerugian perusahaan.

B. Karyawan Bagian Produksi

1. Sudah berapa lama kamu bekerja disini?  Kurang lebih satu tahun

2. Bagaimana tingkat kesulitan pekerjaan dibagian ini?

 Tidak terlalu sulit karena kami diarahkan oleh koordinator kami, bu’ Reni.

3. Bagaimana hubungan karyawan disini dengan pemilik/manajer?  Baik

4. Bagaimana hubungan dengan pekerja lain?  Baik

5. Apakah kamu pernah menempuh pendidikan khusus mengenai cara pembuatan susu sapi dengan proses pasteurisasi?

 Tidak. saya mencoba mencari tahu setiap hal yang kami kerjakan di ruang produksi. Baik itu mesin yang ada di ruang produksi, hingga pembuatan masing – masing jenis pengolahan susu.

6. Apakah produk ini aman dikonsumsi?

 Ya, pasti. Produk kami telah memiliki ijin BPOM dan tidak mengandung bahan pengawet.

7. Bagaimana ketahanan produk ini?

 Susu pasteurisasi hanya bertahan 4 hari jika disimpan pada suhu 0 derajjat celcius.


(3)

8. Bagaimana cara perusahaan menetapkan/menentukan jumlah produksi olahan susu setiap kali produksi? Bagaimana cara pembagian untuk masing – masing varian olahan susu?

 Sampai saat ini belum ada penetapan jumlah pembuatan susu ke dalam kemasan karena jumlah produksi susu yang tidak menentu. Karena itu kami memproduksi susu berdasarkan orderan dari agen. Selebihnya, biasanya kami mengolah menjadi susu rasa dan susu murni. Tetapi untuk sekali pembuatan yoghurt, kami menggunakan 100L susu murni untuk diolah.

C. Karyawan Bagian Administrasi

1. Sejak tahun berapa kamu bekerja disini?  Masih baru. Hampir setahun.

2. Bagaimana tingkat kesulitan pekerjaan di perusahaan ini?  Tidak terlalu sulit karena kami membagi tugas.

3. Bagaimana hubungan karyawan dengan Pemilik/manajer?  Baik.

4. Bagaimana hubungan dengan pekerja yang lain?  Baik.

5. Apakah perusahaan pernah kehabisan stok? Jika pernah, apa yang menjadi penyebabnya?

 Pernah. Untuk saat ini, perusahaan sedang bekerja sama dengan Pemkab Karo untuk memberi bantuan 1200 cup susu kepada

pengungsi Gn. Sinabung. Kami harus lebih mengutamakan pemenuhan jumlah tersebut daripada menjualnya kepada pengunjung.


(4)

6. Bagaimana perusahaan bertindak kepada pengunjung apabila stok sedang tidak ada?

 Meminta mereka datang dilain hari.

7. Apakah pengunjung yang datang kemari ramai setiap hari?  Ramai disaat liburan dan weekend.

8. Bagaimana jika perusahaan kedatangan tamu rombongan? Apabila stok habis atau yang tersedia hanya untuk agen, apakah perusahaan menjual stok tersebut?

 Tamu rombongan yang ingin berkunjung, harus menghubungi kami terlebih dahulu sehingga kami bisa membuat stok produk untuk mereka. Jika tidak, kami tidak bisa menjual orderan.

D. Pengunjung Nama Informan:

 Adrian. S. 25 Tahun. Alamat : Berastagi  Nepa S.K. 21 Tahun. Alamat : Pasar 7, Medan.  Yunita. 22 Tahun. Alamat : Tebing tinggi. 1. Apakah anda sering berkunjung ke Gundaling Farm?

 Adrian : Sesekali.

 Nepa : Pernah, tidak sering.  Yunita : Pernah, tidak sering.

2. Darimanakah kamu mengetahui informasi tempat ini (Gundaling Farm)?  Adrian : Kerabat dan masyarakat sekitar. Saya penduduk asli

Berastagi.


(5)

 Yunita : Teman.

3. Apakah yang menjadi daya tarik bagi anda untuk berkunjung ke Gundaling Farm?

 Adrian : Membeli produk susu murni dan melihat peternakan sapi.  Nepa : peternakan sapi dan produknya.

 Yunita : menikmati susu segar sa mengetahui proses pembuatan susu sapi itu.

4. Bagaimana anda menyebut tempat ini? Apakah dengan menyebutkan nama perusahaan “Gundaling Farm”? Atau dengan nama lain?  Adrian : Tidak. Saya menyebutnya dengan susu murni.  Nepa : Ya, dengan Gundaling Farm.

 Yunita : Pasteurisasi.

5. Apakah anda menyukai produk perusahaan ini? Produk olahan apa yang paling anda sukai?

 Adrian : saya suka rasanya. Saya suka susu murni.  Nepa : Ya, saya suka yoghurt.

 Yunita : Ya, saya suka susu cokelat.

6. Bagaimana tanggapan anda jika ketika berkunjung, perusahaan kehabisan stok susu untuk dijual?

 Adrian : Pastinya kecewa.  Nepa : Kecewa.

 Yunita : Kecewa. Seharusya lebih ditingkatkan lagi produksinya dan membuat inovasi produk lain agar ketika kehabisan stok susu, pengunjung dapat menikmati produk olahan susu yang lain.


(6)

7. Bagaimana harga produk yang ditawarkan?  Adrian : Masih terjangkau.

 Nepa : Standart

 Yunita : Masih terjangkau.

8. Menurut anda, bagaimana kualitas produk tersebut?  Adrian : Menurut saya baik dan enak.

 Nepa : Menurut saya enak dan membuat saya ketagihan. Tetapi terkadang produk dengan kemasan cup berbeda – beda isinya. Ada yang penuh ada yang tidak.

 Yunita : Menarik dan enak.

9. Selain dengan membeli langsung ke Gundaling Farm, apakah anda pernah mencari produk ini diluar pabrik? Misalnya pada agen – agen. Jika pernah, dari mana anda mengetahui keberadaan agen tersebut?

 Adrian : pernah. Saya berdomisili di Berastagi sehingga saya tahu agen penjualan yang ada di Berastagi

 Nepa : Pernah. Saya sering berkunjung ke Berastagi dan tahu kalau produk tsb ada dijual di Toko Sehat Berastagi.