47 hipokolesterolemik. Semakin tinggi kadar serat pangan terutama serat pangan
larut maka akan semakin baik efek fisiologis terhadap penurunan kadar kolesterol.
C. Efek Tepung Rumput Laut Terhadap Konsumsi Ransum dan Pertumbuhan Tikus
Tikus Sprague-Dawley yang digunakan dalam percobaan berjumlah 30 ekor dan dibagi dalam 5 kelompok perlakuan sehingga setiap kelompok perlakuan
terdiri dari 6 ekor tikus. Tikus dipelihara selama 96 hari yang dibagi dalam 3 tahapan. Tahap pertama adalah tahap adaptasi selama 7 hari dengan memberikan
ransum standar kepada semua tikus yang digunakan dalam percobaan. Tahap kedua kecuali untuk tikus kelompok kontrol negatif mengalami masa peningkatan
kolesterol plasma sampai mencapai kadar total kolesterol 130 mgdl kondisi hiperkolesterolemia, karena kadar total kolesterol normal tikus berkisar antara 40
– 130 mgdl Malole dan Pramono 1989. Rata-rata kadar total kolesterol tikus sebelum masa ini adalah 62.65 mgdl. Setelah 58 hari tikus diberikan diet tinggi
kolesterol yaitu dengan penambahan 1 kolesterol murni sigma chemical C8503 pada ransum dan pemberian propil tio urasil PTU 0.01 secara oral
selama 14 hari terakhir, rata-rata kadar total kolesterol adalah 137.75 mgdl yaitu terjadi kenaikan sebesar 119.87. Tahapan terakhir adalah tahap perlakuan yaitu
pada kelompok kontrol positif tikus diberi ransum dengan kolesterol 1 tanpa penambahan tepung rumput laut, kelompok kedua tikus diberi ransum kolesterol
1 dan penambahan 10 tepung rumput laut dari jenis Eucheuma cottonii TRL “E”, kelompok ketiga diberi ransum kolesterol 1 dan penambahan tepung
rumput laut jenis Gelidium sp TRL “G”, kelompok selanjutnya dengan diberikan ransum kolesterol 1 dan penambahan tepung rumput laut jenis Sargassum sp
TRL “S”. Penambahan kolesterol 1 pada perlakuan ini dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi hiperkolesterolemia tikus. Kelompok terakhir tikus
diberi ransum standar yaitu tanpa kolesterol dan tanpa tepung rumput laut yang merupakan kontrol negatif. Perlakuan ini dilakukan selama 31 hari 1 bulan dan
dilakukan pengamatan terhadap konsumsi ransum dan pertumbuhan berat badan tikus. Hasil pengamatan tersaji pada Tabel 5.
Pada awal percobaan setelah tikus diadaptasi, berat badan rata-rata 134 gram, terjadi kenaikan berat badan yang tinggi yaitu sebesar 63,43 setelah
48
- 50
100 150
200 250
300
4 8
1 2
1 6
2 2
4 2
8 3
2 3
6 4
4 4
4 8
5 2
5 6
6 6
4 6
8 7
2 7
6 8
8 4
8 8
Hari ke- B
er at
B ad
an g
Kontrol Positif TRL E
TRL G TRL S
mengalami masa peningkatan kolesterol. Kenaikan berat badan tikus menjadi lebih lambat pada waktu perlakuan Gambar 17. Hal ini disebabkan oleh
pertumbuhan tikus mulai mengalami penurunan karena semakin tingginya usia dan serat pangan dapat berfungsi mencegah kenaikan berat badan.
Tabel 5 Berat badan dan konsumsi ransum tikus selama 1 bulan perlakuan Perlakuan
Berat Awal g
Berat Akhir g
Kenaikan berat
Konsumsi ransum ghari
0 kol, 0 TRL
211± 9,62 251 ± 15,47
18.96
a
12,32 ± 4,24
a
1 kol, 0 TRL
238 ± 6,75 276 ± 15,77
15.97
a
12,16 ± 2,02
a
1 kol, 10 TRL “E”
208 ± 2,07 248 ± 5,97
19.71
a
11,93 ± 1,01
a
1 kol, 10 TRL “G”
220 ± 4,45 252 ± 9,75
14.55
a
12,12 ± 1,68
a
1 kol, 10 TRL “S”
208 ± 4,27 251 ± 6,59
20.67
a
12,61 ± 0,39
a
- Huruf yang berbeda untuk setiap kolom menunjukkan berbeda nyata P0,05
Gambar 17 Kenaikan berat badan tikus selama percobaan Selama perlakuan penambahan tepung rumput laut terjadi kenaikan berat
badan yang berbeda untuk setiap perlakuan. Kenaikan tertinggi sebesar 20.67 terjadi pada kelompok tikus yang diberi ransum 1 kolesterol dan 10 TRL jenis
Sargassum sp, diikuti perlakuan 1 kolesterol dan 10 TRL jens Eucheuma
cottonii sebesar 19.71, kontrol negatif sebesar 18.96, kontrol postif sebesar
15,97 serta terendah pada kelompok perlakuan 1 kolesterol dan 10 TRL jenis Gelidium sp. Namun dari hasil analisis sidik ragam Lampiran 23 perlakuan
penambahan tepung rumput laut tidak berpengaruh nyata p0.05 terhadap
49
63,15a 185,25c
86,08ab 102,2b
91,15ab
- 20,0
40,0 60,0
80,0 100,0
120,0 140,0
160,0 180,0
200,0
To ta
l K
o le
st er
o l
m g
d l
K. Negatif K. Positif
TRL E TRL G
TRL S
Perlakuan
kenaikan berat badan tikus. Hal ini bermakna bahwa penambahan tepung rumput laut ke dalam ransum tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tikus percobaan.
Dengan tidak adanya variasi yang menyolok dari kenaikan berat badan tikus menunjukkan bahwa semua parameter yang diamati benar-benar mencerminkan
efek perlakuan dan bukan karena faktor heterogenitas sampel tikus. Berhubungan dengan kenaikan berat badan tikus adalah jumlah konsumsi
ransum harian. Konsumsi ransum selama perlakuan ini terlihat tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan p0.05 antar perlakuan yaitu berkisar antara 11.93 –
12.61 g hari Lampiran 24. Jumlah konsumsi ransum ini diatas kategori konsumsi rata-rata tikus dewasa yaitu 10 ghari Malole dan Pramono 1989.
Ransum dengan penambahan tepung rumput laut tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum harian. Hal ini bermakna bahwa jenis ransum tidak berpengaruh
nyata terhadap jumlah ransum yang dikonsumsi.
D. Efek Hipokolesterolemik Tepung Rumput Laut D.1. Total Kolesterol Serum