2.2.6.1 Komponen dalam Pembacaan Geguritan
Ada tiga komponen yang harus diperhatikan dan sekaligus merupakan penilaian dalam membaca geguritan, yaitu komponen penghayatan, vocal, dan
penampilan. a.
Penghayatan
Penghayatan dalam seni membaca geguritan setidaknya tercermin dalam tiga hal yaitu: 1 pemenggalan, 2 intonasi, dan 3 ekspresi Doyin 2001:114.
b. Vokal
Setidaknya ada empat hal yang menjadi perhatian utama dalam masalah vokal ini, yaitu: 1 kejelasan ucapan, 2 jeda, 3 ketahanan, dan 4 kelancaran
Doyin 2001:114. Setiap kata yang ada dalam geguritan harus didengar oleh pendengar atau
penonton secara jelas. Jelas tidaknya ucapan ini menjadi kriteria utama vokal seorang pembaca geguritan. Masalah warna suara seseorang tidak berhubungan
langsung dengan kejelasan ucapan. Warna suara berat, tinggi, besar atau kecil semua dapat menghasilkan suara yang jelas bila pemiliknya rajin mengadakan
penelitian. Selain kejelasan ucapan, kriteria vokal yang lain adalah masalah jeda.
Pembaca geguritan harus dapat mengatur jeda secara tepat. Dimana seseorang boleh mengambil nafas dan berapa lama, menjadi faktor penting yang harus
dperhatikan pembaca geguritan supaya apa yang dibacakan sampai kepada
pendengar atau penonton. Demikian juga ketahanan dalam kelancaran. Jangan sampai semakin lama membaca geguritan identitas suaranya semakin berkurang
atau semakin lama dalam membaca geguritan semakin tidak lancar. c.
Penampilan Performance atau penampilan dalam membaca geguritan meliputi: 1
teknik muncul 2 blocking, 3 pemanfaatan setting, 4 gerakan, 5 cara berpakaian, 6 pandangan mata, dan 7 pengolahan diri doyin 2001:115
Teknik muncul adalah cara yang dtempuh oleh pembaca geguritan dalam memperhatikan dari untuk pertama kalinya. Kesan baik dan mantap harus
ditampilkan dalam kemunculan pertama. Hal ini penting karena keberhasilan dalam kemunculan pertama akan berpengaruh besar pada keberhaslan pembaca
selanjutnya. Blocking mencakup masalah bagaimana kita memosisikan tubuh kita saat
membaca geguritan. Apakah harus menghadap penonton, membelakangi, atau campuran keduanya. Dengan kata lain, bagaimana kita pemanfaatan blocking,
pemanfaatan tanda-tanda ataupun bentukya yang di panggung. Pendek kata, dalam persoalan penampilan ini, baik posisi tubuh beserta anggota tubuh, pandangan,
pakaian, ataupun yang ada pada pembacaan geguritan haruslah sesuai dengan “jiwa” geguritan yang dibaca dan harus mampu mengekpresikan geguritan diatas
panggung.
46
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan atau Research and Development RD yaitu suatu proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan Borg and Gall 1989:624. Selaras dengan pendapat Borg and Gall, Sugiyono 2011:297 mendefinisikan
metode penelitian dan pengembangan RD sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut. Sujadi 2003:164 menambahkan, penelitian pengembangan diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Sugiyono 2011:298, langkah-langkah penelitian pengembangan terbagi dalam sepuluh langkah sebagai berikut: 1 potensi dan masalah, 2
pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi desain, 5 revisi desain, 6 uji coba produk, 7 revisi produk, 8 uji coba pemakaian, 9 revisi produk, dan 10
produksi massal. Tujuan penelitian ini adalah hanya sebatas pada penelitian pengembangan
yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk dan tidak untuk diujikan secara langsung kepada siswa. Oleh karena itu, dari sepuluh langkah penelitian