sehingga memenuhi kebutuhan pendidikan Anak Luar Biasa ALB. Rancangan Pendidikan Luar Biasa terdiri dari tiga komponen yaitu pokok
kelas, program dan layanan. Ketiga komponen tersebut bila dirancang dengan baik dan sempurna akan memenuhi kebutuhan pendidikan bagi Anak Luar
Biasa ALB. Dengan demikian Pendidikan Luar Biasa PLB adalah pembelajaran yang dirancang untuk merespon atau memenuhi kebutuhan anak
dengan karakteristik yang unik dan tidak dapat dipenuhi kurikulum sekolah biasa, sehingga perlu diadaptasi yang sesuai dengan kebutuhan anak I. Hosni,
2003 : 4.
2.4 Kurikulum Pendidikan Jasmani SLB
Menurut M. Alexander yang dikutip oleh Nasution 1994:10 kurikulum meliputi segala pengalaman yang disajikan oleh sekolah agar anak mencapai
tujuan yang ditentukan oleh guru. Tujuan ini akan dicapai melalui berbagi pengalaman, baik pengalaman di sekolah maupun di luar sekolah.
Menurut Harold. B Albert dkk yang dikutip oleh Nurhasan 1991: 1 memandang kurukulum sebagai “ all the activities that are provide for the
student by the shcool “. Dengan kurikulum dimaksud segala kegiatan yang
disajikan oleh sekolah di dalam kelas dan di luar kelas.
2.5 Klasifikasi Anak Luar Biasa Totok Bintoro, 2005 : 16 – 17
2.5.1 Hakikat tunagrahita
2.5.1.1 Pengertian
Anak tunagrahita adalah individu yang secara signifikan memiliki intelegensi dibawah intelegensi normal, menurut
Stanford-Binet Score dan Wiscr-R Score, apabila ditinjau dari kurva normal, anaktunagrahita berada disebelah kiri kurva pada
posisi -2, -3, -4 dengan score intelegensi yang merentang dari 30 sampai 78.
Ketunagrahitaan bermanifestasi dalam : 1.
Kesulitan dalam “ Adaptive Behavior “ atau penyesuain perilaku. Hal ini berarti anak tunagrahita tidak dapat
mencapai kemandirian yang sesuai dengan ukuran standard
kemandirian dan tanggung jawab sosial.
2. Mengalami masalah dalam keterampilan akademik dan
berpartipasi dengan kelompok usia sebaya.
2.5.1.1
Klasifikasi tunagrahita
Tunagrahita dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok yaitu :
1. Kelompok mampu didik mild atau educable , IQ 68-78
kira-kira 10 diantara 1.000 orang. 2.
Kelompok mampu latih moderate atau trainable , IQ 52-55 kira-kira 3 diantara 1.000.
3. Kelompok mampu rawat severe-profound atau dependent,
IQ 30-40 kira-kira 1 diantara 1.000. 2.5.1.2
Karakteristik tunagrahita
1. Terlambat atau terbelakang dalam perkembangan mental dan
sosial. 2.
Mengalami kesulitan dalam mengingat apa yang dilihat, didengar, sehingga menyebabkan kesulitan dalam berbicara.
3. Mengalami masalah resepsi yang mengakibatkan
tunagrahita kesulitan dalam mengingat berbagai bentuk benda visual perception dan suara audiotary perception.
4. Keterlambatan atau keterbelakangan mental yang dialami
tunagrahita menyebabkan mereka tidak dapat berperilaku sesuai dengan usianya :
Contoh : a.
Tunagrahita mampu didik yang berusia 10 tahun :
1
Bergerak seperti anak normal;
2 Mendengarkan cerita dengan penuh perhatian seperti
anak usia 4 tahun;
3
Berbicara seperti anak usia 2,5 tahun;
4
Senang memilih-milih seperti anak usia 4 tahun;
5 Senang berteman dengan anak normal yang berusia
lebih muda.
b.
Tunagrahita mampu latih yang berusia 10 tahun :
1 Bergerak seperti anak normal berusia 2 tahun
belum dapat menendang bola berpegang pada
dinding pada waktu akan berdiri atau turun tangga;
2
Berbicara seperti anak usia 1,5 tahun;
3
Bermain anak usia 1 tahun.
c. Tunagrahita mampu rawat yang berusia 10 tahun :
1 Bergerak seperti bayiatau anak usia 1 tahun;
2 Hampir tidak dapat berbicara;
3 Bermain sendiri.
2.6 Metode Pembelajaran Penjas