Dari penelitian di atas dapat diketahui bahwa melalui media audio visual mampu meningkatakan kemampuan membaca permulaan siswa kelas II. Selain itu
dengan menggunakan media audio visual keterampilan guru juga meningkat dengan kategori baik meningkat menjadi sangat baik. Aktivitas siswa yang juga
merupakan salah satu variabel yang diteliti juga terjadi peningkatan dengan kate- gori baik dengna perolehan skor dari rata-rata skor 15,03 meningkat menjadi
16,51. Relevansi penelitian Hafsah dengan penelitian ini terletak pada media pe- nelitian, yaitu sama-sama meneliti tentang media audio visual dengan desain pe-
nelitian yaitu penelitian tindakan kelas. Perbedaan penelitian Hafsah dengan pe- nelitian ini adalah Hafsah menggunkan teknik permainan bahasa untuk mening-
katkan kemampuan membaca permulaan, sedangkan penelitian ini menggunakan model pembelajaran TTW untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi.
Dari kajian empiris tersebut didapatkan informasi bahwa model pembel- ajaran TTW dan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menulis dan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebagai acuan oleh peneliti bahwa penerapan model pembelajar-
an TTW dengan media audio visual merupakan salah satu alternatif dalam mening- katkan keterampilan siswa menulis narasi.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD terdapat empat keterampilan menulis yang harus dikuasi dan diajarkan kepada siswa. Empat keterampilan ter-
sebut yaitu keterampilan menulis, keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menyimak. Menulis dianggap sebagai sebuah proses ataupun
suatu hasil. Menulis adalah suatu proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan pe- rasaan ke dalam bentuk tulisan. Pembelajaran menulis menuntut kerja keras guru
untuk menciptakan suatu pembelajaran di kelas menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan sehingga akan membuat siswa merasa senang dan merasa dipaksa
untuk menciptakan sebuah karangan atau tulisan dan sebaliknya siswa akan me- rasa senang ketika diajak guru untuk menciptakan sebuah karangan atau tulisan.
Pada proses pembelajaran menulis karangan, terlihat bahwa kondisi awal siswa kelas IV SDN Mangunsari kurang antusias dalam mengikuti proses pembel-
ajaran. Motivasi siswa rendah dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil kete- rampilan menulis siswa masih rendah. Berdasarkan hasil observasi ditemukan
bahwa guru tidak maksimal dalam menggunkan media pembelajaran. Guru masih belum menggunkan metode dan media pembelajaran yang bervariasi yang dapat
membuat siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran masih rendah.
Melihat kondisi tersebut, peneliti bersama tim kolaborasi merencanakan untuk dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran TTW dengan media audio visual dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi. Melalui pembelajaran dengan model ini siswa akan
menemukan sendiri pengetahuan dan pemahamnnya. Melalui model pembelajaran ini siswa melalui 3 tahapan penting yaitu tahap berpikir think, berbicara talk
dan menulis write. Melalui penerapan model pembelajaran TTW akan membantu siswa untuk lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaannya
akan menggunakan media audio visual agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti
pembelajaran dan membantu guru untuk lebih kreatif dalam memilih dan mengembangkan media pembelajaran.
Skema Kerangka Berpikir
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Pelaksanaan Tindakan
Kondisi Awal
Kondisi Akhir 1
Keterampilan guru mengelola pembelajaran rendah. 2
Aktivitas siswa rendah. 3
Keterampilan menulis karangan siswa rendah.
1 Keterampilan guru meningkat.
2 Aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat.
3 Keterampilan siswa menulis karangan narasi meningkat
1 Guru menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.
2 Guru melakukan apersepsi.
3 Guru menjelaskan materi pembelajaran.
4 Guru menggunakan media pembelajaran audio visual sebagai sumber belajar.
5 Guru membagikan LKS.
6 Siswa membaca teks dan membuat catatan kecil berupa hal yang
diketahuinya dan tidak diketahuinya think. 7
Siswa dibentuk dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang. 8
Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompoknya untuk membahas isi catatan talk.
9 Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman ke
dalam tulisan dalam bentuk karangan narasi write. 10
Perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. 11
Perwakilan dari kelompok lain untuk memberikan tangapan. 12
Guru mengumumkan hasil kelompok terbaik. 13
Guru memberikan penjelasan secukupnya.
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN