Hubungan Anafora Hubungan Katafora

Mulyana 2005:17 berpendapat apabila interpretasi atau penunjukan itu terletak di dalam teks itu sendiri, maka relasi penunjukan itu disebut referensi endofora. Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila yang ditunjuk sudah terlebih dahulu diucapkan atau terdapat pada kalimat yang ada di dalam teks. Sehingga endofora bersifat tekstual. Dalam referensi endofora dikenal dua macam sistem rujukan, yaitu anafora dan katafora. Kedua hubungan tersebut disebut diafora.

2.2.1.1.2.1 Hubungan Anafora

Hubungan anafora terjadi apabila unsur yang diacu terdapat sebelum unsur yang mengacu. Anafora lebih berupaya dalam bahasa untuk membuat rujuk silang dengan kata unsur yang disebutkan terlebih dahulu sebelumnya. Hubungan ini menunjuk pada sesuatu atau anteseden yang telah disebutkan sebelumnya. Sumarlam 2003:24 menjelaskan bahwa pengacuan anaforis adalah salah satu kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang merujukmengacu pada satuan lingual lain yang telah mendahuluinya, atau yang mengacu anteseden di sebelah kiri, atau mengacu pada unsur yang telah disebutkan lebih dahulu. Mulyana 2005:17 berpendapat bahwa referensi endofora anafora merupakan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian lain di dalam sebuah teks wacana. Pola pengacuan yang muncul masih mengacu pada halsesuatuseseorang yang berada di dalam teks wacana.

2.2.1.1.2.2 Hubungan Katafora

Menurut Sumarlam 2003:24, pengacuan katafora merupakan salah satu kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang merujukmengacu pada satuan lingual lain yang mengikutinya, atau mengacu anteseden di sebelah kanan kalimat, atau mengacu pada unsur yang baru disebutkan kemudian. Mulyana 2005:17 menyebut bahwa referensi endofora katafora berbanding terbalik dengan referensi endofora anafora. Referensi endofora katafora mengacu merujuk pada anteseden yang akan disebutkan sesudahnya. Hubungan katafora terjadi apabila unsur yang mengacu terdapat lebih dahulu daripada unsur yang diacu atau unsur yang diacu terletak di kanan kalimat. Katafora sendiri dapat dipahami sebagai upaya untuk membuat rujukan hal atau unsur kalimat yang akan dinyatakan. Unsur yang disebutkan terlebih dahulu akan merujuk silang pada unsur yang yang akan disebutkan kemudian. Gejala referensi katafora sangat jarang ditemukan dalam bahasa yang berpola diterangkan-menerangkan, seperti bahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan Bahasa Melayu. Teks katafora sering sekali muncul dalam bahasa Inggris.

2.2.1.2 Referensi Berdasarkan Satuan Lingual