2.1.1. Hakikat Bahasa
Secara universal pengertian bahasa adalah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Dengan ujaran inilah manusia mengungkapkan hal yang nyata dan tidak nyata, yang terwujud maupun kasat mata, situasi dan kondisi yang
lampau, kini, maupun yang akan datang. Ujaran manusia menjadi bahasa apabila dua orang manusia atau lebih menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki
arti serupa dalam Santosa, 2009:1.2. Bahasa menurut Widjono adalah sistem lambang bunyi ujaran yang
digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainyaWidjono, 2005:14. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu system, yaitu sepe-rangkat
aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Sistem tersebut mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
1. Sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat
pemakainya. 2.
Sistem lambang tersebut bersifat konvensional yang ditentukan oleh masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan
3. Lambang-lambang tersebut bersifat kesepakatan yang dipakai berulang-
ulang dan tetap 4.
Sistem lambang bersifat terbatas tatapi produktif, artinya dengan system yang sederhana dan aturan yang terbatas dapat menghasilkan jumlah kata,
frasa, kalimat, wacana yang tidak terbatas jumlah, 5.
Sistem lambang bersifat unik, khas, dan tidak sama lambang bahasa lain.
6. Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal.
Dari pendapat dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang tumbuh dari suatu kebiasaan dan telah
disepakati bersama sebagai alat komunikasi dalam suatu masyarakat pemakainya secara berulang-ulang dan tetap.
2.1.2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum 2010 lebih menekankan kepada pendekatan komunikatif yaitu pada peningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia
diajarkan dari SD sampai dengan SMP bahkan sampai SMA secara berke- sinambungan, selaras antara kompetensi dasar yang satu dengan kompetensi dasar
lainnya. Menurut Galisson dan Coste 1976:298, membaca adalah kegiatan
mengenali huruf-huruf dan menyatukannya untuk mengerti hubungan antara apa yang ditulis dan apa yang dikatakan. Dan menurut Tarigan 2008:7 menyatakan
bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahan tulis. Dengan membaca maka ada transfer pesan dari penulis kepada pembaca sehingga terjadi komunikasi tulisan lambang bunyi bahsa
diubah menjadi lambang tulisan atau dengan kata lain menjadi huruf-huruf dan tanda baca. Jadi dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca
adalah suatu kegiatan mengenali huruf untuk mengenali huruf-huruf dan memprosesnya menjadi sebuah pesan yang diberiakan seorang penulis.
Wiryodijoyo 1989:10-11 menjelaskan bahwa ada empat tahap yang dilalui pembaca dalam proses membaca, yaitu:
1. Persepsi, adalah kemampuan untuk membaca kata sebagai kesatuan yang
berarti. 2.
Pemahaman, adalah kemampuan untuk membuat kata-kata penulis meni- mbulkan pikiran-pikiran yang berguna seperti yang terbaca dalam konteks.
3. Reaksi,adalah tindakan yang memerlukan pertimbangan berkenanan den-
gan apa yang telah dikatakan penulis. 4.
Integrasi, kemampuan untuk memahamkan pikiran atau konsep terhadap latar belakang pengalaman penulis sehingga berguna sebagai bagian dari
pengalaman keseluruhan bagi pembaca. Pendapat lain dari Wiryodijoyo 1989:11 bahwa secara sederhana dalam
membaca itu terjadi dua proses yaitu: 1.
Proses penerjemahan media tulis ke dalam bahasa 2.
Proses penerjemahan bahasa ke dalam pikiran Menurut Tarigan 2008:9, tujuan utama dari membaca adalah untuk
mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna baca- an.
Menurut Tarigan 1985:11 –13 jenis-jenis membaca ada dua macam,
yaitu: 1 membaca nyaring, dan 2 membaca dalam hati. Membaca dalam hati terdiriatas: a membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi: membaca
survey,membaca sekilas, dan membaca dangkal, dan b membaca intensif, yangterdiri dari: membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca
telaahisi terdiri dari: membaca teliti, pemahaman, kritis, dan membaca ide- ide.Membaca telaah bahasa terdiri dari: membaca bahasa dan membaca sastra.
Bila dibagankan, jenis-jenis membaca tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1. Bagan Jenis-jenis Membaca
2.1.3. Keterampilan Membaca Pemahaman