Kewenangan Kampung Penyelenggara Pemerintahan Kampung

23 warga yang dipilih oleh masyarakat setempat dan memiliki kewenangan untuk mengatur wilayahnya sendiri berdasarkan adat istiadat setempat.

2. Kewenangan Kampung

Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005, Desa atau yang dalam penelitian ini disebut dengan Kampung, memiliki kewenangan dalam urusan pemerintahan yang mencakup; urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa; urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupatenkota yang diserahkan pengaturannya kepada Kampung; tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah KabupatenKota; dan urusan pemerintahan lainnya yang oleh Peraturan Perundang-undangan diserahkan kepada Kampung. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan KabupatenKota yang diserahkan kepada Kampung adalah urusan pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. Kampung memiliki hak untuk menolak melaksanakan tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah KabupatenKota apabila tidak disertai dengan pembiayaan, prasarana dan sarana, serta sumber daya manusia.

3. Penyelenggara Pemerintahan Kampung

Penyelenggara pemerintahan Kampung berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, pemerintahan Kampung terdiri dari pemerintah Kampung dan Badan Permusyawaratan Kampung BPK. Pemerintah Kampung yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah 24 tersebut adalah terdiri atas Kepala Kampung dan Perangkat Kampung. Sedangkan yang dimaksud perangkat Kampung adalah terdiri atas sekertariat Kampung, pelaksana teknis lapangan, dan unsur kewilayahan. a Kepala Kampung Kepala Kampung merupakan penduduk Kampung yang memenuhi persyaratan sebagai Kepala Kampung yang dipilih langsung oleh masyarakat Kampungnya dengan mendapat dukungan suara terbanyak. Kepala Kampung ditetapkan oleh BPK dan dilantik oleh BupatiWalikota untuk masa jabatan 6 enam tahun. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa. Kepala desa menurut B.T. Soemantri 2011:7 mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, antara lain pengaturan kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan desa seperti, pembuatan peraturan desa, pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembentukan Badan Usaha Milik Desa, dan kerja sama antar desa, urusan pembangunan, antara lain pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan sarana prasarana fasilitas umum desa seperti, jalan desa, jembatan desa, irigasi desa, pasar desa, dan urusan kemasyarakatan, yang meliputi pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kehidupan sosial budaya masyarakat seperti bidang kesehatan, pendidikan serta adat istiadat. Kepala Kampung berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 pasal 14 ayat 1 memiliki tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Kepala Kampung dalam melaksanakan tugasnya memiliki wewenang yang di atur dalam Peraturan Pemerintah Tahun 2005 pasal 14 ayat 2, yaitu: a. Memimpin penyelenggaran pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Pemusyawaratan Desa; b. Mengajukan rancangan peraturan desa; c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD; 25 d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai apbdesa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD; e. Membina kehidupan masyarakat desa; f. Membina perekonomian desa; g. Mengkoordinasikan pembangunan desa memfasilitasi dalam perencananaan, pelaksanaan, pemanfaatan, pengembangan, dan pelestarian pembangunan di desa; h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hokum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundangan-undangan. Kepala Kampung selain memiliki tugas dan wewenang juga memiliki kewajiban sebagaimana di atur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 pasal 15 ayat 1, terdapat 15 poin yang diantaranya menyatakan bahwa Kepala Kampung harus meningkatkan kesejahteraan masyarakat; melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa; melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa; mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa, membina, mengayomi, dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat; memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa; dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup. Berdasarkan pada hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Kepala Kampung memiliki kewajiban untuk mengelola dan meningkatkan Pendapatan Asli Kampung dengan menggunakan kearifan lokal yang ada pada Kampung tersebut dan memberdayakan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Selain itu Kepala Kampung juga memiliki kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan Kampung kepada BupatiWalikota, 26 memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Badan Permusyawaratan Kampung BPK, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan kepada masyarakat. b Perangkat Kampung Perangkat Kampung yang terdiri dari Sekretaris Kampung, Pelaksana Teknis Lapangan dan Unsur kewilayahan, mempunyai tugas membantu Kepala Desa dan bertanggungjawab kepada Kepala Kampung. 1 Sekretaris Kampung Berdasarkan ketentuan pada Pasal 25 ayat 1 PP No. 72 Tahun 2005, jabatan Sekretaris Kampung diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyartan. Bagi Sekretaris Kampung yang ada selama ini bukan PNS, dan memenuhi persyaratan, secara bertahap diangkat menjadi PNS sesuai peraturan perundang-undangan. 2 Perangkat Kampung lainnya Perangkat Kampung lainnya adalah staf sekertariat, pelaksana teknis lapangan, dan perangkat kewilayahan. c Badan Permusyawaratan Kampung Badan Permusyawaratan Kampung BPK atau yang secara nasional disebut dengan Badan Permusyawaratan Desa BPD adalah wakil dari masyarakat setempat yang berkedudukan sebagai penyelenggara pemerintahan kampung yang memiliki fungsi untuk menampung dan 27 menyampaikan aspirasi masyarakat serta mengawasi pelaksanaaan peraturan Kampung. Wasistiono dan Tahir 2006:36 menyatakan, keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa terdiri dari wakil pendudukan desa bersangkutan yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Yang dimaksud dengan wakil masyarakat dalam hal ini seperti ketua warga, pemangku adat, dan tokoh masyarakat. Masa jabatan Badan Permusyawaratan Desa 6 enam tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 satu kali masa jabatan berikutnya. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 Tentang Desa mengatur mengenai Badan Permusyawaratan Desa, antara lain: Badan Permusyawaratan Desa memiliki wewenang: a. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa; b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa; c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa; d. Membentuk panitia pemilihan kepala desa; e. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan, dan menyalurkan aspirasi masyarakat; dan f. Menyusun tata tertib BPD. Persoalan mengenai keuangan dan tunjangan Badan Permusyawaratan Kampung BPK sebagaimana yang dinyatakan B.T. Soetrisno 2011:15 bahwa pimpinan dan anggota BPD menerima tunjangan sesuai dengan kemampuan keuangan desa, yang ditetapkan dalam APBDesa. Sedangkan untuk kegiatan BPD disediakan biaya operasional sesuai kemampuan keuangan desa, yang dikelola oleh Sekretaris BPD, dan di tetapkan setiap tahun dalam APBDes. Hal ini semakin menguatakan bahwa Kampung harus semakin mampu meningkatkan Pendapatan Asli Kampungnya guna melaksanakan segala kegiatannya, dimana 28 Pendapatan Asli Kampung menjadi tulang punggung utama dalam pembiayaan pada Kampung yang mandiri.

D. Tinjauan Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung

Dokumen yang terkait

Eksplorasi Tumbuhan Obat di Kasan Gunung Sibuatan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo,Sumatera Utara

4 131 49

Gambaran Perilaku Masyarakat Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat tentang Malaria

1 32 68

EFEKTIFITAS PENERIMAAN SUMBER-SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG POTENSIAL DI KABUPATEN JEMBER

0 3 79

ANALISIS FUNGSI TAHLILAN MENURUT MASYARAKAT DESA TANGGULANGIN KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

1 15 63

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KURANG OPTIMALNYA DEMOKRATISASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN KAMPUNG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KAMPUNG (APBK) TAHUN 2011 (Studi Kasus di Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way kanan)

0 14 91

Faktor-Faktor Penyebab Kurang Optimalnya Demokratisasi Dalam Penyusunan Peraturan Kampung Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBK)Tahun 2011 (Studi Kasus di Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan.

0 5 92

PERAN KEPALA KAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi di Kampung Kalirejo, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015)

0 22 98

EFEKTIFITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KAMPUNG SENDANGREJO KECAMATAN SENDANGAGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

1 5 138

ANALISIS PERANAN PENDAPATAN ASLI DAERAHSEBAGAI SUMBER PENERIMAAN PENDAPATAN DAERAH ANALISIS PERANAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 1990 – 2009.

0 2 19

ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS SUMBER-SUMBER PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIANJUR

0 0 17