Pemahaman Makna Biaya Overhead Pabrik Dan Pembebanannya Oleh Pengusaha Industri Rumah Tangga Pakaian Jadi Dari Tekstil Di Kota Medan

(1)

PEMAHAMAN MAKNA BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN

PEMBEBANANNYA OLEH PENGUSAHA INDUSTRI RUMAH

TANGGA PAKAIAN JADI DARI TEKSTIL DI KOTA MEDAN

TESIS

Oleh :

ALI USMAN

057017002

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2007


(2)

PEMAHAMAN MAKNA BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN

PEMBEBANANNYA OLEH PENGUSAHA INDUSTRI RUMAH

TANGGA PAKAIAN JADI DARI TEKSTIL DI KOTA MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Akuntansi

Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh :

ALI USMAN

057017002

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

Judul Tesis : PEMAHAMAN MAKNA BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN PEMBEBANANNYA OLEH PENGUSAHA INDUSTRI RUMAH TANGGA PAKAIAN JADI DARI TEKSTIL DI KOTA MEDAN Nama Mahasiswa : Ali Usman

Nomor Pokok : 057017002 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak. Ketua Anggota

Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa H, M.Sc

Ketua Direktur


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 19 Desember 2007

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua Sidang : Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak. Anggota : 1. Erlina, M.Si, Ak. Ph.D

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak./ Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak.


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :

“Pemahaman Makna Biaya Overhead Pabrik dan Pembebanannya Oleh Pengusaha Industri Rumah tangga Pakaian Jadi dari Tekstil di Kota Medan”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 19 Desember 2007

Yang membuat pernyataan


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi tekstil di Kota Medan terhadap makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya. Kesalahan dalam memahami dan biaya overhead pabrik akan berakibat pada masalah dalam pembebanan dan tentu mempengaruhi kelanjutan usahanya.. Berbagai masalah dan kesulitan yang dihadapi pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan diduga disebabkan oleh pemahaman mereka terhadap makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya yang masih lemah. Selain melihat bagaimana pemahaman para pengusaha ini, penelitian ini juga mencoba memperoleh bukti empiris tentang pengaruh dari pendidikan dan pengalaman mereka terhadap pemahamannya atas biaya overhead pabrik dan pembebanannya.

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan penyebaran kuesioner secara langsung kepada para pengusaha. Dari 129 pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil yang terdaftar di Kota Medan, 52 pengusaha telah terpilih sebagai sampel. Kuesioner yang didistribusi kepada 52 pengusaha ini hanya 34 responden yang mengembalikannya dengan lengkap. Jadi tingkat pengembalian kuesioner 65,38%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya berebeda-beda dan sebagian besar berada pada posisi kurang paham. Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa pendidikan pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemahamannya atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya. Demikian halnya dengan pengujian secara parsial terhadap pengalaman menunjukkan bahwa pengalaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemahamannya atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya. Selanjutnya pengujian secara simultan menunjukkan bahwa pendidikan dan pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman mereka atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya


(7)

ABSTRAC

The main objective purpose in this research is to find out the empirism proof about the understanding of household industry in term of the meaning of factory overhead and cost charging. Errornes in understanding of factory overhead will results in cost charging and influence on the continuely of the bussines. Many difficults and problem faced by the household textile industry in Medan, it is caused by the understanding in term or the meaning of factory overhead and cost charging in still weak. This research tries to find out the empirical proof about the influence of educational, understanding and experiences in term of the meaning of factory overhead and its cost charging.

The data in this research is collected by distributed the questionaries to many respondent. The registered population in this research is 129 household industry, the sample is around to 52 respondents. The total of qustionaries which are distributed to respondents that is only 34 respondents return the quetionary completely. The rate of the returning is only around 65,38%.

The result of this research shows that the understanding of the household textile industry in term of the meaning of factory overhead cost and differences in cost charging and a lot of part of respondents is less understanding. The partial research show that their background of education is not supported of their understanding of the meaning of the factory overhead and it’s cost charging. So that the partial method show that their experience is not supported of their understanding of the meaning of the factory overhead and it’s cost charging. Next of that the simultan method shows that their background of education and experience is not supported the household textile industry in Medan is not make a change significantly about their understanding of the meaning of factory overhead and it’s cost charging.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini berjudul “Pemahaman Makna Biaya Overhead Pabrik dan Pembebanannya oleh Pengusaha Industri Rumah Tangga Pakaian Jadi dari Tekstil di Kota Medan”

Meskipun dalam proses penulisan banyak menemui hambatan dan rintangan, namun dengan usaha yang maksimal serta bantuan pembimbing dan pihak lainnya akhirnya tesis ini dapat diselesaikan. Untuk bantuan yang diberikan, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :

1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa H, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pasacasarjana Universitas Sumatera Utara

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Sekolah Pasacasarjana Universitas Sumatera Utara

4. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak., selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dan penuh kesabaran mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyelesaian tesis ini.


(9)

5. Dra. Tapi Andasari Lubis, M.Si, Ak., selaku pembimbing II yang juga sebagai Sekrtetaris Program Studi Akuntansi Sekolah Pasacasarjana Universitas Sumatera Utara

6. Seluruh Dosen dan Staf pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pasacasarjana Universitas Sumatera Utara

7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Akuntansi Sekolah Pasacasarjana Universitas Sumatera Utara Angkatan ke IX

8. Secara khusus dan istimewa penulis ingin menyampaikan terima kasih dan sayang yang mendalam kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Alm. H. M.Saleh Siregar dan Ibunda Hj. Rukiah Hutabarat, istri tercinta Eliya Akhiryani Nasution serta Ananda tersayang Ahmad Sulaiman Siregar, Sufyan Putra Siregar dan Nur Sahara Siregar yang senantiasa memberikan dorongan dengan penuh pengertian dan kesabaran pada saat-saat terabaikan serta selalu mendoakan keberhasilan penulis dalam menyelesaikan studi ini.

9. Demikian juga kepada seluruh pihak yang memberikan dorongan dan sumbangan pemikiran kepada penulis dalam penyelesaian studi ini

Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak lainnya yang memerlukan. Amin

Medan, Desember 2007 Penulis,


(10)

(11)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Ali Usman

2. Tempat/ Tanggal Lahir : P. Sidempuan/ 31 Juli 1958

3. Alamat : Jl. Gambir (Pasar VIII) Gg. Jati Dusun X B. Klippah Percut Sei Tuan Deli Serdang

4. Telepon/ Hp. No. : (061) 7380235/ 081362079882

5. Agama : Islam

6. Jenis Kelamin : Laki-Laki

7. Status : Menikah

8. Pendidikan : Formal :

a. SD Negeri No.11 P. Sidempuan Tamat tahun 1971 b. SMP Negeri 2 P. Sidempuan Tamat tahun 1974 c. SMA Negeri 2 P. Sidempuan Tamat tahun 1977 d. Sarjana Muda Akuntansi Akademi Akuntansi M Tamat tahun 1981 e. Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi FE. UMA Tamat tahun 1986

Non Formal :

SEPADYA Perguruan Tinggi Dierjend Dikti

DIRGUTISWA Tamat tahun 1988

9. Pekerjaan :

a. Kabag. Administrasi dan Keuangan PT. Tri Guna Ageng Pusat Medan Tahun 1980-1983

b. Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UMA sejak Tahun 1983


(12)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN TESIS

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

A. Tinjauan Teori... 8

1. Biaya Overhead Pabrik ... 8


(13)

Halaman

B. Penelitian Terdahulu ... 19

C. Kerangka Konsep ... 23

D. Hipotesis... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian... 26

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian... 27

C. Jenis dan Pengumpulan Data... 28

D. Variabel Dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian... 29

E. Uji Kualitas Data ... 32

F. Uji Asumsi Klasik... 32

G. Uji Statistik Deskriptif ... 34

H. Uji Hipotesis... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil Analisis Deskriptif ... 37

1. Gambaran Umum ... 37


(14)

B. Hasil Pembahasan ... 43

1. Hasil Uji Kualitas Data ... 43

a. Uji Validitas Data ... 43

b. Uji Reliablitas Data ... 46

2. Hasil Uji Asumsi Klassik ... 47

a. Hasil ji Normalitas... 47

b. Hasil Uji Multikolinieraritas ... 48

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas... 49

3. Statistik Deskriptif ... 50

4. Hasil Uji Hipotesis ... 50

a. Hasil Uji Hipotesis 1 ... 52

b.1. Hasil Uji Hipotesis 2 Secara Parsial... 52

b.2. Hasil Uji Hipotesis 2 Secara Simultan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Keterbatasan ... 59

C. Saran... 60


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Rekapitulasi Industri Kecil Pakaian Jadi dari Tekstil ... 3

4.1 Data Jumlah Populasi, Sampel terpilih dan Kuesioner Kembali ... 34

4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian Pemahaman Makna Biaya Overhead Pabrik dan Pembebanannya (Y) ... 39

4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian Pendidikan Pengusaha Pakaian Jadi dari Tekstil di Kota Medan (X1) ... 40

4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian Pengalaman Pengusaha Pakaian Jadi dari Tekstil di Kota Medan (X2) ... 41

4.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ... 42

4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian... 43

4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Penelitian... 44

4.8 Hasil Uji Heteroskedasitas Variabel Penelitian ... 45

4.9 Hasil Uji Descriptive Statistics ... 45

4.10 Variasi Pemahaman Pengusaha Pakaian Jadi dari Tekstil di Kota Medan Atas Makna Biaya Overhead Pabrik dan Pembebanannya... 46

4.11 Hasil Uji Beda ... 46

4.12 Ringkasan Hasil Analisis Hipotesis Secara Parsial... 47


(16)

Daftar Gambar

Gambar Halaman

2.1 Model Penelitian ... 24 3.1 Hubungan Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat... 29 4.1 Variasi Pemahaman Pengusaha Industri Rumah Tangga Pakaian

Jadi Dari Tekstil di Kota Medan ... 40 4.2 Pengaruh Pendidikan Terhadap Pemahaman Pengusaha Industri

Rumah Tangga Pakaian Jadi Dari Tekstil. Di Kota Medan ... 41 4.3 Pengaruh Pengalaman Terhadap Pemahaman Pengusaha Industri


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Kuesioner

Rekapitulasi Skor Jawaban Kuesiner Hasil Uji Validitas dan Reabiltas Data Hasil Uji Asumsi Klasik

a.Hasil Uji Normalitas b.Hasil Uji Multikolinearitas c.Hasil Uji Heteroskesdastisitas Hasil Uji Statistik Deskriptif

Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji Beda

b. Hasil Uji Secara Parsial c. Hasil Uji Secara Simultan


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri kecil adalah usaha rumah tangga yang kebanyakan merupakan usaha warisan. Di samping itu sebahagian besar di antara usaha ini sangat memerlukan pembinaan. Membina dan membangun usaha kecil berarti membuka kesempatan kerja dan memberikan kesempatan pada pelaku bisnis lapisan bawah untuk turut serta dan berperan aktif sebagai aktor pembangunan yang produktif. Kegiatan pembinaan yang seperti ini merupakan kegiatan yang mulia, karena diharapkan akan mampu menghantarkan kelompok industri kecil untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan. Pembinaan yang dilakukan tidak terlepas dari kegiatan modernisasi usaha, stabilisasi dan pembinaan manajemen usaha serta mengurangi kelemahan usaha.

Pembinaan dimaksud dapat dilakukan oleh Pemerintah, organisasi non Pemerintah dan Perguruan Tinggi. Bagi Perguruan Tinggi pembinaan yang dilakukan disesuaikan dengan keahlian atau bidang ilmu dari orang atau anggota organisasi yang melakukan pembinaan. Misalnya bagi staf pengajar Fakultas Ekonomi jurusan akuntansi, pembinaan yang dilakukan berhubungan dengan masalah akuntansi, kalkulasi harga pokok, manajemn usaha dan sebagainya.


(19)

bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dalam Peraturan Daerah ini juga disebutkan bahwa setiap perusahaan wajib mendaftar ulang sekali untuk tiga tahun.

Mengingat industri berhubungan dengan pengolahan, maka bidang akuntansi yang diperlukan adalah akuntansi biaya. Akuntansi biaya memiliki peranan yang sangat penting bagi keberhasilan sebuah entitas, khususnya entitas yang bertujuan memperoleh laba. Salah satu unsur penting dalam menghitung laba adalah biaya. Keakuratan perhitungan biaya merupakan unsur mutlak untuk mendapatkan perhitungan laba perusahaan dan keakuratan perhitungan biaya juga menghasilkan penentuan harga jual yang tepat atas suatu produk. Selain itu penerapan akuntansi biaya erat kaitannya dengan peningkatan efisiensi, pemanfaatan kesempatan dan menghindari terjadinya pemborosan. Akuntansi biaya juga memberikan informasi mengenai perbandingan biaya maupun perincian biaya dan keuntungan, karena itu sangat membantu dalam perolehan informasi yang diperlukan dalam perencanaan dan pengendalian.

Pada perusahaan kecil kegiatan perencanaan dan pengendalian biasanya dilakukan oleh satu orang saja. Pemilik umumnya merangkap sebagai pemimpin yang biasanya mampu melakukan kegiatan perencanaan dan pengendalian tanpa mencari cari fakta dan membuat analisis karena kemampuannya mengenali karyawannya, bahan bahan yang diperlukan, dan kondisi keuangan perusahaan


(20)

yang dipimpinnya. Kegiatan tersebut tentunya dapat dilakukan dengan baik apabila pemilik / pemimpin dimaksud memiliki pengetahuan yang cukup tentang akuntansi biaya.

Industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil adalah salah satu kelompok industri kecil, di mana pemiliknya merangkap sebagai pengelola, yang dalam hal ini disebut sebagai pengusaha. Sebagai pengusaha, yang bersangkutan terlibat langsung dalam menghitung biaya produk dan menentukan harga jualnya. Pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan jumlahnya cukup banyak, karena itu posisinya sangat penting, disebabkan :

a. Mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Hal ini dapat dilihat dari rekapitulasi data industri kecil pakaian jadi dari tekstil terdaftar di Kota Medan tahun 2004 s/d 2006 yang disajikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 1.1

Rekapitulasi Industri Kecil Pakaian Jadi dari Tekstil Di Kota Medan tahun 2004 s/d 2006

No Tahun

Jumlah Perusahaan

Terdaftar

Jumlah Investasi (dalam jutaan

rupiah)

Jumlah Tenaga Kerja

(Orang)

Jumlah Produksi (Potong)

1 2004 39 2.167 318 602.380

2 2005 35 2.173 297 648.204

3 2006 55 3.693 475 1.165.348

Jumlah 129 8.033 1.090 2.415.932


(21)

b. Merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD), antara lain berupa biaya pendaftaran yang dibebankan kepada pengusaha industri rumah tangga sekali untuk tiga tahun, pajak dan lainnya.

Berkaitan dengan pembukuannya, yang dilakukan oleh industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil umumnya sangat sederhana yaitu single entry, bahkan ada yang tidak memiliki pembukuan sama sekali. Oleh karena itu dimungkinkan pengusaha tersebut kurang tepat dalam menghitung harga pokok produk yang tentunya akan diikuti dengan kesalahan dalam menentukan harga jual. Ada tiga unsur biaya yang terdapat dalam harga pokok produk yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi tidak langsung (biaya overhead pabrik). Khusus untuk biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, pengusaha tentu dapat melakukan pembebanan dengan tepat dan baik, karena kedua unsur biaya ini dapat diidentifikasi dan ditelusuri dengan cara yang mudah dan ekonomis ke produk barang jadi. Berbeda halnya dengan biaya overhead pabrik yang terdiri dari berbagai macam biaya dan sangat sulit atau bahkan ada yang tidak dapat diidentifikasi atau ditelusuri ke produk barang jadi.

Pada perusahan besarpun, pembebanan biaya overhead pabrik sering juga menghadapi masalah walaupun mereka memiliki tenaga akuntansi yang profesional . Apalagi pada perusahaan kecil seperti industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil, kesalahan dalam pembebanan biaya overhead pabrik sangat mungkin terjadi. Hal ini ditunjukkan dengan seringnya pengusaha industri rumah tangga


(22)

pakaian jadi dari tekstil menghadapi kesulitan keuangan pada saat kontrak rumah / pabrik habis, di mana mereka mengalami kesulitan keuangan karena harus mangeluarkan biaya kontrak yang baru. Begitu juga halnya kesulitan keuangan timbul pada saat mesin atau peralatan lainnya rusak atau tidak dapat dipakai lagi dan harus diganti dengan yang baru.

Masalah dan kesulitan ini diduga muncul sebagai akibat dari kesalahan dalam menentukan / menghitung harga pokok produk. Kesalahan tersebut kemungkinan disebabkan pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil terhadap biaya overhead pabrik masih lemah. Dalam hal ini kemungkinan tidak semua biaya overhead pabrik dibebankan ke produk, sehingga harga pokok menjadi rendah dan laba dianggap tinggi.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan memiliki pemahaman yang bervariasi terhadap makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya ?

2. Apakah pendidikan dan pengalaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan mempengaruhi ketepatan pemahaman makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya ?


(23)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pemahaman makna biaya overhead pabrik oleh pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan.

2. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh faktor pendidikan dan pengalaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan terhadap ketepatan pemahaman makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya.

D. Manfaat penelitian 1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan tentang harga pokok produk dan biaya overhead khususnya yang berkaitan dengan masalah pemahaman pengusaha pakaian jadi dari tekstil terhadap makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, informasi dan wawasan bagi :

a Tenaga Pengajar Akuntansi untuk melakukan pengabdian masyarakat berkaitan dengan pembinaan pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di bidang akuntansi.


(24)

b. Peneliti berikutnya, terutama bagi mereka yang tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil.

3. Bagi Pengusaha Sendiri

Untuk menambah informasi tentang kondisi pemahaman mereka, sehubungan dengan pentingnya pemhaman makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya, agar mereka termotivasi untuk belajar lebih banyak bagaimana menentukan / menghitung harga pokok produk.

4. Bagi Pemerintah

Untuk meningkatkan perhatian Pemerintah dalam melakukan pembinaan terhadap pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil secara umum termasuk dalam bidang akuntansi.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Biaya Overhead Pabrik

Carter dan Usry (2004), menyatakan bahwa biaya manufaktur yang juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik biasanya didefenisikan sebagai penjumlahan dari tiga elemen biaya, yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, keduanya disebut biaya utama (prime cost), sementara biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik disebut biaya konversi (convertion cost).

Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Contoh dari bahan baku langsung adalah kayu yang digunakan untuk membuat mebel, minyak mentah yang digunakan untuk membuat bensin dan bakal / bahan kain yang digunakan untuk pabrik pakaian jadi dari tekstil. Kemudahan penelusuran item bahan baku ke produk jadi dan nilainya yang signifikan merupakan pertimbangan utama dalam mengklassifikasikan biaya ini sebagai bahan baku langsung. Sebaliknya, paku yang merupakan bagian integral dari barang jadi mebel tidak diklassifikasikan sebagai bahan langsung melainkan diklassifikasikan


(26)

sebagai bahan tidak langsung karena biaya dari paku yang diperlukan untuk setiap mebel tidak signifikan nilainya.

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Di pabrik yang sangat terotomatisasi, ada dua masalah yang sering muncul ketika dilakukan usaha untuk mengidentifikasi tenaga kerja langsung sebagai sebagai elemen biaya yang terpisah. Pertama, pekerja yang sama melakukan berbagai tugas. Mereka dapat bergantian mengerjakan tugas tenaga kerja langsung kemudian tugas tenaga kerja tidak langsung secara cepat dan berulang-ulang, sehingga pemisahan antara biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung menjadi sangat sulit bahkan tidak mungkin dipisahkan. Kedua, biaya tenaga kerja langsung mungkin merupakan bagian yang tidak signifikan dari total biaya produksi. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam menjustifikasi identifikasi biaya tenaga kerja langsung sebagai elemen biaya terpisah. Dalam kondisi di mana kedua situasi tersebut ada, satu klassifikasi biaya konversi mencukupi, sehingga bahan baku langsung menjadi satu satunya elemen biaya yang ditelusuri secara langsung ke produk akhir.

Overhead pabrik – juga disebut overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik tidak langsung, terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke outputnya. Overhead pabrik biasanya meliputi semua biaya manufaktur kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja


(27)

langsung. Oleh karena itu biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya lainnya yang ada kaitannya dengan proses produksi. Biaya bahan baku tidak langsung adalah biaya yang diperlukan dalam penyelesaian produk, tetapi tidak diklassifikasi sebagai biaya bahan baku langsung, karena bahan bahan tersebut sulit ditelusuri dan jika diklassifikasikan sebagai biaya langsung menjadi sia sia disebabkan tidak ekonomis. Contoh : amplas, kertas pola dan pelumas. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri langsung ke konstruksi atau komposisi dari produk jadi. Contoh : gaji pengawas, pegawai pabrik, pekerja bagian pemeliharaan. Biaya overhead pabrik lainnya meliputi biaya penyusutan peralatan dan bangunan pabrik, biaya pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan bangunan pabrik, biaya energi (listrik / penerangan dan minyak), biaya pajak dan asuransi.

Jika dilihat dari segi perilaku biaya overhead pabrik, maka biaya ini dapat diklassifikasikan menjadi dua kelompok yaitu ;

a. Overhead pabrik variabel, yakni biaya overhead pabrik yang jumlahnya mengalami perubahan sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya : energi, perlengkapan dan sebagian besar biaya tenaga kerja tidak langsung.

b. Overhead pabrik tetap, yaitu biaya overhead pabrik yang jumlahnya tetap (tidak berubah) sampai batas tertentu walaupun volume kegiatan mengalami


(28)

perubahan. Contohnya adalah gaji mandor, penyusutan, sewa, pajak kekayaan dan asuransi.

Garrison et al (2006) menyebutkan bahwa biaya overhead pabrik (manufacturing overhead) – elemen ketiga biaya produksi - mencakup semua

biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik meliputi biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, biaya listrik dan penerangan, biaya pajak property, biaya depresiasi, dan biaya asuransi fasilitas produksi. Menurut Hansen dan Mowen (2005) biaya tidak langsung adalah biaya biaya yang tidak dapat dibebankan ke objek objek biaya, baik dengan menggunakan penelusuran atau penggerak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara biaya dan objek biaya, atau penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomis. Pembebanan biaya tidak langsung ke objek biaya dilakukan dengan cara alokasi. Oleh karena tidak terdapat hubungan sebab akibat, pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi yang berhubungan. Menurut Sutrisno (1999), overhead pabrik adalah semua biaya yang terjadi di pabrik selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Dengan demikian yang termasuk dalam biaya overhead pabrik adalah biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya pemeliharaan, biaya servis dan suku cadang, biaya penyusutan, biaya asuransi dan biaya lainnya yang dikeluarkan di pabrik selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.


(29)

Kholmi dan Yuningsih (2004) menyatakan bahwa biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung atau semua biaya produksi tidak langsung.

Contohnya :

a. Biaya bahan penolong. Bahan yang tidak atau menjadi bagian produk relatif kecil dibanding dengan biaya bahan baku langsung. contoh pada perusahaan mebel ; plitur, cat paku, dan sebagainya.

b. Biaya reperasi dan pemeliharaan. Biaya yang berupa suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai, biaya untuk perbaikan dan pemeliharaan

aktiva tetap yang digunakan untuk keperluan pabrik misalnya mesin, kenderaan, equipment, bangunan pabrik, dsb.

c. Biaya tenaga kerja tidak langsung yaitu tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu, mialnya karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu seperti departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan departemen gudang, departemnen produksi, administrasi pabrik dan mandor.

d. Biaya yang timbul akibat penilaian aktiva tetap. Misalnya biaya penyusutan emplasmen pabrik, bangunan pabrik, mesin perkakas laboratorium dan aktiva lain yang digunakan di pabrik.


(30)

e. Biaya yang terjadi akibat berlakunya waktu. Misalnya biaya asuransi gudang dan departemen , asuransi equipment, asuransi kenderaan, asuransi karyawan, dan sebagainya.

Assegaff ( 2005 ), menyatakan bahwa indirect manufacturing cost adalah biaya yang memerlukan alokasi dalam menentukan porsinya yang terpakai dalam proses produksi.

Dari berbagai pengertian biaya overhead pabrik yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya overhead pabrik meliputi semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang perlakuan pembebanannya adalah dengan cara alokasi. Dalam hal ini yang dikelompokkan sebagai biaya overhead pabrik terdiri dari bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan bangunan dan peralatan pabrik, biaya pemeliharan dan perbaikan bangunan dan peralatan pabrik, biaya energi (listrik / penerangan dan minyak), pajak dan asuransi fasilitas fasilitas produksi

Dalam akuntansi tradisional cara alokasi biaya overhead ini dikenal dengan tarif overhead tunggal. Basis yang digunakan dalam cara ini adalah jam mesin atau jam tenaga kerja langsung. Tarif overhead pabrik ditentukan dimuka, dihitung dengan membagi anggaran biaya overhead dengan ukuran aktivitas yang dianggarkan yakni anggaran jam tenaga kerja langsung. Dalam proses produksi yang bersifat padat karya, unsur tenaga kerja langsung adalah komponen terbesar dalam biaya produk dibandingkan dengan produksi yang padat modal. Pada masa


(31)

kini keadaan sudah berubah di mana banyak perusahaan menjual produk dan jasa yang bervariasi, yang tentunya membutuhkan sumberdaya overhead yang berbeda. Konsekwensinya sistim biaya yang membebani satu biaya overhead untuk semua produk tidak lagi memadai.

Mengelola dan mempertahankan keaneka ragaman produk mendorong sumberdaya overhead yang semakin banyak. Misalnya merancang produk, membuat jadwal produksi dan sumberdaya overhead lainnya yang tidak memiliki kaitan yang jelas dengan tenaga kerja langsung. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk membebani produk tidak hanya berupa biaya produksi saja, akan tetapi meliputi seluruh biaya yang mempengaruhi produk yang dibuat. Cara alokasi seperti ini dikenal dengan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Acitvity Based Costing – ABC). Garrison et al (2006), menyatakan bahwa tahapan untuk menerapkan ABC terdiri dari:

a. Mengidentifikasikan dan mendefenisikan aktivitas dan pul aktivitas.

b. Bila mungkin, menelusuri biaya overhead secara langsung ke aktivitas dan objek biaya.

c. Membebankan biaya ke pul biaya aktivitas. d. Menghitung tarif aktivitas.

e. Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas dan ukuran aktivitas.


(32)

2. Ketepatan Pemahaman Makna Biaya Overhead Pabrik

Pemahaman yang berasal dari kata “paham”, dalam Kamus Bahasa Indonesia (1995) berarti mengerti benar (akan), tahu benar (akan). Sedangkan kata “makna” berarti arti atau maksud. Oleh karena itu seseorang dikatakan memahami makna sesuatu apabila ia mampu menterjemahkan, mampu menafsirkan, mampu memperkirakan, mampu menentukan metode dan prosedur, tahu tentang konsep, kaidah, prinsip, dan kaitan antara, bisa meringkas, mengembangkan, meramal, mengontrol dan juga membuktikan tentang apa yang dipahaminya tersebut. Suriasumantri (2005), mengatakan agar seseorang mampu meramalkan dan mengontrol sesuatu, maka pertama sekali ia harus mengetahui mengapa sesuatu itu terjadi. Dengan kata lain, seseorang paham tentang sesuatu jika ia memiliki pengetahuan mengenai hal itu. Dengan demikian pemahaman makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya oleh pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil ditentukan oleh pengetahuan pengusaha tersebut tentang biaya overhead pabrik dan pembebanannya dan hubungannya dengan industri pakaian jadi dari tekstil.

Biaya overhead pabrik yang dimaksudkan disini adalah biaya biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan memproduksi pakaian jadi dari tekstil selain bahan / bakal kain yang langsung merupakan bagian integral dari pakaian jadi dan upah tenaga kerja yang langsung terlibat dalam mengolah bahan/ bakal kain menjadi pakian jadi. Biaya tersebut meliputi biaya bahan tidak langsung yang


(33)

terdiri dari kertas untuk pola, berbagai jenis benang, berbagai jenis kancing dan resleting, sejenis kain keras untuk pelapis, sejenis kain keras / kulit untuk merek, kertas untuk pelapis pakaian jadi, plastik untuk pembungkus pakain jadi, dan lain-lain, gaji / upah tenaga pemotong, premi lembur apabila tenaga kerja bekerja diluar jam kerja tertentu, sewa dan penyusutan peralatan (mesin pemotong kain, mesin jahit dan sejenisnya) dan bangunan pabrik, biaya pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan bangunan pabrik, biaya energi (listrik, penerangan dan minyak), pajak dan asuransi fasilitas produksi.

3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Pemahaman

Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung maupun tidak langsung memperkaya kehidupan manusia. Bahkan sukar dibayangkan apa yang akan terjadi seandainya pengetahuan itu tidak ada dalam kehidupaan manusia. Pengetahuan merupakan sumber jawaban atas segala pertanyaan yang muncul dalam kehidupan.. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasa dan berfikir yang menjadi dasar menusia dalam bersikap dan bertindak. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan dan pengetahuan yang terkandung dalam ilmu dinilai sebagai pengetahuan yang benar untuk menjawab masalah-masalah dalam kehidupan manusia. Suriasumantri (2005) mengatakan bahwa pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Pertama adalah mendasarkan diri pada rasio. Kedua mendasarkan diri pada pengalaman. Kaum rasionalis


(34)

mengembangkan pemahaman yang disebut sebagai rasionalisme. Sedangkan yang mendasarkan pemahaman pada pengalaman disebut dengan empirisme. Selanjutnya Indriantoro dan Bambang (2002), menyebutkan bahwa Ilmu sebagai sumber kebenaran adalah pengetahuan yang memiliki kriteria tertentu. Suatu pengetahuan dapat dikategorikan sebagai ilmu, jika memenuhi setidaknya dua kriteria yaitu sebagai pengetahuan yang rasional dan teruji.

Pengetahuan yang rasional mempunyai pengertian sebagai pengetahuan yang disusun dengan menggunakan pikiran dan timbangan yang logis atau masuk akal. Pengetahuan yang rasional disusun dengan logika tertentu dan disebut pengetahuan yang menggunakan penalaran. Pengetahuan yang diperoleh secara rasional, dilakukan lewat penalaran yang abstrak melalui kriteria untuk mengetahui tentang kebenaran sesuatu yang bagi seseorang jelas dan dapat dipercaya. Pada cara ini fungsi fikiran manusia hanyalah mengenali prinsip-prinsip yang kemudian menjadi pengetahuannya. Pendekatan rasionalisme menyusun pengetahuan secara konsisten dan komulatif berdasarkan pengetahuan yang telah tersusun sebelumnya. Pengetahuan seperti ini tentunya dapat diperoleh memlalui pendidikan baik formal maupun nonformal. Siregar (2004) menyatakan pendidikan adalah usaha yang sengaja (terencana, terkontrol, dengan sadar dan dengan sistimatis) di berikan pada anak didik agar individunya yang potensial itu lebih berkembang teerarah kepada tujuan tertentu. Selanjutnya Siswoyo (1988) dalam Heriadi (2006), menyatakan bahwa pendikan itu penting bagi setiap orang dalam menambah ilmu


(35)

pengetahuannya dan meningkatkatkan kemampuannya. Menurut Siagian (1997) dalam Manik (2003), melalui pendidikan seseorang diharapkan dapat :

1). Menambah cakrawala berfikir. 2). Menambah rasa ingin tahu.

3). Penguasaan terhadap ilmu lebih dalam.

4). Memiliki kemampuan berfikir teratur, logis dan sistimatis serta 5). Memiliki daya analisis tinggi.

Oleh karena itu dengan pendidikan, maka ilmu pengetahuan seseorang akan bertambah dan dengan pengetahuan tertentu, pemahaman seseorang tentang hal itu tentunya baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan pemahaman.

Pengetahuan yang teruji adalah pengetahuan yang disusun berdasarkan fakta atau fenomena. Fakta dapat berupa kejadian kejadian atau segala sesuatu yang dialami dalam kehidupan nyata atau tertangkap pengalaman hidup manusia. Kriteria teruji secara empiris ini memberikan batasan pada ilmu sebagai pengetahuan yang tersusun berdasarkan segala sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia. Pengalaman erat kaitannya dengan metode induktif yakni pengetahuan diperoleh tidak hanya didasarkan pada penalaran semata tetapi juga melalui pengalaman yang kongkrit. Gejala gejala alamiah menurut anggapan kaum empiris adalah bersifat kongkrit dan dapat dinyatakan lewat tangkapan panca indra manusia. Jika suatu gejala diamati dan ditelaah lebih


(36)

lanjut, maka akan ditemukan bahwa suatu gejala mempunyai beberapa karakteristik tertentu, misalnya terdapat suatu pola yang teratur mengenai suatu kejadian tertentu. Apabila benang ditenun ia akan menjadi kain dan jika kain dipotong dan dijahit ia akan berubah menjadi pakaian. Demikian seterusnya, apabila diamati kejadian tersebut dengan seksama dan apalagi dilakukan sendiri tentunya akan membuahkan pengetahuan mengenai bagaimana benang yang berubah menjadi kain dan bagaimana kain berubah menjadi pakaian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengalaman erat kaitanya dengan pemahaman seseorang.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang terkandung dalam ilmu adalah pengetahuan yang benar dan dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan. Pengetahuan yang benar diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Pemahaman seseorang tentang sesuatu dipengaruhi oleh pengetahuan yang bersangkutan tentang hal itu. Dengan demikian pendidikan dan pengalaman seseorang berpengaruh terhadap pemahamannya.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Suryaningsum (2003) tentang pemahaman makna cost oleh dosen akuntansi menunjukkan hasil bahwa pemahaman makna cost oleh dosen akuntansi ternyata berbeda-beda. Dalam penelitian ini factor-faktor yang diduga mempengaruhi pemahaman makna cost oleh dosen akuntansi terdiri dari instansi tempat bekerja meliputi instansi pemerintah dan swasta, asal S 1


(37)

(Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta), pengalaman mengajar, tahun lulus, miknat konsentrasi riset, penguasaan bahasa Inggeris dan tingkat pendidikan (S2 dan S3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemahaman makna cost oleh dosen akuntansi ternyata tidak dipengaruhi oleh instansi tempat bekerja, asal S 1, pengalaman mengajar, tahun lulus, minat konsentrasi dan riset. Sedangkan yang mempengaruhi pemahaman makna cost oleh dosen akuntansi adalah penguasaan bahasa Inggeris dan tingkat pendidikan.

Selanjutnya Suryaningsum dan Trisnawati (2003) meneliti tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

Dalam penelitian ini faktor kecerdasan yang diduga mempengaruhi pemahaman akuntansi terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi empati dan keterampilan sosial. Hasilnya menunjukkan bahwa kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial ternyata tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

Manik (2003) meneliti hubungan antara latar belakang pendidikan, pengalaman penataran dan pengalaman keguruan dengan kemampuan mengajar guru IPA SLTP Negeri di Kisaran. Hasilnya menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar dan pengalaman keguruan berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengajar guru IPA Negeri Kisaran.

Siregar (2004) meneliti pengaruh tingkat pendidikan dan pengalaman mengajar terhadap kemampuan mengajar guru di SMA Negageri 2 Kisaran.


(38)

Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa pendidikan dan pengalaman mengajar berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengajar guru di SMA Negeri 2 Kisaran.

Demikian juga Syam (2005) yang meneliti hubungan antara latar belakang pendidikan dan pengetahuan konsep PAUD dengan kinerja tenaga pendidik kelompok bermain di Kota Medan. Penelitian ini juga menunjukan hasil yang signifikan, di mana latar belakang pendidikan dan pengetahuan konsep PAUD berpengaruh terhadap kinerja tenaga pendidik kelompok bermain di Kota Medan.

Oleh karena itu penelitian yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel yang diteliti

Hasil Penelitian Suryaningsum 2003 Pemahaman

Makna Cost oleh Dosen Akuntansi. Pemahaman (Y), Asal instansi, asal S1, tingkat pendidikan, tahun lulus, pengalaman, minat konsentrasi dan penguasaan bahasa Inggris. Pemahaman makna cost oleh dosen akuntansi berbeda-beda. Pemahaman makna cost tidak dipengaruhi oleh Instansi tempat bekerja, asal S1, pengalaman mengajar, tahun lulus, minat konsentrasi dan riset. Sedangkan yang mempengaruhi adalah tingkat


(39)

pengusaan bahasa inggris. Suryaningsum dan Trisnawati 2003 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pemahaman akuntansi (Y), Pengenalan diri (X1), Pengendalian diri (X2), Motivasi (X3), Empati (X4) dan Kemampuan sosial (X5). Pengenalan diri, pengendalian diri , motivasi, empati, dan keterampilan sosial tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi.

Manik 2003 Hubungan Latar

Belakang Pendidikan, Pengalaman Penataran dan Pengalaman Keguruan dengan Kemampuan Mengajar Guru IPA SLTP Negeri Kisaran Kemampuan mengajar guru (Y), Latar belakang pendidikan (X1), Pengalaman penataran (X2), Pengalaman mengajar (X3) Latar belakang pendidikan, pengalaman penataran dan pengalaman mengajar berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengajar guru IPA SLTP di Kisaran

Siregar 2004 Pengaruh Tingkat

Pendidikan dan Pengalaman

Mengajar Guru SMA N.2 Kisaran

Kemampuan mengajar (Y), Latar belakakgn pendidikan (X1), Pengalaman mengajar (X2) Tingkat pendidikan dan pengalaman mengajar berpengaruh signifikan terhadap kemapuan mengajar Guru SMA N.2 Kisaran


(40)

Siregar 2005 Hubungan Pemahaman

Kurikulum 2004 dan Sikap Inovatif dengan Kinerja Guru Di SMA Negeri Kota Medan Kinerja guru (Y), Pemahaman kurikulum (X1), Sikap Inovatif (X2) Pemahaman kurikulum dan sikap inovatif berpengaruh signifikan dengan kinerja guru SMA di Kota Medan. Syam 2005 Hubungan Latar

Belakang Pendidikan dan Pengetahuan Konsep PAUD dengan Kinerja Tenaga Pendidik Kelompok

Bermain di Kota Medan Kinerja tenaga pendidik (Y), Latar belakang pendidikan (X1), Pengetahuan konsep PAUD (X2) Latar belakang pendidikan dan pengetahuan konsep PAUD berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga pendidik kelompok

bermain di kota Medan

C. Kerangka Konsep

Variabel pendidikan dan pengalaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil berperan sebagai variabel independen. Latar belakang pendidikan berhubungan erat dengan pengetahuan seseorang. Perbedaan tingkat pendidikan pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil akan mempengaruhi ketepatan pemahamannya atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya. Tingkat pengalaman erat kaitannya dengan pemahaman. Perbedaan pengalaman akan mengakibatkan perbedaan kemampuan dalam mengolah informasi yang selanjutnya menyebabkan perbedaan dalam hal


(41)

pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil ditentukan oleh pengetahuan pengusaha tersebut tentang biaya overhead pabrik.

Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan model penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1 : Model Penelitian

D. Hipotesis penelitian

Menurut Kinney (1986) dalam Jogiyanto (2004) hipotesis (hypothesis) adalah prediksi tentang fenomena. Proposisi adalah pernyataan tentang konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika dihubungkan dengan fenomena yang diobservasi. Proposisi tidak dimaksudkan untuk diuji kebenarannya. Jika proposisi dimaksudkan untuk diuji dan dihubungkan dengan pengujian empiris, maka disebut dengan hipotesis.

Berdasarkan rumusan masalah, kajian literatur dan hasil-hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut :

Pendidikan

Pemahaman Pengusaha Atas Makna Biaya Overhead Pabrik dan Pembebanannnya Pengalaman


(42)

1. Pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan memiliki pemahaman yang bervariasi atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya.

2. Faktor pendidikan dan pengalaman mempengaruhi ketepatan pemahaman makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya oleh pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas metodologi penelitian yang meliputi ; Jenis Penelitian, Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian, Jenis dan Pengumpulan Data, Variabel Dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian., Uji Kualitas Data, Uji Asumsi Klassik, Uji Deskriftif dan Uji Hipotesis.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif korelasional. Dikelompokkan destriptif, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat variasi pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi tekstil di Kota Medan atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya. Selanjutnya termasuk penelitian korelasional, karena penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan pendidikan dan pengalaman terhadap pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi tekstil di Kota Medan atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya.


(44)

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kota Medan dengan mengambil data dari pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil yang beroperasi di 19 kecamatan yang ada di Kota Medan.

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil yang beroperasi di Kota Medan. Menurut Peraturan Daerah Kota Medan Nomor : 10 tahun 2002 tanggal 13 Agustus 2002, kelompok pengusaha ini tergolong ke dalam kelompok industri kecil. Cirinya adalah nilai investasi antara Rp.5.000.000,- s/d Rp.200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Berdasarkan data yang ada jumlah populasi adalah 129 pengusaha.

3. Sampel Penelitian

Gay dalam Umar (2003) menyatakan ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan desain/metode penelitian yang digunakan yaitu : Desain deskriptif, minimal 10 % dari populasi. Untuk populasi yang relatif kecil minimal 20 %. Desain deskriptif korelasional, minimal 30 subyek. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan kelompok (Clustered Sampling) secara acak sederhana dan ditentukan secara proporsional. Oleh karena itu untuk mendapatkan sampel yang jumlahnya


(45)

di atas ukuran minimal tersebut, ditetapkan 40 % per Kecamatan. Dengan demikian jumlah sampel terpilih dalam penelitian ini adalah 52 pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan.

C. Jenis dan Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah berupa data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Berdasarkan masalah penelitian yang disebutkan di muka, maka data primer yang diperlukan dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner dimaksud berisikan berbagai pertanyaan yang harus dijawab para responden untuk dapat mengetahui bagaimana pemahaman pengusaha pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan terhadap makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya, serta bagaimana persepsi mereka tentang pengaruh pendidikan dan pengalaman mereka terhadap pemahaman tadi.

Untuk mendapatkan kuesioner yang diharapkan, maka proses pembuatan kuesioner diawali dengan membaca literatur, mengadakan diskusi dengan pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil, kemudian melakukan konsultasi dan meminta petunjuk dengan pihak-pihak yang dianggap banyak terlibat dalam membina UKM di Kota Medan serta dilanjutkan dengan diskusi dan konsultasi dengan pembimbing.


(46)

Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara menyerahkan langsung daftar pertanyaan penelitian secara tertulis (kuesioner) kepada pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil, kemudian memberikan penjelasan seperlunya guna mendapatkan jawaban tertulis yang objektif dari responden. Setelah kuesioner dijawab dengan baik dan benar selanjutnya diambil atau diterima langsung dari pengusaha.

D. Variabel Dan Defenisi Operasinal Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya (Y), sedangkan variabel bebas adalah pendidikan ( X1 ) dan pengalaman ( X2) pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah sebagai berikut

Gambar 3.1

Hubungan Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat

Pendidikan

Pemahaman Pengusaha Atas Makna Biaya Overhead Pabrik dan Pembebanannnya


(47)

2. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

a. Dalam penelitian ini pemahaman diartikan sebagai kemampuan pengusaha memahami makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman responden atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya, maka diajukan sebanyak 15 pertanyaan yang berkaitan dengan komponen-komponen biaya overhead pabrik yang biasanya ada pada jenis industri ini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut meliputi pertanyaan tentang bahan baku tidak langsung yang terdiri dari 6 (enam) pertanyaan, tentang tenaga kerja tidak langsung 2 (dua) pertanyaan serta pertanyaan yang berkaitan dengan biaya penyusutan, biaya sewa, biaya pemeliharaan, biaya listrik dan atau energi, biaya pajak bumi dan bangunan, biaya pendaftaran / perizinan, dan biaya lainnya. Selanjutnya responden diminta untuk menjawab setiap pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang telah disediakan. Jawaban Ya diberi bobot 3, Kadang-Kadang diberi bobot 2 dan Tidak diberi bobot 1.

Jika responden memperoleh skor 31 – 45 dikelompokkan sebagai memahami, skor 16 – 30 kurang memahami dan skor 0 -15 tidak memahami.

b. Pendidikan (X1) pada penelitian ini adalah pendidikan formal terakhir yang telah dijalani oleh pengusaha pakaian jadi dari tekstil. Untuk mengetahui bagaimana persepsi pengaruh pendidikan terhadap pemahaman makna


(48)

biaya overhead pabrik dan pembebanannya menurut pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil diajukan 10 pertanyaan. Untuk tiap pertanyaan diminta responden memberi tanda silang (X) pada salah satu dari tiga jawaban yang disediakan. Jawaban Ya diberi bobot 3, Kadang-Kadang diberi bobot 2 dan Tidak diberi bobot 1. Jika responden memperoleh skor 21 s/d 30 dikelompokkan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap pemahaman, skor 11 s/d 20 kurang berpengaruh dan skor 1 s/d 10 tidak berpengaruh.

c. Pengalaman (X2) adalah masa/ lamanya pengusaha berkecimpung dalam usaha di bidang pakaian jadi dari tekstil, baik sebagai karyawan dan atau anggota keluarga dan atau sebagai pedagang pakaian jadi dan atau sebagai pengelola industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil. Pada penelitian ini untuk mengetahui apakah menurut pengusaha pengalamanya berpengaruh terhadap pemahamannya atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya diajukan 10 pertanyaan. Setiap pertanyaan dijawab dengan cara yang sama seperti pada poin a dan b di atas. Jika responden memperoleh skor 21 s/d 30 dikelompokkan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap pemahaman, skor 11 s/ 20 kurang berpengaruh dan skor1 s/d 10 tidak berpengaruh.


(49)

E. Uji Kualitas Data

Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas (Hair et al, 1998). Pengujian validitas dan reliabilitas masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Ada dua prosedur untuk mengukur kualitas data, yaitu :

a. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara score masing-masing butir pertanyaan dengan total score dari item-item pertanyaan. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila memiliki korelasi kurang dari 0,05 atau kurang dari 5 %.

b. Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji konsistensi jawaban responden atas suatu pertanyaan penelitian. Menurut (Hair et al, 1998) suatu kuesioner dinggap reliabel bila memiliki koefisien Cronbach Alpha di atas 0,60.

F. Uji Asumsi Klasik

Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar data-data dapat bermakna dan bermanfaat. Adapun pengujian asumsi klasik atas model regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(50)

1. Uji Normalitas, untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah data yang terdistribusi secara normal atau mendekati normal. Uji statistik yang umum digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan test statistik sederhana (berdasarkan nilai kurtosis atau skwnees), Shapiro-Wilk test dan Kolmogorov-Smirnov test.

2. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Multikolinieritas dapat dilihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Dalam hal ini nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi dalam hal ini nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10.

3. Uji Heteroskedastisitas, menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.


(51)

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

G. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk melihat indikasi adanya data yang memencil (outlier), dengan cara membandingkan antara mean dan standar deviation. Apabila standar deviation lebih besar dari mean, hal ini mengindikasikan terjadi outlier. Outlier adalah data yang memiliki karakteristik unit yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-obsevasi lainnya atau data memiliki karakteristik ekstrim terlalu besar/kecil. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan dan menyajikan secara ringkas informasi dari sejumlah besar data dengan melihat nilai minimal, maksimal, mean dan standar deviation (Sularso, 2003).

H. Uji Hipotesis

Ada dua hipotesis dalam penelitian ini. Untuk menjawab hipotesis 1 yang berbunyi Pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan memiliki pemahaman yang bervariasi atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya, digunakan statistik deskriptif dan Uji Beda. Selanjutnya untuk menjawab hipotesis 2 yang berbunyi Faktor pendidikan dan pengalaman mempengaruhi ketetapatan pemahaman makna biaya overhead pabrik dan


(52)

pembebanannya oleh pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan, akan digunakan alat analisis regresi sederhana dan berganda

Analisis regresi sederhana adalah suatu teknik yang digunakan untuk membangun suatu persamaan yang menghubungkan antara variabel tidak bebas (Y) dengan variabel bebas (X) dan sekaligus untuk menentukan nilai ramalan atu dugaannya Suharyadi dan Purwanto (2004). Adapun bentuk persamaan regresinya adalah:

Y = a + b X Dimana:

Y = Variabel Dependen a = Konstanta

b = Koefisien regresi X = Variabel Independen

Selanjutnya Suharyadi dan Purwanto (2004) menyebutkan untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua dikenal dengan analisis regresi berganda. Bentuk persamaan regresi dengan dua variabel independen adalah:

Y = a + b1 X 1 + b 2 X 2

Dimana :

Y = Tingkat Pemahaman penguaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya.


(53)

a = Konstanta b = Koefisien regresi

X 1 = Pendidikan pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil.


(54)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Deskriptif 1. Gambaran Umum

Di Kota Medan terdaftar industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil untuk tahun 2004 s/d 2006 berjumlah 129 perusahaan. Dari 52 pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil yang ditetapkan sebagai sampel ternyata hanya 34 pengusaha yang mengisi kuesioner dengan baik dan layak di olah. Tabel 4.1 berikut berisikan data industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan yang menunjukkan jumlah populasi, jumlah sampel terpilih dan jumlah kuesioner terisi dengan baik.


(55)

Tabel 4.1

Data jumlah polpulasi, sampel terpilih dan kuesioner kembali

No. Kecamatan Populasi Sampel

Terpilih

Kuesioner Kembali

1 Medan Tembung 7 3 2

2 Medan Denai 15 6 6

3 Medan Area 32 13 11

4 Medan Perjuangan 7 3 2

5 Medan Kota 18 7 5

6 Medan Timur 7 3 2

7 Medan Barat 11 4 2

8 Medan Helvetia 4 2 2

9 Medan Petisah 5 2 1

10 Medan Baru 3 1 0

11 Medan Marelan 2 1 0

12 Medan Labuhan 1 0 0

13 Medan Sunggal 3 1 1

14 Medan Johor 4 2 0

15 Medan Maimun 3 1 0

16 Medan Deli 1 0 0

17 Medan Polonia 2 1 0

18 Medan Selayang 2 1 0

19 Amplas 2 1 0

Jumlah 129 52 34

Sumber : Data diolah

Data di atas menunjukkan bahwa banyak sampel terpilih tidak mengisi kuesioner, hal ini disebabkan oleh beberapa pengusaha pada saat dikunjungi : a. Tidak berada di tempat. Sesuai informasi yang diperoleh sedang tugas luar

(membeli keperluan perusahaan dan atau memasarkan hasil produksinya). b. Berada di tempat, tetapi beliau mengatakan perusahaan sudah tidak beroperasi


(56)

Kondisi ini didukung oleh data industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil terdaftar di Kota Medan yang menunjukkan adanya penurunan. Pada tahun 2003 terdaftar sebanyak 82 perusahaan dan pada tahun 2006 terdaftar hanya 55 perusahaan (mendaftar ulang terdaftar tahun 2003 tambah baru terdaftar 2006).

Dari 34 responden hanya 1 orang yang umurnya kurang dari 40 tahun, bahkan 5 diantaranya berumur lebih dari 55 tahun. Jika dilihat dari umur / lamanya berusaha di bidang pakaian jadi dari tekstil 30 responden menyatakan lebih dari 10 tahun bahkan ditemukan 3 responden yang telah berusaha lebih dari 25 tahun (ada yang telah 40 tahun) Selanjutnya jika dilihat dari lamanya sebagai pengusaha 23 responden lebih dari 6 tahun dan 11 responden kurang dari 6 tahun (ada yang baru 1 tahun sebagai pengusaha, tetapi sudah lebih dari 30 tahun berusaha di bidang pakaian jadi dari tekstil). Kondisi di atas menunjukkan bahwa pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil, jika keadaan memungkinkan ia bisa saja berkedudukan / berperofesi sebagai pengusaha dan jika keadaan tidak memungkinkan, maka ia berkedudukan / berprofesi sebagai tenaga kerja.

2. Deskripsi Variabel

Penelitian ini mengamati satu variabel terikat (dependent variable) yaitu pemahaman makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya (Y) dan dua variabel bebas (independent variable) yaitu pendidikan (X 1) dan pengalaman


(57)

pengusa industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan (X 2). Deskripsi masing-masing variable diuraikan sebagai berikut :

a. Variabel Pemahaman (Y) yaitu pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya, diperlihatkan pada gambar 4.1 berikut ;

Gambar 4.1

Variasi Pemahaman Pengusaha Industri Rumah Tangga Pakaian Jadi Dari Tekstil Di Kota Medan

Sumber: Data Primer Diolah

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil yang masuk dalam kategori memahami adalah sebesar 23, 53 % dan yang kurang memahami 76,47 %.

Paham Kurang Paham


(58)

b. Pendidikan (X 1) adalah pendidikan formal yang pernah diikuti pengusaha insdustri rumah tangga pakaian jadi tekstil di Kota Medan. Pengaruh pendidikan formal merurut pengusaha pakaian jadi terkstil di Kota Medan terhadap pemahamannya atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya di perlihatkan pada gambar 4.2 berikut :

Gambar 4.2

Pengaruh Pendidikan Terhadap Pemahaman Pengusaha Industri Rumah Tangga Pakaian Jadi Dari Tekstil Di Kota Medan

0 5 10 15 20 25

Berpengaruh Kurang Berpengaruh

Tidak Berpengaruh

Series1

Sumber: Data Primer Diolah

Gambar 4.2 tersebut menunjukkan bahwa tidak satu orangpun pengusaha pakaian jadi dari tekstil yang menyatakan bahwa pendidikan formal yang ia miliki berpengaruh terhadap pemahamannya atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya, 23 atau 67,65 % pengusaha menyatakan kurang berpengaruh dan 11 atau 32,35 % pengusaha menyatakan tidak berpengaruh.


(59)

c. Pengalaman (X 2) adalah masa/lamanya pengusaha berusaha di bidang usaha pakaian jadi dari tekstil. Pengaruh pengalaman menurut pengusaha terhadap pemahamannya atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.3

Pengaruh Pengalaman Terhadap Pemahaman Pengusaha Industri Rumah Tangga Pakaian Jadi Dari Tekstil Di Kota Medan

0 5 10 15 20 25 30

Berpengaruh Kurang Berpengaruh

Tidak Berpengaruh

Series1

Sumber: Data Primer Diolah

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa 26 pengusaha atau 76,47 % menyatakan bahwa pengalaman berusaha berpengaruh terhadap pemahamannya atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya, 8 pengusaha atau 23,53 % menyatakan kurang berpengaruh dan tidak ada pengusaha yang menyatakan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap pemahamannya.


(60)

B. Hasil Pembahasan 1. Hasil Uji Kualitas Data

Uji kualitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji valididas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen.

a. Uji Validitas Data

Validitas data digunakan untuk mengukur sah atau valid atau tidaknya suatu data penelitian. Suatu data penelitian dapat dikatakan valid atau sah, jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh kuesioner tersebut. Penelitian ini menggunakan uji korelasi bivariate untuk meguji validitas data penelitian.

Hasil uji validitas variabel penelitian pemahaman makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya (Y) diperlihatkan tabel 4.2 berikut:


(61)

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian Pemahaman Makna Biaya Overhead Pabrik dan

Pembebanannya (Y)

Pertanyaan Pearson

coefficients Validitas Pertanyaan kesatu (P1) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P2) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P3) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P4) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P5) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P6) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P7) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P8) 0,001 Valid Pertanyaan kesatu (P9) 0,010 Valid Pertanyaan kesatu (P10) 0,030 Valid Pertanyaan kesatu (P11) 0,005 Valid Pertanyaan kesatu (P12) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P13) 0,001 Valid Pertanyaan kesatu (P14) 0,001 Valid Pertanyaan kesatu (P15) 0,003 Valid Sumber: Data Primer Diolah

Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa nilai Pearson Coefficient untuk seluruh pertanyaan menunjukan kurang dari 5 % yang berarti semua pertanyaan dinyatakan valid.

Hasil uji validitas untuk variabel penelitian Pendidikan pengusaha pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan di perlihatkan pada tabel 4.3 berikut :


(62)

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian

Pendidikan Pengusaha Pakaian Jadi Dari Tekstil Di Kota Medan (X1)

Pertanyaan Pearson

coefficients Validitas Pertanyaan kesatu (P1) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P2) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P3) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P4) 0,005 Valid Pertanyaan kesatu (P5) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P6) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P7) 0,005 Valid Pertanyaan kesatu (P8) 0,001 Valid Pertanyaan kesatu (P9) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P10) 0,005 Valid Sumber: Data Primer Diolah

Dari tabel 4.3 tersebut dapat dilihat bahwa semua pertanyaan menunjukan Pearson Coefficient kurang dari 5 % yang berarti semua pertanyaan berkaitan dengan pendidikan pengusaha dinyatakan valid.

Selanjutnya hasil uji validitas variabel penelitian pengalaman pengusaha pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan diperlihatkan pada tabel 4.4 berikut :


(63)

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian Pengalaman Pengusaha Pakaian Jadi Dari Tekstil

Di Kota Medan (X2)

Pertanyaan Pearson

coefficients Validitas Pertanyaan kesatu (P1) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P2) 0,001 Valid Pertanyaan kesatu (P3) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P4) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P5) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P6) 0,007 Valid Pertanyaan kesatu (P7) 0,000 Valid Pertanyaan kesatu (P8) 0,010 Valid Pertanyaan kesatu (P9) 0,001 Valid Pertanyaan kesatu (P10) 0,000 Valid Sumber: Data Primer Diolah

Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa nilai Pearson Coefficient untuk semua pertanyaan adalah kurang dari 5 % yang berarti semua pertanyaan dinyatakan valid.

b. Uji Reliabelitas Data

Uji reliabilitas terhadap data penelitian dilakukan untuk mengukur keterandalan suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk penelitian. Untuk menguji keterandalan instrumen digunakan rumus Cronbach’s Alpha. Adapun hasil perhitungan reliabilitas untuk variabel pemahaman pengusaha pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya (Y) baik untuk uji coba terhadap 15


(64)

menunjukkan hasil yang reliabel yaitu berada di atas 0,60 atau > 0,60 yakni sebesar 0,848. Demikian pula untuk variabel pendidikan (X1) sebesar 0,755 dan pengalaman (X2) sebesar 0,809 yang diperlihatkan pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian

Variabel Cronbach’s

Alpha Reliabelitas Pemahaman atas makna biaya overhed

pabrik dan pembebanannya (Y)

0,848 Reliabel Tingkat Pendidikan (X1) 0,755 Reliabel

Pengalaman (X2) 0,809 Reliabel

Sumber: Data Primer Diolah 2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pada sub bab ini akan dibahas hasil pengujian terhadap uji asumsi klasik yaitu : normalitas, multikolinearitas, heteroskesdastisitas dan uji Liniearitas.

a. Hasil Uji Normalitas

Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian Statistik. Penelitian ini mengunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Dalam uji statistik Kolmogorov-Smirnov apabila nilai Asymp signifikasi di atas 5 % berarti berdistribusi normal. Setelah dilakukan pengujian normalitas terhadap data dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov sesuai tabel 4.6 di bawah ini, ternyata hasilnya berdistribusi secara normal yang ditunjukkan oleh nilai asymp signifikasi Kolmogorov-Smirnov : Variabel


(65)

di Kota Medan atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya (Y) sebesar 0,133, variabel Pendidikan (X1) sebesar 0,069, dan variabel Pengalaman (X2) sebesar 0,357 yakni di atas 5%.

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian Variabel asymp signifikasi

Kolmogorov-Smirnov Normalitas Pemahaman atas makna

biaya overhead pabrik dan pembebanannya (Y)

0,133 Normal

Pendidikan (X1) 0,069 Normal

Pengalaman (X2) 0,357 Normal

Sumber: Data Primer Diolah b. Hasil Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas dalam penelitian. Model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi antara suatu variabel independen dengan yang lain. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini yang menunjukkan bahwa diantara variabel independen penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas karena memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk Pendidikan (X1) sebesar 1.037, dan Pengalaman (X2) sebesar 1.037, nilai ini tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance untuk Pendidikan (X1) sebesar 0,965 dan Pengalaman (X2) sebesar 0,965 yang nilainya lebih dari 0.10 atau di atas 10 %.


(66)

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics Variabel

Independen VIF Tolerance Kesimpulan

Pendidikan (X1) 1.037 0,965 Tidak terjadi multikolinearitas

Pengalaman (X2) 1.037 0.965 Tidak terjadi multikolinearitas

Sumber: Data Primer Diolah

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian Heteroskedastisitas bertujuaan menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskesdastisitas pada suatu model dapat digunakan Uji Glejser

Tabel 4.8 merupakan ringkasan hasil uji heteroskesdastisitas, yang menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat Nilai Absolut Residual. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini terbebas dari asumsi klasik heteroskesdastisitas.


(67)

Tabel 4.8

Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel

Independen Nilai t Sig. Kesimpulan

Pendidikan (X1) 0,475 0,638 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Pengalaman (X2) 1,086 0,286 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Sumber: Data Primer Diolah 3. Statistik Deskriptif

Tabel 4.9 merupakan hasil uji Statistik Deskriptif, yang menunjukkan bahwa ditinjau dari sebaran datanya, berdistribusi secara normal.

Tabel 4.9

Hasil Uji Descriptive Statistics

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Y1 34 21.00 39.00 28.5882 4.03107

X1 34 10.00 20.00 11.8824 2.08552

X2 34 20.00 28.00 23.4706 2.86288

Sumber: Data Primer Diolah

Statistika deskriptif untuk variabel pengalaman (X2) lebih besar dari variabel pendidikan (X1) yang menunjukkan bahwa variabel pengalaman lebih dominan mempengaruhi tingkat pemahaman dari pada variabel pendidikan.

4. Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji Hipotesis 1

Untuk melihat variasi pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya dilakukan dengan statistik deskriptif. Sebagaimana disebutkan


(68)

menyajikan informasi secara ringkas. Gambaran secara ringkas dimaksud dapat berupa tabel dan atau berbagai gambar. Pada penelitian ini variasi pemahaman penguasaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya diperlihatkan dalam bentuk tabel berikut :

Tabel 4.10

Variasi Pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan atas makna biaya overhead pabrik dan

pembebanannya.

Variasi Pemahaman Jumlah

Paham 8 Pengusaha

Kurang Paham 26 Pengusaha

Tidak Paham 0 Pengusaha

Total 34 Pengusaha

Sumber: Data Primer Diolah

Setelah variasi pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil atas makna biaya ovehead pabrik dan pembebanannya dapat digambarkan, selanjutnya dilakukan uji beda. Dalam uji beda apabila nilai signifikasi lebih besar dari 5 % berarti tidak terdapat perbedaan, demikian sebaliknya. Adapun hasilnya diperlihatkan pada tabel 4.11 berikut :

Tabel 4.11 Hasil Uji Beda

N Corellation Sig

Pair 1 X1A & X2A 26 .121 .556

Pair 2 X1B & X2 B 8 -.118 .781


(69)

Dari tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pengusaha yang dikelompokkan memahami dengan yang kurang memahami makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya di Kota Medan yang diperlihatkan nilai signifikasi di atas 5 %.

b.1. Hasil Uji Hipotesis 2 Secara Parsial

Dengan uji hipotesis secara parsial diharapkan hasilnya dapat menunjukkan hasil yang lebih detail terhadap keakuratan alat pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian secara parsial terhadap hipotesis penelitian ini dilakukan dengan dua tahapan; pertama pengujian pengaruh variabel pendidikan terhadap variabel dependen yaitu pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya, kedua pengujian pengaruh variabel pengalaman terhadap pemahaman pengusaha tersebut atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya.

Hasil pengujian secara persial terhadap hipotesis penelitian disajikan pada tabel 4.12 yang menyajikan ringkasan hasil pengujian secara parsial terhadap hipotesis penelitian ini dengan tingkat signifikansi yang diisyaratkan sebesar 5%.


(70)

Tabel 4.12

Ringkasan Hasil Analisis Hipotesis Secara Parsial Variabel Nilai F Sig. Adjusted R. Square Hipotesis

X1 3.117 0,087a 0,060 Ditolak

X2 0,312 0,580a -0,021 Ditolak

Sumber: Data Primer Diolah

Hasil pengujian hipotesis secara parsial terhadap kedua variabel penelitian ini, menunjukkan bahwa untuk variabel Pendidikan (X1) tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat alpha 5% terhadap pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya dengan p-value 0,087. Untuk variabel Pengalaman (X2) juga tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat alpha 5% terhadap pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya dengan p-value 0,580.

Untuk variabel pendidikan (X1), nilai Adjusted R Square sebesar 0,060 angka tersebut menunjukkan bahwa variabel dependen yaitu pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya dapat dijelaskan oleh pendidikan sebesar 6 % sedangkan sisanya 94 % disebabkan oleh faktor lain diluar variabel yang digunakan. Untuk variabel pengalaman (X2), nilai Adjusted R Square sebesar -0.021 angka tersebut menunjukkan bahwa variabel


(71)

tekstil atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya dapat dijelaskan oleh pengalaman sebesar 2,10 %, sedangkan sisanya 97,90 % disebabkan oleh faktor lain diluar variabel yang digunakan.

Hasil pengujian hipotesis secara parsial ini meberikan bukti bahwa variabel Pendidikan (X1) tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat alpha 5 % terhadap pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil atas atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya, dan untuk variabel pengalaman (X2) tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat alpha 5 % terhadap pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi dari tekstil di Kota Medan atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya.

Hasil penelitian secara parsial ini belum dapat dihubungkan atau diperbandingkan dengan penelitian terdahulu, karena sampai sekarang belum ditemukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang menguji variabel pendidikan dan pengalaman berpengaruh terhadap tingkat pemahaman pengusaha industri rumah tangga pakaian jadi tekstil atas makna biaya overhead pabrik dan pembebanannya. Hanya saja penelitian yang dilakukan oleh Suryaningsum tentang Pemahaman Makna cost oleh Dosen Akuntansi menyimpulkan bahwa pemahaman makna cost oleh dosen Akuntansi bervariasi, di mana pengalaman mengajar juga tidak berpengaruh terhadap pemahaman makna cost sedangkan peneliti lainnya berkaitan dengan latar belakang


(1)

42

Descriptive Statistics

34 18.00 21.00 39.00 28.5882 .69132 4.03107

34 10.00 10.00 20.00 11.8824 .35766 2.08552

34 8.00 20.00 28.00 23.4706 .49098 2.86288

34 Y1

X1 X2

Valid N (listwise)

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

N Range Minimum Maximum Mean Std.

Hasil uji beda

T-Test

[DataSet1] D:\New P. Ali ok\DATA UJI BEDA.sav

Paired Samples Statistics

11.6154

26

2.31650

.45430

25.6154

26

2.59348

.50862

11.1250

8

1.55265

.54894

25.5000

8

2.72554

.96362

X1A

X2A

Pair

1

X1B

X2B

Pair

2

Mean

N

Std. Deviation

Std. Error

Mean

Paired Samples Correlations

26

.121

.556

8

-.118

.781

X1A & X2A

Pair 1

X1B & X2B

Pair 2

N

Correlation

Sig.

Paired Samples Test

14.00000

3.26190

.63971 15.31751 12.68249

-21.885

25

.000

14.37500

3.29231 1.16401 17.12744 11.62256

-12.350

7

.000

X1A - X2

Pair 1

X1B - X2

Pair 2

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

Lower

Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

Paired Differences

t

df

Sig. (2-tailed)

Ali Usman: Pemahaman Makna Biaya Overhead Pabrik Dan Pembebanannya Oleh Pengusaha Industri Rumah Tangga Pakaian Jadi Dari Tekstil Di Kota Medan, 2007.


(2)

HASIL UJI H2 SECARA PARSIAL (X1)

Model Summary

b

.298

a

.089

.060

3.90771

2.209

Model

1

R

R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), X1

a.

Dependent Variable: Y1

b.

ANOVA

b

47.590

1

47.590

3.117

.087

a

488.645

32

15.270

536.235

33

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Predictors: (Constant), X1

a.

Dependent Variable: Y1

b.

Coefficientsa

35.430 3.933 9.008 .000

-.576 .326 -.298 -1.765 .087 1.000 1.000

(Constant) X1 Model 1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y1 a.


(3)

44

Residuals Statisticsa

23.9139 29.6721 28.5882 1.20088 34

-3.892 .903 .000 1.000 34

.671 2.731 .880 .356 34

26.5556 29.8250 28.6588 .98737 34

-8.09631 9.90369 .00000 3.84804 34

-2.072 2.534 .000 .985 34

-2.109 2.580 -.007 1.013 34

-8.38854 10.26115 -.07061 4.09805 34

-2.237 2.853 -.010 1.060 34

.003 15.151 .971 2.566 34

.000 .519 .036 .091 34

.000 .459 .029 .078 34

Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual

Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Y1 a.

HASIL UJI H2 SECARA PARSIAL (X2)

Regression

Model Summary

b

.098

a

.010

-.021

4.07377

2.038

Model

1

R

R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), X2

a.

Dependent Variable: Y1

b.

ANOVA

b

5.175

1

5.175

.312

.580

a

531.060

32

16.596

536.235

33

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Predictors: (Constant), X2

a.

Dependent Variable: Y1

b.

Ali Usman: Pemahaman Makna Biaya Overhead Pabrik Dan Pembebanannya Oleh Pengusaha Industri Rumah Tangga Pakaian Jadi Dari Tekstil Di Kota Medan, 2007.


(4)

Coefficientsa

31.835 5.856 5.437 .000

-.138 .248 -.098 -.558 .580 1.000 1.000

(Constant) X2 Model 1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y1 a.

Residuals Statisticsa

27.9617 29.0683 28.5882 .39600 34

-1.582 1.212 .000 1.000 34

.708 1.322 .969 .196 34

27.4866 29.2334 28.5661 .47380 34

-7.79165 10.20835 .00000 4.01158 34

-1.913 2.506 .000 .985 34

-1.949 2.554 .003 1.009 34

-8.09444 10.60506 .02212 4.21599 34

-2.044 2.817 -.001 1.054 34

.027 2.503 .971 .781 34

.000 .127 .025 .035 34

.001 .076 .029 .024 34

Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value

Adjusted Predicted Value Residual

Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance

Centered Leverage Value

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Y1 a.


(5)

46

HASIL UJI H2 SECARA SIMULTAN

Regression

Model Summary

b

.337

a

.113

.056

3.91605

2.234

Model

1

R

R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), X2, X1

a.

Dependent Variable: Y1

b.

ANOVAb

60.836 2 30.418 1.984 .155a

475.399 31 15.335

536.235 33 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X2, X1 a.

Dependent Variable: Y1 b.

Coefficientsa

41.412 7.547 5.487 .000

-.634 .333 -.328 -1.905 .066 .965 1.037

-.225 .242 -.160 -.929 .360 .965 1.037

(Constant) X1 X2 Model 1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y1 a.

Residuals Statisticsa

23.7723 30.5639 28.5882 1.35777 34

-3.547 1.455 .000 1.000 34

.735 2.741 1.115 .336 34

25.9009 31.0230 28.6371 1.22676 34

-7.80309 9.52089 .00000 3.79553 34

-1.993 2.431 .000 .969 34

-2.035 2.489 -.005 1.008 34

-8.13947 9.97890 -.04886 4.12917 34

-2.151 2.737 -.006 1.048 34

.190 15.201 1.941 2.476 34

.000 .315 .031 .057 34

.006 .461 .059 .075 34

Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value

Adjusted Predicted Value Residual

Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance

Centered Leverage Value

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Y1 a.

Ali Usman: Pemahaman Makna Biaya Overhead Pabrik Dan Pembebanannya Oleh Pengusaha Industri Rumah Tangga Pakaian Jadi Dari Tekstil Di Kota Medan, 2007.


(6)