V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh komposisi gas terhadapa laju respirasi pisang jantenini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Perbandingan komposisi gas yaitu O
2
, CO
2
, dan N
2
serta pengaruh suhu ruang dan dingin memberikan perbedaan pada laju respirasi pisang janten
selama penyimpanan meskipun pada perbandingan komposisi tidak memberikan perbedaan yang terlalu besar padamasing-masing parameter.
2. Perbandingan komposisi gas 4 O
2
, 5 CO
2
, dan 91 N
2
adalah perbandingan komposisi gas terbaik dalam menekan laju respirasi serta
menghambat perubahan total asam, tingkat kemanisan dan juga tingkat kekerasan pisang janten selama penyimpanan.
3. Nilai total asam masing-masing komposisi gas pada penyimpanan suhu
ruang 29
o
C cenderung turun sampai akhir penyimpanan, sedangkan total asam pada penyimpanan dingin 15
o
C cenderung terlihat fluktuatif. 4.
Nilai tingkat kemanisan pisang janten baik pada suhu ruang 29
o
C maupun suhu dingin 15
o
C masing-masing komposisi gas terlihat maningkat dari awal sampai akhir penyimpanan, meskipun pada penyimpanan suhu ruang
kenaikan tingkat kemanisan cenderung lebih besar dibandingkan suhu dingin yang lebih linear terhadap waktu simpan.
57
5. Tingkat kekerasan pisang janten pada suhu ruang 29
o
C dan suhu dingin15
o
C terlihat menurun sampai akhir masa simpan, meskipun pada penurunannya suhu ruang terlihat lebih besar penurunannya jika
dibandingkan suhu dingin.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan untuk dilakukannya penelitian lanjutan tentang penyimpanan pisang janten atau komoditi lainya dalam
penyimpanan atmosfir termodifikasi dengan komposisi CO
2
dan O
2
di dalam ruang penyimpanan dengan interval cukup tinggi agar dampak dari penghambatan
laju respirasi antara perlakuan satu dengan lainya memberikan perbedaan yang signifikan terhadap nilai total asam, tingkat kemanisan, tingkat kekerasan dan
perubahan-perubahan fisik maupun kimia lain produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Caussiol, L. 2001. Postharvest quality conventional and organically grown Banana fruit. Master of science by Research in Postharvest
Technology. Institute of Agrriculture of Agritecnology. Cranfield University. Silsoe, Pp 160.
Chauhan, O.P., P. S. Raju, D.K. Dasgupta and A.S. bawa. 2006. Instrumental . Textural ChangesI in Banana var. pachabale During Ripening Under
Active and passive modified atmosphere. International journal of Food Properties. Vol. 9 2 : 237 – 253.
Deptan. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Pisang. Dikutip Dari
www.deptan.go.id . Tanggal 28 februari 2013.
Dimas, R.2011. Respirasi. Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 22 pp.
Dwiari, S. R,. 2008. Teknologi Pangan Untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Pembinaan sSekolah Menengah Kejuruan. Departemen
Pendidikan nasional. 285 pp.
Fellows, P. 2000. Food processing technology : principle and practice. 2
nd
Ed. CRC Press LLC, Abington, Cambridge, England. Pp 591.
Hakim. A. K., K. Islam, Md. Ibrahim, Md. J. Hossain, N. A. Ara. And K. Md. F. Haque. 2012. Status of the Behavioral Pattern of Biochemical
Properties of Banana in the Storage Condition. International Journal Biosciences IJB. Vol. 2 8 : 83 – 94.
heydari, A. K., Shayesteh, N. Eghbalifam, H. Bordbar. And S. Falahatpisheh. 2010. Studies on the Respiration Rate of Banana Fruit Based on
Enzyme Kinetics. International journal of agriculture and biology. Vol. 12 1 : 145 – 149.
Houtman, F. S. 2009. Pengguna bahan penjerap etilen pada penyimpanan Pisang Barangan Dengan Kemasan Atmosfer Termodifikasi Aktif.
Skripsi. Universitas Sumatra Utara. Medan. 87 pp.
Jobling, J, 2011. Modified Atmosphere Pack’aging : Not As Simple As It Seems. Good Fruit and Vegetables Magazine. Pp 3.
Kartasapoetra, A. G., 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Rineka Cipta. Jakarta. 252 pp.