Busa Poliuretan Pasir Pembuatan Poliuretan Sebagai Media Penyaring Air Payau Dari Lignin Isolat Kayu Jati Dengan Bahan Aditif Pasir

2.4 Busa Poliuretan

Busa-busa polimer dibuat dengan berbagai cara, bergantung pada jenis polimer yang digunakan dan aplikasinya Stevens, 2001. Busa poliuretan diklasifikasikan kedalam 3 jenis, yaitu flexible foam, rigid foam dan semirigid foam. Perbedaan sifat fisik dari 3 tipe polyurethane foam tersebut berdasarkan pada perbedaan berat molekul, fungsionalitas poliol dan fungsionalitas isocyanate. Berdasarkan struktur selnya, foam dibedakan menjadi dua, yaitu closed cell sel tertutup dan opened cell sel terbuka. Foam dengan struktur sel tertutup merupakan jenis rigidfoam sedangkan foam dengan struktur opened cell adalah flexible foam Cheremisinoff,1989. Busa-busa fleksibel biasanya dipreparasi dari poliester atau polieter dihidroksi, busa yang kuat dari prapolimer polihidroksi. Busa yang fleksibel dipakai sebagai isolator, termasuk laminat-laminat tekstil untuk pakaian musim dingin, tempat tidur, panel pelindung pada mobil, kain pelapis, karpet dasar, spon sintetis, dan pemakaian lainnya. Busa yang keras umum dipakai dalam panel- panel terisolasi, untuk pengemasan barang yang lunak, furnitur ringan, dan lainnya Stevens, 2001.

2.5 Pasir

Pasir kuarsa quartz sands juga dikenal dengan nama pasir putih atau pasir silika silica sand merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO 2 , Fe 2 O3, Al 2 O 3 , TiO 2 , CaO, MgO, dan K 2 O, berwarna putih bening atau warna lain tergantung pada senyawa pengotornya. Pasir merupakan hasil pelapukan yang kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau, atau laut. Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal- kristal silika SiO 2 dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan Selintung, 2012. Sifat fisik tanah bergantung pada ukuran partikel-partikelnya. Partikel diatas 2,0 mm dikelompokkan sebagai kerikil, pasir antara 0,05 mm dan 2,0 mm, geluh atau silt antara 0,002 sampai 0,05 mm dan lempeng atau clay kurang dari 0,002 mm. Berdasarkan ukuran bahan padatan terebut, tanah digolongkan menjadi 3 partikel yaitu pasir, debu, dan liat. Ketiga partikel tersebut dinyatakan dalam bersama-sama menyusun tanah dan disebut tekstur tanah. Kapasitas lapang adalah kemampuan tanah untuk menyerap air Sinulingga, 2003. Kapasitas serap air pada tanah pasir sangat rendah, ini disebabkan karena tanah pasir tersusun atas 70 partikel tanah berukuran besar 0,02-2 mm. Tanah pasir bertekstur kasar, dicirikan adanya ruang pori besar diantara butir-butirnya Sinulingga, 2003. 2.6 Air Payau Air payau adalah air yang mempunyai salinitas lebih rendah daripada salinitas rata-rata air laut normal 35 permil dan lebih tinggi daripada 0,5 permil yang terjadi karena pencampuran antara air laut dengan air tawar baik secara alamiah maupun buatan. Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas air payau menggambarkan kandungan garam dalam suatu air payau. Garam yang dimaksud adalah berbagai ion yang terlarut dalam air termasuk garam dapur NaCl. Air payau banyak dijumpai dibeberapa daerah seperti pertambakan, estuary pertemuan air laut dan air tawar serta sumur-sumur penduduk di pulau-pulau kecil atau pesisir yang telah terintrusi air laut Yusuf, 2009.

2.7 Karakterisasi Polimer