Pengkodean dengan angka Pengkodean Kapasitor

Angka ke 3 = Perkalian jumlah nol Kadang hanya terdapat dua angka untuk kapasitor dengan kapasitansi yang kecil, untuk itu angka tersebut adalah kapasitansinya, satuan dari kapasitor ini dinyatakan dalam satuan piko Farat pF Contoh pengkodean yang lain: 0,47 M 250 : 0,47 Besarnya kapasitansi 0,47 F M Besarnya toleransi  20 250 Besarnya tegangan kerja yang diijinkan 250V Tegangan kerja, merupakan batas tegangan kerja DC maksimum atau tegangan AC maksimum yang boleh diijinkan pada temperatur kerja 40ºC. Untuk penulisan kode tegangan kerja pada umumnya dinyatakan dengan huruf kecil atau langsung dinyatakan dalam angka dan ditulis setelah kode toleransi. Tabel 2.2 Contoh pengkodean elemen kapasitor. Huruf Kecil Tegangan Kerja V Huruf Besar Toleransi untuk nilai C 10pF a 50 DC D  0,5 b 125 DC F  1 c 160 DC G  2 d 250 DC H  2,5 e 350 DC J  5 f 500 DC K  10 g 700 DC M  20 h 1000 DC N  30 u 250 AC P +100 sd -0 v 350 AC Q +30 sd -10 w 500 AC R +30 sd -20 S +50 sd -20 T +50 sd -10 Z +100 sd -20 140 Kode 1 Kod e 2 Kode 3 Kode 4 Contoh Gambar 5.9 Bentuk fisik kapasitor dengan kode warna

6.2.5 Rangkaian Seri dan Paralel Kapasitor

Seperti hubungan pada rangkaian resistor, kapasitor dapat juga dihubungkan secara parallel, seri, maupun gabungan antara seri dan paralel. Pada hubungan parallel, Gambar 1.91 . menunjukan dua buah kapasitor yang dihubungkan parallel, atau kedua kapasitor yang terhubung paralel tersebut bisa diwakili dengan satu buah kapasitor sebagai elemen pengganti. Sebagaimana sifat pada hubungan parallel, bahwa secara keseluruhan kedua kapasitor mendapat tegangan pengisian yang sama besar dan dengan waktu yang sama pula. Dengan demikian besarnya muatan total Q T pada rangkaian parallel dapat ditentukan seperti persamaan berikut: Q T = Q 1 + Q 2 karena hubungan muatan adalah Q = C. V, maka setiap kapasitor dapat dimuati sebesar: Q 1 = C 1 . V; Q 2 = C 2 .V; Q T = C T .V dengan demikian: C T .V = C 1 . V + C 2 .V maka besarnya kapasitansi total pada rangkaian paralel adalah C T = C 1 . + C 2 +………..Cn Gambar 5.10. Rangkaian 2 kapasitor dipasang secara parallel dt t C dv 2 C dt t C dv 1 C dt t C dv C t 2 i t 1 i t C i KCL      2 C 1 C eq C   Gambar 5.11. Rangkaian n kapasitor dipasang secara parallel dt dv . par C dt dv ... 2 C 1 C i ... dt dv 2 C dt dv 1 C i        n C ... 2 C 1 C par C     Berdasarkan persamaan di atas, maka besarnya nilai kapasitansi total adalah sama dengan jumlah keseluruhan dari masing-masing kapasitor. Dengan demikian menghubungkan kapasitor secara paralel pada prinsipnya adalah sama dengan memperbesar luas penampang A= A 1 + A 2 dari kondensator-kondensator tersebut Untuk hubungan seri pada prinsipnya sama seperti hubungan parallel, Gambar 1.94. menunjukan dua buah kapasitor yang terhubung secara seri, atau kedua kapasitor yang dihubungkan demikian tersebut dapat juga diwakili dengan satu buah kapasitor sebagai elemen pengganti. Sebagaimana sifat pada hubungan seri, bahwa besarnya pembagi tegangan pengisian secara keseluruhan pada masing-masing kapasitor adalah: V T = V 1 + V 2 Karena pada hubungan seri pada seiap kapasitor mempunyai tegangan pengisian yang berbeda, dengan demikian besarnya muatan pada masing- masing kapasitor adalah sama Q T = Q 1 = Q 2 = Q.