Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

18 e. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil BNT pada taraf uji 5 dan 1. 19 Gambar 1 . Diagram alir penelitian Pemeliharaan dan Pengambilan data  Tinggi tanaman cm  Jumlah daun rata-rata helai  Kadar air tanah harian mmhari  Indeks luas daun cm 2 Mulai Persiapan media tanam  Penjemuran tanah  Pengapuran  penimbangan Analisis sifatfisik tanah dan kadar air tanah Pengondisian perlakuan sesuai dengan tingkat defisitnya Penanaman Analisis data Selesai 51

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan : 1. Perlakuan defisit air tanah tersedia bagi tanaman berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kedelai pada fase vegetatif varietas Willis V1, varietas Kaba V2 dan varietas Tanggamus V3. 2. Dari data pengamatan sampai minggu ke-6 dari 3 varietas tanaman kedelai diketahui batang tanaman tertinggi yaitu varietas Willis 59.33 cm pada perlakuan P2. Jumlah daun terbanyak Varietas Kaba 26.67 helai pada perlakuan P1, dan indeks luas daun varietas Willis 685.17 cm 2 pada perlakuan P2. 3. Kebutuhan total air tertinggi yaitu varietas Kaba pada perlakuan P2 6509.67 mm 3 , diikuti varietas Willis 6376.33 mm 3 pada P1 dan varietas Tanggamus 6351.33 mm 3 pada perlakuan P3. 4. Secara umum dari hasil penelitian ini, ketiga varietas kedelai dapat tumbuh normal atau tidak tercekam hingga perlakuan defisit 40-60 dari FC. 52

5.2. Saran

1. Untuk penelitian tentang pengaruh defisit air tanah tersedia terhadap pertumbuhan tanaman sebaiknya pada minggu pertama irigasi diberikan secara penuh sampai FC dikarenakan pada awal pertumbuhan kondisi tanaman sangat rentan. 2. Budidaya tanaman kedelai pada lahan dengan kondisi air tanah yang cukup bisa menggunakan varietas Kaba V2 namun jika kondisi air terbatas sebaiknya menggunakan varietas Willis V1 karena lebih tahan terhadap kondisi air yang terbatas kekeringan. 53 DAFTAR PUSTAKA Allen, RG. Pereira, L. Raes, D. dan Smit, M. 1998 Crop Evapotranspiration - Guidelines for Computing Crop Water Requirements - FAO Irrigation and Drainage Paper 56. FAO - Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome. 321 hlm. Balai Penelitian Tanah. 2013. Hasil Analisis Fisika Tanah. Labolatorium Ilmu Tanah. Bogor. Darman, M. Arsyad, M. Muchlis, A. Heru, K. dan Purwantoro. 2011. Deskripsi Varietas Kedelai Tanggamus. 01 mei 2013 http:cybex.deptan.go.idpenyuluhandeskripsi-varietas- kedelai-tanggamus. Departeman Pertanian. 2008. Deskripsi varietas Unggul kedelai. 18 April 2013 http:pustaka.litbang.deptan.go.idbppilengkapdeskripsi_kedelai.pdf Departeman Pertanian. 2012. Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Tanaman Kedelai. 18 April 2013 http:tanamanpangan.deptan.go.iddoc_uploadisi_pedoman_teknis_kedelai_2012.pdf Irwan, A, W. 2006. Budidaya Tanaman KedelaiGlycine max L..Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor. 43 pp. Islami, T. dan H. Utomo. 1995. Hubungan Tanah Air dan Tanaman.IKIP Semarang Perss. Semarang. Raes, D. Harman, L. Paul, V.A. Mathias, V. dan Martin S. 1987. IRSIS Irigation Scheduling Information System Volume I-Manual. Developed Ad The Katholieke Universitied Leuvan Belgiun. Pp 117 hlm. Rosadi, B. Afandi, M. Senge, K. Ito, J. T. Adomoko. 2005. Critical Water Content and Water Stress Coefficiont Of Soybean Glycine Max L Merr Under Deficit Irrigation. Article Paddy Water Environ Hal 219-223. Rosadi, B. Oktafri. Ridwan, Z. Nugroho, H, dan Ahmad T. 2013. Penuntun PraktikumMk. Hubungan AirTanah dan TanamanTep 315. Pp 8-10 Penentuan Kandungan Air Tanah Kritis Θ c Tanaman Kedelai Program Studi Teknik Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Pp 36.