1. Data apa yang masih perlu dicari 2. Hipotesis apa yang perlu diuji
3. Pertanyaan apa yang harus digunakan untuk mendapatkan informasi baru 4. Kesalahan apa yang harus segera diperbaiki
Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni sebagai berikut:
1. Reduksi Data Reduksi data adalah sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pola
penyerderhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan di lapangan. Peneliti telah menggunakan reduksi data sebagai bentuk analisa yang
menajamkan, meggolongkan, dan membuang yang tidak perlu dan
mengorganisir data sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Seperti yang peneliti lakukan menggolongkan beberapa
pertanyaan yang penting untuk dimasukkan ke dalam tabel pertanyaan saat menuliskan hasil dan pembahasan di bab V. Sebelumnya peneliti memiliki 20
pertanyaan untuk dituangkan ke dalam hasil, namun setelah memilih, menyederhanakan, menyusun dan membuat dalam catatan yang rapi
didapatkan 16 pertanyaan, diantaranya 12 pertanyaan bagi informan A, dan 4 pertanyaan bagi informan Binforman pendukung.
2. Penyajian Data Display Data Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi yang tersusun dan akan
disesuaikan untuk mempermudah peneliti dalam menguasai data dan tidak terbenam dalam setumpuk data. Data yang diperoleh dari hasil wawancara
direduksi hingga menghasilkan keterangan-keterangan yang menjelaskan jawaban dari masalah penelitian. Penelitian bisa menggunakan grafik ataupun
tabel untuk mempermudah penggambaran dari hasil penelitian.
3. Penarikan kesimpulan Dari penyajian data diatas, peneliti berusaha untuk mencari arti benda-benda,
mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi dan alur sebab akibat serta proposisi, kesimpulan diverifikasi selama penelitian
berlangsung, makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya yang meruapakan validitasnya sehingga
telah diperoleh kesimpulan yang jelas kebenarannya dan kegunaannya.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap strategi komunikasi guru TK Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten dalam mengajarkan hafalan
surat-surat pendek Al-Quran pada murid dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Strategi komunikasi yang diterapkan oleh guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten dalam mengajarkan hafalan surat-surat pendek Al-Quran pada
murid adalah dengan 2 metode. Yang pertama dengan menggunakan media pengajaran audio, dan yang kedua adalah gabungan dari metode menghafal
wahdah dan jama’. 2.
Metode menghafal wahdah, yaitu proses menghafalkan surat-surat pendek Al- Quran dengan menghafal satu persatu ayat-ayat. Setiap ayat dibaca berulang-
ulang hingga jelas dan dihafal. Para guru di TK Ar-Raudah menerapkan strategi komunikasi menghafal dengan metode untuk memudahkan murid
dalam menghafal dan mengerti lafaznya. Sementara metode menghafal jama’, yaitu cara menghafalkan surat-surat pendek Al-Quran yang telah dilakukan
secara kolektif, atau bersama-sama. Secara bersama-sama murid TK Ar- Raudah
mendengarkan bacaan guru kemudian bersama-sama pula membacanya serta menghafalkan.
✁ ✁✁
3. Media yang digunakan guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten untuk
memudahkan proses murid menghafal surat-surat pendek Al-Quran adalah dengan menggunakan media speaker yang dipasang di masing-masing kelas.
Pembelajaran dengan menggunakan media audiospeaker ini juga merupakan salah satu strategi yang diterapkan di TK Ar-Raudah. Speaker merupakan
media penghantar suara yang berisi beberapa jumlah surat-surat pendek yang diputar setiap pagi selama setiap hari.
4. Komunikasi verbal yang digunakan para guru dalam mengajarkan murid
menghafal surat-surat pendek Al-Quran terdiri dari 2 indikator, yaitu: 1. Bahasa untuk membangkitkan semangat anak adalah dengan
menggunakan bahasa Taubiah atau bahasa yang baik. 2. Pemotongan surat per-ayat untuk memudahkan murid menghafal
surat-surat pendek. Sementara komunikasi nonverbal yang digunakan para guru dalam
mengajarkan murid menghafal surat-surat pendek terdiri dari 4 indikator, diantaranya :
1. Gerakan tubuh yang dilakukan para guru dalam mengajarkan hafalan surat-surat pendek.
2. Kontak mata eye contact 3. Ekspresi wajah
4. Paralanguge 5. Jarak fisik
✂ ✂✄
5. Strategi komunikasi yang diterapkan oleh guru Ar-Raudah Playgroup and
Kindergarten telah berhasil menciptakan komunikasi yang efektif demi mencapai tujuan utama dari mengajarkan hafalan surat-surat pendek Al-
Quran pada anak-anak usia TK, yaitu memperkenalkan surat-surat pendek kepada murid sejak usia dini. Hanya saja dalam mengajarkan pelafazan dalam
surat-surat para guru harus lebih memperhatikan pemilihan strategi yang diterapkan agar para murid selain telah mengenal dan sudah sering
mendengar surat-suratnya, dapat melafazkan bacaan-bacaannya suratnya secara baik.
☎ ☎✆
6.2. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti terkait startegi komunikasi guru TK Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten dalam
mengajarkan hafalan surat-surat pendek Al-Quran, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai saran dan masukan, yaitu:
1. Strategi komunikasi yang diterapkan guru TK Ar-Raudah Playgroup and
Kindergarten telah berjalan dengan baik walaupun dalam beberapa tahapan belum berjalan sesuai yang diharapkan. Peneliti berharap agar TK Ar-Raudah
dapat melaksanakan strategi komunikasi dengan maksimal dan dapat menciptakan inovasi-inovasi yang baru dalam pembelajaran dengan
menambahkan media-media lain yang dapat memudahkan anak menghafal dan menunjang proses belajar mengajar yang lebih efektif, misalnya
menambahkan media seperti puzzle yang berisi potongan surat-surat pendek yang digabungkan.
2. Peneliti berharap agar setiap Taman Kanak-kanak khususnya yang berada di
Bandar Lampung lebih banyak mengembangkan potensi anak di bidang keagamaan. Peneliti juga berharap Taman Kanak-kanak lain dapat
mengembangkan strategi komunikasi pada setiap bentuk kegiatan, karena anak usia dini adalah masa belajar yang membutuhkan strategi khusus agar
proses belajar dapat berjalan lebih efektif. 3.
Peneliti berharap agar penelitian yang telah dilakukan dapat dikembangkan lagi dengan melakukan penelitian yang lebih baik, contohnya menambahkan
penelitian tentang menghafal doa-doa dan hadits.