46
3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan distribusi frekuensi penyakit menurut penyakit serentak
pada individu-individu dalam populasi tunggal pada satu saat orang, tempat dan waktu. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional potong
lintang yaitu rancangan penelitian yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan faktor penelitian dengan cara mengamati status paparan dan atau satu
periode Murti, 2000 ; 104. 3.5
Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1
Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah yang berada di 14 RW di Kelurahan Sendangmulyo Kota
Semarang sebanyak 8067 rumah Sugiyono, 2005:56.
3.5.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan subyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi Soekidjo, 2005:79. Adapun
jumlah sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
47 Rumus Slovin :
Keterangan : n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan
N= Populasi e = Persentase kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan
pengambilan sampel Rumus Slovin
= rumah
Jadi, jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 382 rumah.
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode sampling area sampel wilayah dengan memperhatikan proporsi sampel yaitu
teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Sampel penelitian diperoleh dengan retriksi yaitu
suatu metode untuk membatasi subyek penelitian menurut kriteria tertentu yang
48 disebut kriteria eligibilitas, jenis kriteria eligibilitas yaitu kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi Murti, 1997:79. 1
Kriteria Inklusi Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sampel didasarkan pada kasus DBD positif pada bulan Januari- April
tahun 2016 yang tercatat dalam data Puskesmas Kedungmundu dan bertempat tinggal di Kelurahan Sendangmulyo.
2. Sampel merupakan rumah kasus DBD dan rumah dengan area 100 meter
kearah utara, barat, timur dan selatan dari rumah kasus DBD. 3.
Apabila terdapat lebih dari 1 kasus dalam 1 rumah maka yang diberi titik hanya 1 kasus saja.
4. Apabila terdapat lebih dari 1 kasus dalam area 100 meter kearah utara,
barat, timur dan selatan pemeriksaan jentik maka semua kasus dalam area tersebut diberi titik asalkan tidak 1 rumah.
5. Kontainer yang diperiksa didalam penelitian ini adalah semua tempat
yang berpotensi untuk perkembangbiakan nyamuk baik didalam maupun di luar rumah baik yang dikontrol maupun yang tidak di kontrol yang
berada dalam area 100 meter kearah barat, utara, timur dan selatan dari rumah kasus DBD.
2 Kriteria eklusi
Kriteria eklusi dalam penelitian ini adalah : 1.
Alamat rumah kasus DBD yang dijadikan patokan untuk pengambilan titik koordinat tidak jelas tidak ditemukan.
49 2.
Responden yang rumahnya terdapat kasus DBD dan menjadi patokan untuk pemeriksaan jentik telah pindah dari Kelurahan Sendangmulyo pada
saat pengambilan data oleh peneliti. Berdasarkan kriteria diatas jumlah sampel yang diambil untuk penelitian
ini sebanyak 382 sampel dengan 36 kasus DBD yang berasal dari 14 RW dan 26 RT di Kelurahan Sendangmulyo Kota Semarang. Proporsi jumlah sampel adalah
sebagai berikut : Tabel 3.1 Proporsi Jumlah sampel di Kelurahan Sendangmulyo per RT
No Rukun Warga RW
Jumlah Rumah RW
Jumlah kasus Bulan
Januari-Maret 2016
Rukun Tetangga RT
Jumlah Sampel
1. 1
97 3 kasus
RT 1 : 2 kasus RT 2 : 1 kasus
17 rumah 17 rumah
2. 2
408 1 kasus
RT 5 : 1 kasus 13 rumah
3. 3
668 1 kasus
RT 2 : 1 kasus 10 rumah
4. 7
367 1 kasus
RT 4 : 1 kasus 10 rumah
5. 8
463 3 kasus
RT 2: 2 kasus RT 7 1: 1 kasus
23 rumah 12 rumah
6. 9
550 3 kasus
RT 4 : 3 kasus 36 rumah
7. 13
717 6kasus
RT 4 : 2 kasus RT 1 : 1 kasus
RT 6 : 1 kasus RT 11 : 2 kasus
17 rumah 14 rumah
13 rumah 18 rumah
50 8.
16 835
1 kasus RT 8 : 1 kasus
13 rumah 9.
18 625
4 kasus RT 2: 3 kasus
RT 1 : 1 kasus 35 rumah
16 rumah 10.
21 675
4 kasus RT 6 : 2 kasus
RT 3 : 1 kasus RT 5 : 1 kasus
15 rumah 10 rumah
10 rumah
11. 23
588 2 kasus
RT 7 : 1 kasus RT 1 : 1 kasus
11 rumah 9 rumah
12. 24
404 1 kasus
RT 2: 1 kasus 12 rumah
13. 25
298 1 kasus
RT 4 : 1 kasus 10 rumah
14. 28
1372 5 kasus
RT 1 : 2 kasus RT 12 : 1 kasus
RT 4 : 1 kasus RT 6 : 1 kasus
11 rumah 10 rumah
9 rumah 11 rumah
14 RW 8067 rumah
36 kasus 26 RT
382 rumah
3.6 Sumber Data Penelitian 3.6.1 Data Primer