Fase Lag Fase Pertumbuhan

Tabel 2. Hasil analisis tepung dan media cair kulit buah kakao No Parameter Tepung Kulit Buah Media Cair Kulit Buah 1. N-Total 1,365 0,111 2. P-Total 0,206 0,165 3. NP Rasio 6,626 0,672 Sumber: Laboratorium Politeknik Negeri Lampung, 2013 Setiap tanaman kakao rata-rata dapat menghasilkan ± 30 buahtahun dengan berat sekitar 300-500 grambuah. Bila digunakan jarak tanam 4 m x 4 m, maka untuk setiap hektar lahan dapat ditanami 625 pohon. Buah kakao yang dapat dihasilkan sekitar 7,5 tonhatahun. Berat kulit buah kakao mencapai 75 seluruh berat buah atau setara dengan 5,6 tonhatahun Supriyanto, 1989. Ditinjau dari segi kandungan zat-zat makanan. kulit buah kakao mengandung protein kasar 11,71, serat kasar 20,79, lemak 11,80 dan BETN 34,90 Nuraini, 2006. Lalu menurut Supriyanto 1989, kandungan gizi kulit buah kakao lebih baik dibandingkan dengan limbah perkebunan lainnya seperti pucuk tebu, kulit kopi, tetes dan lain-lain. Kulit buah kakao mengandung ± 19 protein; 6,2 lemak dan 16 serat kasar. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan untuk memanfaatkan kulit buah kakao antara lain sebagai pakan ternak Anonim, 2001, pembuatan tepung Supriyanto, 1989 dan Muttaqin, 1996, dan pembuatan ekstrak pektin Endah, 1990

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Maret - April 2014.

B. Alat dan Bahan 1. Alat Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari botol kultur berukuran 250 ml, gelas ukur, pipet tetes, sedgewich rafter, gelas penutup, kain kasa, kapas, alumunium foil, termometer, termometer ruang, timbangan digital, pH paper, luxmeter, alat sentrifugasi, mikroskop binokuler, lampu TL 36 watt, autoklaf, tabung sentrifugasi, steroform, kertas label, pipet tetes, terminal listrik, bunsen, alat tulis, dan instalasi aerasi. 2. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain: 1. Spirulina sp. Spirulina sp. yang digunakan sebagai inokulan berasal dari PTPN VII Unit Usaha Bekri, Lampung Tengah yang dikultur di Laboratorium Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.