mengemukakan bahwa pada saat penerapan metode penemuan terbimbing guru mengajukan sejumlah pertanyaan yang sudah terarah yang membimbing siswa
menuju penyelesaian masalah, Roestiyah, 2001: 12. Dari uraian di atas dapatdikatakan bahwa dengan penerapan metode penemuan
terbimbing pada proses pembelajaran siswa merasa dipacu semangatnya dalam menyelesaikan permasalahan yang sengaja diberikan guru selama kegiatan belajar
berlangsung. Dengan kegiatan belajar seperti ini siswa turut berpartisipasi dan aktif dalam proses pembelajaran serta memungkinkan siswa dapat
mengembangkan kreativitasnya dalam menghadapi dan menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang dihadapi.
2.2.4.3 Prinsip-prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis
Laboratorium
Model pembelajaran berbasis laboratorium menekankan kepada pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental intelektual itu menurut Piaget
dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experince, social experience, dan equilibration. Sanjaya, 2011 : 198.
Maturation atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis, yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan
otak, dan pertumbuhan sistem saraf. Physical experience adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan
sekitarnya. Aksi atau tindakan fisik yang dilakukan individu memungkinkan dapat mengembangkan aktivitasdaya pikir.
Social experience adalah aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain. Melalui pengalaman sosial, siswa bukan hanya dituntut untuk mempertimbangkan atau
mendengarkan pandangan orang lain, tetapi juga akan menumbuhkan kesadaran bahwa ada aturan lain di samping aturannya sendiri. Sedangkan equilibration
adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang ditemukannya.
Atas dasar penjelasan di atas, maka dalam penggunaan model pembelajaran
berbasis laboratorium terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsip tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari metode penemuan terbimbing adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, metode pembelajaran ini selain
berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan
metode penemuan terbimbing bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas
mencari dan menemukan sesuatu . Makna dari ”sesuatu” yang harus ditemukan
oleh siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yang harus
dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan. b.
Prinsip interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi
antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri
c. Prinsip bertanya
Peran guru yang harus dilakukan menggunakan metode penemuan terbimbing adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap
pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah pembelajaran
sangat diperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa,
bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan, atau bertanya atau untuk menguji.Prinsip belajar untuk berpikirBelajar bukan hanya
mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir learning how to think, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak
kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
d. Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebiasaan untuk
mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
2.2.5 Lembar Kerja Siswa LKS