17
2.6 Manfaat Reksa Dana
Manfaat yang diperoleh jika melakukan investasi dalam reksa dana seperti yang dikutip dari www.idx.co.id, antara lain:
1. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi dalam bentuk efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai
contoh seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar.
Dengan reksa dana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar
modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi.
2. Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal. Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan
yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut.
3. Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak
perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut.
2.7 Risiko
Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan berbagai peluang keuntungan, reksa dana pun mengandung berbagai peluang
risiko
.
Risiko adalah peluang akan terjadinya suatu peristiwa yang tidak
18
menguntungkan Brigham et al, 2010: 323. Adapun risiko dari reksa dana seperti yang dikutip dari www.bisnisinvestasisaham.com, antara lain:
1. Risiko Menurunnya Nilai Aktiva Bersih dan Unit Penyertaan Risiko pasar yang ada pada reksa dana ialah berkurangnya NAB dengan unit
penyertaan. Walaupun reksa dana merupakan produk terdiversifikasi, tidak menutup kemungkinan bahwa unit penyertaannya akan turun. Turun atau
naiknya nilai unit penyertaan tidak terlepas dari kenaikan atau penurunan harga efek ekuitas danatau efek hutang yang menjadi alat reksa dana
tersebut. Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang
dimasukkan dalam portofolio reksa dana tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan harga pembelian awal.
Penyebab penurunan dari portofolio reksa dana ini dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya akibat menurunnya kinerja saham dan obligasi secara
drastis bearish. Risiko ini secara tidak langsung juga akan mengakibatkan NAB yang ada pada unit penyertaan akan turun.
2. Risiko Likuiditas Reksa Dana Terbuka Potensi risiko likuiditas pada reksa dana ini ialah dapat terjadi apabila salah
satu manajer investasi yang memegang unit penyertaan dana menarik dalam jumlah yang besar pada kurun waktu bersamaan. Istilahnya, manajer
investasi melakukan rush penarikan secara besar-besaran atas unit penyertaan reksa dana.
19
Hal ini dapat tejadi apabila ada faktor negatif yang mempengaruhi investor reksa dana untuk melakukan penjualan kembali terhadap unit penyertaan
tersebut. Faktor lainnya terjadi situasi politik dan ekonomi yang buruk, terjadinya penutupan atau kebangkrutan terhadap emiten publik yang saham
atau obligasi yang menjadi bagian portofolionya dari reksa dana tersebut. 3. Risiko Berhubungan dengan Peraturan
Reksa dana memiliki batasan-batasan untuk melindungi investor, tetapi batasan ini dapat menjadi batu sandungan bagi investor. Contoh batasan
yang tidak membolehkan pembelian efek di luar negeri dan membeli efek yang diterbitkan perusahaan melebihi 10 dari nilai aktiva reksa dana saat
pembelian. Batasan-batasan ini sangat dirasakan ketika adanya penurunan pada pasar
modal, pengelola reksa dana ini tidak dapat memindahkan portofolionya ke pasar modal luar negeri yang mungkin memiliki pasar lebih potensial.
Pengelola reksa dana pun tidak boleh membeli sahamnya lebih dari 10 NAB-nya, walaupun saham tersebut sangat potensial.
2.7.1 Ukuran Risiko
Investor harus mampu menghitung risiko yang akan dihadapi dari suatu
investasi. Untuk menghitung ukuran risiko dikaitkan dengan imbal hasil yang diharapkan expected return. Ada beberapa ukuran untuk mengukur risiko pada
investasi, antara lain:
1. Varians dan Standar Deviasi
20
Varians maupun standar deviasi merupakan ukuran besarnya penyebaran distribusi probabilitas, yang menunjukkan seberapa besar penyebaran
variabel random di antara rata-ratanya; semakin besar penyebarannya, semakin besar varians atau standar deviasi investasi tersebut.
Untuk menghitung varians maupun standar deviasi, harus terlebih dahulu menghitung distribusi imbal hasil yang diharapkan. Untuk menghitung
varians dan standar deviasi adalah sebagai berikut: Varians imbal hasil
= σ
2
= ��−��2
�−1
Standar Deviasi = σ =
�
��−��2 �−1
2. Beta Beta merupakan ukuran kepekaan imbal hasil sekuritas terhadap imbal hasil
pasar. Semakin besar beta sekuritas, semakin besar kepekaan imbal hasil sekuritas tersebut terhadap perubahan imbal hasil pasar. Dalam menggunakan
metode indeks tunggal kita perlu terlebih dahulu mengestimasi beta sekuritas yang bisa dilakukan dengan menggunakan data historis maupun estimasi
secara subjektif. Untuk menghitung risiko model ini bisa digambarkan, sebagai berikut:
Ri = α
i
+ β
i
R
M
+ e
i
di mana: Ri = imbal hasil sekuritas i
R
M
= imbal hasil indeks pasar
21
α
i
= intersep β
i
= slope e
i
= random residual error
2.7.2 Value at Risk
Value at Risk market risk adalah jumlah atau presentasi nilai yang berisiko hilang pada saat investasi yang dapat disebabkan oleh perubahan pada
kondisi pasar, seperti harga dari sebuah aset, tingkat suku bunga, volatilitas pasar, dan likuiditas pasar sehingga kerugian tersebut ditanggung oleh investor.
Model simulasi Value at Risk VaR digunakan untuk mengukur potensi kerugian yang disebabkan oleh perubahan dari kondisi pasar tersebut.
Menurut Jorion 2007: 15 risiko pasar dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu: risiko absolut absolute risk yang diukur dengan potensi kehilangan uang
dan risiko relatif relative risk yang menjadi tolok ukur ialah indeks. Selain itu, risiko pasar dapat diklasifikasikan menjadi risiko direksional directional risk
dan risiko non-direksional non-directional risk. Adapun beberapa manfaat dari menilai risiko pasar Market Risk of Measurement menurut Saunders et al.
2011:285 1. Informasi Manajemen Management Information. Penilaian risiko pasar
memberikan informasi tentang eksposur risiko yang akan dihadapi sehingga pihak investor dapat membandingkan ekposur risiko dengan sumber daya
modal.
22
2. Menetapkan Batas Setting Limits. Menilai risiko pasar mampu sebagai alat pertimbangan atas risiko pasar yang terjadi akibat perdagangan portofolio,
yang akan mengarah pada pembentukan batasan posisi logis ekonomis. 3. Alokasi Sumber Daya Resources Allocation. Menilai risiko pasar mampu
sebagai alat pembanding untuk menilai keuntungan per unit risiko sehingga lebih mampu untuk mengarahkan modal dan sumber daya pada hari
perdagangan. 4. Evaluasi Kinerja Performance Evaluation. Menilai risiko pasar berkaitan
dengan mepertimbangkan rasio dari imbal hasil-risiko dari perdagangan, yang memungkinkan untuk menerima bonus yang lebih rasional untuk
ditempatkan. Seperti investor yang menerima imbal hasil tertinggi merupakan salah satu yang menerima risiko tertinggi pula.
Dari manfaat tersebut, penilaian risiko pasar dapat sebagai alat yang digunakan oleh investor sebagai alat preventif untuk menghindari kerugian – kerugian
akibat dari risiko pasar. Ada tiga pendekatan dalam mengukur risiko pasar, yaitu: Variance-Covariance Parametric, Historic atau Back Simulation, dan Monte
Carlo Simulation Saunders et al,. 2011:285.
2.7.2.1 Variance – Covariance Model Parametric
Metode Variance – Covariance atau dapat disebut juga dengan model parametrik VaR merupakan model yang dikembangkan oleh J.P. Morgan.
Dimana metode berasumsi imbal hasil harus berdistribusi normal. Dengan asumsi seperti ini, metode ini tidak dapat digunakan jika imbal hasil tersebut
bersifat nonlinear seperti instrumen keuangan Opsi.
23
Perhitungan metode Variance-Covariance adalah sebagai berikut :
VaR
P
=
µ Χ
Z
1-a
Χ
σ
di mana: µ = Rata- rata imbal hasil
Z = Realibilty Factor bernilai 1,65 untuk tingkat kepercayaan 95
σ
= Standar Deviasi Jika VaR dihitung dengan memperhitungkan lama waktu investasi t Holding
Period, maka:
VaR
P
=
µ
x Z
1-a
x S x √�
2.7.2.2 Modified VaR
Apabila imbal hasil reksa dana saham tidak berdistribusi normal maka nilai Z dikoreksi dengan pendekatan Cornish Fisher expansion. Menurut Cornish
et al. 1937 Cornish Fisher Expansion adalah salah satu cara untuk mengubah standard Gaussian variabel Z acak dengan Gaussian variabel Z non-acak.
2 3
3 2
Fisher Cornish
S z
5 z
2 36
1 K
z 3
z 24
1 S
1 z
6 1
z Z
− −
− +
− +
=
di mana: Z= Nilai distribusi Z
S= Skewness K= Kurtosis
MVaR = σ
× +
µ
Fisher Cornish
z di mana:
24
MVaR = Modified Value at Risk µ
=Rata- rata imbal hasil
σ
= Standar deviasi Z = Nilai Z koreksi
2.8 Penelitian Terdahulu
1. Sahi et al. 2013 melakukan penelitian dengan judul “Value at Risk Methodology for Measuring Performance of Mutual Funds”, melalui teknik
analisis Monte Carlo Simulation, Modified VaR, dan Normal VaR, penulis membuktikan bahwa Kotak Arbitrage Fund memiliki potensi kerugian paling
rendah melalui metode Modified VaR. 2. Jiang 2013 melakukan penelitian dengan judul “Using VaR to Measure the
Relationship Between return and Risk of Mutual Funds in China” melalui teknik CVaR, penulis membuktikan bahwa imbal hasil dan risiko masa lalu
yang diukur melalui metode VaR mempunyai hubungan yang positif. Selain itu VaR dengan periode sebelumnya memiliki dampak negatif terhadap imbal
hasil reksa dana. 3. Danila 2012 melakukan penelitian dengan judul “Estimating the Risk of
Mutual Funds in Indonesia by Employing Value at Risk VaR”, melalui teknik analisis modified VaR dan ESCVaR, penulis membuktikan bahwa
reksa dana berdasarkan stock selection terbaik dan market timing terbaik di Indonesia pada tingkat kepercayaan 99 untuk reksa dana saham Panin dana
Prima memiliki potensi kerugian 5.53 dan 5.96, Panin Dana maksima
25
4.49, dan Manulife Dana Saham 6.26 dan 7.10 periode 27 Januari 2007 sampai 29 September 2008.
4. Nuozhou 2012 melakukan penelitian dengan judul “The Correlation Between Risk and Return of Canadian Based on VaR” melalui teknik
historical risk, regresi linear sederhana, dan regresi linear berganda. Penulis membuktikan bahwa ada hubungan antara VaR masa lalu dengan imbal hasil
saat ini dan hubungan tersebut bersifat negatif serta perubahan VaR pada masa lalu memiliki hubungan negatif.
5. Carles et al 2009 melakukan penelitian dengan judul “Different Risk Adjusted Fund Performance Measures: A Comparison” melalui teknik
historical VaR, parametrik VaR, dan simulasi Monte Carlo. Penulis membuktikan bahwa VaR salah satu alat untuk mengukur risiko reksa dana
selain dari metode Sharpe, Jansen, dan Treynor. 6. Guesmi et al 2008 melakukan penelitian dengan judul “Value at Risk in
Mutual Funds which Methodology of Estimation” melalui teknik parametrik, historical,dan simulasi Monte Carlo. Penulis membuktikan bahwa VaR dapat
digunakan sebagai alat mengukur risiko reksa dana, sebuah alat yang tidak bisa ditolak, menjadi alat perbandingan, dan mengawasi risiko pasar
.
26
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Tahun
Judul Penelitian Variabel
Penelitian Teknik Analisis
Data Hasil
Penelitian
Anu Sahi, Anurag
Pahuja, Balram
Dogra 2013 Value at Risk
Methodology for Measuring
Performance of Mutual Funds
Average return, Standard
Deviation, Reability Factor,
dan Z koreksi Monte Carlo
Simulation, Modified VaR,
dan Normal VaR.
Kotak Arbitrage Fund
di India memiliki
potensi kerugian paling
rendah melalui metode
Modified VaR.
Hao Jiang 2013
Using VaR to Measure the
Relationship Between Return and
Risk of Mutual Funds in China
Return
t,
VaR
t,
VaR
t-1
, VaR
t-2,
VaR
t-3.
Regresi linear berganda
Imbal hasil dan risiko yang
diukur melalui metode VaR
mempunyai hubungan yang
positif. Selain itu VaR dengan
periode sebelumnya
memiliki dampak negatif
terhadap imbal hasil reksa
dana.
Nevi Danila 2012
Estimating the Risk of Mutual Funds in
Indonesia by Employing Value at
Risk VaR Average return,
Standard Deviation,
Reability Factor, dan Z koreksi
Modified VaR dan ESCVaR,
Pada tingkat kepercayaan
99 untuk reksa dana
Panin Dana Prima memiliki
potensi kerugian 5.53
dan 5.96, Panin Dana
maksima 4.49, dan
Manulife Dana Saham 6.26
dan 7.10 periode 27Jan
2007 -29 Sept 2008.
Nuozhou 2012
The Correlation between risk and
return of Canadian Mutual Fund Based
on VaR Return
t,
VaR
t,
VaR
t-1
, VaR
t-2,
VaR
t-3,
Δreturn dan Δvar
Regresi linear sederhana, dan
regrsi linear berganda
Hubungan antara VaR
masa lalu dengan imbal
hasil memiliki hubungan
negatif dan pengaruhnya
sampai minggu kedua sebelum
VaR
t.
27
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Tahun
Judul Penelitian Variabel
Penelitian Teknik Analisis
Data Hasil
Penelitian
Pilar Grau- Cares, Jorge
Sainz, Javier Otamendi,
dan Luis Miguel,
Doncel Different Risk
Adjusted Fund Performance
Measures: A Comparison
Average Return, Standard
Deviation, Beta, Realibility Factor,
dan Z koreksi Sharpe, Treynor,
Jansen, Historical VaR,
Parametrik VaR, dan Modified
VaR VaR dapat
digunakan sebagai alat
unutk mengukur
risiko reksa dana selain dari
metode Sharpe, Jansen, dan
Treynor.
Guesmi2008 Value at Risk in
Mutual Funds which Methodology of
Estimation Average return,
Standard Deviation,
Reability Factor, dan Z koreksi
Parametric, Historical,
Monte Carlo Simulation, dan
Kupiec Test VaR dapat
digunakan sebagai alat
mengukur risiko reksa
dana, sebuah alat yang tidak
bisa ditolak, menjadi alat
perbandingan, dan mengawasi
risiko pasar.
2.9 Kerangka Pemikiran