Fungsi- Fungsi Masjid Fungsi Masjid

kader perlu disiapkan dan dipusatkan dimasjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa, diantaranya melalui wadah TPA, remaja masjid maupun ta’mir masjid dengan berbagai kegiatan. f. Sarana Pembinaan Iman Bagi seorang muslim, iman memiliki kedudukan yang sangat penting, tapi iman itu ada pasang surutnya. Kadang-kadang iman kita naik dan kokoh yang membuat seorang mukmin begitu tinggi semangat pengabdiannya kepada Allah Swt, namun terkadang iman malah turun yang membuat kecenderungannya kepada kemaksiatan dan kemungkaran malah naik. Karena itu memiliki iman yang stabil menjadi sesuatu yang sangat mendasar. Dengan iman yang mantap, seseorang akan selalu komitmen kepada nilai-nilai yang datang dari Allah Swt dan RasulNya serta membuatnya tidak berani menyimpang dari jalan hidup yang benar. Dengan kata lain, iman yang mantap akan menghasilkan akhlak yang mulia. Kearah tujuannya iman yang mantap itulah diperlukan pembinaan iman yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan. Dan masjid merupakan salah satu sarana utama yang bisa digunakan untuk membina keimanan kaum muslimin 26 . 26 Supardi dan Teuku Amiruddin, h. 3

3. Keuangan Masjid

Masjid memerlukan biaya yang tidak sedikit setiap bulannya.Biaya itu dikeluarkan untuk mendanai kegiatan rutin. Mengurus masjid, memelihara merawatnya, dan melaksanakan kegiatan masjid hanya mungkin terlaksana jika tersedia dana dalam jumlah yang mencukupi. Tanpa ketersediaan dana hampir semua gagasan memakmurkan masjid tidak dapat dilaksanakan. Merupakan tugas dan tanggung jawab pengurus masjidlah memikirkan, mencari, dan mengadakan dana ini sebatas kemampuan yang mereka miliki. Secara tradisional, aliaran dana kemasjid didapatkan dari hasil tromol jumat atau dari sedekah jamaah. Namun, mengandalkan income hanya dari kedua pos itu niscaya jauh dari memadai. Jumlah yang dihasilkannya relatif sedikit,sedangkan anggaran pengeluaran masjid cukup besar. Mau tidak mau, pengurus masjid perlu menggiatkan usaha-usaha lain yang menjamin adanya sumber pendapatan masjid. Pengelola masjid dituntut berpikir keras mencarikan jalan keluar untuk menghadirkan dana, baik berupa uang tunai maupun yang berbentuk material bangunan, dan pihak-pihak independen yang memiliki kepedulian. 27 27 Moh. E. Ayyub, Muhsin, Ramlan Mardjoned. Manajemen Masjid Jakarta: Gema Insani, 1996, h. 57. 36

BAB III GAMBARAN UMUM MASJID JAMI AL - HIDAYAH

A. Latar Belakang Dan Sejarah Berdirinya Masjid Jami Al– Hidayah

Tangerang Masjid Jami Al- Hidayah berawal dari sebuah Mushola kecil bernama Mushola Al- Hidayah didirikan dengan ditandai penancapan tiang pertama pada tanggal 05 Januari 1975 oleh bapak H. Syamsudin Alm yang menjabat sebagai kepala desa pada waktu itu. Pembangunan Mushola ini diilhami oleh KH. Abdullah salah satu tokoh masyarakat di Kp. Gembor. Beliau berkeinginan membangun mushola sebagai fasilitas untuk beribadah kepada Allah SWT. 1 Kemudian terjadilah pemekaran wilayah desa pada 8 tahun kemudian yaitu tahun 1983 menjadi desa Pasir Jaya dan desa Periuk. Karena tuntutan dari kepala desa baru yang ingin memiliki masjid didesa Pasir Jaya serta tidak tertampungnya masyarakat yang ingin menjalani ibadah di mushola Al- Hidayah akhirnya meski banyak ditentang oleh para kyai lain penancapan tiang pertama masjid Al- Hidayah dilakukan pada tanggal 07 Agustus 1983 oleh KH. Abdullah dengan modal 20.500.000 ribu rupiah, modal yang sangat kecil untuk pembangunan masjid. Namun dengan niat yang tulus ikhlas demi kepentingan umat dan syiarnya agama Islam alhamdulillah pembangunan Masjid Jami 1 Wawancara pribadi dengan KH. Abdullah tokoh masyarakat pada tanggal 21 April 2013 Al- Hidayah dapat dikerjakan dengan lancar meski memiliki banyak hambatan yang meliputi dana, pembebasan lahan dan ditentangnya pembangunan oleh banyak kyai. Kemudian setelah pembangunan masjid telah selesai terjadilah perluasan masjid yang tidak sedikit memakan dana, pada tahun 2000 perluasan masjid tahap pertama dilakukan yang hampir merubah semua bentuk dan bangunan masjid namun akhirnya pada tahun 2007 perluasan masjid pun selesai dilakukan. 2

1. Letak geografis

Masjid Jami Al- Hidayah berkapasitas 700 orang jamaah, yang dibangun diatas lahan seluas kurang lebih 500 meter persegi dijalan Raya Siliwangi, Kp. Gembor, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang. a. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan Raya Siliwangi arah Pasar Kemis b. Sebelah Barat berbatasan dengan rumah penduduk c. Sebelah Utara berbatasan dengan rumah warga d. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah warga Lokasi masjid Jami Al- Hidayah sangat strategis, karena dapat dijangkau dengan mudah oleh para jama’ah atau para pejalan kaki yang lewat, karena letaknya sangat strategis dan berada ditengah-tengah masyarakat. 2 Wawancara pribadi dengan KH. Abdullah selaku tokoh masyarakat pada tanggal 21 April 2013

2. Perpaduan Keindahan Seni dan Kemegahan

Bila kita melintas di Jl. Raya Siliwangi Kp. Gembor,Tangerang menuju Pasar Kemis, kita akan mendapati masjid megah ini berada di sisi kiri. Dengan kombinasi warna putih dan hijau yang mencolok di beberapa sisi dinding dan menaranya, masjid yang dibangun di atas lahan seluas 500 meter persegi ini sungguh benar-benar menampilkan arsitektur yang unik dan menawan.

3. Pencahayaan dan Sirkulasi Udara

Sementara di langit-langit masjid tampak lampu yang didesain unik menggantung dengan indah. Hampir semua aspek di masjid ini didesain dalam bentuk yang selaras. Mulai dari lampu gantung, daun pintu, pembatas shof hingga teralis yang menjadi pagar pada bagian teras didesain dalam bentuk dan corak yang senada. Kondisi pencahayaan dan sirkulasi udara pun tak lepas dari perhatian. Tak hanya dari segi estetika, secara fungsional pun masjid ini dirancang dengan tepat. Hampir di semua sisi dinding Masjid Jami Al- Hidayah terdapat ventilasi udara yang dirancang selaras dengan ornamen-ornamen pendukung lainnya. Dengan banyaknya sumber sinar matahari, pada siang hari kondisi cahaya di dalam ruangan masjid cukup terang meski tanpa