AN1 Pemerolehan Sintaksis Bahasa Indonesia Anak Usia Dua Tahun

dan interjektif. Hasil analisis menunjukkan bahwa AN1 sudah mampu menghasilkan kalimat pernyataan, pertanyaan dan perintah dalam berbagai modus, yaitu deklaratif, interogatif, imperatif dan interjektif. Sementara AN2 mampu menghasilkan kalimat pernyataan dalam modus deklaratif dan imperatif. AN3 sudah mampu menghasilkan kalimat pernyataan, pertanyaan dan perintah dalam modus deklaratif, interogatif, imperatif dan interjektif, namun AN3 lebih sering menggunakan kalimat pernyataan dalam modus deklaratif. Secara umum kalimat yang dihasilkan anak-anak tersebut berkisar pada kalimat satu kata, dua kata, dan tiga kata. Namun, AN3 sudah mampu menghasilkan kalimat multi kata. Kadang-kadang kalimat yang dihasilkan merupakan hasil peniruan dari apa yang diucapkan oleh orang dewasa karena mereka masih sering mengulang apa yang mereka dengar dari orang dewasa yang menjadi lawan bicara mereka. Pemerolehan sintaksis bahasa Indonesia masing-masing anak usia dua tahun yang menjadi subjek penelitian akan dipaparkan di bawah ini.

4.1.1.1 AN1

AN1 adalah seorang anak perempuan berusia dua tahun. Ibunya adalah seorang dosen yang ditempatkan di salah satu universitas swasta di Medan, sementara ayahnya adalah seorang wiraswastawan. AN1 adalah anak ke-2 dari 3 orang bersaudara. Abangnya berusia tiga tahun dan adiknya masih berusia empat bulan. Universitas Sumatera Utara Saat ini AN1 belum bersekolah. Seluruh waktunya dihabiskan di rumah bersama orang tuanya, saudaranya dan pengasuhnya. Terkadang, AN1 juga bermain dengan anak-anak lain yang tinggal di lingkungan gang tempat rumahnya berada. Namun, AN1 lebih sering menghabiskan waktunya bermain dengan abangnya dan pengasuhnya. AN1 tidak begitu suka bertemu dengan orang asing. Jika ada tamu yang datang ke rumahnya, AN1 akan bersembunyi. Tapi, jika AN1 bersama dengan orang-orang yang sudah dikenalnya dengan baik, AN1 akan menjadi anak yang banyak bicara. Berikut ini adalah data kalimat yang dihasilkan AN1: Data 3 Mama : Darah apa itu, nang? AN1 : Da[R]a lah darahlah. Mama : Darah apa itu? AN1 : Da[R]a nyamuk. Mama : Darah nyamuk? AN1 : Iya. Mama : Di mana darahnya dibuat nyamuknya, nang? AN1 : Dingding. Mama : Dinding yang buat? AN1 : Iya, dingding. Da[R]a dia ke dingding. Mama : Darah dia ke dinding? AN1 : Iya. Ini ya nyamuk..ha…da[R]ah dia Universitas Sumatera Utara Mama : Hmmm. AN1 : Da[R]a dia. Ke tempak ini dia. Huhh. Ke tempak jo[R]ok- jo[R]ok dia. Data 3 merupakan percakapan antara AN1 dengan ibunya ketika AN1 akan tidur siang. Saat itu ibunya memperlihatkan noda darah di dinding kemudian menanyakannya kepada AN1. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa AN1 mampu menghasilkan kalimat pernyataan dalam modus deklaratif yang digunakan untuk menyampaikan informasi faktual berkenaan dengan sekitarnya, yaitu ketika ibunya bertanya darah apa yang ada di dinding, AN1 menjawab dengan kalimat pernyataan dalam modus deklaratif yang terdiri atas dua kata, “Da[R]a nyamuk,” yang menerangkan bahwa darah yang ada di dinding tersebut adalah darah nyamuk. Kemudian, ketika ibunya menanyakan di mana darah nyamuk tersebut, AN1 menjawab dengan kalimat pernyataan yang terdiri atas satu kata, “Dingding,” maksudnya nyamuk menyebabkan ada darah di dinding. Dari data di atas ditemukan bahwa kalimat yang dihasilkan AN1 berupa kalimat pernyataan dalam modus deklaratif yang terdiri atas satu kata atau lebih dan berupa kalimat-kalimat sederhana. Namun, kalimat yang dihasilkan AN1 sudah memiliki maksud yang jelas dan sesuai dengan konteks percakapan sehingga ibunya dapat mengerti maksudnya dengan baik. Universitas Sumatera Utara Data 4 AN1 : IhIh Tekaget terkejut, tekaget dedek. Hihhh…tekaget dedeknya, bang. Mama : Kenapa dedek kaget, nang? AN1 : Itunya. Mama : Apanya, nang? AN1 : Jalan cosmosnya. Data 4 merupakan data yang diambil ketika AN1 sedang menonton film Ultraman Cosmos. AN1 begitu asyiknya menonton film tersebut, sehingga pada suatu adegan ketika Ultraman Cosmos bangkit dan berjalan setelah dijatuhkan monster, AN1 menjadi terkejut dan berseru, “IhIh Tekaget terkejut, tekaget dedek. Hihhh…tekaget dedeknya, bang.” Data tersebut menunjukkan bahwa AN1 sudah mampu menghasilkan kalimat pernyataan dalam modus interjektif berupa ungkapan emosi yang menyatakan rasa kagetnya ketika menyaksikan suatu adegan dalam film tersebut. Data di atas juga menunjukkan bahwa AN1 menghasilkan kalimat pernyataan yang terdiri atas satu kata, yaitu “Itunya.”, ketika ibunya bertanya kenapa dia kaget. Kalimat pernyataan tersebut merupakan kalimat pernyataan dalam modus deklaratif yang isinya merupakan penjelasan AN1 bahwa dia kaget dikarenakan oleh adegan yang ada dalam film. Ketika ibunya bertanya kembali untuk mengaskan apa yang sebenarnya membuatnya kaget, AN1 menjawab “Jalan Cosmosnya.”, yang Universitas Sumatera Utara merupakan kalimat pernyataan dalam modus deklaratif yang menjelaskan bahwa AN1 kaget karena Ultraman Cosmos yang dijatuhkan oleh monster tiba-tiba berdiri untuk menyerang monster tersebut. Data 5 Mama : Tadi dedek makan apa? AN1 : Makan apa? Mama : He eh. AN1 : Makan apa, mak? Mama : Iya, makan apa? AN1 : Yang tadilah. Yang dibeli’. Mama : Enggak. Yang mama masak. Makan apa, dedek? AN1 : Pake’ daging. Mama : Daging apa? AN1 : Daging. Mama : Daging aaaaaayam AN1 : Dagi ayam. daging ayam Mama : Enak, nang? AN1 : Enak. Mama : Enak? AN1 : Enak. Mama : Abis itu minum apa tadi? Minum apa barusan? Universitas Sumatera Utara AN1 : Main bola lah. Mama : Main bola? Minum apa AN1 : Enggak. Main kek gininya. Mama : Main kek mana? AN1 : Kek kayak gitu. AN1 menunjukkan kepada ibunya bahwa ia bermain lompat-lompatan Mama : Minum apa dedek tadi? AN1 : Minum….jus. Mama : Minum jus? Jus apa, nang? AN1 : Jus je[R]uk. Mama : Mana bapak kita, nang? AN1 : Belum pulang lah. Mama : Belum pulang? AN1 : Belum. Mama : Ke mana rupanya bapak? AN1 : Ke[R]ja lah. Mama : Kerja AN1 : Iya. Mama : Untuk apa bapak bekerja? AN1 : Ya ke[R]ja lah. AN1 : Mana laba-labanya? Universitas Sumatera Utara Ketika ibunya bertanya apa yang dimakannya, AN1 menjawab dengan menggunakan kalimat pertanyaan dalam modus interogatif untuk meyakinkan apa yang ditanyakan ibunya. AN1 melakukan hal tersebut sampai dua kali. Hal ini menunjukkan bahwa AN1 sudah mampu menghasilkan kalimat pertanyaan dalam modus interogatif yang berupa kalimat dalam modus interogatif yang menyungguhkan untuk memperjelas apa yang ditanyakan. Berdasarkan data dan catatan lapangan yang telah dikumpulkan ditemukan juga bahwa AN1 juga sudah mampu menghasilkan kalimat pertanyaan dalam modus interogatif yang meminta jawaban ataupun pendapat orang lain. Misalnya, ketika AN1 sedang menonton televisi dengan kakak pengasuhnya dan melihat suatu adegan di mana pemeran wanitanya sedang menangis, AN1 menanyakan kepada pengasuhnya kenapa pemeran wanita dalam film tersebut menangis dengan berkata, “Apa kakaknya, kak?”. Hal ini menunjukkan bahwa AN1 mampu menghasilkan kalimat pertanyaan dalam modus interogatif dengan baik. Selain itu, dari data di atas dapat juga dilihat bahwa AN1 sudah mampu mengungkapkan perasaannya dalam modus interjektif. Hal ini bisa dilihat dari data di atas ketika ibunya bertanya apakah ayam yang dimakannya enak, AN1 menjawab dengan kalimat satu kata, “Enak.”. Kalimat satu kata yang dihasilkan AN1 tersebut merupakan kalimat pernyataan dalam modus interjektif karena kalimat tersebut digunakan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan oleh AN1. Universitas Sumatera Utara Data 6 AN1 : Minta’ Minta’ bang Minta’ bang AN4 : Bilang, minta bang. meminta adiknya meminta dengan lebih lembut AN1 : Minta bang. AN4 : Cuci tangan dulu Data di atas diambil ketika AN1 meminta sesuatu dari AN4, abangnya. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa AN1 sudah mampu menghasilkan kalimat perintah dalam modus imperatif yang berupa permintaan kepada abangnya dengan baik, sehingga abangnya dapat mengerti maksudnya dengan jelas. Secara keseluruhan, AN1 sudah memiliki kompetensi untuk menghasilkan kalimat dalam berbagai modus dengan sangat baik untuk anak yang berusia dua tahun. AN1 sudah mampu menjawab pertanyaan, menjelaskan sesuatu, menanyakan sesuatu, meminta sesuatu dan mengungkapkan emosi dan perasaannya dengan baik sehingga orang-orang yang berkomunikasi dengannya dapat mengerti maksudnya dengan baik.

4.1.1.2 AN2