BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik dasar subjek penelitian
Sampel yang direkrut sebanyak 17 orang, kemudian diberikan terapi pengendalian DM. Satu orang tidak meneruskan terapi yang diberikan keluar
dari penelitian, dan 2 orang lainnya tidak teratur menggunakan terapi insulin maupun OHO sehingga penurunan HbA1C tidak tercapai. Sampel yang diteliti
sebanyak 14 orang dan karakteristik dasar subjek penelitian pada tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik dasar subjek penelitian Karakteristik
N X ± SD
Jenis kelamin Laki-laki
7 Perempuan
Terapi Insulin
Insulin + OHO OHO
7
4 5
5 Usia tahun
14 43,000 ± 6,656
BB kg 14
65,643 ± 11,962 TB m
14 1,577 ± 0,106
IMT kgm
2
14 26,629 ± 5,549
LP cm 14
88,000 ± 8,448 TDS mmHg
14 129,285 ± 18,590
TDD mmHg 14
82,857 ± 12,666
Keterangan : BB Berat Badan, TB Tinggi Badan, IMT Indeks Massa Tubuh, LP Lingkar Pinggang, TDS Tekanan Darah Sistol, TDD Tekanan Darah Diastol
Universitas Sumatera Utara
4.2 Perbandingan kadar HbA1C dan adiponektin sebelum dan setelah terapi
Untuk membandingkan rerata kadar HbA1C dan adiponektin sebelum dan setelah terapi pada sampel yang diteliti menggunakan uji t berpasangan. Pada
seluruh subjek penelitian rerata kadar HbA1C sebelum dan setelah terapi terdapat penurunan yang cukup bermakna 10,792 ± 2,696 vs 8,328 ± 1,741, p =
0,001, demikian halnya bila dibandingkan berdasarkan jenis kelamin, masing- masing rerata kadar HbA1C pada subjek wanita dan pria sebelum dan setelah
terapi dijumpai penurunan yang bermakna 9,985 ± 2,055 vs 8,714 ± 2,037, p = 0,045 dan 11,600 ± 3,162 vs 7,942 ± 1,439, p = 0,005 . Bila dibagi berdasarkan
kelompok terapi, rerata penurunan HbA1C antara sebelum dan setelah terapi pada subjek yang diterapi dengan insulin saja atau insulin plus OHO atau OHO
saja dijumpai penurunan yang secara statistik tidak bermakna 12,825 ± 3,247 vs 9,175 ± 0505, p = 0,095; atau 11,080 ± 1,766 vs 9,360 ± 1,934, p = 0,067; atau
8,880 ± 1,944 vs 6,620 ± 0,476, p = 0,058. Pada subjek yang mengalami penurunan HbA1C 7 terkendali baik setelah terapi, bila dibandingkan
HbA1C sebelum dan setelah terapi terlihat mengalami penurunan yang secara statistik tidak bermakna 8,320 ± 1,588 vs 6,480 ± 0,294, p = 0,081, sementara
pada subjek lainnya yang penurunan HbA1C setelah terapi tidak sampai terkendali baik HbA1C
≥ 7, perbandingan kadar HbA1C sebelum dan setelah terapi mengalami penurunan bermakna 12,166 ± 2,145 vs 9,355 ± 1,250, p =
0,007 tabel 2. Untuk rerata kadar adiponektin sebelum dan setelah terapi turunnya
HbA1C menunjukkan peningkatan yang bermakna 2,112 ± 0,573 vs 2,584 ±
Universitas Sumatera Utara
1,014, p = 0,012. Bila dibandingkan berdasarkan jenis kelamin, pada subjek wanita, rerata kadar adiponektin sebelum dan setelah turunnya HbA1C dijumpai
peningkatan secara bermakna 2,197 ± 0,553 vs 2,975 ± 1,213, p= 0,031. Sementara pada subjek pria, rerata kadar adiponektin sebelum dan setelah
turunnya HbA1C dijumpai peningkatan tetapi secara statistik tidak bermakna 2,028 ± 0,623 vs 2,192 ± 0,632, p = 0,069. Bila dibandingkan berdasarkan
kelompok terapi yaitu insulin, insulin plus OHO ataupun OHO saja, rerata kadar adiponektin sebelum dan setelah HbA1C turun menunjukkan peningkatan yang
secara statistik tidak bermakna 2,252 ± 0,594 vs 3,117 ± 1,582, p = 0,179; 2,408 ± 0,530 vs 2,616 ± 0,596, p = 0,128; 1,706 ± 0,432 vs 2,126 ± 0,750, p = 0,073.
Pada subjek yang HbA1C setelah terapi 7 terkendali baik, rerata kadar adiponektin sebelum dan setelah turunnya HbA1C menunjukkan peningkatan
secara bermakna 1,754 ± 0,412 vs 2,198 ± 0,676, p = 0,048, sementara pada subjek HbA1C setelah terapi
≥ 7 tidak terkendali baik, rerata kadar adiponektin sebelum dan setelah terapi menunjukkan peningkatan yang secara
statistik tidak bermakna 2,312 ± 0,569 vs 2,798 ± 1,139, p = 0,08 tabel 3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Perbandingan HbA1C pre dan post terapi
a
Pre Post Data n
X ± SD X ±
SD p
HbA1C seluruh subjek 14 10,792 ± 2,696 8,328
± 1,741 0,001 HbA1C wanita
7 9,985 ± 2,055 8,714
± 2,037 0,045 HbA1C pria
7 11,600
±
3,162 7,942
±
1,439 0,005 HbA1C I
4 12,825 ± 3,247 9,175
± 0,505 0,095
HbA1C I+OHO 5 11,080 ± 1,766 9,360
± 1,934 0,067 HbA1C OHO
5 8,880 ± 1,944
6,620 ± 0,476
0,058 HbA1C post terapi 7
terkendali baik
5 8,320 ±
1,588 6,480
±
0,294 0,081
HbA1C post terapi ≥ 7
tidak terkendali baik
9 12,166
±
2,145 9,355
±
1,250 0,007
Keterangan : I Insulin, OHO Obat Hipoglikemik Oral a uji t berpasangan, bermakna, p0,05, bermakna, p0,01
Tabel 3. Perbandingan Adiponektin pre dan post terapi
a
Pre Post Data n
X ± SD X ±
SD p
Adipo seluruh subjek 14 2,112 ± 0,573 2,584 ± 1,014 0,012
Adipo wanita 7 2,197 ± 0,553 2,975 ± 1,213 0,031
Adipo pria 7 2,028 ± 0,623 2,192 ± 0,632 0,069
Adipo I 4 2,252 ± 0,594 3,117 ± 1,582 0,179
Adipo I+OHO 5 2,408 ± 0,530 2,616 ± 0,596 0,128
Adipo OHO 5 1,706 ± 0,432 2,126 ± 0,750 0,073
Adipo terkendali baik 5 1,754 ± 0,412 2,198 ± 0,676 0,048
Adipo tidak terkendali baik 9 2,312 ± 0,569 2,798 ± 1,139 0,080
Keterangan : Adipo : Adiponektin, I Insulin, OHO Obat Hipoglikemik Oral a uji t berpasangan, bermakna, p0,05
Universitas Sumatera Utara
4.3 Korelasi penurunan kadar HbA1C terhadap kadar adiponektin