menjadi lebih efektif dan cenderung terjadi dalam tempo yang cepat sehingga mengoptimalkan transaksi yang hendak dibuat. Ini artinya semakin panjang waktu
percakapan maka akan lebih banyak juga transaksi yang terjadi. Penutupan dalam transaksi yang lebih banyak dilakukan dengan ungkapan menghitung barang dan
harganya, membuat konsumnen menjadi lebih paham apa yang dia beli dan tidak. Tentunya ini menguntungkan pedagang juga karena ia dapat mengetahui harga
dengan teliti dan juga mengetahui berapa banyak uang yang akan didapatkan. Jika melihat pada frekuensi pasangan ujaran yang diungkapkan oleh
pedagang laki-laki maka pedagang laki-laki melakukan komunikasi yang efektif dengan tingkat terjadinya transaksi cukup seimbang dengan keseluruhan
percakapan yang ada. Dalam 11 pasangan ujaran, terdapat 5 atau lebih pasangan ujaran yang menandakan persetujuan akan harga barang yang ditawarkan ini
mencapai 50 dari keseluruhan ungkapan. Namun terdapat kelemahan yang ada pada seorang pedagang laki-laki adalah dimana mereka juga kurang banyak
berbicara yang menimbulkan kurangnya peralihan tema pada transaksi yang dilakukan. Pedagang laki-laki tidak banyak menawarkan barang daganganya dan
cenderung lebih memilih untuk melayani dan menjawab. Maka dari itu transaksi yang terjadi pada pedagang laki-laki lebih sederhana dengan tingkat penjualan
hanya satu atau dua barang saja. Hal ini bahwa pedagang laki-laki berprinsip lebih senang untuk mengajak banyak pembeli dengan berharap banyak transaksi
yang terjadi daripada harus membujuk seorang pembeli untuk memesan barang lebih banyak.
4.5.2 Pedagang Perempuan
Pedagang perempuan secara garis besar menggunakan bahasa Sunda standar yang digunakan untuk berinteraksi dengan pembelinya. Bahasa Sunda
yang dipakai dicirikan dengan banyaknya penggunaan sufiks –an, -na, -eun dan
140
Agus Kusnandar, 2015 Analisis percakapan dan variasi kode bahasa pedagang
dan pembeli di Pasar Tradisional Kec.Majalaya Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
lain-lain. Pembeli juga menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari. Pedagang perempuan memilih menggunakan bahasa Sunda karena kebanyakan
pembeli menggunakan bahasa Sunda. Dengan bertutur menggunakan bahasa Sunda akan membuat lebih akrab situasi percakapan. Dalam hal tingkat tutur yang
dipergunakan pedagang perempuan hanya sekitar 13,04 saja dari tuturanya yang menggunakan bahasa lemes. Sisanya sekitar 86 merupakan bahasa Sunda
sehari-hari atau bahasa Sunda yang akrab. Penggunaan bahasa Sunda akrab memang mendominasi bahasa yang ada namun bila dibandingkan dengan
pedagang laki-laki maka frekuensi bahasa lemes yang dipakai pedagang perempuan lebih tinggi. Dengan menggunakan banyak bahasa lemes, ini
menimbulkan kesan kurang akrab kepada pembeli sehingga pembeli tidak begitu percaya dengan apa yang diujarkan sehingga lebih banyak memberikan
pertanyaan. Pembukaan percakapan yang diawali oleh permintaan pembeli membuat proses terjadinya transaksi menjadi lebih cepat dan langsung kepada
intinya. Sementara itu penutupan percakapan pun hampir mirip dengan
percakapan pada umumnya yang ditandai dengan kata mangga dari pedagang atau pembeli. Dari segi pasangan ujaran berdekatan sebenarnya terlihat frekuensi yang
hampir sama saja. Namun pedagang wanita lebih banyak menarik pembelinya untuk menawar dan bertanya. Bukti tersebut adalah dengan lebih banyaknya
pasangan ujaran yang hadir dalam empat data yang ada. Ada sekitar 39 pasangan ujaran muncul diantara pedagang perempuan dan ini lebih banyak daripada
pedagang laki-laki. Variasi jawaban, Pengabulan sangkalan dan pertanyaan adalah bentuk yang paling sering diungkapkan pedagang perempuan. Dengan melihat
pola seperti ini, maka pada pedagang perempuan akan lebih banyak berbicara dan lebih mendapatkan pesanan barang yang didapat. Artinya bahwa pedagang
141
Agus Kusnandar, 2015 Analisis percakapan dan variasi kode bahasa pedagang
dan pembeli di Pasar Tradisional Kec.Majalaya Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
perempuan berprinsip untuk mengajak seorang pembeli dengan banyak barang belanjaan daripada mengajak banyak pembeli namun sedikit barang yang dipesan.
4.5.3 Pembeli Laki-laki