Rencana Kinerja Tahun 2015 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah LKjIP Pengadilan Tinggi Bandung 2015 16 teknis dengan jumlah pengaduan yang dilaporkan b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. Perbandingan jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti mengenai perilaku aparatur peradilan teknis dan non teknis dengan jumlah pengaduan yang dilaporkan Ketua Pengadilan, Wakil Ketua, PanSek dan Panmud Hukum dan bagian terkait Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan 6 Peningkatan kualitas SDM a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial. Perbandingan antara SDM Teknis yang lulusbersertifikat diklat Tipikor, Niaga, PHI, Perikanan, HAM, Cakim dengan jumlah yang mengikuti diklat Ketua Pengadilan, PanSek dan Kasub Bag Kepegawaian Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial Perbandingan antara SDM Non teknis yang lulusbersertifikat diklat Kepemimpinan, Sertifikasi Pengadaan barang dan jasa. Ketua Pengadilan, Panek dan Kasub Bag Kepegawaian Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti eksaminasi dalam rangka promosi Perbandingan Ketua Pengadilan Negeri dan Hakim Senior untuk dilakukan eksaminasi untuk diusulkan menjadi Hakim Tinggi Ketua Pengadilan, Wakil Ketua dan Tim Eksaminasi Dirjen Badilum dan Kasub Bag Kepegawai an

C. Rencana Kinerja Tahun 2015

Adapun Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2015 Pengadilan Tinggi Bandung adalah sebagai berikut : Tabel 5. Rencana Kinerja Tahun 2015 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Meningkatnya penyelesaian perkara a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100 b. Persentase perkara yang diselesaikan - Pidana - Perdata - Tipikor 98 94 99 c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal : - Pidana, maksimal 56 hari - Perdata, maksimal 62 hari - Tipikor, maksimal 56 hari 100 100 100 2 Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum : - Kasasi - Peninjauan Kembali NA NA Laporan Kinerja Instansi Pemerintah LKjIP Pengadilan Tinggi Bandung 2015 17 3 Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara a. Persentase berkas banding yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis 100 b. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara - Pidana - Perdata - Tipikor 1:30 1:44 1:11 4 Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan access to justice a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan NA b. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line - Pidana, maksimal 2 hari setelah minutasi - Perdata, maksimal 3 hari setelah minutasi - Tipikor, maksimal 2 hari setelah minutasi 100 100 100 5 Meningkatnya kualitas pengawasan a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti 100 b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti 100 6 Peningkatan kualitas SDM a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial 100 b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial 70 c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti eksaminasi dalam rangka promosi 100 D. Penetapan Kinerja Tahun 2015 Penetapan kinerja adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu 1 satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilankegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Tinggi Bandung, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja. Penetapan Kinerja Tahun 2015 Pengadilan Tinggi Bandung adalah sebagai berikut : Tabel 6. Penetapan Kinerja Tahun 2015 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Meningkatnya penyelesaian perkara a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100 b. Persentase perkara yang diselesaikan - Pidana - Perdata - Tipikor 98 94 99 c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal : - Pidana, maksimal 56 hari - Perdata, maksimal 62 hari - Tipikor, maksimal 56 hari 100 100 100 2 Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum : - Kasasi - Peninjauan Kembali NA NA Laporan Kinerja Instansi Pemerintah LKjIP Pengadilan Tinggi Bandung 2015 18 3 Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara a. Persentase berkas banding yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis 100 b. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara - Pidana - Perdata - Tipikor 1:30 1:44 1:11 4 Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan access to justice a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan NA b. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line - Pidana, maksimal 2 hari setelah minutasi - Perdata, maksimal 3 hari setelah minutasi - Tipikor, maksimal 2 hari setelah minutasi 100 100 100 5 Meningkatnya kualitas pengawasan a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti 100 b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti 100 6 Peningkatan kualitas SDM a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial 100 b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial 70 c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti eksaminasi dalam rangka promosi 100 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah LKjIP Pengadilan Tinggi Bandung 2015 19

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Akuntabilitas Kinerja

Akuntabilitas kinerja merupakan evaluasi atas rencana kerja tahunan yang telah ditetapkan tahun sebelumnya. Evaluasi kinerja ini dikaji sebagai pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja utama. Pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja. Pengumpulan data kinerja diarahkan untuk mendapatkan data kinerja yang akurat, lengkap, tepat waktu, dan konsisten, yang berguna bagi pengambilan keputusan dalam rangka perbaikan kinerja instansi pemerintah tanpa meninggalkan prinsip-prinsip keseimbangan biaya dan manfaat, efisiensi dan efektivitas. Pengukuran kinerja mencakup : 1. Pengukuran Kinerja Kegiatan 2. Pengukuran Pencapaian Sasaran Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi. Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilankegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai dasar untuk memberikan reward or punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi.

1. Pengukuran Kinerja Kegiatan

Pengukuran kinerja kegiatan merupakan tingkat pencapaian target sesuai rencana tingkat capaian dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan. Pengukuran kinerja kegiatan Pengadilan Tinggi Bandung Tahun 2015 disajikan dalam matrik Pengukuran Kinerja Kegiatan PKK. Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Tinggi Bandung tahun 2015, dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2015 ini. Rincian tingkat capaian kinerja masing ‐masing indikator kinerja tersebut diuraikan dalam tabel di bawah ini :