LAKIP BPPT 2015 LAKIP BPPT 2015

(1)

(2)

Tim Penyusun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Tahun 2015

Pengarah:

Dr. Ir. Unggul Priyanto, M.Sc Penanggung Jawab:

Dr. Ir. Soni Solistia Wirawan, M.Eng Ketua Pelaksana

Ir. Makmuri, M.Eng Wakil Ketua Pelaksana Ir. Irshan Zainuddin, M.Si Sekretaris merangkap Anggota Rizky Agung Wibowo, SE, ME Anggota

Restuadi, SE., M.Si.

Drs. Dedy Roesmajadi, MM

Ir. Munawar Sahabbudin, MM (Perwakilan Sekretariat Utama) Ir. Ignatius Subagjo, MSCE (Perwakilan Kedeputian PKT) Ir. Hariana, MM (Perwakilan Kedeputian TIEM) Dr.-Ing. Mulyadi Sinung Haryono (Perwakilan Kedeputian TIRBR) Drs. Nizar, MM (Perwakilan Kedeputian TAB) Ir. Heri Sadmono, M.Sc (Perwakilan Kedeputian TPSA) Ir. Nana Sudiana, MT (Perwakilan Kedeputian TPSA) Sekretariat :

Wiji Lestari, B.Eng. Kewat Siti Wahyuni, SE Krisna Gunawan, S.Kom Gilang Ramadhan, Amd


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iI

IKHTISAR EKSEKUTIF iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

BAB I. PENDAHULUAN I - 1

1.1. Penjelasan Umum Organisasi I - 1

1.2. Kedudukan Tugas, Fungsi, dan Kewenangan 1.3. Struktur Organisasi

1.4. Sumber Daya Manusia

1.5. Aspek Strategis dan Permasalahan Utama 1.6. Sistematika Penyajian

I - 4 I - 5 I - 8 I - 9 I - 11

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA II - 12

2.1. Rencana Strategis II - 12

2.1.1 Visi dan Misi II - 14

2.1.2 Tujuan II - 15

2.1.3 Sasaran Strategis II - 15

2.1.4 Arah Kebijakan dan Strategi II - 18

2.1.4.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional II - 18 2.1.4.2. Arah Kebijakan dan Strategi BPPT II - 24

2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 II - 27

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA BPPT TAHUN 2013 III - 29

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis dan IKU III - 29 3.1.1 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1 III - 31 3.1.2 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 III - 48 3.1.3 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3 III - 74

3.2. Realisasi Anggaran III - 87

BAB IV. PENUTUP

BAB IV. 4.1 Kesimpulan

4.2 Langkah-langkah Perbaikan

IV - 97 IV - 98 V - 1 1


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Struktur Organisasi BPPT I - 7

Gambar 1.2. Komposisi SDM BPPT menurut Tingkat Pendidikan I - 8 Gambar 1.3. Komposisi SDM BPPT menurut Jabatan Fungsional I - 9 Gambar 2.1. Alur keterkaitan RPJMN, Renstra, Rencana Kerja (Renja), RKT

dan Penetapan Kinerja (PK)

II - 13 Gambar 3.1. Perbandingan Antara Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja

Tahun Ini dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun Terakhir

III - 41 Gambar 3.2. Penandatanganan MOU antara Ka BPPT dengan Gubernur

Jawa Tengah dalam rangka pemanfaatan teknologi BPPT

III - 59 Gambar 3.3. Contoh Kegiatan alih teknologi di UKM Mutiara Baru Desa

Plumbon, Baru Kecamatan Karangsambung- Kabupaten Kebumen-Propinsi Jawa Tengah

III - 59

Gambar 3.4. Contoh hasil binaan BPPT produk beras analog dari UKM Mutiara Baru Kabupaten Kebumen

III - 60 Gambar 3.5. Kelompok UKM Mutiara Baru penerima Adhikarya Pangan

Nusantara 2015 Tingkat Nasional

III - 60 Gambar 3.6. Produk RASTEJA (Beras Tela dan Jagung) produksi KUB Maju

Jaya binaan BPPT di Desa Klampok Kec. Godong Kab. Grobogan yang telah memperoleh penghargaan dari KemenPerindag

III - 61

Gambar 3.7. Piagam dan Piala UKM Pangan AWARD dari Menteri Perdagangan Republik Indonesia

III - 61 Gambar 3.8 Peningkatan Capaian Kinerja Outcome menuju Target akhir

sesuai Dokumen Renstra

III - 66 Gambar 3.9 Tiga unit PUNA Wulung Kerjasama BPPT dan PT Dirgantara

Indonesia

III - 67 Gambar 3.10 Proses Produksi Tiga unit PUNA Wulung Kerjasama BPPT dan

PT Dirgantara Indonesia


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Distribusi SDM BPPT berdasarkan Tingkat Pendidikan I - 8 Tabel 2.2 Distribusi SDM BPPT berdasarkan Jabatan Fungsional I - 9 Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Tahunan Tingkat Lembaga II - 28 Tabel 3.1. Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Tingkat Lembaga III - 30 Tabel 3.2. Sasaran Strategis, IKU, Target, Program/Kegiatan, Capaian Kinerja

Outcome (Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi)

III - 32

Tabel 3.3. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IKU 1 III - 39 Tabel 3.4. Sasaran Strategis, IKU, Target, Program/Kegiatan, Capaian Kinerja

Outcome (Industri TIK pendukunge-services)

III - 43 Tabel 3.5. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IKU 2 III - 46 Tabel 3.6. Sasaran Strategis, IKU, Target, Program/Kegiatan, Capaian Kinerja

Outcome (Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi)

III - 54

Tabel 3.7. Produksi Pangan Lokal di Beberapa Kabupaten di Jawa Tengah Tahun 2014 dan Tahun 2015

III - 58 Tabel 3.8. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IKU 3 III - 62 Tabel 3.9. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini

dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

III - 63 Tabel 3.10. Sasaran Strategis, IKU, Target, Program/Kegiatan, Capaian Kinerja

Outcome (inovasi dan layanan teknologi pertahanan dan keamanan Pesawat tanpa awak untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis hankam)

III - 67

Tabel 3.11. Sasaran Strategis, IKU, Target, Program/Kegiatan, Capaian Kinerja Outcome (propinsi yang menurun tingkat risiko bencananya,

dengan target 1 propinsi)

III - 70


(6)

Tabel 3.14. Sasaran Strategis, IKU, Target, Program/Kegiatan, Capaian Kinerja Outcome (Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi)

III - 82

Tabel 3.15. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IKU 1 III - 83 Tabel 3.16. Sasaran Strategis, IKU, Target, Program/Kegiatan, Capaian Kinerja

Outcome (Meningkatnya produktivitas/nilai tambah industri mitra pengguna, dengan target 2%.)

III - 89

Tabel 3.17. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IKU 2 III - 92


(7)

KATA PENGANTAR

Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah maka setiap Instansi Pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, diwajibkan untuk menyusun laporan kinerjanya.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya BPPT dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tingkat lembaga periode tahun 2015 ini sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Kepala BPPT kepada Presiden dan masyarakat/publik atas pelaksanaan tugas pokok melalui program dan kegiatan yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja BPPT Tahun 2015.

Laporan Kinerja BPPT Tahun 2015 ini merupakan laporan kinerja BPPT yang pertama dalam periode 2015-2019, yang berisi mengenai pencapaian tiga sasaran strategis kinerja di tingkat Lembaga. Ketiga Sasaran strategis tersebut adalah : 1. Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi,

dengan 2 (dua) Indikator Kinerja Utama (IKU), yakni (1) Berfungsinya Pusat Inovasi di Daerah; dan (2) Jumlah Industri TIK pendukung e-services (e-gov

dan e-business) yang menggunakan hasil inovasi dan layanan teknologi KTP-el

Multiguna.

2. Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi, dengan 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama (IKU), yakni (1) Peningkatan produksi pangan berbahan lokal; (2) Jumlah inovasi dan layanan teknologi pertahanan dan keamanan Pesawat tanpa awak untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis hankam; dan (3) Jumlah propinsi yang menurun tingkat risiko bencananya.

3. Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi, dengan 2 (dua) Indikator Kinerja Utama (IKU), yakni (1) Meningkatnya prosentase kualitas SDM Perekayasa dan Litkayasa nasional;


(8)

Secara umum, realisasi/capaian atas sasaran strategis kinerja BPPT tersebut di atas pada akhir tahun 2015 dapat terpenuhi dengan baik.

Akhirul kata, kami berharap laporan kinerja ini bermanfaat dan dapat dipergunakan oleh para pemangku kepentingan BPPT.

Wabillaahi taufik walhidayah, wassalaammu‘alaikum warrahmahtullaahi wabarokaatu.

Jakarta, Februari 2016 Kepala BPPT,


(9)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam pelaksanaan Sistem AKIP BPPT pada Tahun 2015, BPPT memperhatikan dan menjadikan rujukan peraturan terkait sistem perencanaan pembangunan nasional (SPPN) dan sejumlah ketentuan/pedoman terkait Sistem AKIP khususnya ketentuan/pedoman yang diatur oleh Kementerian PAN dan RB.

Secara keseluruhan capaian kinerja BPPT tahun 2015 dapat tercapai/terpenuhi dengan baik. Sasaran yang terdapat dalam perjanjian kinerja menunjukkan hasil yang baik dengan tercapainya target sasaran sesuai yang ditetapkan sebelumnya. Gambaran capaian kinerja masing-masing sasaran dapat diketahui sebagai berikut : • Sasaran strategis 1 terkait dengan Meningkatnya daya saing industri melalui

inovasi dan layanan teknologi, dengan 2 (dua) Indikator Kinerja Utama (IKU), yakni (1) Berfungsinya Pusat Inovasi di Daerah; dan (2) Jumlah Industri TIK pendukung e-services (e-gov dan e-business) yang menggunakan hasil inovasi dan layanan teknologi KTP-el Multiguna. Dari hasil pengukuran kinerja diperoleh hasil bahwa semua target pada kedua indikator kinerja tersebut tercapai 100%. • Sasaran strategis 2 terkait dengan Meningkatnya kemandirian bangsa melalui

inovasi dan layanan teknologi, dengan 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama (IKU), yakni (1) Peningkatan produksi pangan berbahan lokal; (2) Jumlah inovasi dan layanan teknologi pertahanan dan keamanan Pesawat tanpa awak untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis hankam; dan (3) Jumlah propinsi yang menurun tingkat risiko bencananya.

Dari hasil pengukuran kinerja diperoleh hasil bahwa ke tiga indikator kinerja ini semua targetnya tercapai. Target pada indikator kinerja 3 (yaitu Peningkatan produksi pangan berbahan lokal, dengan target 2%) tercapai 100%, target pada indikator kinerja 4 (yaitu Jumlah inovasi dan layanan teknologi pertahanan dan keamanan Pesawat tanpa awak untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis hankam, dengan target 3 unit Medium Range

Drone dimanfaatkan TNI) tercapai 100%, dan target pada indikator kinerja 5,

(yaitu Jumlah propinsi yang menurun tingkat risiko bencananya, dengan target 1 propinsi) tercapai 100%.


(10)

Perekayasa dan Litkayasa nasional; dan (2) Meningkatnya produktivitas/nilai tambah industri mitra pengguna.

Dari hasil pengukuran kinerja diperoleh hasil bahwa indikator kinerja 6, yaitu Meningkatnya prosentase kualitas SDM Perekayasa dan Litkayasa nasional, target tercapai 96%. Indikator kinerja 7, yang berkaitan dengan Meningkatnya produktivitas/nilai tambah industri mitra pengguna, targetnya tercapai 100%.


(11)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Penjelasan Umum

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (RPJPN) 2005 – 2025 dinyatakan bahwa persaingan yang makin tinggi pada masa yang akan datang menuntut peningkatan penguasaan dan pemanfaatan teknologi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dalam rangka menghadapi perkembangan global menuju ekonomi berbasis pengetahuan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan penerapan Iptek nasional, tantangan yang dihadapi adalah perlu adanya peningkatan kontribusi Iptek untuk memenuhi hajat hidup bangsa; menciptakan rasa aman; memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, energi, dan pangan; memperkuat sinergi kebijakan Iptek dengan kebijakan sektor lain; mengembangkan budaya Iptek di kalangan masyarakat; meningkatkan komitmen bangsa terhadap pengembangan Iptek; mengatasi degradasi fungsi lingkungan; mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam; serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas sumber daya Iptek, baik SDM, sarana dan prasarana, maupun pembiayaan Iptek.

Kondisi ekonomi global saat ini dan ke depannya akan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perekonomian Indonesia. Kebijakan di bidang ekonomi perlu diarahkan untuk meningkatkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi dengan titik berat pada transformasi industri yang berkelanjutan, sehingga perekonomian Indonesia akan berbasis kepada nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi. Oleh karena itu Peningkatan daya saing perekonomian Indonesia menjadi hal utama yang perlu menjadi perhatian. Salah satu pilar penentu daya saing suatu bangsa adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam menghadapi kondisi lingkungan strategis yang berubah secara cepat dan berbagai tantangan dan peluang yang bersifat global, khususnya dalam pengimplementasian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang akan


(12)

daya saing global (Global Competitiveness Index – GCI) berdasarkan laporan

World Economic Forum pada tahun 2014-2015 meningkat dari peringkat 54

pada tahun 2009-2010 menjadi peringkat 34 pada tahun 2014-2015.

Peningkatan daya saing tersebut merupakan resultan dari kinerja berbagai pilar yang menjadi penopangnya, yang meliputi 12 pilar, yaitu: Institusi, Infrastruktur, Lingkungan Ekonomi Makro, Kesehatan dan Pendidikan Dasar, Pendidikan Tinggi dan Pelatihan, Efisiensi Pasar Barang, Efisiensi Pasar Tenaga Kerja, Pasar Finansial, Kesiapan Teknologis, Ukuran Pasar, Kecanggihan Bisnis, dan Inovasi.

Diantara pilar-pilar daya saing tersebut, terdapat tiga (3) pilar yang berkaitan langsung dengan daya dukung teknologi, yaitu:

1) Kesiapan Teknologi dengan indikator: Keberadaan Teknologi Terbaru, Tingkat Dayaserap Teknologi Perusahaan, PMA dan Transfer Teknologi, Pengguna Internet, Pita Lebar Internet, Pelanggan Telpon Gerak/100 Penduduk;

2) Kecanggihan Bisnis dengan indikator: Kuantitas Pemasok Lokal, Kualitas Pemasok Lokal, Pengembangan Klaster Negara, Sifat Keunggulan Kompetitif, Kepanjangan Rantai Nilai, Pengendalian Distribusi Internasional, Kecanggihan Proses Produksi, Keluasan Pemasaran, Kesediaan Untuk Mendelegasikan Wewenang); dan

3) Inovasi dengan indikator: Kapasitas Inovasi, Kualitas Lembaga Penelitian Ilmiah, Belanja Litbang Perusahaan, Kolaborasi Litbang Universitas-Industri, Pengadaan Pemerintah untuk Produk Teknologi Maju, Ketersediaan Ilmuwan dan Insinyur, Utilitas Paten Per Sejuta Penduduk. Dari 12 pilar daya saing tersebut, pilar Kesiapan Teknologi, Efisiensi Pasar Tenaga Kerja dan pilar Inovasi merupakan pilar dengan nilai terendah (nilai Kesiapan Teknologi 3,6, Efisiensi Pasar Tenaga Kerja 3,8 sedangkan Inovasi 3,9 dari skala 1-7) dibandingkan dengan sembilan pilar lainnya. Hal ini mencerminkan bahwa iptek belum berperan secara signifikan dalam meningkatkan daya saing Indonesia. Kemampuan teknologi secara nasional dalam penguasaan dan penerapan teknologi dinilai masih belum memadai


(13)

untuk meningkatkan daya saing bangsa. Hal ini telah mengakibatkan ongkos untuk menghasilkan suatu produk menjadi mahal, serta kualitas barang serta inovasi produk yang dihasilkan sangat terbatas sehingga daya saing usaha tidak seperti yang diharapkan.

Kondisi saat ini menunjukkan, bahwa penguasaan dan pemanfaatan teknologi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berbagai hasil penelitian, kerekayasaan dan pengembangan teknologi telah dimanfaatkan oleh kelompok industri dan masyarakat. Meskipun demikian, kemampuan teknologi secara nasional dalam penguasaan dan penerapan teknologi dinilai masih belum memadai untuk meningkatkan daya saing bangsa. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh masih rendahnya sumbangan teknologi terhadap sektor produksi nasional, belum efektifnya mekanisme intermediasi, lemahnya sinergi kebijakan, belum berkembangnya budaya Iptek di masyarakat, dan terbatasnya sumber daya Iptek.

Indonesia sangat memerlukan peran aktif berbagai pihak untuk bisa saling bekerjasama dan berkontribusi dalam rangka pembangunan nasional dan pengembangan pertumbuhan ekonomi nasional. Kebijakan-kebijakan lintas kementerian serta kebijakan lintas sektoral sangatlah penting dan memiliki peran penting demi tercapainya tujuan pembangunan nasional, baik di bidang ekonomi, politik, maupun sosial.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merupakan salah satu lembaga pemerintah non kementerian yang berada di bawah koordinasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kepemerintahan di bidang teknologi. BPPT merupakan lembaga pemerintah yang berperan sebagai lembaga pengkajian teknologi, solusi teknologi, intermediasi, audit teknologi dan technology

clearing house (TCH), dalam mendukung pembangunan nasional agar


(14)

1.2. Kedudukan Tugas, Fungsi, dan Kewenangan

Berdasarkan SK Kepala BPPT Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, Tentang Organisasi dan Tata Kerja BPPT :

1) Kedudukan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, yang selanjutnya dalam peraturan ini disebut BPPT, adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

2) Tugas BPPT

BPPT melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Fungsi BPPT

Dalam melaksanakan tugasnya, BPPT menyelenggarakan fungsi :

(1) Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan penerapan teknologi;

(2) Koordinasi kegiatan fungsional dalam melaksanakan tugas BPPT;

(3) Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi, difusi dan pengembangan kapasitas, serta membina alih teknologi; dan

(4) Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

4) Wewenang BPPT

Dalam menyelenggarakan fungsinya, BPPT mempunyai kewenangan : a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c. Penetapan sistem informasi di bidangnya; dan

d. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(15)

1.3. Struktur Organisasi

Berdasarkan SK Kepala BPPT Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Tanggal 21 April 2006, pada Bab II, pasal 6, Kepala BPPT mempunyai tugas : 1) Memimpin BPPT sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku;

2) Menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas BPPT;

3) Menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BPPT yang menjadi tanggungjawabnya; dan

4) Membina dan melaksanakan kerja sama dengan instansi dan organisasi lain.

Dalam Bab II, pasal 5 dari Kepka diatas, BPPT terdiri atas : a. Kepala;

b. Sekretariat Utama (Setama);

c. Deputi Bidang Pengkajian Kebijaksanaan Teknologi (PKT);

d. Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA); e. Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB);

f. Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material (TIEM); g. Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa

(TIRBR);

h. Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan; i. Pusat Data, Informasi dan Standarisasi; j. Pusat Pelayanan Teknologi; dan

k. Inspektorat.

Susunan organisasi BPPT, terdiri dari 6 unit organisasi (5 Deputi dan 1 Setama) dan 45 unit kerja/satuan kerja (Pusat/Biro/Inspektorat/UPT/ Balai) dengan perincian: Sekretariat Utama (Setama) membawahi 4 Biro dan 2 Pusat, Deputi Bidang PKT membawahi 4 Pusat dan 1 Balai, Deputi Bidang TPSA


(16)

Balai, serta 2 unit kerja yang bertanggungjawab langsung kepada Kepala BPPT yaitu Inspektorat dan Pusat Pelayanan Teknologi.

Adapun struktur organisasi BPPT sesuai dengan SK Kepala BPPT Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Tanggal 21 April 2006, dapat dilihat pada gambar 1.2. Selain organisasi organik, BPPT juga memiliki 17 unit organisasi non organik yang merupakan unit pelayanan teknis yang berfungsi untuk memberikan pelayanan teknologi tertentu kepada masyarakat.

Unit organisasi non organik yang ada di lingkungan BPPT adalah sebagai berikut:

1. UPT Hujan Buatan

2. Balai Besar Teknologi Energi (B2TE)

3. Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi (BRDST)

4. UPT Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin (PSTKP) 5. Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEKNET) 6. Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS)

7. UPT Laboratorium Aero Gasdinamika dan Getaran (LAGG) 8. UPT Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika (BPPH) 9. Balai Termodinamika, Motor dan Propulsi (BTMP)

10. Balai Pengkajian Dinamika Pantai (BPDP)

11. Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi (MEPPO) 12. Balai Besar Teknologi Pati (B2TP)

13. Balai Pengkajian Bioteknologi

14. Balai Teknologi Survei Kelautan (BTSK) 15. Balai Teknologi Lingkungan (BTL)

16. Balai Pengkajian Teknologi Polimer (BPTP) 17. Balai Inkubator Teknologi (BIT)


(17)

INSPEKTORAT


(18)

300

851 1296

584

S3 S2 S1 < S1 Komposisi SDM BPPT berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. PENDIDIKAN JUMLAH %

1 S3 300 10

2 S2 851 28

3 S1 1296 43

4 < S1 584 19


(19)

1369 199

193

72 62 45 23 18

15 Perekayasa

Peneliti

Teknisi Litkayasa Arsiparis Perencana Pranata Humas Auditor

Analis Kepegawaian Lain-Lain

Komposisi SDM BPPT berdasarkan Jabatan Fungsional

No. Jabatan Fungsional Jumlah %

1 Perekayasa 1.369 68,59

2 Peneliti 199 9,97

3 Teknisi Litkayasa 193 9,67

4 Arsiparis 72 3,61

5 Perencana 62 3,11

6 Pranata Humas 45 2,25

7 Auditor 23 1,15

8 Analisis Kepegawaian 18 0,90

9

Lain-lain (Pengendali Dampak Lingkungan, Pustakawan, Dokter Gigi, Widyaiswara)

15 0,75


(20)

Sebagai salah satu lembaga yang berperan penting dalam perkembangan teknologi di Indonesia, BPPT memiliki peran sebagai entry point hasil karya teknologi asli Indonesia untuk dapat dikaji untuk kemudian dapat diterapkan di dalam kegiatan perekonomian Indonesia dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

BPPT menjadi salah satu ujung tombak penyampai hasil karya penelitian, pengembangan dan perekayasaan di bidang teknologi ke dunia industri ataupun ke masyarakat umum yang memiliki kepentingan terhadap berbagai hasil penelitian, pengembangan dan perekayasaan yang dihasilkan oleh para peneliti dan perekayasa Indonesia. Kebutuhan akan teknologi yang dinilai makin hari makin tinggi dan juga dengan adanya tuntutan kemajuan teknologi yang terkini, menyebabkan keberadaan BPPT sangat diperlukan dan penting adanya.

BPPT diharapkan mampu memberikan peran yang nyata dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan nasional. Program-program yang dimiliki oleh BPPT sebagai kebijakan institusi mandiri maupun program-program kebijakan lintas kementerian/lembaga, diharapkan mampu menjadi faktor pendorong bagi peningkatan perekonomian negara, terutama kebijakan program yang bersentuhan dengan dunia industri.


(21)

1.6. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja BPPT Tahun 2015 berisi 4 Bab yaitu : Bab I. Pendahuluan

Berisi penjelasan umum, kedudukan tugas, fungsi, dan kewenangan, Struktur organisasi, Sumberdaya Manusia, serta aspek strategis dan permasalahan utama (strategic issue).

Bab II. Perencanaan Kinerja

Berisi Keterkaitan RPJMN, Rencana Strategis dan Perencanaan Kinerja; Rencana Strategis BPPT Tahun 2015-2019, Keterkaitan Program dengan RPJMN 2015-2019; Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015, dan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015. Bab III. Akuntabilitas Kinerja

Berisi Pengukuran Kinerja, Pengukuran Capaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama, dan Realisasi Anggaran

Bab IV. Penutup


(22)

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis

Sesuai Undang undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan Menteri PPN/ Kepala Bappenas No. 05 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis (Renstra) K/L Tahun 2015-2019, dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), BPPT menyusun rencana strategis sebagai dokumen perencanaan untuk periode tahun 2015-2019 (5 lima) tahun.

Sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku, Renstra BPPT 2015-2019 menjadi acuan dalam penyusunan, Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja BPPT (Renja), dan Rencana Kerja dan Anggaran BPPT (RKA K/L). Pelaksanaan dan Pemantauan terhadap program dan kegiatan dilakukan melalui indikator kinerja dan targetnya.

Terkait dengan perencanaan kinerja untuk memenuhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPPT menggunakan Renstra sebagai acuan dalam membuat Rencana Kinerja Tahunan (RKT) seperti yang tercantum dalam lampiran. Alur pikir keterkaitan RPJMN, Renstra, Rencana Kerja (Renja), RKT dan Penetapan Kinerja (PK) dapat dilihat dari gambar pada halaman berikut ini :


(23)

Gambar 2.1. Alur keterkaitan RPJMN, Renstra, Rencana Kerja (Renja),

Renstra BPPT

Renja dan RKT

DIPA + RKAKL

PK

Tugas dan

Fungsi

BPPT

RPJMN

Visi

Misi

Tujuan

RENCANA KINERJA LIMA TAHUN

(

Anak Lampiran II dan IV)

Sasaran Strategis

(IKU dan Target) PROGRAM/ KEGIATAN


(24)

2.1.1. Visi dan Misi

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga pemerintah non kementerian, maka BPPT mempunyai kewenangan: penyusunan rencana nasional secara makro yaitu: (1) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan penerapan teknologi; dan (2) Pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan pelaksanaan audit teknologi.

Berdasarkan kondisi umum, potensi dan permasalahan yang akan dihadapi ke depan, sebagaimana dijelaskan dalam Dokumen Recana Strategis BPPT 2015-2019 pada Bab I, BPPT telah menetapkan visi dan misi BPPT yang akan dicapai melalui pencapaian tujuan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan RPJMN 2015-2019..

Visi BPPT

Dalam rangka pencapaian Pembangunan Jangka Menengah khususnya untuk periode 2015-2019 maka visi BPPT adalah :

“Pusat Unggulan Teknologi yang Mengutamakan Inovasi Dan Layanan Teknologi untuk Mewujudkan Daya Saing Industri dan Kemandirian Bangsa”

Misi BPPT

Upaya - upaya yang dilaksanakan untuk mewujudkan visi BPPT tersebut dilaksanakan melalui enam misi sebagai berikut :

1. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan Inovasi dan Layanan Teknologi dibidang Energi,Informasi dan Material

2. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan Inovasi dan Layanan Teknologi dibidang Transportasi, Maritim, Hankam, Permesinan, Industri Kimia

3. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan Inovasi dan Layanan Teknologi dibidang Pangan dan Pertanian, Obat dan Kesehatan


(25)

4. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan Inovasi dan Layanan Teknologi dibidang Sumber Daya Alam dan Kelautan, Lingkungan, dan Kebencanaan

5. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan Inovasi dan Layanan Teknologi dibidang Sistim Inovasi untuk Pembangunan Taman Sains dan Tekno, dan Inkubasi Teknologi.

6. Melaksanakan tatakelola pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan inovasi dan layanan teknologi.

2.1.2. Tujuan

Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi BPPT ke dalam program-program yang mendukung pembangunan nasional dan pembangunan bidang yang akan dilaksanakan, maka tujuan BPPT tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi

2. Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi

3. Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi

2.1.3. Sasaran Strategis

Sasaran Strategis BPPT Tahun 2015-2019 merupakan penjabaran lebih detail dari Tujuan BPPT dengan indikator dan target yang terukur.

Sasaran Strategis BPPT 2015-2019 adalah sebagai berikut :

Sasaran Strategis 1:

Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi.


(26)

Indikator dan Target dari Sasaran Strategis 1 adalah sebagai berikut : 1. Jumlah industri TIK pendukung e-Govt & e-business yang

menggunakan hasil inovasi dan layanan teknologi KTP-el Multiguna , dengan target 1 industri.

2. Jumlah industri/institusi pemerintahan yang menggunakan hasil inovasi dan layanan teknologi infrastruktur TIK, khususnya IT

security,dengan target 30 industri.

3. Jumlah Inovasi dan layanan teknologi untuk meningkatkan daya saing industri galangan kapal nasional, dengan target 1 industri.

4. Science/Techno Parkyang berfungsi bagi peningkatan perekonomian

daerah, dengan target 8 lokasi kabupaten.

5. Terbangunnya dan berfungsinya Pusat Inovasi, dengan target 16 Pusat Inovasi.

6. Terbangun dan termanfaatkannya Kawasan Inovasi Teknologi Maritim Nasional di Kab. PPU Kaltim, dengan target 1 kawasan Inovasi Teknologi.

Sasaran Strategis 2:

Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi

Indikator dan Target dari Sasaran Srategis 2 adalah sebagai berikut : 1. Substitusi impor Bahan Baku Obat melalui inovasi dan layanan

teknologi produksi, dengan target 0,5%

2. Jumlah inovasi teknologi untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis Pesawat tanpa awak dan berawak, dengan target 1 inovasi

3. Jumlah inovasi teknologi untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis Kapal Perang Nasional (atas dan bawah air), dengan target 1 inovasi

4. Jumlah inovasi teknologi untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis Industri Propelan dan Bahan Peledak, dengan target 1 inovasi.


(27)

5. Jumlah inovasi teknologi untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis Kendaraan Tempur Medium Tank dan Kendaraan Taktis, dengan target 1 inovasi.

6. Peningkatan elektrifikasi dengan diterapkannya PLTP skala kecil oleh industri dalam negeri untuk mencapai TKDN maksimal, dengan target 0,48%.

7. Peningkatan produksi pangan berbahan lokal, dengan target 5 % 8. Menurunnya risiko bencana di propinsi, dengan target 10 propinsi. 9. Peningkatan kemandirian bangsa dengan diterapkannya teknologi

material oleh industri dalam negeri, dengan target 5%.

Sasaran Strategis 3:

Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi

Indikator dan Target dari Sasaran Srategis 3 adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan prosentase kualitas SDM perekayasa dan litkayasa

nasional, dengan target 25%.

2. Meningkatnya produktivitas/ nilai tambah industri mitra pengguna, dengan target 10%.


(28)

2.1.4. Arah Kebijakan dan Strategi

2.1.4.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Arah kebijakan dan strategi nasional khususnya mengenai peningkatan kapasitas inovasi dan teknologi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Dalam rangka peningkatan dukungan iptek bagi daya saing sektor

produksi, maka pembangunan diarahkan pada :

a. Penyelenggaraan Litbang (Riset):

Penyelenggaraan riset difokuskan pada bidang-bidang yang diamanatkan RPJPN 2005-2025 yaitu: (i) pangan dan pertanian; (ii) energi, energi baru dan terbarukan; (iii) kesehatan dan obat; (iv) transportasi; (v) telekomunikasi, informasi dan komunikasi (TIK); (vi) teknologi pertahanan dan keamanan; dan (vii) material maju.

Strategi pembangunan agar hasil riset mampu mendukung daya saing industri produksi adalah:

1) Semua kegiatan riset harus menunjukkan kemajuan capaian secara berturut-turut dari mulai dari tahap riset eksplorasi untuk menghasilkan temuan (invention), melakukan uji alpha

untuk temuan baru, kemudian melaksanakan uji beta, dan bila berhasil inovasi yang teruji tersebut berlanjut ke tahap difusi yaitu penyebaran penggunaan ke masyarakat;

2) Prioritas kegiatan riset adalah kegiatan yang dapat mencapai tahap difusi;

3) Kebutuhan di setiap tahapan disediakan secara memadai. Dengan strategi tersebut, prakarsa utama dalam perioda 2015-2019 adalah antara lain :

1) Untuk mendukung kedaulatan pangan, riset difokuskan pada pencarian bibit unggul tanaman pangan yang mampu tumbuh subur di lahan suboptimal seperti lahan kering masam, rawa lebak, rawa pasang surut, rawa gambut, lahan


(29)

kering iklim kering, teknologi industri pangan (Sagu, jagung, singkong, sorghum) dan diversifikasi produknya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dimanfaatkan masyarakat; 2) Di bidang energi, akan dimulai pembangunan Pembangkit

Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), serta inovasi dan layanan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) berskala kecil (100 kw– 5 MW);

3) Di bidang kesehatan akan dibangun Pusat Genomik Indonesia, penelitian penyakit tropis untuk menghasilkan: (1) Vaksin penyakit HIV; (2) Vaksin demam berdarah; dan (3) Obat penyakit TBC; dll. Selain itu, pengembangan teknologi produksi bahan baku obat (BBO) seperti antibiotik, bahan biofarmasi, dekstrosa, dan bahan baku obat lainnya juga akan dilakukan;

4) Di bidang teknologi transportasi utamanya akan menyelesaikan pengembangan pesawat comutter N-219 (19 tempat duduk) untuk menyelesaikan 2 prototipe untuk uji statis, dan 2 prototipe untuk uji terbang serta inovasi dan layanan teknologi industri perkapalan;

5) Di bidang TIK riset akan difokuskan pada pengembangan infrastruktur TIK khususnya IT Security; pengembangan sistem dan framework/ platform perangkat lunak berbasis

Open Source khususnya industri TIK pendukung

e-Government & e-Business;

6) Di bidang hankam riset akan difokuskan pada mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis pertahanan dan keamanan;

7) Di bidang material maju akan dibangun pusat keunggulan nasional untuk magnet permanen, dan pengolahan logam tanah jarang, material baterai padat, material berbasis silikon;


(30)

b. Layanan Perekayasaan dan Teknologi;

Secara umum strateginya adalah meningkatkan kapasitas dan pelayanan. Untuk itu akan dilaksanakan peningkatan kapasitas layanan dan revitalisasi peralatan laboratorium serta peningkatan kualitas dan jumlah SDM yang akan dibiayai dari dana pemerintah.

c. Layanan Infrastruktur Mutu:

Mencakup standardisasi, metrologi, kalibrasi, dan pengujian mutu, dengan strategi utama meningkatkan pengawasan SNI barang beredar di pasar domestik dan jaminan kualitas barang ekspor. Strategi berikutnya adalah meningkatkan kapasitas dan kemampuan semua jajaran yang tercakup dalam infrastruktur mutu yang tersebar di berbagai kementerian/lembaga pemerintah, lembaga swasta, dan industri.

d. Layanan Pengawasan Tenaga Nuklir:

Mencakup pengawasan penggunaan tenaga nuklir di industri, pertanian, kesehatan, dan energi dengan strategi Meningkatkan pengawasan secara kredibel dan terpercaya, serta meningkatkan kapasitas dan kualitas pengawasan penggunaan tenaga nuklir dengan: (1) memperkuat peran dan kualitas Regulatory

Technical Support Organizationuntuk meningkatkan kualitas dan

efektivitas pengawasan sangat diperlukan, terutama dalam menyongsong era PLTN di Indonesia; dan (2) membangun sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melakukan pengawasan ketenaganukliran.

e. Penguatan Kerjasama Swasta-Pemerintah-Perguruan Tinggi:

Khususnya untuk sektor pertanian dan industri serta pengembangan entrepreneur pemula lewat pembangunan inkubator dan modal ventura.


(31)

2. Dalam rangka peningkatan dukungan iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam maka pembangunan mencakup:

a. Sumber daya hayati (Bioresources)

Arah kebijakan pembangunan iptek untuk mendukung keberlanjutan dan pemanfaatan sumberdaya hayati adalah: (i) melaksanakan secara konsisten dan terurut dengan baik kegiatan eksplorasi, konservasi, pemuliaan, dan disseminasi; dan (ii) melaksanakan kewenangan sebagai otoritas keilmuan sebaik-baiknya sebagaimana yang diamanatkan oleh peraturan perundangan.

Strategi yang akan dilaksanakan adalah:

1) Meningkatkan kegiatan eksplorasi biota darat dan laut yang mencakup seluruh sumber daya hayati Indonesia. Untuk mendukung eksplorasi biota laut jumlah kapal riset akan ditingkatkan.

2) Membangun fasilitas konservasi yang mencakup konservasi ex-situ (kebun raya), gedung koleksi flora, fauna dan mikroba, serta gedung koleksi biota laut.

3) Meningkatkan kegiatan pemuliaan untuk memperoleh galur unggul dan pengembanganaquaculture – biotech,

4) Meningkatkan disseminasi produk sumberdaya hayati ke masyarakat melalui kebun percobaan, perbanyakan bibit, pembinaan masyarakat sendiri.

Untuk mendukung strategi ini antara lain akan: (i) dibangun kebun raya nasional dan fasilitasi pembangunan kebun raya daerah; (ii) Revitalisasi dan pengadaan baru kapal riset; (iii) dibangun stasiun penelitian kelautan di Pantai Barat Sumatera, Selat Malaka, dan di Kalimantan Barat; (iv) dibangun gedung-gedung koleksi biota baik untuk biota darat maupun biota laut.


(32)

b. Sumberdaya Nirhayati

Arah kebijakan litbang sumberdaya nirhayati adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan informasi tentang sumberdaya kelautan, limnologi, dan kebencanaan. Strategi utama yang akan dilaksanakan adalah pembangunan Pusat Inovasi Teknologi Maritim di Pantai Penajam – Kalimantan Timur; pengembangan dan ujicoba model pengelolaan danau dan situ; serta pengembangan teknologi mitigasi bencana.

c. Penginderaan Jauh

Arah kebijakan pembangunan penginderaan jauh adalah meningkatkan penguasaan teknologi untuk pemanfaatan satelit penginderaan jauh, serta meningkatkan penguasaan teknologi pembuatan dan peluncuran satelit penginderaan jauh. Strateginya adalah: (i) pemanfaatan data penginderaan jauh khususnya satelit berresolusi tinggi; (ii) pengem-bangan dan pembangunan satelit; dan (iii) pengembangan roket sipil pendorong muatan satelit ke orbitnya.

d. Mitigasi Perubahan Iklim

Diarahkan untuk penelitian dan pengkajian teknologi mitigasi perubahan iklim serta penelitian atmosfir.

3. Dalam rangka penyiapan masyarakat Indonesia menuju kehidupan global yang maju dan modern, maka pembangunan Iptek diarahkan pada:

Penyelenggaraan riset sosial dan kemanusiaan untuk seluruh wilayah dan masyarakat Indonesia dengan membentuk 6 simpul (hub) penelitian sosial kemasyarakat di seluruh Indonesia dengan LIPI sebagai pusatnya.

4. Dalam rangka peningkatan dukungan bagi riset dan pengembangan dasar


(33)

Pembangunan iptek diarahkan untuk: (1) peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Iptek; (2) pembangunan sarana dan prasarana iptek antara lain revitalisasi Puspiptek; (3) pembangunan repositori dan disseminasi informasi iptek; serta (4) peningkatan jaringan iptek melalui konsorsium riset.

5. Dalam rangka Taman Tekno dan Taman Sains

Arah kebijakan dan strategi Dalam rangka Taman Tekno dan Taman Sains adalah sebagai berikut:

a. Pembangunan Taman Sains dan Teknologi Nasional (National

Science and Technology Park) yang diarahkan berfungsi

sebagai:

1) Pusat pengembangan sains dan teknologi maju;

2) Pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi maju;

3) Pusat layanan teknologi maju ke masyarakat.

b. Pembangunan Taman Sains Provinsi diarahkan berfungsi sebagai:

1) penyedia pengetahuan terkini oleh dosen universitas setempat, peneliti dari lembaga litbang pemerintah, dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk kegiatan ekonomi;

2) penyedia solusi-solusi teknologi yang tidak terselesaikan di

Techno Park;

3) sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.

c. Pembangunan Taman Tekno Kabupaten/Kota diarahkan berfungsi sebagai:

1) pusat penerapan teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan hasil (pasca panen), industri manufaktur, ekonomi kreatif, dan jasa-jasa lainnya yang


(34)

2) tempat pelatihan, pemagangan, pusat diseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke masyarakat luas;

Dengan arah kebijakan di atas, maka strategi untuk mencapai sasaran adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan Taman Sains dan Teknologi Nasional (National

Science and Technology Park, N-STP) akan dilaksanakan melalui:

(a) revitalisasi kawasan Puspiptek-Serpong; (b) revitalisasi Inkubator Teknologi-BPPT di Puspiptek; (c) revitalisasi Cibinong Science Centre – LIPI serta pembangunan pusat Inovasi yang ada di dalamnya; (d) pembangunan Pusat Inovasi Teknologi Maritim di Penajam – Kalimantan Timur; serta N-STP di lingkungan universitas.

2. Pembangunan Taman Sains di Provinsi akan dilaksanakan oleh:(1) Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi bagi taman sains yang berafiliasi ke universitas; dan (2) Kementerian/ Lembaga bagi taman sains yang sesuai dengan kompetensi yang sudah terbangun.

3. Pembangunan Taman Tekno di kabupaten/kota oleh kemente-rian/Lembaga sesuai dengan kompetensi, tugas pokok dan fungsinya.

2.1.4.2. Arah Kebijakan dan Strategi BPPT

Arah kebijakan BPPT sangat terkait dengan arah kebijakan dan strategi nasional yang terdiri dari :

1. Peningkatan dukungan iptek bagi daya saing sektor produksi, maka pembangunan diarahkan pada Penyelenggaraan Litbang (Riset); Layanan Perekayasaan dan Teknologi dan Penguatan Kerjasama Swasta - Pemerintah - Perguruan Tingi.

2. Peningkatan dukungan iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam maka pembangunan terutama diarahkan pada Sumberdaya hayati

3. Peningkatan dukungan bagi riset dan pengembangan dasar 4. Taman Tekno dan Taman Sains.


(35)

Dalam upaya mewujudkan visi dan misi dan pencapaian sasaran strategis BPPT maka arah kebijakan BPPT pada tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Mendukung peningkatan daya saing industri melalui :

Penyelenggaraan litbangyasa teknologi untuk menghasilkan inovasi dalam bidang teknologi: energi, informasi, material, transportasi, maritim, hankam, permesinan, industri kimia, pangan dan pertanian, sistim inovasi untuk pembangunan taman sains dan tekno, dan inkubasi teknologi.

2. Mendukung kemandirian bangsa melalui :

Penyelenggaraan litbangyasa teknologi untuk menghasilkan inovasi dalam bidang teknologi: obat dan kesehatan, teknologi sumber daya alam dan kelautan, lingkungan dan kebencanaan.

3. Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi

Strategi pelaksanaan dari arah kebijakan tersebut diatas dilakukan melalui upaya upaya inisiatif strategis yang diimplementasikan dalam program-program BPPT yang terdiri dari :

1. Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT).

2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1). Strategi untuk mendukung peningkatan daya saing industri

Strategi untuk mendukung peningkatan daya saing industry dilaksanakan melalui pelaksanaan Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT) dengan 6 sasaran program sebagai berikut :


(36)

3. Terwujudnya inovasi & layanan teknologi untuk meningkatkan daya saing industri galangan kapal nasional

4. Terwujud dan berfungsinya Science/Techno Park

5. Terbangunnya dan berfungsinya Pusat Inovasi

6. Berfungsinya Kawasan Inovasi Teknologi Maritim Nasional sebagai percontohan Pusat Inovasi

2). Strategi untuk mendukung kemandirian bangsa

Strategi untuk mendukung kemandirian bangsa dilaksanakan melalui pelaksanaan Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT) dengan 9 Sasaran Program sebagai berikut : 1. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi produksi Bahan

Baku Obat (BBO) pada perusahaan farmasi dalam negeri

2. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis pertahanan dan keamanan

3. Terwujudnya PLTP Skala kecil yang memanfaatkan peralatan dan komponen produk dalam negeri secara maksimal

4. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi produksi pangan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan di kabupaten percontohan

5. Terwujudnya Inovasi teknologi pengurangan risiko bencana 6. Terwujudnya industri yang memanfaatkan teknologi biomaterial

di dalam negeri

7. Diterapkannya inovasi dan layanan teknologi nanomaterial 8. Terwujudnya industri bahan baku material untuk energi

9. Diterapkannya inovasi dan layanan teknologi material komposit

3). Strategi untuk meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi

Strategi untuk meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi dilaksanakan melalui 3 program yaitu :


(37)

A. Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT) Dengan sasaran programmya adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan prosentase kualitas SDM perekayasa dan litkayasa nasional

2. Meningkatnya layanan inovasi yang dimanfaatkan mitra pengguna

B. Program Dukungan dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Dengan sasaran program :

1. Meningkatnya pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2. Meningkatnya akuntabilitas kinerja

3. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Kepada Masyarakat

4. Tercapainya transparansi, kualitas pengawasan, dan percepatan penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan dan memenuhi harapan pemangku kepentingan

5. Tercapainya Penerapan Manajemen Risiko pada pelaksanaan Program/Kegiatan.

C. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Dengan sasaran program :

1. Terwujudnya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana

2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2015

Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja atau perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang dimiliki oleh instansi. Adapun fungsi dokumen Perjanjian Kinerja selain digunakan sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan yang bersifat


(38)

Tabel 2.1.

PERJANJIAN KINERJA TAHUNAN TINGKAT LEMBAGA

Lembaga : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tahun Anggaran : 2015

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target

1 2 3

1 Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi

1 Berfungsinya Pusat Inovasi di Daerah 3

2

Jumlah Industri TIK pendukung services (gov dan e-business) yang menggunakan hasil inovasi dan layanan teknologi KTP-el Multiguna

1

2 Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi

3 Peningkatan produksi pangan berbahan lokal 2%

4

Jumlah inovasi dan layanan teknologi pertahanan dan keamanan Pesawat tanpa awak untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis hankam

3 unit Medium Range Drone dimanfaatkan TNI 5 Jumlah propinsi yang menurun tingkat risiko bencananya 1

3

Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi

6 Meningkatnya prosentase kualitas SDM Perekayasa dan

Litkayasa nasional 5%

7 Meningkatnya produktivitas/nilai tambah industry mitra


(39)

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA BPPT

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis dan IKU

Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program ditetapkan dalam mewujudkan tujuan dan visi instansi pemerintah. Proses ini berupa penilaian pencapaian setiap target kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan BPPT dalam pencapaian tujuan.

Pengukuran kinerja merupakan salah satu kegiatan manajemen kinerja khususnya membandingkan kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan (Pasal 1 butir 2, Permen PAN No. 09 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah).

Rekapitulasi Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama BPPT Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(40)

Tabel 3.1.

REKAPITULASI PENGUKURAN KINERJA TINGKAT LEMBAGA

Lembaga : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tahun Anggaran : 2015

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Satuan Realisasi %

1 2 3 4 5 6

1

Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi

1 Berfungsinya Pusat Inovasi di Daerah 3 Pusat

Inovasi 3 100 2 Jumlah Industri TIK pendukung e-services (e-gov dan e-business) yang menggunakan hasil inovasi dan layanan

teknologi KTP-el Multiguna

1 Industri 1 100

2

Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi

3 Peningkatan produksi pangan berbahan lokal 2%

Prosen-tase 2% 100

4

Jumlah inovasi dan layanan teknologi pertahanan dan keamanan Pesawat tanpa awak untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis hankam

3 unit Medium Range Drone dimanfaatkan

TNI

Unit

3 unit Medium Range Drone dimanfaatkan

TNI

100

5 Jumlah propinsi yang menurun tingkat risiko bencananya 1 Propinsi 1 100

3

Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk

mendukung inovasi dan layanan teknologi

6 Meningkatnya prosentase kualitas SDM Perekayasa dan

Litkayasa nasional 5%

Prosen-tase 4,8% 96%

7 Meningkatnya produktivitas/nilai tambah industri mitra

pengguna 2%


(41)

3.1.1. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1

Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 1 (SS 1) yaitu Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi, dengan 2 (dua) Indikator Kinerja dan target sebagai berikut:

1. Berfungsinya Pusat Inovasi di Daerah, dengan target 3 Pusat Inovasi 2. Jumlah Industri TIK pendukung e-services (e-gov dan e-business) yang

menggunakan hasil inovasi dan layanan teknologi KTP-el Multiguna, dengan target 1 industri.

Penjelasan Capaian masing-masing IKU adalah sebagai berikut:

1. Berfungsinya Pusat Inovasi di Daerah, dengan target 3 Pusat Inovasi

Kegiatan 2015 dilaksanakan dengan tujuan untuk mencapai sasaran strategis dengan indikator dan target seperti yang telah ditetapkan. Sasaran strategis yang telah ditetapkan adalah meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) berfungsinya 3 (tiga) Pusat Inovasi di daerah.

Pusat Inovasi merupakan suatu organisasi atau unit organisasi sebagai simpul, hub atau gateway dari jaringan kemitraan yang berfungsi untuk menumbuh kembangkan UKM inovatif dan atau Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT).

Suatu Pusat Inovasi di daerah dinyatakan berfungsi apabila memenuhi keriteria :

1. Adanya lembaga pengelola Pusat Inovasi yang didukung oleh dokumen legal (yang ditbuktikan dengan SK Rektor/ Lembaga atau Peraturan Walikota / Peraturan Bupati tentang Lembaga Pusat Inovasi).


(42)

2. Adanya tim pengelola Pusat Inovasi (yang ditbuktikan dengan SK Rektor/Lembaga atau SK Kepala Daerah tentang Tim Pengelola Pusat Inovasi).

3. Adanya tenant yang diinkubasi atau UKM yang dilayani (yang dibuktikan dengan Perjanjian Kerjasama Terkait)

Tabel 3.2.

Sasaran Strategis, IKU, Target, Program/Kegiatan, Capaian Kinerja Outcome

Sasaran Strategis:

Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi Indikator Kinerja Utama (IKU)

Berfungsinya Pusat Inovasi (PI) di daerah. Target :

3 (tiga) Pusat Inovasi (PI) Penjelasan Target IKU

Pusat Inovasi yang berfungsi adalah Pusat Inovasi Teknologi Universitas Sebelas Maret Surakarta, Pusat Inovasi Primakara Sekolah Tinggi Manajemen Informatika

& Komputer (STMIK) Primakara Denpasar, dan Pusat Inovasi Puspiptek Program/Kegiatan Capaian Kinerja Outcome Bukti Pendukung PPT Bidang Kebijakan

Teknologi

Berfungsinya 3 (tiga) Pusat Inovasi di daerah

1. Adanya lembaga PI yang didukung oleh dokumen legal yang ditunjukkan dengan SK/Peraturan Rektor/Lembaga atau Perwal/ Perbup tentang Lembaga PI. 2. Adanya tim

pengelola PI yang ditunjukkan dengan adanya SK Rektor/ Lembaga atau SK Ka. Daerah tentang Tim Pengelola PI. 3. Adanya tenant yang

diinkubasi atau UKM yang dilayani yang ditunjukkan dengan adanya Perjanjian Kerjasama (PKS) terkait.


(43)

Tahapan dan Kegiatan dalam Pembentukan Pusat Inovasi

(PI), hingga berfungsi

A. Koordinasi dan Sosialisasi

Kegiatan awal ini bertujuan untuk menyampaikan kepada Mitra penjelasan tentang Pusat Inovasi baik tujuan dan manfaatnya dalam penciptaan UKM Inovatif. Selain itu juga untuk menjalin koordinasi teknis pekerjaan pembentukan Pusat Inovasi, agar perencanaan aktivitasnya sesuai dengan tujuan.

Sosialisasi dan Koordinasi Pusat Inovasi STMIK Primakara


(44)

B. Pembentukan Kelembagaan

Dengan diawali menyusun draft Surat Keputusan Kelompok Kerja Pusat Inovasi dan Surat Keputusan Kelompok Pengelola Pusat Inovasi, hingga ditandatanganinya SK tersebut oleh Rektor atau Kepala Sekolah Tinggi, maka secara legal Pusat Inovasi telah terbentuk.

Peresmian Pusat Inovasi STMIK Primakara, 21 September 2015


(45)

C. Pengembangan Kapasitas

Dalam tahap ini ada dua kegiatan yaitu, Training of Trainer (TOT) dan Penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) Pusat Inovasi. Kegiatan TOT diharapkan dapat menambah kapasitas dan penyamaan persepsi bagi pengelola Pusat Inovasi dalam melayani UKM Inovatif. Materi TOT Pusat Inovasi antara lain adalah Program Teknoprener, Pengelolaan Pusat Inovasi, dan Proses Pendampingan Layanan Pusat Inovasi. Dalam penyusunan SOP Pusat Inovasi, juga diharapkan akan mendapatkan tata laksana yang terstandar dari aktifitas layanan Pusat Inovasi serta menyusun program kerja tahunan Pusat Inovasi.

TOT Pengelola Pusat Inovasi UNS, 27-28 Oktober 2015


(46)

D. Seleksi Calon UKM Inovatif

Seleksi calon tenant dapat dilakukan dalam bentuk seleksi meja proposal bisnis dan wawancara calon UKM Inovatif atau melalui

Technopreneurship Camp. Dalam Technopreneurship Campini BPPT

dengan Mitra PT melakukan pembekalan Pelatihan Penyusunan Rencana Bisnis, Pendampingan Rencana Bisnis, dan Penilaian Rencana Bisnis dari Calon UKM Inovatif. Dokumen yang dihasilkan adalah Rencana Bisnis dari Peserta dan Berita Acara Penilaian Rencana Bisnis. Tim penilai selain berasal dari pengelola Pusat Inovasi, bisa juga para ahli, narasumber atau pelaku bisnis

Technopreneurship CampBIT-PUSPIPTEK, 4-6 Juni 2015

Lean Start Up WeekendKolaborasi BIT dan Pusat Inovasi Primakara,

17-20 September 2015


(47)

E. Pendampingan Tenant

Dalam melayani UKM Inovatif, Mitra masih didampingi BPPT. Pada PI Inkubator dilakukan kerjasama Inkubasi Bersama Tenant calon Perusahaan Pemula berbasis Teknologi (PPBT) antara PI dan BPPT dengan kegiatannya seperti Validasi Pasar, Uji Produksi, Akses Sertifikasi Produk, Pendampingan Bisnis dan Akses Pembiayaan.

Capacity Buildingdan Uji Pasar Tenant Pusat Inovasi STMIK Primakara,

21 September 2015

Pelatihan & Sertifikasi Tenant BIT, 10-12 Juni 2015


(48)

Urgensi :

1. Teknoprener (UKM inovatif dan perusahaan pemula berbasis teknologi/PPBT) sangat penting bagi percepatan revitalisasi ekonomi (modernisasi ekonomi, peningkatan produktivitas & pertumbuhan ekonomi yang berkualitas).

2. Teknoprener berperan penting bagi perkembangan inovasi menuju ekonomi berbasis pengetahuan.

3. Teknoprener berperan penting bagi peningkatan kesempatan usaha dan kerja.

4. Teknoprener berperan penting untuk mendukung pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

5. Penumbuhan teknoprener dilakukan melalui Inkubasi Bisnis di Pusat Inovasi. Pusat Inovasi merupakan suatu organisasi atau unit organisasi sebagai simpul, hub atau gateway dari jaringan kemitraan yang berfungsi untuk menumbuhkembangkan UKM Inovatif dan atau Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (PPBT).

Dasar :

1. Inpres Nomor 6/2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM (Bag III Pengembangan Kewirausahaan dan SDM – Kebijakan B : Mendorong tumbuhnya kewirausahaan yang berbasis teknologi).

2. Peran BPPT dalam mendukung penguatan sistem inovasi.

3. Pengalaman atas prakarsa sebelumnya dalam pengembangan Pusat Inovasi UMKM.

Capaian kinerja BPPT untuk Indikator Kinerja Utama :Berfungsinya Pusat Inovasi di Daerah, dengan target 3 Pusat Inovasi adalah sebagai berikut:


(49)

1) Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini : Prosentase

Capaian Kinerja =

Realisasi

x 100% Target

=

3 Pusat Inovasi

x 100% = 100% 3 Pusat Inovasi

Tabel 3.3

Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IKU 1

Indikator Kinerja Target Realisasi % Program/

Kegiatan Mitra Berfungsinya Pusat

Inovasi di Daerah

3 Pusat Inovasi 3 Pusat Inovasi 100 PPT Bidang Kebijakan Teknologi • Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, • Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer (STMIK) Primakara, Denpasar,

• 30 UKM yang dibina oleh BIT

Adapun rincian Capaian Kinerja tersebut sebagai berikut :

No. Nama PI Lokasi Bukti Pendukung

1 Pusat Inovasi Teknologi Universitas Sebelas Maret

Surakarta 1. Keputusan Rektor Universitas Sebelas Maret No.

178A/UN27/OT/2014 tentang Pembentukan Pusat Inovasi Teknologi Universitas Sebelas Maret


(50)

No. Nama PI Lokasi Bukti Pendukung

Pengangkatan Pengelola Pusat Inovasi Teknologi Universitas Sebelas Maret.

3. Perjanjian Kerjasama No. 31/PKS.INK.QWTS/BIT

BPPT/XI/2O15 antara BIT BPPT dengan Pusat Inovasi Teknologi UNS bersama Citra Kusuma tentang Inkubasi PT. Kuns Corp. 2 Pusat Inovasi

Primakara Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer (STMIK) Primakara

Denpasar 1. SK Ka. STMIK Primakara No. : 028/I-SK/SP/IX/2015 tentang Pembentukan Pusat Inovasi Primakara.

2. SK Ka. STMIK Primakara No. : 029/I-SK/SP/IX/2015 tentang Pengangkatan Pengelola Pusat Inovasi pada STMIK Primakara. 3. Perjanjian Kerjasama No.

002/IV/SP/INBIS/VII/2015 antara Pusat novasi Primakara dengan Co-founder Solahbali.Com tentang Kontrak Inkubator Bisnis dan Tenant.

3 Pusat Inovasi Puspiptek

Tangerang Selatan

1. Keputusan Ka. Balai Inkubator Teknologi (BIT) BPPT No. O21.A Tahun 2015 tentang Penetapan BIT sebagai Pusat Inovasi. 2. Keputusan Ka. Balai Inkubator

Teknologi (BIT) BPPT No. O21.B Tahun 2015 tentang Pengelola Pusat Inovasi Balai Inkubator Teknologi.

3. Perjanjian Kerjasama antara BIT dengan 30 UKM


(51)

2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.

Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir sebagai berikut :

3) Analisis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja

Faktor Penyebab Keberhasilan / Peningkatan Kinerja :

• Komitmen dan dukungan dari Pimpinan BPPT terhadap pembentukan Pusat Inovasi di daerah

• Komitmen dan dukungan Pimpinan dan Manajemen Unit Kerja BPPT yang terkait dengan pembentukan Pusat Inovasi di daerah. • Komitmen, dukungan dan partisipasi seluruh jajaran Unit Kerja

Pertumbuhan Teknoprener

di Indonesia yang signifikan

2013 2014

Rancangan Pengembangan Teknoprener

• Diterapkannya

Rekomendasi Kurikulum

Technopreneurship

Perguruan Tinggi di UNS • Diterapkannya

Rekomendasi

Pengembangan Pusat Inovasi di UNS

2015

• Terbangun dan berfungsinya 3 Pusat Inovasi di daerah. • Tumbuhnya 20 UKM

Inovatif.

• Tersedianya 5 skema pembiayaan untuk bisnis inovatif.

Gambar 3.1. Perbandingan Antara Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun Ini dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun Terakhir


(52)

• Adanya dukungan dari mitra kerjasama BPPT, khususnya dalam hal pembentukan Pusat Inovasi di daerah.

4) Analisis program/kegiatan penunjang keberhasilan

Dalam rangka pencapaian pernyataan kinerja, terdapat beberapa program/kegiatan yang dilaksanakan meliputi:

1. Kegiatan Pengembangan Teknoprener

2. Program Inovasi dan Layanan Science dan Technopark di Kawasan Puspiptek

3. Pengkajian dan Penerapan Inkubasi Teknologi 4. Pengembangan Sistem Pembiayaan Bisnis Inovatif


(53)

2. Jumlah Industri TIK pendukung e-services (e-gov dan e-business) yang menggunakan hasil inovasi dan layanan teknologi KTP-el Multiguna, dengan target 1 Industri.

Tabel 3.4.

Sasaran Strategis, IKU, Target, Program/Kegiatan, Capaian Kinerja Outcome

Sasaran Strategis:

Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi

Indikator Kinerja Utama (IKU):

Jumlah Industri TIK pendukung e-services (e-gov dan e-business) yang menggunakan hasil inovasi dan layanan teknologi KTP-el Multiguna

Target :1

Penjelasan Target IKU:

Industri yang menggunakan hasil inovasi dan layanan teknologi KTP-el Multiguna adalah PT INTI

Program/ Kegiatan

Capaian Kinerja Outcome

Bukti Pendukung

PPT Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material

Prototipe model industri Perangkat e-Voting dan Pembaca KTP elektronik yang diproduksi PT INTI dan digunakan di Kabupaten Boalemo

Pelaksanaan e-Voting di Kabupaten Boalemo

Saat ini pembangunan Nasional mengacu pada RPJMN 2015-2019 yang merupakan Perpres 2 tahun 2015. Dari Perpres tersebut terdapat dua undang-undang yang sangat penting dan diprioritaskan untuk diimplementasikan yang tertuang dalam Lampiran Peraturan Presiden nomer 2 tahun 2015 tersebut, yaitu UU nomor 6 2014 tentang Desa dan UU 24 2013 tentang Administrasi Kependudukan (yang merupakan perubahan dari UU 23 tahun 2006). Pembangunan di seluruh wilayah Indonesia bermula atau diawali dari Desa dimana para pakar diminta melakukan pendampingan untuk mewujudkan konsep pembangunan


(54)

mendukung proses perubahan dalam tatanan administrasi pemerintahan dan pelayanan publik. Untuk itu dinyatakan dalam buku 2 Perpres 2 2015 bahwa e-Services belum merata sehingga diarahkan untuk segera melakukan inovasi pelayanan publik dan menumbuhkan budaya pelayanan yang bermutu. Program ini mempunyai peluang yang pasti dengan dukungan UU 25 tahun 2010 tentang Pelayanan publik dimana setiap badan publik wajib mempunyai sistem informasi pelayanan publik dan memberikan pelayanan publik baik secara manual dan elektronik. Dengan demikian sangat dimungkinkan untuk melakukan inovasi dan perubahan dengan dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Pemanfaatan Teknologi Informasi juga sudah menjadi standar dukungan pelayanan prima pada sistem administrasi kependudukan yang wajib dimanfaatkan bagi setiap pelayanan publik. Oleh karena itu identitats penduduk yang sudah berbasis elektronik atau e-ID menjadi sumber atau dasar pelayanan publik. Saat ini e-ID berbentuk data elektronik atau basisdata ataupun berbentuk blanko e-ID yang disebut KTP-el. Data elektronik penduduk sangat lengkap mulai dari identitas serta biometrik, oleh karenanya elektronik ID seorang penduduk Indonesia adalah unik dan disebut NIK atau Nomer Induk Kependudukan. Dengan demikian wujud fisik KTP-el benar-benar merupakan perwujudan otentikasi terhadap seorang penduduk. Oleh karena itu segala bentuk pelayanan publik yang jujur, akurat dan adil tentunya berbasis kepada KTP-el.

Dilain sisi, dalam sistem pemerintahan Nasional dimana ada porsi Eksekutif dan Legislatif, maka proses perubahan dari sisi eksekutif adalah melaksanakan perubahan dan inovasi e-Government yang menitik beratkan pada perubahan proses administrasi dan pelayanan publik. Adapun salah satu perubahan pada sistem legislatif adalah menegakkan kehidupan demokrasi masyarakat dimana salah salah satunya adalah melalui sistem pemilu untuk menghasilkan pimpinan negara. Oleh karenanya dukungan TIK sudah merupakan keniscayaan


(55)

dalam mendukung e-Services yang transparan dan akuntabel melalui implementasi e-Pemerintahan dan e-Pemilu yang masing-masing terintegrasi berbasis pada e-ID yaitu KTP-el.

Untuk itu dalam tahun pertama RPJMN 3 ini Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi melakukan pengkajian dan perekayasaan teknologi layanan e-Services yang terintegrasi dengan e-Pemerintahan berbasis e-Identification dan cloud, serta teknologi Business Intelligence (BI) dan Indekx TIK untuk mendukung perencanaan pembangunan daerah; dan dibidang e-demokrasi melakukan pengkajian dan perekayasaan sistem pemilu elektronik berbasis kartu identitas penduduk (KTP-el). Untuk itu perlu dilakukan edukasi, advokasi, konsultansi dan sosialisasi serta pendampingan teknis terkait layanan e-Services berbasis e-Identifikasi dan e-Pemerintahan kepada lembaga pemerintah maupun badan publik sebagai penyelenggara layanan. Dan untuk meningkatkan kapasitas produksi industri perlu dilakukan intermediasi terhadap industri nasional dalam hal penerapan teknologi dan e-Services berbasis e-Identifikasi atau KTP-el untuk mendukung proses alih teknologi. Dengan demikian diharapkan kegiatan ini dapat mendukung proses perubahan bagi pemerintah daerah dan Pusat dalam memberikan pelayanan publik yang inovatif dan terjadinya proses reformasi dalam sistem pemilu di Indonesia, dimana seluruh kegiatan tersebut didukung oleh industri nasional yang memproduksi hasil pengembangan ini.

Capaian kinerja BPPT untuk Indikator Kinerja Utama : Jumlah Industri TIK pendukung e-services (e-gov dan e-business) yang menggunakan hasil inovasi dan layanan teknologi KTP-el Multiguna, dengan target 1 Industri adalah sebagai berikut :


(56)

1) Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini : Prosentase

Capaian Kinerja =

Realisasi

x 100% Target

=

1 Industri TIK

Pendukung e-services x 100% = 100% 1 Industri TIK

Pendukung e-services

Tabel 3.5

Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IKU 2

Indikator Kinerja Target Realisasi % Program/

Kegiatan Mitra Jumlah Industri

TIK pendukung e-services (e-gov dan e-business) yang

menggunakan hasil inovasi dan layanan teknologi KTP-el Multiguna

1 1 100

PPT Bidang Teknologi

Informasi, Energi dan Material

PT INTI

2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir :

-Uraian realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015

1. Rekomendasi : Hasil Uji Petik sistem e-Kesehatan berbasis KTP elektronik di Puskesmas Kota Pekalongan

2. Rekomendasi : Pedoman Implementasi e-Pilkades Serentak. 3. Prototipe model industri Perangkat e-Voting dan Pembaca KTP

elektronik yang diproduksi PT INTI dan digunakan di Kabupaten Boalemo.

4. Terakomodirnya pemilu elektronik pada Undang-undang 8 tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur/Bupati/Walikota, di pasal 85, 98 dan 111.


(57)

5. Terlaksananya 270 pemilihan kepala desa menggunakan e-Voting di Kabupaten Empat Lawang (101 desa), Bantaeng (9 Desa), Banyuasin (160 Desa).

6. Terlaksananya 30 pemilihan kepala desa menggunakan e-Voting berbasis KTP elektronik di Kabupaten Boalemo.

7. Terimplementasinya SIMRAL untuk e-Pemerintahan di Pemkot Pekalongan, Tangerang Selatan, Bogor, Probolinggo, Kabupaten Situbondo dan Malang.

8. Layanan Advokasi dan Konsultansi yang terwujud dalam berbagai tayangan media TV, Cetak, Online, terkait e-Kesehatan berbasis KTP elektronik, e-Voting berbasis KTP elektronik, Simral untuk e-Pemerintahan, yang sudah dikembangkan BPPT.

-Uraian realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2014

1. Rekomendasi Hasil Uji Petik Pemilihan Legislatif 2014 di Kota Pekalongan

2. Pedoman Implementasi e-Voting dalam Pemilihan Kepala Desa. 3. Prototipe pengembangan aplikasi e-Voting versi 2.

4. Terakomodirnya e-Voting pada Perppu 1 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur/Bupati/Walikota.

5. Terlaksanaya 93 pemilihan kepala desa di Kabupaten Musi Rawas

6. Layanan Konsultansi yang terwujud dalam berbagai tayangan media TV, Cetak, Online, terkait e-Voting yang sudah dikembangkan BPPT.

-Uraian realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2013

1. Rekomendasi Hasil Simulasi e-Voting di Pemilukada Bantaeng 2. Rekomendasi Hasil Alih Teknologi Pemilihan Kepala Desa

Menggunakan e-Voting di Kabupaten Boyolali(7 Desa), Jembrana(2 Desa) dan Musi Rawas (4 Desa)

3. Rekomendasi e-Rekapitulasi Pemilihan Legislatif 2014 4. Prototipe e-Voting Embedded dan e-Counting DMR.


(58)

- Uraian mengenai realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2012

1. Rekomendasi Sistem Pemilu elektronik berupa prototipe perangkat e-Voting.

• Pedoman Penggunaan Perangkat Pemungutan Suara Elektronik Berbasis Embedded

• Pedoman Penggunaan Aplikasi Pemungutan Suara Elektronik Berbasis Layar Sentuh

• Petunjuk Teknis Aplikasi Pemungutan Suara Elektronik Berbasis Layar Sentuh

2. Rekomendasi Prosedur dan Tata Kelola sistem pemilu Elektronik.

• Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pemungutan Suara Elektronik

3) Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis.

• Uraian mengenai target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan startegis.

o Inovasi dan Layanan teknologi penyelenggaraan sistem elektronik untuk e-services (e-Government & e-Business).

o Jumlah Inovasi dan Layanan teknologi penyelenggaraan sistem elektronik untuk e-Services (KTP-el Multiguna, 5 industri)

• Uraian mengenai realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015

o Jumlah industri TIK pendukung Services (Gov dan e-Bisnis) yang menggunakan hasil inovasi dan layanan teknologi KTP-el multiguna. 1 buah.


(59)

4) Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional

• Disahkan UU 8 tahun 2015 yang telah mengakomodir sistem pemilihan menggunakan peralatan elekronik pada pasal 85, proses penghitungan hasil pada pasal 98 dan proses pengiriman hasil pada pasal 111.

• Uraian mengenai Renstra BPPT tahun 2015 ini tentang teknologi informasi dan komunikasi yang diwujudkan dalam kegiatan e-Services berbasis KTP elektonik multiguna.

• Sinkronisasi program dengan Kemendagri terkait KTP elektronik antara lain bahwa akurasi data kependudukan harus dicapai Dukcapil Kemendagri pada RPJMN 2015 - 2019. Pilkades elektronik berbasis KTP-el dapat disinkronkan untuk tujuan akurasi data penduduk karena dalam pilkades terdapat proses Pencocokan dan Penelitian data penduduk terhadap DP4 dari Dukcapil yang diserahkan kepada panitia desa untuk disahkan dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

5) Analisis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja

Faktor Penyebab Keberhasilan / Peningkatan Kinerja :

 Komitmen dan dukungan dari Pimpinan BPPT dan Manajemen Unit Kerja terhadap inovasi dan layanan teknologi KTP-el Multiguna

 Komitmen, dukungan dan partisipasi seluruh jajaran Unit Kerja BPPT yang terkait

 BPPT memiliki SDM yang kompeten dalam inovasi dan layanan teknologi KTP-el Multiguna;

 Masyarakat puas dan menyukai penggunaan KTP elektronik pada sistem layanan kesehatan.

 Adanya kerjasama yang saling mendukung antara BPPT, Pemerintah Daerah dan Perguruan Tinggi Lokal serta Industri Nasional.


(60)

 Masyarakat lebih menyukai pemilihan kepala desa dengan e-Voting berbasis KTP elektronik karena cepat dan akurat serta tidak ada kecuarangan dan konflik Hasil dan Daftar pemilih tetap.

 Pemerintah Daerah puas dengan hasil pemilihan menggunakan e-Voting

6) Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya

Analisis efisiensi penggunaan sumberdaya manusia

 Optimalisasi pemanfaatan SDM luar BPPT dengan kompetensi yang tepat.

 Melaksanakan koordinasi dengan institusi lain sesuai kompetensi dan tupoksinya.

Analisis efisiensi penggunaan sumberdaya keuangan

• Perencanaan kegiatan yang matang

• Melaksanakan kerja sama pembiayaan antar instansi sesuai program masing-masing dan diwujudkan dalam perjanjian kerja sama

Analisis efisiensi penggunaan sumberdaya laboratorium dan peralatan

Peralatan laboratorium sangat mendukung proses sertifikasi perangkat dan tim teknis pelaksana e-Voting dalam pilkades sesuai amanat PP 82 2012 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

7) Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian pernyataan kinerja

Dalam rangka pencapaian pernyataan kinerja, terdapat beberapa program/kegiatan yang dilaksanakan, yang meliputi :

• Menyelenggarakan Dialog Nasional "Meraih e-Nawacita Dengan Pelayanan Publik Elektronik Yang Inovatif dan Bermutu Untuk Sistem Pemerintahan dan Demokrasi" dan Pameran di Jakarta. • Melakukan koordinasi fungsional, advokasi dan audiensi kepada


(61)

mitra pengguna dalam hal ini pemerintah daerah dan KPU serta mitra industri yang akan memproduksi perangkat, serta mitra perguruan tinggi lokal yang mendukung pemerintah daerah dalam implementasi e-Pilkades dan layanan publik elektronik.

e-Identifikasi berbasis KTP-el

• Mengkaji Model Framework / Ekosistem e-Services berbasis e-ID (studi kasus sistem pelayanan kesehatan)

• Mendesain awal integrasi sistem e-ID dengan sistem layanan kesehatan

• Pengembangan Prototipe Model Aplikasi (Middleware) untuk integrasi sistem e-ID dengan sistem layanan kesehatan dan kiosk layanan publik

• Ujicoba integrasi sistem E-ID berbasis KTP-el di layanan Puskesmas dan Kiosk pelayanan publik di Pemkot Pekalongan

e-Pemilu

• Membantu PT INTI dalam Pengembangan Model Desain Industri Perangkat e-Voting dan Perangkat Pembaca KTP-el.

• Menyiapkan aplikasi dan prosedur penggunaan KTP-el untuk otentikasi pemilih pada pemilihan Kepala Desa dengan menggunakan e-Voting.

• Menyiapkan Draft Standar teknis nasional peralatan elektronik untuk pemilu (SNI)

• Melaksanakan layanan advokasi e-Pemilu dan Pendampingan teknis Pilkades dengan e-Voting di Kabupaten Empat Lawang, Bantaeng, Banyuasin dan Boalemo.

e-Pemerintahan

• Mengembangkan model BI (Bisnis Inteligent) untuk mendukung perencanaan pembangunan daerah (untuk bidang keuangan dan


(62)

• Mengembangkan model framework aplikasi e-pemerintahan berbasis cloud

• Mengembangkan model difusi dan sertifikasi aplikasi e-Pemerintahan berbasis cloud

• Mengembangkan model tanda tangan elektronik berbasis KTP-el di aplikasi e-Pemerintahan (Implementasi di Aplikasi SIMRAL Kota Tangsel) -Identity Based Encryption


(63)

3.1.2. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2

Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 2 (SS 2) yaitu Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi, dengan 3 (dua) Indikator Kinerja dan target sebagai berikut:

1. Peningkatan produksi pangan berbahan lokal, dengan target 2%.

2. Jumlah inovasi dan layanan teknologi pertahanan dan keamanan Pesawat tanpa awak untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis hankam, dengan target 3 unit Medium Range Drone dimanfaatkan TNI.

3. Jumlah propinsi yang menurun tingkat risiko bencananya, dengan target 1.

Penjelasan Capaian masing-masing IKU adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan produksi pangan berbahan local, dengan target 2%.

Upaya pemerintah RI dalam mewujudkan diversifikasi pangan sudah dimulai sejak lama, dimulai dari UU No.7 tahun 1996 tentang Pangan, PP No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan, Perpres No.22 tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, Permentan No.43 tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal dan UU No.18 tahun 2012 tentang pangan (pengganti UU no.7 tahun 1996). Hal ini menggambarkan bahwa apabila suatu negara tidak mandiri dalam pemenuhan pangan, maka kedaulatan negara bisa terancam. Dalam Undang-Undang Pangan ini menekankan pada pemenuhan kebutuhan pangan di tingkat perorangan, dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi dan kearifan lokal secara bermanfaat. Keberhasilan di sektor pertanian di suatu negara harus dicerminkan oleh kemampuan negara tersebut dalam swasembada pangan, atau paling tidak ketahanan pangannya. Pembangunan ketahanan pangan bertujuan untuk menjamin produksi,


(64)

Tabel 3.6.

Sasaran Strategis, IKU, Target, Program/Kegiatan, Capaian Kinerja Outcome Sasaran strategis :

Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi

Indikator Kinerja Utama (IKU) :

Peningkatan produksi pangan berbahan lokal, dengan target 2%.

Penjelasan IKU :

Peningkatan produksi pangan berbahan lokal sebagai impact dari penerapan inovasi dari BPPT yakni teknologi produksi pangan berbahan lokal. Lingkup dampak yakni di wilayah binaan yaitu beberapa kabupaten di Jawa Tengah terutama kabupaten dimana telah dilakukan kegiatan alih teknologi yaitu Grobogan, Temanggung dan Kebumen serta kabupaten-kabupaten di sekitarnya.

Program/Kegiatan Capaian Kinerja Outcome Bukti Pendukung

Pengembangan

pangan lokal di Jawa Tengah

Alih teknologi

produksi pangan lokal di industri pangan

Telah terjadi peningkatan produksi pangan berbahan lokal sebesar 2,18% di beberapa kabupaten di Jawa Tengah (lihat tabel pada halaman sebelumnya)

- MoU BPPT-Prov. Jawa Tengah - PKS PTA BPPT–

BKP Prov.Jateng - Surat Permohonan

dari BKP Jateng ke BPPT untuk membantu program diversifikasi pangan di Jateng

Ketahanan pangan merupakan hal yang sangat strategis dan penting.Disamping itu ketahanan pangan adalah bagian dari ketahanan nasional yang saat ini sedang terus digalakkan menuju kedaulatan pangan. Pembangunan ketahanan pangan di Indonesia telah ditegaskan dalam Undang-Undang nomor 18 tahun 2012 tentang ketahanan pangan sebagai bagian dari usaha terpenuhinya kondisi pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan


(1)

LAKIP BPPT TAHUN 2015 III - 95 Tabel 3.17

Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IKU 2

Indikator Kinerja Target Realisasi % Program/

Kegiatan Mitra Meningkatnya

produktivitas/nilai tambah industri mitra pengguna

2% 2% 100% BLU

PT Pupuk Kalimantan Timur

2) Analisis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja Faktor Penyebab Keberhasilan / Peningkatan Kinerja :

 Komitmen dan dukungan dari Pimpinan BPPT terhadap peningkatan produktivitas/nilai tambah industri mitra pengguna;

 Komitmen dan dukungan Pimpinan dan Manajemen Unit Kerja BPPT yang terkait dengan peningkatan produktivitas/nilai tambah industri mitra pengguna;

 Komitmen, dukungan dan partisipasi seluruh jajaran Unit Kerja BPPT yang terkait dengan peningkatan produktivitas/nilai tambah industri mitra pengguna;

 BPPT memiliki SDM yang kompeten dalam peningkatan produktivitas/nilai tambah industri mitra pengguna;

 Adanya dukungan dari mitra kerjasama BPPT, khususnya dari PT. Pupuk Kalimantan Timur.


(2)

3.2. Realisasi Anggaran

Pada tahun 2015, total anggaran yang dikelola oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi pagun awalnya adalah sebesar Rp. 956.202.704.000,-. Dengan adanya berbagai kebijakan pemerintah untuk optimasi penggunaan anggaran secara nasional, kemudian pagu akhir anggaran yang dikelola BPPT menjadi sebesar Rp. 983.080.587.000,-. Dari pagu akhir anggaran tersebut, realisasi anggaran pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 918.411.364.568,-. Dengan demikian prosentase capaian realisasi anggaran adalah sebesar 93,4%.

Tabel 3.18

Realisasi Anggaran (Dalam Ribuan Rupiah): Pagu Anggaran

(PK)

Pagu Anggaran (Akhir)

Realisasi Anggaran

Prosentase Capaian (%)

956.202.704 983.080.587 918.411.364 93,4%

Perubahan pagu disebabkan oleh revisi-revisi yang dilakukan sepanjang tahun 2015 terkait perubahan pagu terkait efisiensi/pemotongan anggaran, perubahan rincian belanja, pergeseran anggaran antar akun-akun dalam kegiatan, tambahan gaji, technopark, dan perubahan pagu penerimaan/estimasi pendapatan PNBP yang mempengaruhi pagu PNBP secara keseluruhan.


(3)

LAKIP BPPT TAHUN 201 IV - 97

.PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari uraian pencapaian kinerja dalam Bab III, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi telah melaksanakan tugas pokok, fungsi dan misi yang diembannya, sebagaimana yang diamanahkan dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan sasaran kinerja sebagaimana ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tahun 2015.

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. BPPT telah menyusun rencana strategis (Renstra) sebagai dokumen perencanaan untuk periode tahun 2015 - 2019 (5 lima) tahun. Dalam Renstra BPPT Tahun 2015 – 2019 tersebut telah ditetapkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, dan arah kebijakan dan strategi BPPT. Sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku, Renstra BPPT 2015-2019 menjadi acuan dalam penyusunan, Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja BPPT (Renja), dan Rencana Kerja dan Anggaran BPPT (RKA K/L).

2. Sasaran-sasaran strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagaimana ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tahun 2015 berhasil dicapai dengan baik. Dari tujuh indikator Kinerja Utama yang terdapat dalam ketiga sasaran strategis BPPT, 6 (enam) indikator Kinerja Utama targetnya tercapai 100%, dan terdapat 1 indikator Kinerja Utama yang pencapaian targetnya kurang dari 100% (yaitu 96%).


(4)

3. Indikator Kinerja Utama yang nilai capaiannya 100% adalah pada : IKU 1 : Berfungsinya Pusat Inovasi di Daerah, target tercapai 100%. IKU 2 : Jumlah Industri TIK pendukung services (gov dan

e-business) yang menggunakan hasil inovasi dan layanan teknologi KTP-el Multiguna, target tercapai 100%.

IKU 3 : Peningkatan produksi pangan berbahan lokal, target tercapai 100%.

IKU 4 : Jumlah inovasi dan layanan teknologi pertahanan dan keamanan Pesawat tanpa awak untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis hankam, target tercapai 100%.

IKU 5 : Jumlah propinsi yang menurun tingkat risiko bencananya, target tercapai 100%.

IKU 7 : Meningkatnya produktivitas/nilai tambah industri mitra pengguna, target tercapai 100%.

4. Indikator Kinerja Utama yang nilai capaiannya kurang dari 100% adalah pada IKU 6, yaitu Meningkatnya prosentase kualitas SDM Perekayasa dan Litkayasa nasional, dengan target 5%. Berdasarkan pengukuran capaian kinerja diperoleh hasil bahwa nilai capaian targetnya 96%.

5. Ditinjau dari pelaksanaan anggaran, nilai capaian BPPT sebesar 93,4%, yaitu dari pagu anggaran sebesar Rp. 983.080.587.000,- BPPT dapat merealisasikannya sebesar Rp.

918.411.364.000,-4.2. Langkah-Langkah Perbaikan

Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja untuk mewujudkan visi dan misi BPPT, maka hal-hal yang perlu mendapatkan prioritas ke depan, antara lain:


(5)

LAKIP BPPT TAHUN 2015 IV - 99

Peningkatan kualitas implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di lingkungan BPPT akan mempercepat terwujudnya BPPT sebagai instansi yang akuntabel.

2. Laporan Kinerja akan dimanfaatkan sebagai bahan masukan dan acuan dalam penyusunan Rencana Kerja, Rencana Kinerja, dan Rencana Anggaran, serta akan dijadikan sebagai dasar pemberian reward and

punishment kepada unit kerja pada masa-masa mendatang; Selain itu, laporan kinerja juga akan dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan/peningkatan akuntabilitas kinerja.

3. Akan selalu mengupayakan perbaikan yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kinerja BPPT.


(6)