Analisis Hasil dari Proses konseling Behavior dengan Tehnik Assetive

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil.  Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus.  Selalu menempatkanmemposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu.  Mempunyai eksternal locus of control mudah menyerah pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan pengakuanpenerimaan serta bantuan orang lain. Tabel di atas bisa dilihat perbedaan antara karekteristik individu dengan percaya diri tinggi atau rendah. Dari hasil proses konseling yang dilakukan konselor terhadap konseli tabel 4.2 menunjukkan bahwa konseli sudah mengalami perubahan cukup baik dalam perilakunya meski tidak mencapai 100.

C. Kendala Selama Proses Pelaksanaan Penelitian

Selama melakukan proses penelitiankonseling, konselor mengalami beberapa kendala, diantaranya: 1. Waktu penelitian berbenturan dengan UAS di MA Miftahul Ulum membuat penelitian tertendu dalam beberapa hari. Konselor hanya punya waktu pada hari dan tanggal senin, 5 desember 2016 untuk menemui konseli dan memintanya sebagai subyek dan konseli dalam penelitian. 2. Keputusan konseli yang masih ragu-ragu untuk bersedia menjadi subyek sekaligus konseli dalam penelitian ini. 3. Liburan sekolah yang membuat penelitian harus ditunda kedua kalinya selama setengah bulan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4. Jadwal kegiatan di MA Miftahul Ulum sehingga konselor memiliki keterbatasan waktu saat penelitian. 5. Waktu yang diberikan konseli saat proses konseling. Sehingga saat pemberian treatment dipersingkat. 6. Pencarian refrensi untuk kajian pustaka. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 104 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Proses penerapan “Konseling Behavioral dengan Tekhnik Assertive Training dalam Meningkatkan Self Confident Seorang Guru Di MA Miftahul Ulum Bengkak Wongsorejo Banyuwangi. proses konseling yang dilakukan konselor dengan langkah-langkah konseling tersebut melalui identifikasi masalah, diagnosa, prognosa, treatment dan evaluasi follow up. Pemberian treatment disini menggunakan tekhnik assertive training dimana disini menggunakan prosedur-prosedur bermain peran, konseli diminta memerankan dua karakter yaitu sebagai guru dan siswa. Dimana bentuk role playing pertama kali meminta konseli untuk bermain peran sebagai guru dan konselor sebagai siswa dan juga sebaliknya. Konseli diminta berperan sebagai seorang guru, yang tegas dan berani mendisiplinkan siswanya, agar konseli menyadari peran, wewenang, dan tanggung jawab seorang guru. Selanjutnya tetap berperan sebagai seorang guru yang menarik dan menyenangkan, agar konseli menyadari bahwa keterandalan dan keunggulan perlu dimiliki seorang supaya siswanya menyukainya. Setelah itu role playingnya konseli menjadi seorang siswa yang tidak hormat kepada guru, dan konselor menjadi gurunya. Peran digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id selanjutnya menjadi seorang siswa yang mengikuti pelajarn membosankan. 2. Hasil penerapan “Konseling Behavioral dengan Tekhnik Assertive Training dalam Meningkatkan Self confident Seorang Guru Di MA Miftahul Ulum Bengkak Wongsorejo Banyuwangi. Proses konseling dengan tehnik assertive training yang menggunakan prosedur role playing ini yang diberikan konselor sudah melihat adanya perubahan dalam diri konseli. Konseli yang pada awalnya tidak mampu menghadapi siswanya yang nakal dengan tegas dan berani mendisiplinkan kini konseli sudah merasa dan menyadari peran, wewenang, dan tanggung jawabnya untuk mendisiplinkan siswanya sebagai seorang guru. Dan menurut pemaparan konseli sendiri, sekarang konseli sudah merasakan perbedaan sikap sebelum dan sesudahnya melakukan proses konseling. Seperti halnya bisa membuat metode-metode baru dalam mengajar didalam kelas dan juga ketika secara tegas menegur siswa yang tidak mau mengikuti pelajarnnya dengan memberikan nilai jelek.

B. Saran

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih menyempurnakan hasil dari penelitian ini. Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat dikemukakan sara-saran sebagai berikut yaitu kepada : digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1. Kepada konseli semoga menjadikan suatu pembelajaran baru untuk kedepannya. 2. Kepada sekolah semoga menjadikan suatu pengalaman dan ilmu baru kedepannya. 3. Kepada pembaca semoga menjadi bahan perbandingan dengan penelitian- penelitian terdahulu yang relevan. 4. Dan terakhir kepada peneliti menjadikan sebuah pengalaman, ilmu, serta refrensi untuk bekal selanjutnya.