dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya dan banyak hal yang bisa dikomunikasikan di dunia ini.
20
Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de Saussre dan Charles Sander Peirce. Kedua tokoh tersebut mengembangkan ilmu
semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu sama lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika Serikat. Latar belakang keilmuan Saussure adalah
lingustik, sedangkan peirce filsafat. Saussure menyebut ilmu yang di kembangkannya semiology.
21
Sedangkan menurut Umberto Eco ahli semiotika yang lain, kajian semiotika sampai sekarang membedakan dua jenis semiotika yakni semiotika
komunikasi dan semiotika signifikasi. Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu di antaranya mengasumsikan adanya
enam faktor dalam komunikasi yaitu pengirim, penerima kode atau sistem tanda, pesan, saluran komunikasi dan acuan yang dibicarakan. Sementara, semiotika
signifikasi tidak “mempersoalkan” adanya tujuan berkomunikasi. Pada jenis yang kedua, yang lebih diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga
proses kognisinya pada penerima tanda lebih diperhatikan ketimbang prosesnya.
22
Bidang kajian semiotik atau semiologi adalah mempelajari fungsi tanda dalam teks, yaitu bagaimana memahami sistem tanda yang ada dalam teks yang
berperan membimbing pembacanya agar bisa menagkap pesan yang terkandung di dalamnya. Dengan ungkapan lain, semiologi berperan untuk melakukan interogasi
20
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi- Aplikasi Praktis…, h. 8
21
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2009, h. 11.
22
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi- Aplikasi Praktis…, h. 9.
terhadap kode-kode yang dipasang oleh penulis agar pembaca bisa memasuki bilik-bilik makna yang tersimpan dalam sebuah teks. Seorang pembaca, ibarat
pemburu harta karun yang bermodalkan peta, harus paham terhadap sandi dan tanda-
tanda yang menunjukkan dimana “makna-makna” itu disimpan dan kemudian dengan bimbingan tanda-tanda baca itu pintu makna dibuka.
23
Dengan demikian, analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis semiotik Charles Sanders Pierce yang disebut teori segita makna triangle
meaning. Sign
Interpretant Object
Gambar 3.1 Unsur Makna Dari Pierce: Burhan Bungin, 2007:168
Salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak
seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.
24
Dalam penelitian ini hanya menggunakan analisis semiotik Charles Sanders Pierce yang berasal dari tiga elemen utama karena, sesuai untuk
menganalisis tanda atau makna pesan dan metode dakwah yang ada pada film Ku Kejar Cinta Ke Negeri Cina.
23
Alex Sobur, Analisis teks Media, hh. 106-107.
24
Ibid., 114-115.
72
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Profil Rumah Produksi Starvision Plus
Gambar 4.1 : Logo Rumah Produksi Starvision
PT Kharisma Starvision Plus atau dengan nama umum Starvision Plus merupakan salah satu perusahaan rumah produksi di Indonesia yang didirikan
pada tahun 1995 oleh Chand Parwez Servia. Starvision Plus terpandang di masyarakat sejak adanya Sitkom Spontan yang ditayangkan di SCTV pada
tahun 1996 Saat ini, Starvision Plus telah memproduksi lebih dari 50 sinetron dan lebih dari 100 film layar lebar.
1
Rumah produksi Starvision Plus hadirkan film drama romantis terbaru yang tayang pada 4 Desember 2014, Ku Kejar Cinta Ke Negeri Cina, tentang
pencarian cinta sejati yang di sutradarai Fajar Bustomi. Diangkat dari novel laris karya Ninit Yunita. Film ini memadukan unsur peradaban sejarah
Tionghoa di Indonesia dan sejarah peradaban Islam di Negeri Tiongkok.
1
Wikepedia, diakses dari https:id.wikipedia.orgwikiStarvision_Plus, pada tanggal 14 Maret 2016
Peluncuran film dan press conference Ku Kejar Cinta Ke Negeri Cinaberlangsung di Studio XXI Plaza Epicentrum, Jakarta Selatan. Hadir
dalam acara ini para pemain dan produser film. Tampak dalam gambar dari kiri ke kanan Adipati Dolken, Nina Zatulini, Eriska Rein, Mithu Nisar, dan
produser Chan Parwez Servia.
2
.
Gambar 4.2 : Pemain Film Ku Kejar Cinta Ke Negeri Cina
“Film ini tentang bagaimana manusia harus berusaha mencintai apapun dan siapapun karena Allah. Dan di film ini kita bisa mengambil intisari film
untuk menebalkan cinta kepada Allah SWT, keluarga serta pasangan kita, ” kata
Adipati Dolken dalam jumpa pers. Eriskan Rein artis yang memerankan gadis muslim Tiongkok bernama
Chen Jia Li, mengungkapkan film ini merupakan kisah pencarian cinta sejati seorang manusia terhadap Tuhannya dan film ini juga menerangkan rangkaian
pencarian cinta sejati seorang manusia. “Film ini juga menggambarkan tradisi
2
TIS, di akses dari http:www.tabloidkabarfilm.comtv-ph559559.html, pada tanggal 14 Maret 2016.
muslim di Cina ternyata sangat terasa dan mengusik keimanan serta menggugah emosi kita. Karena sebagai Negara yang besar, Tiongkok juga
memiliki sejarah peradaban agama Islam yang kental,” tutur Eriska. “Film ini mencoba menerangkan kepada penonton tentang lokasi-lokasi
dimana peradaban Islam itu menyebar. Karena selain mengambil setting di Semarang, kita juga mengambil lokasi di Negara Tiongkok yang disana ada
peradaban muslimnya,” tutur Chand Parwes Servia sebagai produser film. Selain cerita yang menarik, setting tempat dalam film ini juga menarik
karena diambil di tiga tempat wisata religi di Semarang. Sampoo Kong, Klenteng Tai Kak Sie dan Masjid Agung Jawa Tengah. Meskipun tidak
ditampilkan secara detail, tapi dikemas dengan menarik. Selain tiga wisata religi Semarang diatas. Film ini juga mengambil
setting beberapa lokasi di Semarang seperti FEB Undip, Masjid Baiturrahman dan Hotel Quest. Serta masjid Demak yang berada di luar Semarang.
Setting tempat wisata, Sampoo Kong dan Klenteng Tai Kak Sie yang berada di Semarang ini keduanya mempunyai hubungan dalam sejarah
Laksamana Ceng Ho yang pernah berlayar dan berlabuh di Semarang. Terakhir adalah Masjid Agung Jawa Tengah di daerah Gajah. Yang menjadi setting
penutup Film Kukejar Cinta ke Negeri Cina.
Gambar 4.3 : Fajar Bustomi Sutradara
Fajar Bustomi selaku sutradara menyampaikan bahwa ia memiliki niatan yang besar untuk mengangkat film bertemakan religi, hal tersebut ia
sampaikan dengan tujuan agar timbul nilai-nilai positif pada agama yang ia anut.
Pepatah Islam Kejarlah ilmu hingga ke negeri Cina rupanya juga berlaku dalam dunia percintaan, seperti judul film yang digarap Starvision
bersama sutradara Fajar Bustomi, yang berjudul Kukejar Cinta ke Negeri Cina. Film yang akan tayang 4 Desember 2014 di seluruh bioskop Indonesia,
bertema tentang Hablum Minallah dan Hablum Minnanas, mengangkat sisi cinta manusia kepada manusia dan cinta manusia kepada Allah, dengan
maksud menyampaikan pesan bahwa “‘Cintalah apapun dan siapapun karena Allah
.” Film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Ninit
Yunita, bercerita tentang cinta dan keimanan seseorang ketika dihadapkan dengan takdir yang sudah ditetapkan Allah SWT. Cinta memiliki kekuatan
yang mampu mengubah seseorang hingga sampai ke Cina, seperti ilmu, cinta pun akan dikejar.