20
program BK. Persepsi mereka bisa diperoleh melalui wawancara atau menyebarkan kuesioner.
2.2 Evaluasi Perencanaan Program Bimbingan
Konseling
Evaluasi program merupakan sebuah metode yang sistematik untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
memakai informasi untuk menjawab pertanyaan dasar mengenai sebuah program Wirawan, 2011. Evaluator
melakukan kegiatan evaluasi melalui prosedur atau tahapan tertentu dalam mengumpulkan data. Prosedur
atau tahapan dimulai dari menentukan tujuan evaluasi diikuti dengan memilih desain evaluasi, menentukan
instrumen dan teknik analisis evaluasi, dan diakhiri dengan melaporkan hasil evaluasi. Prosedur tersebut
dilakukan berurutan,
tidak dengan
cara bebas
menentukan tahap mana terlebih dahulu yang ingin dilakukan.
Evaluasi program Bimbingan Konseling BK merupakan sebuah proses pemberian penilaian terhadap
keberhargaan dan
keberhasilan program
BK yang
dilaksanakan melalui pengumpulan, pengolahan, dan analisis data yang akan dijadikan dasar untuk membuat
keputusan Badrujaman, 2011. Tujuan dilaksanakannya evaluasi program BK adalah untuk memperbaiki praktik
penyelenggaraan program BK dan untuk meningkatkan akuntabilitas program di mata stakeholder sekolah.
Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan program. Ketika kelebihan dan kekurangan
21
program dapat
terdeteksi, program
akan bisa
dikembangkan. Perbaikan dan pengembangan program akan meningkatkan kepercayaan stakeholder. Program
yang akuntabel dapat memberikan informasi yang memadai mengapa sebuah program dapat atau tidak dapat
dilaksanakan. Informasi akurat tersebut hanya bisa
disampaikan jika ada pelaksanaan evaluasi.
Berdasarkan pandangan mengenai evaluasi program dan perencanaan program BK, maka evaluasi perencanaan
program BK dapat disimpulkan sebagai sebuah kegiatan mengumpulkan
dan menganalisis
data mengenai
gambaran yang konkret dan detail tentang program BK yang ada sehingga informasi yang diperoleh dapat
digunakan untuk
membuat keputusan.
Sebelum perencanaan program BK dilaksanakan, harus ada
keterlibatan pihak lain selain guru BK yang memberikan penilaian, seperti kepala sekolah, guru dan staf.
Keterlibatan ini akan menjadikan program BK sebagai program yang familiar dan tidak hanya menjadi milik staf
BK karena pada pelaksanaannya, program BK akan melibatkan semua warga sekolah Gysbers Henderson,
2006.
2.3 Program Bimbingan Konseling Komprehensif