24
Seiring berjalannya waktu, entrepreneur mulai melakukan inovasi mengenai cara pemasaran yang mereka lakukan, dari cara tradisional menjadi
modern. Hal tersebut sesuai dengan penelitian dari Winardi 2008 yang menyatakan bahwa entrepreneur merupakan seorang innovator.
Pemasaran dengan cara-cara tradisional masih sering digunakan oleh entrepreneur batik di kota Semarang. Karena cara tersebut dianggap masih
sebagai cara pemasaran yang efektif, walaupun sudah mulai ada entrepreneur yang menggunakan pemasaran yang menggunakan teknologi. Pada dasarnya
tujuan mereka melakukan pemasaran adalah untuk meningkatkan penjualan produk entrepreneur
17
.
4. 4 Jaringan
Dalam menjalankan sebuah usaha, jaringan menjadi hal yang penting bagi seorang entrepreneur. Jaringan usaha merupakan proses membangun hubungan
saling menguntungkan dengan pengusaha lain, klien potensial dan pelanggan Hatch, 2000.
Entrepreneur batik di kota Semarang sendiri dalam menyediakan produknya lebih memilih kota Pekalongan sebagai pemasok utama untuk kelancaran usaha
mereka. Hal ini dikarenakan di kota Pekalongan memiliki pabrik yang khusus mencetak batik printing dan dapat memproduksi dalam kapasitas yang besar,
salah satunya yaitu PT. Unggul Jaya. Hal ini seperti yang dituturkan oleh WDY sebagai berikut :
“kan ada pabriknya di Pekalongan khusus buat printing, Unggul Jaya, sudah lama itu dari jaman papah saya juga sudah hubungan baik sama sana”
Untuk produk batik tulis dan cap di kota Pekalongan juga terdapat tenaga pengrajin atau pembatik yang cukup banyak, sehingga untuk membuat batik tulis
dan cap disana biaya masih relatif rendah. Hal itu berbeda dengan pengrajin atau pembatik di kota Semarang yang jumlahnya sedikit, sehingga biaya pembuatan
17
Lihat Winardi 2008
25
lebih tinggi. Oleh karena itu entrepreneur batik di kota Semarang lebih memilih membentuk jaringan usaha dengan pengusaha di kota Pekalongan. Seperti yang
dituturkan oleh CYD sebagai berikut :
“di Pekalongan itu enak, dari tukang gambar sampe nyetak buat cap atau tulis banyak, printing juga ada, s
emua di Pekalongan itu ada kalau batik, komplit”
Adapun cara yang dilakukan oleh entrepreneur untuk memulai jaringan dapat bermacam-macam, bisa dengan secara langsung mendatangi kota Pekalongan atau
dengan menggunakan relasi yang dimiliki oleh orang lain. Untuk cara memulai jaringan dengan mendatangi lokasi secara langsung dilakukan oleh entrepreneur
CYD, seperti yang dituturkan sebagai berikut :
“dulu waktu awal saya datag ke Pekalongan langsung buat milihi produk, tapi kalau sekarang saya pesen via telep
on saja”
Sedangkan untuk CHR, CHR pada awal mulanya memilih memanfaatkan jaringan bisnis orang tua, karena orang tua CHR juga merupakan entrepreneur
batik. Seperti yang diungkapkan CHR sebagai berikut :
“aku sih kalau jaringan milih Pekalongan karena disana komplit kan, trus juga karena orang tuaku kan sudah punya jaringan bisnis disana”
Pernyataan tersebut mendukung penelitian Budhiyanto 2009 yang menyatakan dalam pengelolaan bisnis keluarga, entrepreneur memanfaatkan
jaringan milik keluarga. Jaringan tersebut menjadi sumber daya yang penting bagi kelanjutan bisnis mereka.
Sedangan untuk YNC, pemilihan jaringan didasari oleh relasi pertemanan yang dimiliki dengan entrepreneur batik di kota Pekalongan yang merupakan
teman Gereja entrepreneur, seperti yang diungkapkan YNC sebagai berikut : “
kebetulan aku kan nda tau apa-apa tentang batik, trus aku ditawari sama temenku, aku lihat peluang’e bagus ya aku mau, apalagi waktu itu kan harus
sedia barang banyak di toko pertama kali, barangnya itu dikasi titip jual sama dia”
26
Entrepreneur juga harus dapat mempertahankan jaringan yang dimilikinya, salah satu cara untuk mempertahankan jaringan adalah dengan
mengandalkan modal sosial. Menurut Santosa 2007 modal sosial merupakan modal yang diciptakan untuk membangun kemitraan melalui nilai-nilai seperti
saling pengertian, kepercayaan dan budaya kerjasama. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diutarakan oleh WDY sebagai berikut :
“
membina hubungan bisnis yang sudah berjalan sama seperti kita menjalin relasi dengan teman, kita harus baik terhadap sama pemasok, kayak sering telepon,
ngasih ucapan di hari hari tertentu atau ketika sedang berada di kota Pekalongan ya mampir untuk bertemu
“ Hubungan baik yang terbina tersebut memberikan dampak positif bagi
bisnis entrepreneur, terutama bagi keberlangsungan usaha. Semakin lama modal sosial ditanamkan maka jaringan yang terbentuk akan semakin kuat, hal ini
mendukung penelitian Budhiyanto 2009 yang menyatakan bahwa modal sosial merupakan hasil investasi seseorang yang harus dijaga dan dirawat dari waktu ke
waktu, sehingga semakin lama usaha berdiri, maka akan semakin kuat jaringan usaha yang dimilikinya.
4. 5. 1 Hambatan Merintis dan Cara Mengatasi