BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Banyak usaha yang dijalankan oleh masyarakat dewasa ini berkaitan dengan peluang usaha yang sedikit yang disebabkan oleh sumber daya manusia
yang sangat terbatas dan pendirian tanpa izin usaha yang membuat masyarakat lebih leluasa untuk mendirikan usaha tersebut. Izin usaha sangatlah diperlukan
oleh masyarakat agar usaha yang didirikan tersebut legal. Tujuan utama suatu usaha didirikan untuk memenuhi kebutuhan manusia yaitu untuk mendapatkan
kebutuhan yang layak. Dengan adanya kebutuhan yang layak maka dimungkinkan suatu usaha dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya bahkan dapat
mengembangkan usahanya untuk lebih maju dan berkembang. Dan banyak masyarakat yang berusaha untuk mengembangkan usahanya agar mendapatkan
laba yang optimal. Untuk mendapatkan laba yang optimal tersebut, maka volume penjualan harus lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Perusahaan manufaktur maupun jasa pada umumnya mempunyai tujuan untuk memperoleh laba yang maksimal dengan melakukan proses manajemen
yang baik, efektif, dan efisien dan memanfaatkan peran manajer melalui proses perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan
informasi yang berkaitan dengan biaya dalam organisasi. Berdasarkan fungsi pokok perusahaan, biaya digolongkan ke dalam tiga biaya utama yaitu biaya
produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum Kautsar Riza Salman, 2013:27. Dari penggolongan biaya tersebut harus diketahui bahwa
perhitungan biaya produksi merupakan suatu hal penting dalam upaya merealisasi
Universitas Sumatera Utara
tujuan perusahaan. Penggolongan biaya berdasarkan hubungan dengan produk digolongkan menjadi dua biaya, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung
Baldric Siregar dkk, 2013:26. Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusur ke produk. Contoh biaya langsung adalah biaya bahan baku. Sedangkan biaya
tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat secara langsung ditelusur ke produk. Contoh biaya tidak langsung adalah sewa peralatan pabrik.
Metode pengumpulan biaya produksi yang diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan adalah Job Order Costing Method
Mardiasmo, 1994:27. Sedangkan untuk mencatat biaya-biaya yang timbul diperlukan adanya kartu-kartu biaya untuk masing-masing produk yang dikenal
dengan Job Order Cost Sheet Kartu Harga Pokok Pesanan. Kartu-kartu biaya ini merupakan catatan tambahan yang dikendalikan oleh perkiraan barang dalam
proses, yang harus ditangani secara cermat untuk menghindari kesalahan dalam menghitung harga pokok produksi.
Informasi dan pengumpulan biaya produksi yang benar akan sangat menentukan perhitungan harga pokok produksi yang benar. Kemudian dengan
perhitungan harga pokok produksi yang benar maka akan menghasilkan penetapan harga jual yang tepat pula. Namun jika pengumpulan biaya produksi
dan perhitungan harga pokok produksi kurang tepat, maka harga jual yang ditentukan pun bisa saja mengakibatkan perusahaan tidak mampu mengklaim laba
atau bahkan mengalami kerugian, selain itu juga dapat menyesatkan manajemen dalam pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelusuran yang telah dilakukan, ada beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang diteliti oleh
penulis diantaranya adalah: 1.
Widiyastuti 2007 dalam skripsinya berjudul Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Tas Wanita Studi Kasus UMKM Lifera Hand Bag
Collection, menyimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan masih sangat sederhana dan tidak sesuai dengan
teori. Biaya overhead pabrik tidak dialokasikan ke masing-masing produk secara rinci dan tidak disesuaikan dengan pemakaian biaya secara nyata,
melainkan hanya merupakan suatu estimasi biaya yang dianggarkan dalam kelompok biaya lain-lain. Selanjutnya dilakukan perhitungan harga pokok
produksi dengan metode Activity Based Costing ABC dan menghasilkan harga pokok produksi yang lebih besar daripada metode perhitungan yang
digunakan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya penggunaan sumber daya yang dilakukan dalam perhitungan ABC dibandingkan
dengan jika menggunakan metode perusahaan karena dalam metode ABC setiap aktivitas yang berhubungan dengan proses produksi dimasukkan
dalam perhitungan. Margin dari hasil penetapan harga jual yang diperoleh perusahaan berdasarkan metode perusahaan lebih besar daripada dengan
metode ABC. Walaupun dengan metode ABC margin yang diperoleh rendah daripada margin yang diperoleh perusahaan, namun dengan metode
ABC semua biaya produksi yang diperlukan dalam proses produksi sudah diperhitungkan sesuai dengan pemakaian biaya yang sebenarnya sehingga
menghasilkan harga pokok produksi yang akurat.
Universitas Sumatera Utara
2. Pudjiastusi 2003 meneliti tentang peranan Job Order Costing Method
dalam menetapkan Harga Pokok Produksi pada PT. Harost Irmi Bandung, perusahaan pembuat furniture berbahan rotan. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis biaya produksi, menghitung harga pokok produksi dan melihat peranan Job Order Costing dalam menetapkan harga pokok
produksi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan telah menerapkan metode harga pokok
berdasarkan pesanan Job Order Costing yang dilakukan dengan melakukan pemisahan biaya produksi menjadi biaya produksi langsung
yang terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung serta biaya produksi tidak langsung yang terdiri dari biaya-biaya selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Khusus untuk penetapan taksiran biaya overhead pabrik, perusahaan menetapkan berdasarkan pada
biaya yang dibebankan langsung pada pesanan yang dilihat dari perhitungan biaya tahun buku sebelumnya. Penentuan harga pokok setiap
pesanan dilakukan pada saat pesanan tersebut selesai dikerjakan. 3.
Indah Fitri 2012 meneliti tentang penerapan metode Full Costing dalam menetapkan harga produksi pada peternakan ayam UD. Family Poultry
Shop di Kabupaten Blitar. Hasil penelitian menyebutkan bahwa perhitungan harga pokok produksi perusahaan tidak memasukkan semua
komponen biaya produksi, sehingga laba yang diterima perusahaan setiap periode belum menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Peneliti
menghitung kembali harga pokok produksi menggunakan metode Full Costing dan ditemukan perbedaan yang signifikan antara perhitungan yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan perusahaan dibandingkan dengan perhitungan menggunakan Full Costing. Harga pokok produksi yang selama ini dibebankan oleh
perusahaan ternyata lebih rendah daripada perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode Full Costing. Analisis perhitungan harga
jual juga dilakukan dengan menggunakan metode return on asset dan margin laba 15. Hasilnya mengungkapkan bahwa harga jual yang selama
ini diterapkan perusahaan lebih rendah dari dari harga jual yang menggunakan metode return on asset.
4. Rully Kusmawardani 2013 meneliti tentang perhitungan harga pokok
produksi menggunakan metode job order costing method studi kasus pada UMKM CV.TRISTAR Aluminium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perusahaan menggunakan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan pesanan tapi terdapat kesalahan pada penentuan biaya bahan baku dan tarif
tenaga kerja langsung serta pembebanan biaya overhead. Selanjutnya dilakukan perhitungan harga pokok produksi metode Job Order Costing
dengan menggunakan rata-rata harga bahan baku, rata-rata tarif tenaga kerja langsung dan pembebanan biaya overhead aktual menggunakan cost
driver volume produksi. Hasil perhitungan menunjukkan perbedaaan yang signifikan dimana harga pokok produksi yang dihitung oleh perusahaan
lebih rendah dari harga pokok produksi menggunakan metode Job Order Costing. Perbedaaan harga pokok produksi tentunya mempengaruhi harga
jual dan laba rugi perusahaan dimana harga jual yang ditentukan dan laba yang diperoleh perusahaan terlalu rendah.
Universitas Sumatera Utara
5. Rica Marthasari 2013 meneliti tentang perhitungan biaya produksi
dengan metode full costing studi kasus ayam bakar kaki lima jalan dr.Mansyur III Padang Bulan Medan. Hasil penelitian diperoleh
kesimpulan bahwa metode tradisional dalam perhitungan biaya produksinya telah diketahui bahwa jika menggunakan bahan setengah jadi
total biaya produksi ayam bakar hariannya Rp. 643.433 adalah biaya produksi per satuan atau biaya produksi per paket ayam bakar adalah Rp.
15.000. Jika menggunakan bahan baku produksi sendiri total biaya produksi ayam bakar hariannya Rp. 472.353 adalah biaya produksi per
satuan atau biaya produksi per paket ayam bakar adalah Rp. 11.117. sedangkan perhitungan menggunakan metode full costing telah diketahui
bahwa jika menggunakan bahan setengah jadi total biaya produksi ayam bakar hariannya Rp. 965.244 adalah biaya produksi per satuan atau biaya
produksi per paket ayam bakar adalah Rp. 19.567. Jika menggunakan bahan baku produksi sendiri total biaya produksi ayam bakar hariannya
Rp. 795.046 adalah biaya produksi per satuan atau biaya produksi per paket ayam bakar adalah Rp. 16.573. Keuntungannya yang ditargetkan
Ayam Bakar Kaki Lima sebesar 20.
Universitas Sumatera Utara
Adapun perusahaan yang penulis teliti merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan produk jepara. UD. Delima Jaya
Perabot ini melakukan proses produksinya berdasarkan pesanan order. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Peranan Job Order Costing Method Dalam Menetapkan Harga Pokok Produksi Pada UD. Delima Jaya Perabot Medan”.
1.2 Rumusan Masalah