Manfaat Penelitian Bimbingan dan konseling kemasyarakatan terhadap stereotip narapidana narkoba di Rutan kelas I Medaeng Surabaya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dapat di kategorikan. Stereotip merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat. Namun, stereotip dapat berupa prasangka positif dan juga negatif, dan kadang-kadang dijadikan alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif. Sebagian beranganggapan dalam melakukan tindakan kriminalitas bahwa segala bentuk stereotip kepada narapidana bersifat negatif, dikarnakan tidak bisa dipercaya maupun tanggung jawab setelah narapidana keluar dari penjara. Stereotip jarang sekali akurat, biasanya hanya memiliki sedikit dasar yang benar, atau bahkan sepenuhnya di karang-karang. Berbagai disiplin ilmu memiliki pendapat yang berbeda mengenai asal mula stereotip: psikolog menekankan pada pengalaman dengan suatu kelompok, pola komunikasi tentang kelompok tersebut, dan konflik antarkelompok. Walaupun jarang sekali stereotip itu sepenuhnya akurat, namun beberapa penelitian statistik menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus stereotip sesuai dengan fakta terukur. 13 Sedangkan Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di lembaga permasyarakatan. Meskipun terpidana kehilangan kemerdekaannya, ada hak-hak narapidana yang tetap di lindungi dalam sistem pemasyarakatan Indonesia. 13 https:id.wikipedia.orgwikiStereotipe, diakses tanggal 13 oktober 2016 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Narapidana juga seorang manusia anggota masyarakat yang dip roses dalam lingkungan tempat tertentu dengan tujuan, metode dan sisitem kemasyarakatan, sehingga pada suatu saat napi itu akan kembali menjadi masyarakat yang baik dan taat kepada hukum. 14 Sedangkan pengertian terpidana itu sendiri adalah seseorang yang di pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Berdasarkan Pasal 14 ayat 1 undang- undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, bahwasanya narapidana yang mana berhak : 1 Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya. 2 Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani. 3 Mendapatkan pendidikan dan pengajaran. 4 Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak. 5 Menyampaikan keluhan. 6 Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang. 7 Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan. 8 Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum, atau orang tertentu lainnya. 9 Mendapatkan pengurangan masa pidana remisi. 10 Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga. 11 Mendapatkan pembebasan bersyarat. 12 Mendapatkan cuti menjelang bebas. 13 Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 15 14 Bambang Purnomo, Pelaksana Pidana Penjara dan Sistem Pemasyarakatan, Yogyakarta: Liberty, 1980. Hal. 180 15 http:hukum.unsrat.ac.iduuuu_12_95.htm di askes pada tanggal 12 januari 2017 pukul 14.51