Dan lain – lain. Riwayat diet terkait dengan kebiasaan asupan makanan dan
cairan pasien, jenis makanan yang dikonsumsi, mafsu makan, dan lain – lain.
6. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : kelemahan, tingkat kesadaran, tanda vital, dan lain – lain .
2. Keadaan kulit : kasar, kering, bersisik, kehilangan lemak pada subkutan, dan
lain – lain.
3. Keadaan kepala : rambut hipopigmentasi, mudah dicabut, sclera kuning,
hidung sering mimisan, gigi karies, dan lain – lain.
4. Keadaan dada : hipertensi, frekuensi napas cepat, dan lain lain.
5. Keadaan perut : permukaan perut, adanya garis vena, peristaltic usus,
pembesaran hati atau limfe, dan lain – lain.
6. Keadaan ekstremitas : edema, pergerakan lemah, penurunan lingkar lengan,
dan massa otot menurun. b.
Aspek psikologis Perlu dikaji mengenai persepsi pasien tentang diet, postur tubuhnya, konsep diri
yang terkait dengan bentuk tubuh, respons terhadap stress apakah banyak makan atau malas makan?, dan lain
– lain. c.
Aspek sosiokultural Adakah kultur?, nilai
– nilai yang dianut terhadap makanan?, praktik budaya yang terkait dengan makanan?, dan lain
– lain.
d. Aspek spiritual
Hal yang perlu dikaji misalnya adakah keyakinan yang dianut pasien terhadap makanan?, serta bagaimana keyakinan tersebut mempengaruhi kebutuhan
nutrisinya?, dan lain – lain Asmadi, 2008 .
2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan kognitif perawat dalam pengembangan daya berpikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan
pengetahuan, pengalaman, dan pengertian tentang subtansi ilmu keperawatan dan
Universitas Sumatera Utara
proses penyakit. Dalam melakukan analisa data diperlukan kemampuan menghubungkan data dengan penyebab berdasarkan konsep, teori dan prinsip
yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
keperawatan klien.
Fungsi dari analisa data adalah perawat dapat menginteprestasi data yang diperoleh dari klien maupun dari sumber lain, sehingga data yang diperoleh
memiliki makna dan arti dalam pengambilan keputusan untuk menentukan
masalah keperawatan dan kebutuhan klien.
Dasar pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang perawat dalam melakukan analisa data, antara lain: anatomi dan fisiologi sistem tubuh, patofisiologi
penyakit, farmakologi, ilmu perilaku, konsep manusia, konsep sehat-sakit, stress, adaptasi, etika keperawatan, tindakan dan prosedur keperawatan, serta konsep
teori keperawatan http:syehaceh.wordpress.com20100309tahap-pengkajian
.
Dalam melakukan analisa data, perawat harus memperhatikan langkah-langkah
sebagai berikut:
a Validasi kembali data, teliti kembali data yang terkumpul. b Identifikasi kesenjangan data.
c Susun kategorisasi data secara sistematis dan logis. d Identifikasi kemampuan dan keadaan yang menunjang askep klien.
eBuat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah penyebabnya. f Buat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan.
http:syehaceh.wordpress.com20100309tahap-pengkajian
.
3. Rumusan Masalah
Pengkajian keperawatan memungkinkan perawat untuk menentukan apakah terdapat masalah nutrisi yang actual atau potensial. Defisit dapat terjadi jika
Universitas Sumatera Utara
keseluruhan asupan oral menurun atau meningkat secara bermakna atau ketika satu atau lebih nutrient tidak diingesti, tidak semuanya didigesti, atau tidak semuanya
diabsorbsi. Diagnosa spesifik yang berhubungan dengan defisiensi nutrisi aktualn misalnya asupan yang tidak cukup. Diagnosa keperawatan juga dapat melibatkan
defisiensi nutrisi umum atau masalah yang menempatakn pasien pada risiko defisiensi nutrisi, seperti trauma oral, luka bakar, atau infeksi berat. Potter Perry
1999. Pernyataan diagnostik keperawatan berdasarkan pada karakteristik diagnostik
yang mendukung ada pada pengkajian data dasar. Selain itu, etiologi yang dicurigai dari diagnosis dinyatakan. Identifikasi penyebab individual lebih lanjut dari
pernyataan diagnostic keperawatan dan rencana asuhan keperawatan Potter Perry 1999.
Diagnose keperawatan yang dapat terjadi masalah kebutuhan nutrisi adalah : 1.
Kekurangan nutrisi, berhubungan dengan : a.
Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker
b. Disfagia akibat kelumpuhan serebral
c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat intoleransi laktosa
d. Penurunan nafsu makan
e. Seekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun
pengeluaran lainnya f.
Ketidakcukupan absorbs akibat efek samping obat atau lainnya g.
Kesulitan mengunyah Alimul, 2006.
4. Perencanaan