keluhan yang dirasakan sebanyak 67 orang 62,0 dan keluhan yang terlihat sebanyak 41 orang 38,0.
Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh nilai p 0,05 artinya, tidak ada perbedaan bermakna antara proporsi ukuran diameter kista berdasarkan keluhan.
Penelitian ini sejalan dengan Dumaris 2013, di RS Elisabeth Medan bahwa dari 58 penderita kista ovarium yang mengalami keluhan nyeri abdomen
bawah, proporsi ukuran diameter tertinggi adalah ≤6 cm yaitu sebanyak 60,3 dan terendah adalah ukuran 6 cm yaitu sebanyak 39,7.
5.13.7 Lama Rawatan Rata-rata Hari Berdasarkan Penatalaksanaan Medis
Proporsi penderita kista ovarium di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014- 2015 lama rawatan rata-rata hari berdasarkan keluhan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 5.24 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Hari Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Haji Medan Tahun 2014-2015
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 5.24 dapat dilihat bahwa dari 90 penderita kista ovarium, proporsi lama rawatan 7 hari berdasarkan penatalaksanaan medis
tertinggi adalah terapi pembedahan sebanyak 69 orang 76,7, terapi hormonal sebanyak 21 orang 23,3. Dari 36 penderita proporsi lama rawatan ≥7 hari
berdasarkan penatalaksanaan medis tertinggi adalah terapi pembedahan sebanyak 31 orang 86,1, terapi hormonal 5 orang 13,9.
Berdasarkan Uji Chi-Square diperoleh p 0,05, artinya tidak ada perbedaan bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan
medis.
5.13.8 Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi penderita kista ovarium di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014- 2015 penatalaksanaan medis berdasarkan keluhan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 5.25 Diagram Bar Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Haji
Medan Tahun 2014-2015
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 5.25 dapat dilihat bahwa dari 26 penderita kista ovarium dengan melakukan tindakan medis terapi hormonal, proporsi keadaan
sewaktu pulang penderita kista ovarium tertinggi adalah pulang berobat jalan sebanyak 25 orang 96,2, pulang atas permintaan sendiri sebanyak 1 orang
3,8 dan tidak ditemukan penderita kista ovarium pulang dengan keadaan meninggal. Dari 100 penderita kista ovarium yang melakukan tindakan
pembedahan atau operasi, proporsi keadaan sewaktu pulang penderita kista ovarium tertinggi adalah pulang berobat jalan sebanyak 98 orang 98,0, pulang
dengan keadaan meninggal sebanyak 2 orang 2,0, serta tidak ditemukan penderita kista ovarium dengan pulang atas permintaan sendiri.
Berdasarkan uji Exact Fisher diperoleh p 0,05 artinya tidak ada perbedaan bermakna antara proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan
sewaktu pulang. Pada penelitian ini penatalaksanaan terapi hormonal dan pembedahan berdasarkan keadaan sewaktu pulang tinggi pada pulang berobat
jalan, hal ini disebabkan penderita ingin menjalani perawatan sesuai dengan terapi yang diperoleh sampai dianjurkan untuk pulang atas berobat jalan maupun pulang
ada perbaikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan